Nah, oleh karena itu apabila suatu asam atau basa dilarutkan
dalam air maka asam akan menghasilkan ion H+ sedangkan basa
menghasilkan ion OH-. Adanya ion H+ dan OH- menyebabkan
terjadinya pergeseran kesetimbangan air sehingga
mempengaruhi jumlah ion [H+] dan [OH-] air. Pergeseran
kesetimbangan yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kekuatan
asam atau basa yang ditambahkan.
Tahukah Kalian
Seperti yang sudah saya sampaikan bahwa senyawa kimia yang bersifat
asam dan basa memiliki tingkat keasaman maupun kebasaan yang
berbeda. Sehingga asam dan basa dibedakan atas :
Asam Kuat : HCl, HBr, HNO3, HI, H2SO4, HClO4
Asam
Asam Lemah : CH3COOH, HF, H2CO3, HCN,
HNO2, H3PO4, HClO3, HClO2, H2C2O4
Kesetimbangan Air
Air merupakan elektrolit yang sangat lemah karena hanya sebagian
kecil dari air terionisasi menjadi ion H+ dan OH- :
+ [ ]
[2 ]
K [H2O] = [H+][OH-]
Kw
0,114 x 10-14
0,295 x 10-14
0,676 x 10-14
1,00 x 10-14
9,55 x 10-14
55,0 x 10-14
Menurut Bronsted-Lowry:
Air dapat bertindak sebagai
asam maupun basa (bersifat
amfoter).
Larutan HCl
Larutan CH3COOH
Ya, HCl merupakan asam kuat. Hal tersebut dapat kita amati dari
ion-ion H+ dan Cl- yang terionisasi sempurna.
Bila dalam air terlarut suatu asam kuat, misalnya HCl 0,1 M, maka akan dapat menganggu kesetimbangan air.
(1) H2O(l) H+(aq) + OH-(aq)
10-7M
10-7M
(2) HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
0,1 M
0,1 M 0,1 M
+
Adanya ion H yang berasal dari HCl (reaksi 2) menyebabkan kesetimbangan air (reaksi 1) bergeser ke kiri,
sehingga [H+] dan [OH-] dari air menjadi kurang dari 10-7. Dengan demikian, [H+] dari air pada reaksi (1) dapat
diabaikan terhadap [H+] dari HCl, sebab dalam air murni hanya terdapat sebuah ion H+ dari 10 juta molekul
air.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk larutan asam kuat, [H+] hanya dianggap berasal dari asam saja;
sedangkan ion [H+] dari air dapat diabaikan karena terlalu kecil jika dibandingkan dengan [H+] yang berasall
dari HCl 0,1 M.
Dengan demikian, secara umum [H+] dalam larutan asam kuat dapat dicari berdasarkan reaksi:
HnA (aq) nH+(aq) + An-(aq)
aM
(n x a) M
[H+] = (n x a) M
(a = molaritas asam dan n = jumlah ion H+ yang dihasilkan dari ionisasi asam)
b. Asam Lemah
Sebagian besar asam adalah asam lemah. Mari asumsikan suatu asam monoprotik lemah HA.
Ionisasinya dalam air adalah
HA(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + A-(aq)
Atau, lebih sederhananya,
HA(aq) H+(aq) + A-(aq)
Karena ionisasi asam lemah tidak pernah sempurna, semua spesi (asam yang tidak terionisasi, ion
H+, dan ion A-) berada pada kesetimbangan. (Raymond Chand, 2005)
[H ] = Ka x [HA]
[H+] =
dengan, Ka
= tetapan ionisasi asam
[HA] = konsentrasi asam
+ 2
Reaksi Ionisasi :
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Basa kuat akan mengakibatkan kesetimbangan air bergeser
ke kiri karena adanya ion OH- yang berasal dari basa yang
terlarut tersebut. Misalnya, dalam air terlarut NaOH 0,1 M,
maka terdapat reaksi:
(1) H2O(l) H+(aq) + OH-(aq)
10-7
10-7 M
(2) NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
0,1 M
0,1 M
Adanya ion OH- dari NaOH menggeser kesetimbangan air
(reaksi 1) ke kiri. Ion [H+] dan [OH-] dari air berkurang dan
menjadi sangat sedikit dibanding OH- yang berasal dari NaOH,
maka [OH-] yang berasal dari air dapat diabaikan. Jadi, secara
umum [OH-] dalam larutan basa dapat dicari berdasarkan
persamaan reaksi berikut :
L(OH)n (aq) --> Ln+ (aq) + nOH- (aq)
(n x b) M
[OH ] = (n x b) M
(b = molaritas basa dan n = jumlah ion OH- yang dihasilkan
dalam ionisasi basa)
Karena NH3 hanya sebagian saja yang terionisasi di dalam air maka terjadi
kesetimbangan di antara molekul basa lemah dan ion-ionnya. Keadaan
kesetimbangan suatu basa lemah (NH3), maka dapat dinyatakan dengan
tetapan kesetimbangan basa lemah atau tetapan ionisasi basa dilambangkan
dengan Kb. Maka tetapan kesetimbangan untuk NH3 :
Kb =
[BOH] = [Mb]