LAPORAN PRAKTIKUM
Genetika 1
Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019
A. Judul
Isolasi sederhana DNA pada buah
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengisolasikan DNA dengan menggunakan sumber buah?
2. Deterjen mana yang paling sedikit menghasilkan DNA?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh jenis deterjen terhadap hasil isolasi DNA pada buah
2. Mengetahui pengaruh jenis deterjen terhadap kecepatan waktu pembentukan
DNA pada proses isolasi DNA dan mengetahui pengaruh jenis buah terhadap
hasil isolasi DNA
D. Dasar Teori
DNA (Deoxyribonucleic acid) adalah senyawa kimia yang paling penting
dalam makhluk hidup. DNA adalah senyawa yang mengandung informasi genertik
makhluk hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Keseluruhan DNA dalam
suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen yang fungsional
maupun non-fungsional dalam sel organisme (Suryo, 2004).
DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang
tersusun helix ganda (double helix), yang basa nitrogen dan kedua “benang”
polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen
dan antara nukleotida yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfar.
DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk hidup dan disebut sebagai “cetak biru
kehidupan” karena molekul ini berperan penting sebagai pembawa informasi hereditas
yang menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain (Agus dan
Sjafaraenan, 2014).
Isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Ini bertujuan untuk
memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus
dilakukan hati-hati, supaya tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk
mengeluarkan DNA dari sel, dilakukan dengan memecahkan dinidng sel, membran
plasma, dan membran inti dengan cara mekanik maupun kimiawi. Cara mekanik
dilakukan dengan memblender atau menggerus menggunakan mortar dan pistil. Cara
kimiawi dengan pemberian sesuatu yang dapat merusak membran sel dan membran
inti, misalnya deterjen.
Menurut Machmud (2006) dilakuan penambahan deterjen dalam isolasi DNA karena
dapat merusak membran se melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik
deterjen dengan protein dan lemak pada membran membentuk senyawa lipid protein-
deterjen kompleks. Senyawa itu dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki
ujung hidrofobik dan hidrofilik, begitu juga dengan deterjen, sehingga dapat
membentuk suatu ikatan kimia.
E. Alat dan Bahan
Alat :
a. Timbangan
b. Corong (6 buah)
c. Kaca pengaduk (4 buah)
d. Pisau
e. Blender
f. Tabung reaksi(12 buah)
g. Beaker glass 500 mL (12 buah)
h. Gelas ukur 50 mL (4 buah)
i. Spatula(4 buah)
j. Rak tabung(4 buah)
k. Lap meja atau serbet(4 buah)
l. Saringan teh (6 buah)
m. Pipet tetes(4 buah)
Bahan :
a. Buah semangka, melon, dan jeruk(@200 gram)
b. Aquades(700 mL)
c. NaCl (garam dapur)(1 bungkus)
d. Detergen bubuk, cair, dan krim(@1 bungkus)
e. Alkohol dingin 96%(70 mL)
f. Kertas saring(12 lembar)
g. Kertas tissue(1 pack)
h. Kertas label(1 pack)
F. Langkah Kerja
Diambil 200 gram daging buah dan ditambah dengan 200 mL air,
kemudian diblender hingga halus. Perlakuan ini dilakukan pada
semangka dan melon saja karena untuk jeruk sari buahnya diambil
dengan cara diperas.
Setiap jus buah disaring hingga tidak ada ampas yang tertinggal.
Ditambahkan NaCl dan detergen (bubuk, krim, dan cair) yang telah
disediakan.
