Laporan Praktikum Sayur Buah
Laporan Praktikum Sayur Buah
240210170014
Kelompok 4
buah tetapi tidak menusuk kulit buah. Pencet tombol mulainya tusukan. Baca
jauhnya skala penanda bergeser dari angka nol. Kemudian lakukan pengukuran
pada beberapa tempat (ujung, tengah dan pangkal buah) untuk mendapatkan nilai
rataan kekerasan buah.
Berdasarkan pengamatan, didapatkan hasil pengujian kematangan pada
tomat dan pisang sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Tingkat Kematangan
Organoleptik
Kekerasan
Sampel Gambar
Warna Tekstur Aroma Rata-
4 Titik
rata
Atas :
0.55
Keras ada Bawah
Tomat Hijau bagian Khas : 0.35
1 kekuningan yang tomat Kanan : 0.450
lembek 0.55
Kiri :
0.35
Atas :
1.05
Hijau Bawah
Tomat kekuningan, Khas : 0.45
Keras+ 0.563
2 sedikit tomat + Kanan :
oranye 0.35
Kiri :
0.4
Atas :
0.4
Bawah
Tomat Khas : 0.55
Oranye Keras 0.475
3 tomat ++ Kanan :
0.65
Kiri :
0.3
Atas :
1.15
Bawah
Hijau Khas
Pisang : 0.95
bercak Keras pisang 0.9375
1 Kanan :
hitam (mentah)
0.95
Kiri :
0.7
Atas :
Hijau
Pisang Khas 1.15
bercak Lembek 0.8875
2 pisang + Bawah
hitam+
: 0.85
Nurisa Fadillah Isnaeni
240210170014
Kelompok 4
Organoleptik
Kekerasan
Sampel Gambar
Warna Tekstur Aroma Rata-
4 Titik
rata
Kanan :
0.6
Kiri :
0.95
Atas :
0.1
Bawah
Kuning
Pisang Khas : 0.3
bercak Lembek+ 0.25
3 pisang++ Kanan :
hitam++
0.3
Kiri :
0.3
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Berdasarkan table 1, dapat dilihat bahwa tomat 1, 2, dan 3 memiliki tingkat
kematangan yang dapat dilihat dari aroma, tekstur, warna, dan kekerasan. Menurut
warna, tomat 1 merupakan tomat belum matang karena masing hijau, tomat 2
merupakan tomat menuju matang karena sudah berwarna hijau dan oranye, tomat 3
merupakan tomat matang karena sudah berwarna merah. Hal tersebut sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa selama proses pematangan warna kulit akan
mengalami perubahan dari hijau gelap menjadi berwarna kuning/merah (Santoso,
1995). Perubahan warna terjadi karena klorofil mengalami degradasi disertai
menurunnya konsentrasi klorofil.
Berdasarkan tekstur, urutan tomat dari belum matang sampai matang adalah
tomat 1 (keras), tomat 2(keras+), dan tomat 3 (keras). Perubahan tekstur yang
terjadi yaitu menurun kekerasannya. Selama proses pematangan buah akan semakin
lunak dan kadar bahan-bahan pectin meningkat. Hal ini dikarenakan pelarutan
pectin mempengaruhi sifat-sifat fisik dinding sel yang berdampak pada integrasi
struktural buah (Winarno, 2001). Aroma tomat meningkat dari tomat 1 ke tomat 3
menunjukkan bahwa tomat 3 merupakan bentuk tomat yang matang. Aroma tomat
menjadi semakin kuat selama pematangan karena terjadinya pembentukan senyawa
volatile pada tomat.
Berdasarkan tingkat kekerasan, tomat nomor 2 merupakan tomat yang
paling keras sedangkan tomat 1 dan 3 memiliki kekerasan di bawah tomat 2. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tomat 2 merupaka tomat yang belum matang,
Nurisa Fadillah Isnaeni
240210170014
Kelompok 4
pangan disebut juga dengan kadar gula total, karena kualitas rasa manis dari buah
diukur dengan pengukuran total padatan terlarut, karena gula merupakan komponen
utama dari total padatan terlarut itu sendiri. Pengujian TPT dilakukan menggunakan
refraktometer.
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut berdasarkan indeks biasnya. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Bahan
mentimun dan tomat dipotong kemudian bahan yang sudah dipotong dihancurkan
menggunakan alu dan mortar. Setelah itu ekstrak air dari bahan diambil
menggunakan pipet tetes, selanjutnya diteteskan pada refraktometer. Lalu angka
yang ditunjukan oleh refraktometer dicatat. Angka pada refractometer
menggunakan satuan brix. Brix adalah jumlah zat padat semu yang larut (dalam gr)
setiap 100 gr larutan.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapat hasil pengujian total
padatan pada mentimun dan tomat sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengujian Total Padatan
Sampel Brix Rata-rata Gambar
0,9
Mentimun 0,7
0,5
1,7
Tomat 1,8
1,9
banyak Total Padatan Terlarut pada buah semakin banyak gula yang terlarut
didalamnya, dan sebaliknya semakin sedikit total padatan terlarut maka semakin
sedikit pula gula yang terlarut didalamnya ((Pantastico, 1989). Faktor umur dan
kematangan buah sangat mempengaruhi kadar TPT. Setelah pemasakan,
kandungan gula akan meningkat akibat adanya konversi pati menjadi gula dengan
bantuan amilase dan fosforilase.
