PENDAHULUAN
tetapi,
jika
dipanaskan
maka
campuran
tersebut
akan
antara kanji dan larutan sejati. Persamaan antara kanji dan larutan
sejati adalah membentuk satu fasa dan tidak dapat dipisahkan.
Perbedaannya, kanji tidak transparan terhadap cahaya dan ukuran
partikel zat terlarut relatif lebih besar, dan banyak lagi sifat lainnya.
Oleh karena banyak perbedaan antara larutan sejati dan kanji maka
diperlukan definisi baru untuk larutan sejenis kanji. Pakar kimia
menggolongkan kanji ke dalam golongan khusus yang disebut sistem
koloid. Berdasarkan ukuran partikel, sistem koloid berada di antara
suspensi kasar dan larutan sejati. Ukuran partikel koloid lebih kecil
dari suspensi kasar sehingga tidak membentuk fasa terpisah, tetapi
tidak cukup kecil jika dibandingkan larutan sejati. Berdasarkan uraian
tersebut , makalah ini dibuat agar memberikan informasi tentang
larutan, komponen larutan dan sifat-sifatnya.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui tentang larutan dan komponen penyusunnya.
2. Untuk mengetahui tentang cara menyatakan konsentrasi larutan.
3. Untuk mengetahui tentang sistem koloid dan sifat-sifat dari koloid.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan sistem koloid.
5. Untuk mengetahui sifat-sifat koligatif larutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Larutan dan Komponen Penyusun Larutan
Larutan
disebut
juga
campuran
yang
homogen.
Disebut
tetapi
air
tetap
dikatakan
sebagai
pelarut
karena
dapat
Jumlah zat telarut dalam larutan atau dalam pelarut pada volume/berat tertentu
itu disebut konsentrasi. Berdasarkan nilai konsentrasi itu larutan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu larutan encer dan pekat. Pengelompokkan ini akan
menimbulkan permasalahan yaitu, berapa nilai batas antara pekat dan encer. Dari buku
acuan yang dibaca sampai saat ini belum ditemukan kriteria larutan pekat dan encer.
Misalnya, ada yang menganggap larutan pekat bila zat terlarutnya lebih besar dari 1%,
hal itu tentu kurang tepat sebab bagaimana dengan zat yang kelarutannya sangat kecil.
Oleh sebab itu, pada pembicaraan ini, dibuat suatu perjanjian atau kesepakatan untuk
menentukan batas antara pekat dan encer. Larutan dikatakan encer jikalau konsentrasi
zat terlarutnya lebih kecil daripada setengah nilai kelarutannya sedangkan larutan
dikatakan pekat jikalau konsentrasi zat terlarutnya sama atau lebih besar daripada
setengah nilai kelarutannya.
2.2 Cara Menyatakan Konsentrasi
Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu
larutan digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode
yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut di dalam
larutan.
1. Massa Ekuivalen
Massa ekuivalen adalah massa dalam satuan gram suatu zat/senyawa/unsur
yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan satu mol proton (H +)
sedangkan pada reaksi redoks yang dimaksud dengan massa ekuivalen adalah massa
dalam satuan gram suatu zat/senyawa/unsur yang diperlukan untuk memberikan atau
menerima satu mol elektron. Hubungan antara massa molekul dengan massa
ekuivalen dinyatakan dengan persamaan,
Dimana:
BE = Massa ekuivalen
Mr = Massa molekul relative
n = Jumlah mol proton (H+) atau jumlah mol electron atau
jumlah
mol kation univalent yang diberikan atau diikat oleh suatu zat
2. Persen massa
Contoh
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan
10 g gula dalam 70 g air.
b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12%
massa gula.
3. Persen volume
atau
ppm =
W
x 10-6
Wo
= massa/jumlah zat terlarut dalam satuan (gram, mgram dan lain lain)
Wo
W
-9
x 10
Wo
5. Molalitas
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000
gram pelarut. Molalitas dapat dinyatakan dengan rumus:
Contoh :
6. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter
larutan atau jumlah milimol zat terlarut dalam 1 mL larutan.
berat
zat terlarut
mol zat terlarut
massa molekul
M =
=
volume larutan
volume larutan
M =
Larutan 0,50M artinya 0,50 mol zat dalam satu liter larutan
atau 0,50 milimol zat dalam 1 mL larutan.
x % x 1000
Mr
Contoh :
Oleh karena
, maka
atau
Selain normalitas kadang juga digunakan titer dalam kimia analitik. Satuan
titer adalah berat per volume tetapi berat digunakan untuk pereaksi yang bereaksi
dengan larutan dan bukan untuk zat yang terlarut.
9
mg
mL
T=
Sedang
2.3
maka
T = N x BE
disebut
sistem
dispersi.
Analogi
dalam
larutan,
fase
10
fase
terdispersi
terdispersi
biasanya
dengan
berupa
medium
padatan,
pendispersi.
Fase
sedangkan
fase
tercampur
homogen,
tetapi
sebenarnya
Dispersi Kasar
Heterogen
Dispersi Halus
Homogen
Dispersi Koloid
Tampak homogen
Dua fase
Satu fase
Keruh
endapan
Tidak
Dapat disaring
disaring
Dapat
Tidak stabil
Stabil
Diameter
partikel
ada Jernih
mikroskop ultra)
dapat Keruh tanpa endapan
>10-5 10-7 cm
11
dengan
cm
disaring
2. Sistem Koloid
Sistem koloid adalah istilah lain dari dispersi koloid. Fase
terdispersi dan medium pendispersi dalam sistem koloid dapat
berwujud padat , cair, dan gas. Sistem koloid dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu :
Sifat-sifat Koloid
sistem koloid mempunyai sifat yang khas, seperti efek Tyndall,
gerak Brown, adsorpsi, muatan koloid dan elektroforesis, koagulasi,
dan pelindung.
1. Efek Tyndall.
Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan
sejati dari koloid.
Efek Tyndall terjadi karena partikel koloid yang berupa ion atau
molekul dengan ukuran cukup besar, mampu menghamburkan
cahaya yang diterimanya ke segala arah, meskipun partikel
koloidnya tidak tampak.
Dalam kehidupan sehari-hari efek Tyndall dapat diamati dalam
peristiwa berikut.
a. Terjadi warna merah dan jingga di langit pada pagi atau sore
hari dan terjadi warna biru di langit pada siang hari.
12
Bagaimana gerak Brown bisa terjadi? Pada dasarnya, partikelpartikel semua zat selalu bergerak. Gerakan ini bisa berupa
gerakan acak untuk partikel-partikel zat cair dan gas, sedangkan
partikel-partikel zat padat hanya bervibrasi di tempat. Untuk sistem
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikelnya akan mengakibatkan tumbukan antara partikelpartikel itu dengan partikel-partikel medium pendispersi. Tumbukan
tersebut terjadi dari segala arah. Dengan ukuran partikel yang
cenderung kecil, tumbukan-tumbukan itu menghasilkan resultan
tumbukan yang tidak seimbang. Hal itu menyebabkan perubahan
arah partikel koloid sehingga gerakannya acak.
13
3. Elektroforesis.
Elektroforesis
adalah
pergerakan
partikel
koloid
karena
berlawanan
dengan
muatan
listrik.
Jika
koloid
memiliki
medan
listrik
disebut
elektroforesis.
Fenomena
disebut
adsorbat,
dan
zat
yang
menarik
yang
disebut
adsorban.
Sifat adsorpsi koloid ini banyak digunakan dalam berbagai
proses, yaitu :
a. Proses pewarnaan pada industri tekstil dengan larutan basa
atau larutan AI2(SO4)3.
b. Proses pemisahan mineral logam dan bijinya pada industri
logam
c. Penjernihan aiar tebu pada proses pembuatan gula pasir,
menggunakan tanah diatome dan arang tulang.
d. Proses penyembuhan sakit perut karena bakteri patogen,
menggunakan norit atau serbuk carbon.
e. Penjernihan air dengan tawas ( AI2(SO4)3 ) pada proses
pengolahan air minum
f. Adsorpsi racun-racun berwujud gas dengan arang halus pada
penggunaan masker gas.
g. Pada deodoran dan anti perspiran (zat anti keringat). Anti
perspiran mengandung senyawa aluminium seperti aluminium
klorohidrat (Al2(OH)5Cl. 2H2O) yang dapat memperkecil pori
keringat. Sedangkan, deodoran mengandung seng peroksida,
parfum, dan zat anti septik yang dapat menghentikan aktivitas
bakteri sehingga dapat menghilangkan bau tidak sedap.
5. Koagulasi.
15
Koagulasi
koloid
adalah
sehingga
peristiwa
fase
pengendapan
terdispersinya
partikel-partikel
terpisah
dari
medium
karena
dispersi
mempertahankan
koloid
kehilangan
partikel-partikelnyauntuk
kestabilan
tetap
dalam
tersebar
di
dalam mediumnya.
Beberapa contoh penggunaan sifat koagulasi koloid dalam
kehidupan sehari-hari sebagai berikut.
a. Penggumpalan lumpur dan tanah
liat
pada
proses
dalam
yang
ditambahkan
ke
dalam
koloid
untuk
dalam
semipermeabel.
pipa-pipa
Pipa
yang
semipermeabel
terbuat
ini
dari
dialiri
membrane
cairan
yang
a. Lesitin, merupakan koloid pelindung yang menstabilkan butiranbutiran halus air di dalam margarin.
b. Gelatin, merupakan koloid pelindung
untuk
mencegah
17
antara larutan sejati dan suspensi kasar maka sistem koloid dapat
diperoleh melalui dua cara, yaitu
1. Pemecahan partikel-partikel
dari molekul-molekul
kecil berukuran
biasa digunakan
untuk
cara
peptisasi , homogenisasi,
listrik Bredig.
a. Cara Mekanik
Zat-zat
menjadi
partikel
pengadukan,
yang
yang
berukuran
besar
dapat
direduksi
penumbukan,
dan
penggerusan.
Zat-zat
penumbukan
dan
pengadukan
banyak
logam
(bahan
terdispersi).
Kemudian,
kedua
medium
Gambar
9.19,
pendispersi
logam-logam
membentuk
sol.
19
Perhatikan
c. Cara Peptisasi
Dispersi koloid dapat juga diperoleh dari suspensi kasar
dengan cara memecah partikel-partikel suspensi secara kimia.
Kemudian, menambah- kan ion-ion sejenis yang dapat diadsorpsi
oleh
partikel-partikel
koloid
sampai
koloid
menjadi
stabil.
Koagulasi agregat-agregat yang telah membentuk partikelpartikel berukuran koloid dapat dihambat karena adanya ion-ion
yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid (Gambar
9.20). Contohnya, tanah lempung pecah menjadi partikelpartikel
dan akan
20
d. Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin penghomogen sampai berukuran koloid.
Cara ini digunakan pada pembuatan susu. Partikel lemak dari
susu
diperkecil
sampai
berukuran
koloid
dengan
cara
berukuran
kabut
dan
awan
di udara
merupakan
macam
reaksi
21
Partikel
berukuran
koloid
terbentuk
akibat
belerang
formalin.
Awalnya
Persamaan
reaksinya
sebagai
berikut.
atom-atom
yang teradsorpsi
ini berasal dari
ionisasi air.
c. Reaksi Hidrolisis
Besi(III) klorida jika dilarutkan dalam air akan mengionisasi
air membentuk ion OH_ dan H+ . Ion-ion OH bereaksi dengan
besi(III)
klorida
membentuk
besi(III)
hidroksida.
Persamaan
Ukuran partikel-partikel
22
Fe(OH)3
besar dari ukuran larutan sejati, tetapi tidak cukup besar untuk
mengendap. Selain itu,
koloid
Fe(OH)3
yang
terbentuk
2.5
pH, titik didih, titik beku, dan sebagainya. Salah satu sifat fisis larutan
adalah sifat koligatif, yaitu sifat larutan yang hanya tergantung
pada konsentrasi partikel zat terlarut. Sifat koligatif tersebut terdiri
atas penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmosis. Antara Zat terlarut nonolektrolit dan zat
terlarut elektrolit memiliki sifat koligatif yang berbeda.
a. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit.
Sifat koligatif terdiri atas penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Apakah
perbedaan
di
antara
keempat
sifat
koligatif
tersebut?
menyatakan
bahwa
melarutkan
zat
terlarut
23
Dengan
partikel
pelarut
yang
menguap
menjadi
P = P0 .................. ( II ).
P
= X a . P0
P0 P
= Xa . P0
= P0 Xa . P0
= P0 (1 - Xa )
Karena Xa + Xb = 1 , maka Xb = 1 - Xa
P
= P0 . Xb
P= P0. Xb
Dengan
Contoh :
24
Dengan
= molalitas ( m )
Contoh :
27
c. Tekanan Osmotik ( )
Bila dua larutan yang konsentrasinya berbeda, yang satu
pekat
dan
yang
lainnya
encer
dipisahkan
oleh
membran
rendah
ke
larutan
dengan
konsentrasi
tinggi
melalui
permukaan
larutan.
Tekanan
yang
diperlukan
untuk
yang ada
dengan
Hoff yang
contoh :
P = Xa . P0 {1 + (n-1)}
29
3. Tekanan Osmotik ( )
Tekanan osmotik untuk larutan elektrolit diturunkan dengan
mengalikan faktor van't Hoff.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi tersebut maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Larutan
disebut
juga
campuran
yang
homogen.
Disebut
digunakan
istilah
konsentrasi. Terdapat
beberapa
31
DAFTAR PUSTAKA
32