15 menit 35
1. Jeruk deterjen cair ++ detik Kapas
12 menit 50
deterjen krim + detik Kapas
14 menit 17
deterjen bubuk + detik Kapas
5 menit 39
2. Melon deterjen cair ++ detik Kapas
11 menit 54
deterjen krim + detik Kabut
7 menit 36
deterjen bubuk + detik Kapas
7 menit 2
3. Semangka deterjen cair detik Kabut
+ : cukup tebal
+++ : tebal
Pada ekstrak buah melon yang diisolasi DNA nya terbentuk kapas yang terlihat pada
pemberian detergen cair dan bubuk, namun pada pemberian detergen krim struktur DNA nya
berbentuk seperti kabut. Waktu yang paling cepat dalam mengisolasi DNA adalah pada
pemberian detergen cair, yaitu selama 5 menit 39 detik, kemudian disusul dengan waktu 7
menit 36 detik pada pemberian detergen bubuk, yang terakhir dan terlama yaitu saat
pemberian detergen krim selama 11 menit 54 detik. Kuantitasnya sendiri yang paling banyak
dimiliki oleh ekstrak buah melon yang diberikan detergen cair sebesar ++ (lebih banyak
jumlah kapasnya), sedangkan kuantitas dari pemberian detergen cair dan bubuk sama, yaitu +
(banyak).
Terakhir yaitu isolasi DNA pada buah semangka hasilnya menunjukkan bentukan
seperti kabut pada pemberian detergen baik cair, bubuk maupun krim. Waktu yang diperlukan
untuk mengisolasi DNA tercepat pada pemberian detergen krim selama 4 menit, kemudian
dilanjutkan dengan pemberian detergen cair selama 7 menit 2 detik, dan waktu yang paling
lama yaitu pada pemberian detergen bubuk, selama 10 menit.
I. Pembahasan
Dilakukannya praktikum isolasi DNA ini untuk mengetahui pengaruh macam buah
dan jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Praktikum ini
menggunakan tiga jenis deterjen yaitu deterjen cair, krim, dan bubuk serta menggunakan tiga
jenis buah yang berbeda yaitu jeruk, melon, dan semangka. Menggunakan buah jeruk, melon,
dan semangka karena mengandung banyak air. Percobaan dilakukan dengan menambahkan
ketiga deterjen pada tiga jenis buah yang telah diblender untuk mengetahui buah dan jenis
detergen mana yang menghasilkan DNA paling bagus dan baik.
Menurut Harley (2005) prinsip isolasi DNA ada tiga yaitu pelisisan sel, ekstraksi dan
pemurnian. Pertama-tama yang dilakukan adalah menghancurkan sampel buah dengan cara
pemblenderan buah untuk melisis atau merusak dinding sel. Kemudian larutan tersebut
dimasukkan ke dalam larutan deterjen yang telah diberi garam. Pemberian garam tersebut
memiliki fungsi yang sama dengan SDS pada isolasi DNA genom sel darah putih, yaitu untuk
memberikan kondisi ionik, sehingga reaksi berjalan lebih stabil. Garam juga dapat digunakan
untuk melarutkan DNA, karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk
ikatan dengan kutub negatif fosfat DNA. Kutub ini dapat menyebabkan molekul-molekul
saling tolak menolak satu sama lain sehingga pada saat ikatan ion Na + terbentuk dengan
ikatan kutub negative fosfat DNA, maka DNA tersebut akan terkumpul (Jamilah, 2005).
Dapat disimpulkan bahwa garam dapat digunakan sebagai penghilang protein dan
karbohidrat, menjaga kestabilan pH lysing buffer, dan prosespemekatanDNA.
Penggunaan deterjen pada praktikum isolasi DNA ini berfungsi sebagai pelisis barrier
(penghalang) sel secara kimia sebagai pengganti senyawa kimia yang mampu merusak
dinding dan membran sel. Penambahan deterjen ini dilakukan karena deterjen dapat
menyebabkan rusaknya membran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik
deterjen dengan protein dan lemak pada membran membentuk senyawa ”lipid protein-
deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki
ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk
suatu ikatan kimia (Machmud, 2006). Menurut Jamilah (2005) detergen bisa menyebabkan
kerusakan membran sel dengan mengemulsi lipid dan protein sel serta menyela interaksi
polar yang menyatukan membran sel karena detergen mengandung disodium EDTA dan
lauryl sulfat yang memiliki fungsi yang sama dengan dodesil sulfat.
