Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Serealia merupakan bahan pangan yang berasal dari golongan tanaman padi-
padian yang ditanam untuk diambil biji/bulirnya. Jenis serealia yang umum dijumpai
di Indonsesia adalah beras, jagung dan gandum, sedangkan di negara lain terdapat
jenis serealia seperti oat, barley rye, dan millet. Kandungan gizi dalam serealia sangat
bervariasi tergantung jenisnya. Kandungan gizi paling banyak yang dimiliki serealia
adalah karbohidrat dan sisanya merupakan protein, vitamin B, sedikit asam amino
esensial, dan kalsium rendah. Umumnya serealia memiliki daya simpan yang lebih
panjang jika dibandingkan dengan sayur atau buah-buahan. Hal tersebut dikarenakan
kadar air yang tekandung dalam serelia jauh lebih sedikit. (Setiasih dkk., 2018)
Kegiatan panen (memetik, memungut, mengambil, memerah, dan sebagainya)
sampai diperoleh hasil yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung
disebut kegiatan pascapanen. Penanganan merupakan kegiatan yang lebih bersifat
memindahkan hasil panen dan sedikit perubahan sifat fisis dan kimiawi, sementara
pengamanan merupakan kegiatan yang lebih bersifat statis, sedangkan pengolahan
merupakan kegiatan yang lebih mengubah sifat fisis dan kimiawi komoditas.
(Wijandi, 1993)
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai
tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat
disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau
tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan
pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary
processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai
panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan
berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau
penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi.
Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil
tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama
(pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan
lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan industri.
(Mutiarawati, 2014)
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi
baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku
pengolahan/Hasil pertanian yang apabila selesai dipanen tidak ditangani dengan baik
akan segera rusak kerusakan terjadi Apa akibat pengaruh fisik kimiawi mikrobiologi
dan fisiologis. Menurut Hotton (1996), walaupun perubahan pada awalnya
menguntungkan yaitu terjadi perubahan warna, rasa, dan aroma tapi jika perubahan
ini terus berlanjut dan tidak dikendalikan, maka pada akhirnya akan merugikan
karena bahan akan rusak atau busuk dan tidak dapat dimanfaatkan.
Kehilangan dapat terjadi secara alamiah setelah dipanen akibat aktivitas
berbagai jenis enzim yang menyebabkan penurunan nilai ekonomi dan gizi.
Kerusakan hortikultura dapat dipercepat bila penanganan selama panen atau sesudah
panen kurang baik. Sebagai contoh, komoditi mengalami luka memar, tergores, atau
tercabik atau juga oleh penyebab pertumbuhan mikroba. Pentingnya penanganan
pasca panen yang dapat menghambat proses pengrusakan bahan antara lain melalui
pengawetan, penyimpanan terkontrol, dan pendinginan. Teknologi Pasca Panen juga
mencangkup pembuatan bahan baku, kering, dan bahan dalam kaleng (Bourne,1999).

DAFTAR PUSTAKA
Setiasih, Imas Siti., Mohamad Djali, dan Heni Radiani Arifin. 2018. Penanganan
Pascapanen Nabati dan Hewani. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran. Jatinangor.

Mutiarawati, Tino. 2014. Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian


Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Bourne, K.Z., N. Bourne, S.F. Reising, and L.R. Stanberry. 1999. Plant product as
topical icrobicide candidates: assesment of in vitro and in vivo activity against herpes
virus type-2. Antiviral Research 42 (3): 219-226.

Hotton. 1996. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. FMIPA UNY.


Yogyakarta.
Wijandi, Soesarsono. 1993. Penanganan Pascapanen. Bahan Kuliah (Diktat)
Penanganan Pasca Panen. Bogor: Program Studi PGKP FATETA IPB.

Anda mungkin juga menyukai