Anda di halaman 1dari 2

No.

Jenis Buah Perlakuan Hasil Percobaan Jumlah


Warna Waktu
Deterjen Putih Lambat +
Carica papaya bubuk
1. Pepaya Deterjen cair Putih Cepat +++
Deterjen Putih Sedang +
krim
Deterjen Putih Cepat +++
Solanum licopersilum bubuk
2. Tomat Deterjen cair Putih Lambat +
Deterjen Putih Sedang ++
krim

Praktikum isolasi DNA dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam buah
dan jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang
digunakan dalam proses isolasi DNA ini adalah buah Solanum licopersilum tomat dan Carica
papaya pepaya. Sedangkan jenis deterjen yang dipakai adalah deterjen bubuk, deterjen cair
dan deterjen krim. Sumber DNA yang berupa buah diblender dalam waktu 40 detik.
Pemblenderan ini bertujuan untuk merusak membran sel, dinding sel dan membran inti
sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke larutan. Akan tetapi lama pemblenderan
hanya dibatasi 40 detik karena jika terlalu lama dikhawatirkan molekul DNA akan ikut
hancur. Setelah diblender, ekstrak buah ditambah garam dapur dan disaring 2 kali serta
ditambahkan etanol. Penambahan garam dan penyaringan serta penambahan etanol bertujuan
untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari larutan sehingga benang-benang
DNA tersebut akan mudah diamati.
Setelah dilakukan proses pengisolasian DNA, didapatkan data bahwa pada
penggunaan buah tomat sebagai sumber DNA, DNA yang berhasil diisolasi paling banyak
ditemukan pada filtrat yang berisi larutan deterjen bubuk. Sedangkan pada filtrat yang berisi
larutan deterjen krim, DNA yang didapatkan cukup banyak tetapi masih lebih sedikit jika
dibandingkan dengan perlakuan sebelumnya. Pada filtrat yang berisi larutan deterjen cair
DNA yang didapatkan cukup sedikit. Sedangkan waktu pembentukan DNA pada masing-
masing perlakuan bervariasi. Untuk sumber DNA buah tomat, DNA paling cepat terbentuk
pada larutan deterjen bubuk. Waktu paling lama yang dibutuhkan untuk mengisolasi DNA
adalah pada larutan deterjen cair.
Pada penggunaan sumber DNA buah pepaya, DNA didapatkan paling banyak pada
larutan deterjen cair, sedangkan DNA yang sedikit ditemukan adalah pada larutan deterjen
bubuk. Waktu pembentukan DNA pada masing-masing larutan jelas berbeda. Untuk larutan
deterjen cair, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk membentuk DNA lebih cepat,
sedangkan pada larutan deterjen krim waktu rata-rata yang dibutuhkan sedang dibandingkan
dengan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisolasi DNA pada larutan deterjen bubuk
cukup lama. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk membentuk DNA tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata.
Jika dilihat secara keseluruhan, semua sumber DNA mampu menghasilkan DNA
dengan cukup baik. Untuk masing-masing sumber DNA, jenis deterjen yang digunakan
mempengaruhi banyaknya DNA yang dihasilkan dan waktu pembentukannya pun bervariasi.
Bentuk DNA yang dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah bentuk benang dengan warna
secara umum adalah putih. Adanya hasil warna dan perbedaan lama waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan DNA dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain karena masing-masing
deterjen dan sumber DNA memiliki kemampuan yang berbeda-beda, perbedaan waktu ini
juga disebabkan oleh kurang telitian praktikan dalam mengamati DNA yang
terbentuk. Dari data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa buah yang memiliki kadar
air paling rendah dapat terbentuk jumlah DNA yang paling banyak dan paling bagus.
Semakin sedikit air yang terkandung dalam buah maka DNA yang akan terpresipitasi
akan semakin sedikit. DNA yang dihasilkan dari percobaan ini bukan DNA murni karena
sumber DNA yang digunakan berasal dari serat buah yang disaring, sehingga yang dihasilkan
pada percobaan ini bukanlah supernatan melainkan hanya endapan putih.

Anda mungkin juga menyukai