Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MEKANIKA

FLUIDA
FLUIDA VISKOUS

D i s u s u n o l e h : K e l o mp o k I V B
Dina Sari Handayani
K e v i n Ad e l i n Ak b a r
F a c h r y Ah m a d
N u r u l N u r An n i s a
Annisa Rachmi Noer K.
Yog i e S u r y a P r a d a n a
N u r i As t u t i

12/331327/PA/14594
12/331324/PA/14592
12/331356/PA/14619
12/331379/PA/14637
12/331407/PA/14663
12/331414/PA/14669
12/331420/PA/14675

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PRODI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Y O G YAK A RTA
2014

MAKALAH MEKANIKA
FLUIDA
FLUIDA VISKOUS

D i s u s u n o l e h : K e l o mp o k I V B
Dina Sari Handayani
K e v i n Ad e l i n Ak b a r
F a c h r y Ah m a d
N u r u l N u r An n i s a
Annisa Rachmi Noer K.
Yog i e S u r y a P r a d a n a
N u r i As t u t i

12/331327/PA/14594
12/331324/PA/14592
12/331356/PA/14619
12/331379/PA/14637
12/331407/PA/14663
12/331414/PA/14669
12/331420/PA/14675

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PRODI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Y O G YAK A RTA
1

2014

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat- Nya
pula kami dapat menyelesaikan makalah mekanika fluida yang berjudul Fuida Viscous ini.
Adapun penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas matakuliah
Mekanika Fluida pada semester 4 Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada tahun akademik 2014.
Tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu
menyesaikan maklah ini, diantaranya :
1. Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito, selaku dosen mekanika fluida
2. Teman-teman kelompok 4B presentasi mekanika fluida bab fluida viscous
3. Teman-teman geofisika angkatan 2012 dan juga semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Pada akhirnya, sesuai dengan kata pepatah juga, bahwa tak ada gading yang tak retak.
Begitu juga makalah kami ini yang rasanya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itulah
kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati untuk

bahan

penyempurna makalah kami ini kedepannya. Penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca.
Yogyakarta, 20 April 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

....... 2

Daftar Isi

..................................................................................... 3

Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang

.................. 4

B. Ruang Lingkup

.. 4

C. Tujuan dan Manfaat

.. 5

Bab II : Isi
A. Fluida Viscous

. 6

B. Persamaan Navier-Stokes 7
C. Persamaan Poisouille

13

D. Aplikasi Fluida Viscous dalam Kehidupan Sehari-hari... 15


Daftar Pustaka

. 18

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan perkembangan teknologi yang didasari oleh prinsip
dasar mekanika fluida , pemahaman sejak dini mengenai satu mata kuliah ini sangat
penting untuk dilakukan mengingat banyaknya aplikasi mekanika fluida khususnya
fluida viskous dalam kehidupan sehari-hari, baik di bidang rumah tangga, teknik,
geoscience, sipil, maupun industri yang nanti akan dijelaskan lebih lanjut pada bab
selanjutnya . Pemahaman ini dirasa cukup penting selain karena manfaat yang bisa
dihasilkan dari penerapannya, namun juga untuk mengurangi resiko yang mungkin
dapat terjadi dalam pengaplikasiannya karena dalam konsep fluida viskous ini juga
terdapat beberapa perhitungan matematis yang dapat digunakan untuk mengukur
seberapa efektif dan efisienkah kondisi suatu alat atau instrumen bisa digunakan
sehingga mampu meminimalisir dampak yang terjadi. Contoh studi kasusnya adalah
sebagai berikut, saat ini masayarakat awam beranggapan bahwa oli hanya digunakan
sebagai pelumas mesin. Padahal, jika masyarakat mengerti tentang kosep viskositas
maka mereka bisa menggunakan untuk berbagai fungsi, antara lain sebagai pendingin,
pelindung karat, pembersih, dan penutup celah pada dinding mesin. Disitulah salah satu
alasan mengapa kita harus memahami konsep fluida viskous. Dalam makalah ini,
pembahasan mekanika fluida lebih ditekankan pada konsep dasar yang berupa fluida
viskous itu sendiri, kemudian pengantar matematis dan penggunaan hukum NavierStokes yang membahas tentang gerak dalam aliran fluida cair dan gas, Hukum
Poiseulles yang membahas aliran fluida pada pipa yang berukuran kecil , seperti pada
pembuluh darah kapiler di dalam tubuh, serta aplikasi dan manfaat konsep fluida
viskous khususnya di bidang ekstraksi dan eksplorasi geofisika.

