Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, dilakukan reaksi iodinasi aseton dalam larutan air
yang terkatalisis dengan asam. Proses pada percobaan ini dimulai dengan
mencampur aseton dengan larutan asam sulfat dan air. Dalam hal ini asam sulfat
bertindak sebagai katalis yang mempercepat ionisasi aseton dengan memberikan
ion H+ ke dalam larutan karena reaksi antara iod dan aseton dalam air berjalan
lambat. Larutan tersebut kemudian ditambahkan dengan sejumlah iod, serta
menjalankan stopwatch. Setelah itu dengan segera sebagian larutan diambil dan
dimasukkan ke dalam larutan yang terdiri dari campuran natrium asetat dan
amilum. Adapun natrium asetat berfungsi untuk memastikan reaksi berjalan
sempurna, sedangkan amilum digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan
titik akhir titrasi. Larutan ini berwarna ungu sebab terbentuk kompleks iod dengan
amilum. Selanjutnya larutan dititrasi dengan natrium tiosulfat untuk mengetahui
konsentrasi iod diawal reaksi.
Cuplikan-cuplikan selanjutnya diambil dalam selang waktu 4 menit sejak
pertama kali penambahan iod ke dalam larutan aseton. Konsentrasi iod didalam
larutan sejalan dengan bertambahnya waktu akan terus mengecil, yang ditandai
dengan berkurangnya volume natrium tiosulfat yang digunakan untuk menitrasi
cuplikan. Oleh karenanya hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa selang waktu
tersebut memiliki Hubungann berbanding terbalik dengan volume natrium
tiosulfat. Sementara larutan yang terdiri dari campuran aseton dan iod, sejalan
dengan bertambahnya waktu akan mengalami perubahan warna yang semakin

bening. Hal ini dikarenakan iod yang memberikan warna pada larutan diawal,
konsentrasinya semakin berkurang sejalan dengan berlangsungnya proses reaksi
dengan aseton. Dengan mengetahui volume natrium tiosulfat untuk titrasi, maka
dapat dihitung konsentrasi iod dalam larutan melalui persamaan reaksi yang
terjadi. Konsentrasi iod yang diperoleh sebagai fungsi terhadap waktu digunakan
untuk menentukan hukum laju reaksi dengan variabel tetapan laju (k) dan orde
reaksi yang dapat ditentukan. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Titrasi Iodin Terhadap Natrium Tiosulfat
Percobaan
A

Titrasi

Volume Na2S2O2 (mL)

Waktu

9,10

240

3,45

480

6,90

240

3,10

480

12,95

480

9,40

720

6,05

960

3,35

1200

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa konsentrasi


iodin di dalam larutan akan terus berkurang seiring dengan pertambahan waktu.
Hal ini juga dapat diketahui dengan semakin berkurangnya volume natrium
tiosulfat yang digunakan untuk menitrasi larutan cuplikan yang dipipet setiap 4
menit. Hal ini disebabkan karena semakin banyak iodin yang bereaksi dengan
aseton berbanding lurus dengan waktu yang diperlukan untuk bereaksi.

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, dapat ditentukan hukum laju reaksi dari
percobaan A yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Data Penentuan Hukum Laju Reaksi Percobaan A
[I2] (M)
1,82 x 10-3
0,69 x 10-3
0

Log [I2]
-2,7399
-3,1612
0

V (m/s)
4,7083 x 10-6
2,8750 x 10-6

Log V
-5,3271
-5,5414

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa bedasarkan perhitungan


pengolahan data maka diperoleh konsentrasi iodin mengalami penurunan.
Konsentrasi iodin dapat dihitung dengan mengetahui volume natrium tiosulfat
yang digunakan dalam menitrasi iodin yang terdapat dalam larutan. Dengan nilai
tersebut diperoleh grafik sebagai berikut :
Grafik 1. Hubungan Antara Log [I2] dan Log V sebelum regresi

Berdasarkan tabel dan grafik diatas diperoleh tabel perhitungan regresi


secara manual, sebagai berikut:

Tabel 3. Perhitungan Regresi Manual Percobaan A


No.

