Dalam minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada
umunya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot anoreksia, mual, muntah. Obstipasi
atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis pada pemeriksaan fisik hanya di
dapatkan peningkatan suhu badan.
Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam bradikardi
relatif, lidah typhoid (kotor di tengah tepi dan ujung merah dan tremor) hepatomegali,
meteorismus, gangguan kesadarn berupa samnolen, sampai koma, sedangkan roseolae jarang
di temukan orang Indonesia.
V. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Leukosit
Pada kebanyakan kasus typhoid, jumlah lekosit pada sedraan darah tepi berada dalam batas-
batas normal, malahan kadang-kadang terdapat leukositosis, walaupun tidak ada komplikasi
atau infeksi sekunder oleh karena itu pemeriksaan leukosit tidak berguna untuk diagnosis
typhoid.
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering kali meningkat, tetapi kembali ke normal setelah sembuhnya thphoid
abdominalis, kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan pembatasan pengobatan.
VI. PENATALAKSANAAN
Pada pemeriksaan darah tepi dapat di temukan leukopenia, limfositosis relatif, aneosinofilia,
mungkin terdapat anemia dan tromsositopenia ringan.
Dari pemeriksaan widal, tites anti bodi terhadap antigen O yang bernilai ≥ 1/200 atau
peningkatan ≥ 4 kali antara masa akut konvalensens mengarah kepada demam tifoid,
meskipun dapat terjadi positif maupun negatif palsu akibat adanya reaksi silang antara
spesres salmonella. Diagnosis pasti di tegakkan dengan meneukan kuman s.typhii pada
brakan empedu yang dimabil dari darah pasien .
ANALISA DATA
1. DS : klien mengatakan perutnya terasa mual.
DO : Keadaan klien tampak lemah
T= 120/80 N = 80 X/mnt
S = 36 RR = 20 X/mnt
Masalah :
Nutrisi
Kemungkian penyebab :
- Mual muntah dan nafsu makan menurun.
2. DS : klien mengatakan badannya terasa panas.
DO : KU lemah, Febris (+).
T= 120/80 N = 80 X/mnt
S = 38oC RR = 20 X/mnt
Masalah :
Peningkatan suhu rendah
Kemungkian penyebab :
- Iinfeksi kuman salmonella typhii
3. DS : pasien mengatakan kepalanya terasa pusing.
DO : KU lemah
T= 120/80 N = 80 X/mnt
S = 36 RR = 20 X/mnt
Masalah :
- Istirahat / tidur
Kemungkinan penyebab :
- Nyeri kepala, pusing dan mual muntah, suhu tubuh meningkat.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses salmonella typhi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
4. Potensial terjadinya perforasi berhubungan dengan invasi dan salmonella typhi.
5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
6. Potenisal terjadinya penularan berhubungan dengan sifat kuman salmonella.
III. PERENCANAAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi
o Tujuan : tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
o KH : - Suhu tubuh normal
- Klien tidak lemas.
o Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan terhadap klien dan keluarga.
2. Jelaskan penyebab terjadinya peningkatan suhu tubuh.
3. Observasi tanda- tanda vital.
4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan meyerap keringat juga anjurkan minum
sedikit tapis sering ± 3 liter/hari.
5. Kompres pada daerah ketiak, lipatan paha dahi dan belakang kepala.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti piretik dan anti biotik.
o Rasional :
1. Hubungan yang baik dengan klien dan keluarga akan mempermudah tindakan yang akan
dilakukan.
2. Penjelasan yang benar akan menambah pengetahuan klien.
3. Untuk mengetahui perubahan atau gejala dini yang timbul pada klien.
4. Agar penguapan suhu tubuh lebih lancar.
5. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan panas dan mempercepat penurunan suhu.
6. Untuk menurunkan panas dan mencegah infeksi.
IV. IMPLEMENTASI
Adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana perawatan, meliputi tindakan yang
direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter, dan ketentuan rumah sakit.
( Lismidar, 1990)
V. EVALUASI
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.
(Effendi, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
1. Noer Sjaifoellah H. M Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi Ketiga, FKUI, Jakarta, 1996.
2. Masjoer Arief, dkk, Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Edisi ketiga Media Aesculapius, FKUI, 2001.
3. Carpenito Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta, 2001.
4. Doenges Marlynn E, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta,