Hafizh Arief
Abstrak
Prevalensi obesitas pada populasi dunia telah meningkat tiga kali lipat pada tahun 2016
dibandingkan dengan 40 tahun sebelumnya. Diestimasikan ada 650 juta orang dewasa dan 340 juta
anak dan remaja mengalami obesitas. Peningkatan ini terjadi baik pada pria maupun wanita. Data
Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan bahwa 8,8% anak berusia 5-12 tahun serta 15,4% orang
dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Angka obesitas dapat terus meningkat apabila tidak
diintervensi dengan benar. Obesitas merupakan masalah yang nyata. Kejadian obesitas dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit metabolik pada seseorang. Semakin lama seseorang berada
dalam status obesitas, maka semakin tinggi pula kemungkinannya untuk mengalami penyakit
metabolik. Obesitas berkaitan erat dengan peningkatan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular,
diabetes, kelainan muskuloskeletal, dan keganasan. Pencegahan obesitas harus dilakukan dari
permasalahan paling dasar. Hampir separuh anak usia sekolah yang mengalami obesitas akan
mengalami masalah yang sama pada saat dewasa. Oleh karenanya, fokus pencegahan dan
tatalaksana obesitas pada anak menjadi salah satu prioritas dalam menangani hal tersebut.
Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi jaringan lemak berlebih dalam tubuh yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Penyebab fundamental obesitas adalah ketidakseimbangan antara
jumlah kalori yang dikonsumsi dan kalori yang terpakai. Tatalaksana dan pencegahan obesitas
pada anak tidak terlepas dari metode skrining yang tepat. Skrining terhadap anak obesitas sangat
efektif dilakukan di fasilitas layanan kesehatan maupun sekolah. Skrining dapat dilakukan dengan
mengukur indeks massa tubuh (IMT) anak sesuai dengan bagan yang dikeluarkan oleh CDC.
Abstract
Obesity prevalence increase three times fold in 2016 than forty years ago. There are 650 million
adult and 340 million children and youth, are obesity. This phenomemon increase both of female an
male. Riskesdas research in 2013, there were 8,8% children 5-12 years and 15,4% adult in
Indonesia in obesity. Amount of obesity will increasingly year by year if the intervention not right.
Obesity is the real problem now. Obesity is one of risk factor to be metabolic syndrome in someone.
The longer in obesity, the higher will be metabolic syndrome. Obesity has related to increase
cardiovascular disease, diabetes, musculosceletat disorder and malignancy. The obesity’s
prevention would be take place from biggest problem. Almost half of obesity toddler will be in the
same problem when they’re adult. Because of that, prevention and treatment for obesity in children
one of our focus. Obesity is accumulation of fat on the body that has impact to healthy body. Prior
cause of obesity is imbalance of calory intake and calory output. The right screening will make a
good prevention and treatment. Screening held on primary healthcare or school. Body Mass Index
(BMI) is major point for children screening depend on CDC graphic.
34
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 1, NOVEMBER 2018
Jurnal Ilmiah Alumni Kedokteran
Peningkatan ini terjadi baik pada pria sesuai dengan bagan yang
maupun wanita.1 dikeluarkan oleh CDC.5
Data Riskesdas Tahun 2013
menunjukkan bahwa 8,8% anak Penilaian Obesitas pada Anak
berusia 5-12 tahun serta 15,4% orang 1. Mengukur berat badan anak
dewasa di Indonesia mengalami Pengukuran berat badan dan
obesitas.2 Angka obesitas dapat terus tinggi badan anak di atas 2 tahun
meningkat apabila tidak diintervensi dilakukan rutin setiap tahun. Hasil
dengan benar. pengukuran selanjutnya dinilai
Obesitas merupakan masalah menggunakan rumus IMT
yang nyata. Kejadian obesitas dapat berdasarkan nilai persentil
mengakibatkan terjadinya penyakit menggunakan bagan yang
metabolik pada seseorang. Semakin dikeluarkan oleh CDC. IMT di antara
lama seseorang berada dalam status 5-85 persentil dikategorikan sebagai
obesitas, maka semakin tinggi pula berat badan normal, 85-95 persentil
kemungkinannya untuk mengalami dikategorikan sebagai berat badan
penyakit metabolik.3 Obesitas lebih, serta >95 persentil
berkaitan erat dengan peningkatan dikategorikan obesitas. Perlu diingat
resiko terjadinya penyakit bahwa obesitas merupakan akumulasi
kardiovaskular, diabetes, kelainan lemak berlebih, sedangkan IMT dapat
muskuloskeletal, dan keganasan.1 dipengaruhi oleh perbedaan massa
Pencegahan obesitas harus otot seseorang. Walaupun begitu,
dilakukan dari permasalahan paling IMT yang lebih besar dari 95 persentil
dasar. Hampir separuh anak usia menurut usia dan jenis kelamin, besar
sekolah yang mengalami obesitas kemungkinannya disebabkan oleh
akan mengalami masalah yang sama akumulasi lemak yang berlebih.6
pada saat dewasa.4 Oleh karenanya,
fokus pencegahan dan tatalaksana 2. Diagnosis obesitas
obesitas pada anak menjadi salah satu Obesitas pada anak terjadi oleh
prioritas dalam menangani hal karena adanya hubungan yang terjadi
tersebut. antara faktor genetik dan lingkungan.
Obesitas didefinisikan sebagai Secara garis besar, obesitas
akumulasi jaringan lemak berlebih disebabkan oleh 4 kategori utama:
dalam tubuh yang dapat a. Genetik
mempengaruhi kesehatan. Penyebab Kelainan genetik sangat jarang
fundamental obesitas adalah terjadi dan menyebabkan obesitas
ketidakseimbangan antara jumlah pada anak. Walaupun begitu,
kalori yang dikonsumsi dan kalori pemeriksaan yang tepat dapat
yang terpakai.1 mengeksklusi kemungkinan adanya
Tatalaksana dan pencegahan kelainan genetik pada anak yang
obesitas pada anak tidak terlepas dari menyebabkan obesitas. Kelainan
metode skrining yang tepat. Skrining genetik yang dapat menyebabkan
terhadap anak obesitas sangat efektif obesitas pada anak antara lain
dilakukan di fasilitas layanan Sindrom Prader-Willi, Sindrom
kesehatan maupun sekolah. Skrining Bardet Biedl, Sindrom Alstrom, dan
dapat dilakukan dengan mengukur Sindrom Cohen.7 Kelainan genetik
indeks massa tubuh (IMT) anak yang ditemukan perlu diberitahukan
pada orang tua untuk memberi
35
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 1, NOVEMBER 2018
Jurnal Ilmiah Alumni Kedokteran
Mengapa Makan sesuai waktu, Makan lebih banyak Makan sangat banyak
atau saat lapar ketika stres atau cemas ketika stres atau cemas
36
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 1, NOVEMBER 2018
Jurnal Ilmiah Alumni Kedokteran
Bagaimana Makan untuk mendapat Merasa bersalah setelah Tidak dapat mengontrol
nutrisi, perasaan senang, makan, nafsu makan,
dan saat perayaan Berbohong tentang Melakukan kompensasi
jumlah asupan makanan dengan memuntahkan
makanan,
Mengkonsumsi pil diet,
atau olahraga berlebihan
37
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 1, NOVEMBER 2018
Jurnal Ilmiah Alumni Kedokteran
38
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 1, NOVEMBER 2018
Jurnal Ilmiah Alumni Kedokteran
39