x2

y2

x.y

-3,1612

-5,3271

9,9932

28,3780

16,8400

-5,5414

30,7071

-3,1612

-10,8690

9,9932

59,0851

16,8400

Dari perhitungan regresi secara manual diperoleh nilai slope (a) sebesar
0,723, nilai intercept (b) sebesar -3,328 dan nilai R2 sebesar 1 sehingga diperoleh
persamaan garis yaitu y = 0,723 x 3,328. Nilai regresi berturut-turut adalah
-7,1606 dan -7,2879. Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka grafik setelah
regresi dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 2. Hubungan Antara Log [I2] dan Log V setelah regresi

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, dapat ditentukan hukum laju reaksi


dari percobaan B yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. Data Penentuan Hukum Laju Reaksi Percobaan B

[I2] (M)
1,38 x 10-3
0,62 x 10-3
0

Log [I2]
-2,8601
-3,2076
0

V (m/s)
3,1667 x 10-6
2,5833 x 10-6

Log V
-5,4994
-5,5878

Berdasarkan tabel dan grafik diatas diperoleh tabel perhitungan regresi


secara manual, sebagai berikut:
Grafik 3. Hubungan Antara Log [I2] dan Log V sebelum regresi

Berdasarkan tabel dan grafik diatas diperoleh tabel perhitungan regresi


secara manual, sebagai berikut:
Tabel 5. Perhitungan Regresi Manual Percobaan B
No.

x2

y2

x.y

-3,2076

-5,4994

10,2887

30,2434

17,6399

-5,5878

31,2235

-3,2076

-11,0872

10,2887

61,4669

17,6399

Dari perhitungan regresi secara manual diperoleh nilai slope (a) sebesar
0,587, nilai intercept (b) sebesar -3,899 dan nilai R2 sebesar 0,568 sehingga

diperoleh persamaan garis yaitu y = 0,587 x 3,899. Berdasarkan nilai yang


diperoleh, maka grafik setelah regresi dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 4. Hubungan Antara Log [I2] dan Log V setelah regresi

Berdasarkan tabel hasi l pengamatan, dapat ditentukan hukum laju reaksi


dari percobaan B yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Data Penentuan Hukum Laju Reaksi Percobaan A
[I2] (M)
2,59 x 10-3
1,88 x 10-3
1,21 x 10-3
0,66 x 10-3

Log [I2]
-2,5867
-2,7258
-2,9172
-3,1805

V (m/s)
2,9583 x 10-6
2,7917 x 10-6
2,2917 x 10-6

Log V
-5,5290
-5,5541
-5,6398

Berdasarkan tabel dan grafik diatas diperoleh tabel perhitungan regresi


secara manual, sebagai berikut:
Grafik 5. Hubungan Antara Log [I2] dan Log V sebelum regresi

Berdasarkan tabel dan grafik diatas diperoleh tabel perhitungan regresi


secara manual, sebagai berikut:
Tabel 7. Perhitungan Regresi Manual Percobaan C
No.

x2

y2

x.y

-2,7258

-5,5290

7,4300

30,5698

15,0709

-2,9172

-5,5541

8,5101

30,8480

16,2024

-3,1805

-5,6398

10,1156

31,8073

17,9374

-8,8235

-16,7230

26,0557

93,2251

49,2107

Dari perhitungan regresi secara manual diperoleh nilai slope (a) sebesar
-0,180, nilai intercept (b) sebesar -6,457 dan nilai R 2 sebesar 0,020 sehingga
diperoleh persamaan garis yaitu y = -0,180 x 6,457. Berdasarkan nilai yang
diperoleh, maka grafik setelah regresi dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 6. Hubungan Antara Log [I2] dan Log V setelah regresi

Dari grafik yang diperoleh pada percobaan A, Bdan C terlihat bahwa saat
konsentrasi iod besar dalam larutan maka laju reaksi ionisasi aseton juga semakin
besar. Hal ini mengindikasikan untuk mempercepat laju reaksi dapat dilakukan
dengan memperbesar konsentrasi reaktan, dalam hal ini iod dan aseton. Dari hasil
perhitungan,

diperoleh

persamaan

laju

reaksi

pada

percobaan

diperoleh v = 4,6989 x 10-4 [I2]0,723, pada percobaan B diperoleh


v = 1,2618 x 10-4 [I2]0,587dan pada percobaan C diperoleh v = 3,4914 x 10-6 [I2]-0,189.
Persamaan laju yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkandimana orde
reaksi untuk I2 pada percobaan C bernilai negatif yang berarti bersifat
menurunkan laju reaksi dengan penambahan konsentrasi. Hal ini tidak sesuai
dengan teori, dimana penambahan konsentrasi pereaksi seharusnya dapat
meningkatkan laju reaksi. Kesalahan ini dapat disebabkan adanya ketidaktelitian
pada percobaan, baik dalam menghitung waktu, memindahkan cairan, menitrasi,
maupun dalam pembacaan skala pada buret.