Tujuan pencampuran garam dan deterjen untuk memperbesar pergerakan partikel sel
dan detergen agar reaksi berlangsung cepat, sebab detergenadalah bahan yang dapat merusak
membran sel. Saar pengadukan harus dilakukan dengan hati hati agar tidak menimbulkan
buih. Buih menyebabkan penghambatan pada isolasi DNA. DNA menjadi sulit diamati
karena terhalangnya penyatuan DNA di daerah atas antara alkohol dengan campuran ekstrak
buah, detergent dan garam akibat adanya rongga udara yang ditimbukan oleh adanya buih.
NaCl yang digunakan pada penambahanekstrakbuahbertujuanuntukmelarutkanDNA,
karena ion Na+ yang dikandung oleh NaCl mampumemblokir (membentukikatan)
dengankutubnegatiffosfat DNA, yaitukutub yang dapatmenyebabkanmolekul-
molekulsalingtolakmenolaksatusama lain sehinggga pada saat ion
Na+membentukikatandengankutubnegatiffosfat DNA, DNA tersebutakanterkumpul.Jadi,
nampakbahwaselaindigunakanuntukmenghilangkan protein dan karbohidratdan
menjagakesetabilan pHlysing buffer, NaCl juga membantudalam proses pemekatanpresrpitasi
DNA (Albert, 1994).
Deterjenberfungsiuntukmelisiskanbarier (penghalang) selsecarakimia,
sebagaipenggantisenyawakimia yang mampumerusakdinding dan membran sel. Menurut
Albert (1994),konsentrasi DNA yang terpresipitasitergantungdaribeberapahal, antara lain
adalahkeenceransumber DNA yang digunakan dan suhualkohol. Semakinencerfiltrat, maka
DNA yang terpresipitasiakansemakinsedikit. Sementarasemakindinginalkohol, DNA yang
terpresipitasisemakinpekat. Pernyataantersebutmenyatakanalasanmengapaalkohol yang
ditambahkanharusdingin, karenasemakindinginalkohol, makakonsentrasi DNA yang
akanterikat oleh alkoholtersebutakansemakinpekatatautinggi. Kadar air juga
mempengaruhipresipitasi DNA, semakintinggikadar air yang
terkandungdalambuahmakasemakinrendah DNA yang akanterpresipitasi.
Berdasarkanpengamatan, didapatkanhasilbahwaisolasi DNAbuahjeruk, melon, dan
semangkakesemuanyamemilikihasilpositif. Hasil positifditunjukkandenganadanyakabutputih
yang terbentuk. Sebaliknya, hasilnegatifditunjukkandengantidakadanyakabutputih yang
terbentuk. Isolasi DNA dapatdilakukanmelaluitahapan-tahapanantara lain:preparasiekstraksel,
pemurnian DNA dariekstrsksel dan presipitasiDNA.Meskipunisolasi DNA
dapatdilakukandenganberbagaicara, akantetapipada
setiapjenisataubagiantanamandapatmemberikanhasil yangberbeda,
halinidikarenakanadanyasenyawapolifenol dan polisakaridadalamkonsentrasitinggi yang
dapatmenghambatpemurnian DNA. Jikaisolasi DNA dilakukandengansampelbuah,
makakadar air pada masing-masingbuahberbeda, dapatmemberihasil yang berbeda-beda
pula(Campbell, 2002).
Dari hasilisolasi DNA yang dilakukan,
diketahuibahwajenisdetergenberpenuhterhadaphasilisolasi DNA dan
jenisdetergentertentumemberikanpengaruh paling baikterhadapjenisbuahtertentu pula
dengankadar air berbeda. Perbedaandetergendalammempengaruhitingkatpemunculan DNA
dalmisolasi DNA inidisebabkankarenakandungandetergentersebutberbeda, misalnya lauryl
sulfat yang dapatberfungsisamadengandodesilsulfat dan disodium EDTA,
sertakandunganzatpewarna dan zataktifpemutih yang
biasanyaadadalamdetergen.MenurutJamilah (2005) menyatakanbahwa semakin encer filtrat,
maka DNA yang terpresipitasi akan semakin sedikit.Dalam proses pembuatansumber DNA
untukisolasi DNA, hendaknyajanganterlaluencer, karenasemakinencersumber DNA, DNA
yang terpresipitasiakansemakinsedikitkerenasel yang lisis di dalam air
tentulebihsedikitjikadibandingkandengansumber DNA yang lebihkental.