4.3 Penyimpanan Buah dan Sayur
Sayur dan buah setelah dipanen akan mengalami penurunan kualitas setelah
beberapa waktu. Adanya penurunan kualitas setelah panen dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain yaitu kehilangan kesegaran akibat luka-luka yang terjadi
karena cara panen yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan adanya pertumbuhan
jamur, pecah, lecet, memar, dan lain-lain. Selain cara panen yang keliru, kualitas
hasil panen juga dapat menurun karena temperatur yang tinggi dan rendah. Maka
dari itu dilakukan penyimpanan sayur dan buah dengan perlakuan suhu ruang, suhu
rendah, dan kemasan yang berbeda-beda.
Kemasan yang digunakan yaitu plastic PE dan cling wrap. Plastik PE yang
digunakan ada yang dilubangi dan ada yang tidak. Tujuan plastic dilubangi adalah
untuk membandingkan perngaruh kekedapan udara terhadap daya simpat sayur dan
buah. Polietena (PE) ialah plastik yang paling banyak di produksi untuk berbagai
keperluan. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya yang baik,
maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi banyak digunakan unttuk
mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik
sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik
(Sacharow dan Griffin, 1980).
V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur
ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap).
Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat
bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. Sehingga cling wrap
memiliki kerapatan yang tinggi.
4.3.1 Tomat
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tomat (Suhu Ruang)
Nurisa Fadillah Isnaeni
240210170014
Kelompok 4
Tomat
Agak Khas
(Plastik PE 0.110 Merah
lunak tomat
dilubangi)
Chiling injury pada bahan pertanian biasanya terjadi selama buah disimpan dalam
suhu dingin. Namun berbagai komoditas pertanian tersebut memiliki batas bawah
suhu dingin yang berbeda-beda tiap komoditasnya. Kepekaan yang berbeda
tersebut dimungkinkan akan memberikan daya tahan dinding sel yang berbeda tiap
komoditasnya terhadap kondisi dingin selama penyimpanan. Selama penyimpanan,
apabila komoditas disimpan pada ruangan yang memiliki suhu rendah di bawah
batas minimal suhu rendah dari komoditas tersebut, maka komoditas pertanian
tersebut akan mulai mengalami kerusakan yang dicirikan dengan timbulnya gejala-
gejala seperti yang disebutkan diatas.
Kemasan cling wrap dan plastic PE terutup pada suhu ruang juga membuat
tomat menjadi lebih cepat turun kualitasnya dibandingkan dengan plastic PE
dilubangi. Hal tersebut dikarenakan kerapatan pada plastic mempengaruhi tomat.
Apabila di suhu ruang dengan kemasan plastic tertutup, proses transpirasi pada
permukaan tomat akan semakin banyak sehingga kondisi dalam kemasan menjadi
basah lalu mengakibatkan tomat menjadi semakin lunak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kemasan terbaik untuk tomat pada suhu ruang dan suhu dingin
adalah dengan plastic PE dilubangi.