LAMPIRAN II. PERHITUNGAN


A. Perhitungan mol I2
mmol I2

2 mmol Na2S2O3

11
mmol Na2S2O3 = V Na2S2O3 x M Na2S2O3
22
mmol I2

1
x mmol Na2S2O3 =
2

x V Na2S2O3 x M

Na2S2O3
1
1.
Percobaan A
2
a.

1
mmol I2
2

x 9,10 mL x 0,01 M

= 0,0455 mmol

b. mmol I2
=
x 3,45 mL x 0,01 M
= 0,0173 mmol
1
2.
Percobaan B
2
1
a.
mmol I2
=
x 6,90 mL x 0,01 M
= 0,0345 mmol
2
b. mmol I2
=
x 3,10 mL x 0,01 M
= 0,0155 mmol
1
3.
Percobaan C
2
1
a.
mmol I2
=
x 12,95 mL x 0,01 M = 0,0648 mmol
2
1
b.
mmol I2
=
x 9,40 mL x 0,01 M
= 0,0470 mmol
2
1
c.
mmol I2
=
x 6,05 mL x 0,01 M
= 0,0303 mmol
2
d. mmol I2
=
x 3,35 mL x 0,01 M
= 0,0166 mmol
mmol I2
B.
Perhitungan Konsentrasi I2
volume cuplikan
[I2]
=

Volume cuplikan

= 25 mL

[I2]

1. Percobaan A
a. [I2]1

mmol I2
25 mL

0,0 455 mmo l


25 mL

=1,82 x 10-3 M

b. [I2]2

0,0 173 mmo l


25 mL

= 0,69 x 10-3 M

2. Percobaan B

0,0 345 mmo l


25 mL
0,0 155 mmo l
b. [I2]2
=
25 mL
3. Percobaan C
0,0 648 mmo l
a. [I2]1
=
25 mL
0,0 470 mmo l
b. [I2]2
=
25 mL
0,0 303 mmo l
c. [I2]2
=
25 mL
0,0 166 mmo l
d. [I2]3
=
25 mL
a. [I2]1

= 1,38 x 10-3 M
= 0,62 x 10-3 M
= 2,59 x 10-3 M
= 1,88 x 10-3 M
= 1,21 x 10-3 M
= 0,66 x 10-3 M

C. Penentuan Kecepatan Reaksi


V

= -

d[ I2 ]
dt

Vn

= -

[ I2 ]n -[ I 2 ] n
tn - tn

1. Percobaan A
a. V1

= -

[ I2 ]2 -[I 2 ]1
t2 - t1

4,7083 x 10-6 M/s


[ I2 ]3 -[I 2 ]2
b. V2
= t3 - t2

=-

( 0,69 . 10-3 - 1,82 .10-3 )


480-240

=-

( 0 . 10-3 - 0,69 . 10-3 )


720-480

M/s
Regresi Manual
a= slope
a=

n. xy- x. y
2
2
n. x - ( x)

a=

( 216,8400 ) -(-3,1612 ) (-10,8690 )


(2 9,9932)-(-3,1612)2

a = - 0,068

= 2,8750 x 10-6

b = intercept
y. x2 - x. xy
b=
2
n. x 2 - ( x )
b=

( -10,86909,9932 ) -(-3,161216,840)
2
(2 9,9932)- (-3,1612)

b = -5,541
R2=

[(n. xy)- ( x. y ) ] 2
[n. x2 - ( x )2 (n. y 2 - ( y )2 ]

R =

[(216,8400)-(-3,1612)(-10,8690)] 2
[(2 9,9932)- (-3,1612)2 ][(2 59,0851)-( - 10,8690 ) 2 ]