J. Kesimpulan
a. DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan
larutan deterjen dan etanol/alkohol serta garam untuk membantu presipitasi
DNA. Adanya DNA ditandai dengan munculnya partikel putih menyerupai
kabut, serbuk, atau kapas pada larutan uji. Perbedaan jumlah DNA yang
dihasilkan dalam proses isolasi disebabkan oleh jenis deterjen yang digunakan
serta macam buah yang dipakai sebagai sumber DNA.
b. Deterjen yang paling sedikit menghasilkan DNA adalah deterjen bubuk pada
buah melon dan deterjen krim pada buah jeruk, sedangkan deterjen cair dan
bubuk, menghasilkan DNA dalam jumlah yang relatif sama. Waktu
pembentukan DNA yang paling cepat dihasilkan oleh sumber DNA buah
semangka. Hal ini dikarenakan pada buah terdapat perbedaan pigmen yang
masih berikatan dengan DNA, dimana pigmen ini memiliki ukuran
kemampuan yang berbeda dalam melepaskan diri dengan DNA pada setiap
deterjen, sehingga perbedaan waktu terpisahnya DNA dari sel tersebut juga
menunjukkan bahwa kemampuan setiap detergent dalam merusak membran
sel tidak sama.
K. Diskusi
1) Apakah yang dimaksud dengan isolasi DNA ?
Jawab :
Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada (ekstraksi atau
lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi dan penambahan buffer ekstraksi atau
buffer lisis untuk mencegah DNA rusak (Yuwono, 2008).
2) Apa fungsi penambahan detergent ?
Jawab:
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dilakukan karena deterjen dapat merusak
mebran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan
protein dan lemak pada membran membentuk senyawa ”lipid protein-deterjen
kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung
hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk
suatu ikatan kimia (Machmud, 2006).
3) Apakah fungsi dari penambahan garam ?
Jawab :
Pemberian garam tersebut memiliki fungsi yang sama dengan SDS pada
isolasi DNA genom sel darah putih, yaitu untuk memberikan kondisi ionik, sehingga
reaksi berjalan lebih stabil. Garam juga dapat digunakan untuk melarutkan DNA,
karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk ikatan dengan kutub
negatif fosfat DNA. Kutub ini dapat menyebabkan molekul-molekul saling tolak
menolak satu sama lain sehingga pada saat ikatan ion Na + terbentuk dengan ikatan
kutub negative fosfat DNA, maka DNA tersebut akan terkumpul (Jamilah, 2005).
Dapat disimpulkan bahwa garam dapat digunakan sebagai penghilang protein dan
karbohidrat, menjaga kestabilan pH lysing buffer, dan proses pemekatan DNA.
L. Daftar Rujukan
Agus, Rosana dan Sjafaranain. 2014. Penuntun Praktikum Genetika. Makasar.
Albert, Brush. 1994. Biologi Molekular Sel Edisi ke-2. Gramedia, Jakarta
Campbell, N.A. 2002. Biologi 5th ed. Jakarta : Erlangga
Harley, J.T. 2005. Regulatory exercises in microbiology. Boston : McGraw-Hill
Company
Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Detergen, Penambahan Enzim, dan
EkstrakNanas (Ananas comusus (L) Merr) Terhadap Hasil Isolasi DNA Berbagai
Macam Buah Sebagai Topik Praktikum Matakuliah Genetika. Skripsi tidak
diterbitkan.Malang: Universitas Negeri Malang.
Machmud, Wildan. 2006. Penentuan LC 50 48 Jam Detergen dan Pengaruhnya
Terhadap Mortalitas Larva Ikan Mas (Cyprus Corpio) Ras Punten dengan Tipe
Ploidi yang Berbeda. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana Biologi.
Suryo. 2004. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Lampiran