4.3.2 Pisang
Tabel 5. Hasil Pengamatan Buah Pisang (Suhu Ruang)
Hari Perlakuan Berat Warna Tekstur Aroma Gambar
(gr)
Pisang (cling 0,062 Hijau Keras Pisang
wrap) sedikit mentah
kuning
Pisang 0,062 Hijau Keras Pisang
0 (plastik PE) sedikit mentah
kuning
Pisang 0,060 Hijau Keras Pisang
(plastik PE sedikit mentah
dilubangi) kuning
Pisang (cling 0,062 Hijau Keras Pisang
wrap) sedikit
kuning+
Pisang 0,062 Hijau Keras Pisang
1 (plastik PE) sedikit
kuning+
Pisang 0,058 Hijau Keras Pisang
(plastik PE sedikit
dilubangi) kuning++
Nurisa Fadillah Isnaeni
240210170014
Kelompok 4
Hijau++,
Pisang Pisang
0,118 bercak Keras++
(Cling Wrap) mentah
coklat+
Kuning
Pisang kehijauan
0 0,084 Lunak Pisang
(Plastik PE) +++, bercak
coklat++
Kuning
Pisang
kehijauan,
(Plastik PE 0,078 Keras Pisang
bercak
dilubangi)
coklat
Hijau++,
Pisang Pisang
0,116 bercak Keras++
(Cling Wrap) mentah
coklat+
Kuning
Pisang kehijauan
1 0,084 Lunak+ Pisang
(Plastik PE) +++, bercak
coklat++
Pisang Kuning,
Agak
(Plastik PE 0,076 bercak Pisang
lunak
dilubangi) coklat
Hijau+,
Pisang Pisang
0,112 bercak Keras+
(Cling Wrap) mentah
coklat++
Kuning
2 Pisang kehijauan
0,084 Lunak++ Pisang++
(Plastik PE) +, bercak
coklat++++
Pisang Kuning,
(Plastik PE 0,076 bercak Lunak Pisang
dilubangi) coklat+
Nurisa Fadillah Isnaeni
240210170014
Kelompok 4
Kuning,
bercak Pisang
Pisang
3 0,084 coklat++++ Lunak+++ matang+
(Plastik PE)
+
Kuning,
Pisang bercak
Pisang
(Plastik PE 0,074 coklat++ Lunak+
matang+
dilubangi)
Hijau+,
Pisang Pisang
0,110 bercak Keras+
(Cling Wrap) matang
coklat++
Kuning,
Pisang
Pisang bercak Lunak++
4 0,084 matang+
(Plastik PE) coklat++++ ++
++
+
Pisang Kuning,
Pisang
(Plastik PE 0,074 bercak Lunak+
matang+
dilubangi) coklat++
Hijau
Pisang
0,108 kecoklatan Keras Pisang
(Cling Wrap)
+
Pisang
Pisang Lunak++
5 0,084 Coklat++ matang
(Plastik PE) ++
++++
Pisang Kuning
(Plastik PE 0,073 kecoklatan Lunak++ Pisang++
dilubangi) ++
4.3.4 Mentimun
Tabel 9. Hasil Pengamatan Timun Suhu Refrigerasi
4.3.5 Cabai
Tabel 11. Hasil Pengamatan Penyimpanan Cabai Suhu Ruang
Berat Organoleptik
Perlakuan Hari
(gr) Warna Tekstur Aroma Gambar
Berat Organoleptik
Perlakuan Hari
(gr) Warna Tekstur Aroma Gambar
Merah Khas -
1 0.026 Keras
cerah cabai
Lunak
pada Sedikit
4 0.024 Merah
bagian busuk
atas
Lunak -
pada
bagian Sedikit
5 0.022 Merah
atas busuk
sampai
tengah
Lunak
6 0.020 Merah Busuk
seluruhnya
Merah Khas
0 0,026 Keras
cerah cabai
Merah Khas -
1 0.026 Keras+
cerah cabai+
Merah
Khas
4 0.026 sedikit Keras
cabai
Plastik PE tua
Merah -
Khas
5 0.026 sedikit Keras
cabai
tua
Khas
cabai,
Merah
6 0.026 Keras sedikit
tua
berbau
busuk
Nurisa Fadillah Isnaeni
240210170014
Kelompok 4
Berat Organoleptik
Perlakuan Hari
(gr) Warna Tekstur Aroma Gambar
Khas
Merah
7 0.025 Lunak+ cabai,
cerah
busuk++
Merah Khas
0 0,028 Keras
cerah cabai
Merah Khas -
1 0.028 Keras
cerah cabai++
Lunak dari
Plastik PE Merah
atas Sedikit
berlubang 4 0.026 sedikit
sampai busuk
layu
tengah
Merah Lunak
5 0.024 Busuk
layu seluruhnya
5.2 Saran
Percobaan yang dilakukan lebih memperhatikan potensi kontaminasi dari
lingkungan sekitar, terutama saat melakukan penimbangan. Kontaminasi
mikroba dapat menyebabkan penurunan kualiatas pada buah dan sayur.
Nurisa Fadillah Isnaeni
240210170014
Kelompok 4
DAFTAR PUSTAKA
Apriliyan, D.B., Luthfi, M. & Yulianingsih, R. (2015). Analisa Pengaruh Massa
dan Air Terhadap Proses Pemblenderan Pada Uji Kelayakan Pembuatan Saus
Buah Paprika (Capsicum annuum). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem. Vol. 3 No. 2.
Fellows, P. ( 1990 ). Food Processing and Practice. Ellis Horwood Limited. England
Indarto. 2017. Deteksi Kematangan Buah Pisang Berdasarkan Fitur Warna Citra
Kulit Pisang Menggunakan Metode Transformasi Ruang Warna His
Sacharow. S. and R.C. Griffin. 1980. Principles of Food Packaging. The AVI
Publishing. Co. Inc., Westport Connecticut.
Wills, R.B.H., McGlasson, B., Graham, D., and Joice, D. 1998. Postharvest, An
Introduction to the Physiology and Handling of Fruit, Vegetables and
Ornamentals. 4th Ed. The Univ. of New South Wales, Sydney. 22pp.