R =1
Persamaan garis : y = -0,068 x 5,541
R2 = 1
Tetapan kelurusan grafik :
y = -0,068 (-3,1612) 5,541
= -5,3260
y = -0,068 (0) 5,541
= -5,5410
V

= k [I2]b

Log V

= log K + b log [I2]

y = Log V

= -0,068 x 5,541

= -0,068

Log K

= 5,541

= 2,8774 x 10-6

= 2,8774 x 10-6 [I2]-0,068

2. Percobaan B
a. V1

[ I2 ]2 -[ I2 ]1
t2 - t1

3,1667 x 10-6 M/s


[ I2 ]3 -[ I2 ]2
b. V2
= t3 - t 2

=-

( 0,62 .10 -3 - 1,38 .10-3 )


480-240

=-

( 0 . 10-3 - 0,62. 10-3 )


720-480

M/s
Regresi Manual
a= slope
a=

n. xy- x. y
n. x2 - ( x) 2

a=

( 217,6399 ) -(-3,2076 ) (-11,0872)


2
(2 10,2887)-(-3,2076)

a = -0,027
b = intercept
y. x2 - x. xy
b=
n. x 2 - ( x )2
b=

( -11,087210,2887 ) -(-3,207617,6399)
(2 10,2887)- (-3,2076)2

b = -5,587
R2=

2
[(n. xy)- ( x. y ) ]
[n. x2 - ( x )2 (n. y 2 - ( y )2 ]
2

[ ( 217,6399 ) -(-3,2076 ) (-11,0872) ]


R =
[(2 10,2887)- (-3,2076)2 ][(2 61,4669 )-( - 11,0872 )2 ]
2

R =1
Persamaan garis : y = -0,027 x 5,587
R2 = 1
Tetapan kelurusan grafik :

= 2,5833 x 10-6

y = -0,027 (-3,2076) 5,587


= -5,5004
y = -0,027 (0) 5,587
= -5,5870
V

= k [I2]b

Log V

= log K + b log [I2]

y = Log V

= y = -0,027 x 5,587

= -0,027

Log K

= -5,587

= 2,5882 x 10-6

= 2,5882 x 10-6 [I2]-0,027

3. Percobaan C
a. V1

= -

[ I2 ]2 -[I 2 ]1
t2 - t1

( 1,88 .10 - 2,59. 10 )


=480 - 240

= -

[ I2 ]3 -[I 2 ]2
t3 - t2

( 1,21 .10 - 1,88 . 10 )


=720 - 480

= -

[ I2 ]3 -[I 2 ]2
t3 - t2

=-

M/s
b. V2
M/s
c. V3

-3

-3

-3

M/s
Regresi Manual
a= slope
a=

n. xy- x. y
n. x2 - ( x) 2

a=

( 349,2107 ) -(-8,8235 ) (- 16,7230 )


(326,0557)-(-8,8235)2

-3

= 2,9583 x 10-6

-3

= 2,7917 x 10-6

-3

( 0,66 . 10 - 1,21 .10 )


960 - 720

= 2,2917 x 10-6

a = 0,248
b = intercept
b=

y. x2 - x. xy
n. x 2 - ( x )2

b=

( -16,723026,0557 ) -(-8,823549,2107)
(326,0557)- (-8,8235)2

b = - 4,843
R2=

2
[(n. xy)- ( x. y ) ]
[n. x2 - ( x )2 (n. y 2 - ( y )2 ]

R2=

[ ( 349,2107 ) -(-8,8235 ) (-16,7230 )) ]2


[(326,0557)- (-8,8235)2 ][(3 93,2251 )-( - 16,7230 )2 ]

R 2 =0,954
Persamaan garis : y = 0,248 x 4,843
R2 = 0,954
Tetapan kelurusan grafik :
y = 0,248 (-2,7258) 4,843
= -5,5190
y = 0,248 (-2,9172) 4,843
= -5,5665
y = 0,248 (-3,1805) 4,843
= -5,6318
V

= k [I2]b

Log V

= log K + b log [I2]

y = Log V

= 0,248 x 4,843

= 0,248

Log K

= -4,843

= 1,4355 x 10-5

= 1,4355 x 10-5 [I2]0,248

Anda mungkin juga menyukai