B. RUANG LINGKUP
Aplikasi fluida viskous terhadap hukum Poisulles dan Navier stokes dalam bidang
teknik, geosains dan fisika kehidupan sehari-hari

C. TUJUAN DAN MANFAAT


4

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Mengenal konsep viskositas dan fluida viskous
2. Memahami penerapan hukum Navier-Stokes pada fluida viskous
3. Memahami penerapan hukum Poiseulles pada fluida viskous
4. Memahami pemanfaatan konsep viskositas fluida dalam geofisika
Manfaat
1. Memberikan pengetahuan baru mengenai fluida viskous kepada pembaca
2. Memberikan ide untuk inovasi baru aplikasi fluida viskous di berbagai bidang
3. Sebagai bahan rujukan dalam penulisan makalah ataupun karya ilmiah lain

BAB II
ISI
A. FLUIDA VISCOUS
Viskositas berasal dari bahasa Latin viscum alba, yang berarti mistletoe putih atau
lem kental yang bernama birdlime dibuat dari buah mistletoe dan digunakan untuk
menangkap burung.
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar
kecilnya gesekan internal fluida. Viskositas fluida berhubungan dengan gaya gesek
antarlapisan fluida ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lain. Pada zat cair,
viskositas disebabkan terutama oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas,
viskositas muncul karena tumbukan antarmolekul. Setiap fluida memiliki besar
viskositas yang berbeda yang dinyatakan dengan . Viskositas dapat dengan mudah
dipahami dengan meninjau satu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua
lempeng logam yang rata. Satu lempeng bergerak (lempeng atas) dan lempeng yang lain
diam (lempeng bawah). Fluida yang bersentuhan dengan lempeng ditahan oleh gaya
adhesi antara molekul fluida dan molekul lempeng. Dengan demikian, lapisan fluida
yang bersentuhan dengan lempeng yang bergerak akan ikut bergerak, sedangkan lapisan
fluida yang bersentuhan dengan lempeng diam akan tetap diam.
Dalam fluida kental diperlukan gaya untuk menggeser suatu lapisan fluida. Coba
sobat hitung amati gambar di bawah ini. Gambar di atas menunjukkan suatu fluida kental
(punya viskositas) diantar dua keping sejajar atas dan bawah dengan jarak antar keping
L. Keping bagian atas bergerk sedangankan keping bawah statis.

Besarnya gaya F yang diperlukan untuk mmenggerakkan suatu lapisan fluida


dengan kelajuan tetap v untuk luas keping yang bersentuahn dengan fluida A
dan berjarak L dari keping yang diam dirumuskan

F= Gaya yang bekerja (N)


A = luas keping yang bersentuhan dengan fluida (m2)
6

v = kelajuan fluida (m/s)


L= Jarak antar keping (m)
= koefisien viskositas Kg m-1 s-1 atau pascal.second
Nilai koefisien viskositas berubah sesuai dengan perubahan temperatur. Jika temperatur
atau suhu naik viskositas zat cair turun sedangankan untuk gas naik. Sebalikanya jika
suhu turun maka viskositas fluida naik sedangkan untuk fluida berupa gas turun.

B. Persamaan Navier Stokes


Aplikasi Hukum Newton Kedua dalam Mekanika Fluida
Hukum kedua Newton ternyata tidak hanya berlaku untuk benda padat (partikel
maupun benda kontinu), namun berlaku juga pada fluida, sehingga penerapan dari
hukum ini dapat diaplikasikan pada mekanika fluida. Kita tahu bahwa hukum kedua
Newton berbentuk:
F=m a
Pada fluida yang tidak kental (non viscous fluid), tidak ada gesekan yang terjadi antar
partikel fluida sehingga pada fluida tidak terdapat transfer panas yang terjadi dan
konduktivitas termal yang dimilikinya sama dengan nol. Pada fluida jenis ini, gerak
fluida dihasilkan oleh tekanan dan gaya gravitasi yang bekerja pada fluida tersebut.
Sehingga gaya

yang bekerja adalah gaya oleh tekanan dan gaya gravitasi.

Sehingga dapat diltuliskan:


(Total gaya tekanan pada partikel) + (Total gaya gravitasi pada partikel) =
(massa partikel) (percepatan partikel)

Pada fluida stabil, partikelnya bergerak pada lintasannya dan vector kecepatannya
selalu bersinggungan dengan lintasannya. Garis yang menyinggung vector-vektor
kecepatan pada aliran tersebut dinamakan arah aliran (streamline).

Pada fluida yang mengalir, terdapat dua macam percepatan yang bekerja pada
partikelnya, yaitu percepatan yang searah dengan arah aliran (as) dan percepatan yang
tegak lurus dengan arah aliran (an). percepatan partikel yang searah dengan arah
alirannya diberikan oleh persamaan:
Walaupun sebuah aliran terlihat lurus, tapi pasti aliran tersebut memiliki jari-jari
kelengkungan terhadap suatu titik tertentu. Hal ini akan menyebabkan adanya
percepatan yang bekerja pada partikel dengan arah menuju pusat kelengkungannya,
atau dengan kata lain, tegak lurus terhadap arah alirannya. Jika jari-jari kelengkungan
suatu aliran fluida adalah R = R(s), maka percepatan yang arahnya tegak lurus arah
aliran diberikan oleh persamaan:

Hukum Kedua Newton yang bekerja Searah Arah Aliran


Karena partikel fluida memiliki 2 jenis percepatan yang bekerja padanya (searah dan
tegak lurus arah aliran), maka gaya yang bekerja padanya juga ada dua jenis, yaitu gaya
yang bekerja searah dengan arah alirannya, dan gaya yang bekerja tegak lurus dengan
arah alirannya. Namun meninjau gaya-gaya yang tegak lurus arah aliran fluida tersebut
cukup rumit, sehingga kita akan membahas gaya-gaya yang bekerja searah dengan arah
aliran saja. Tinjauan ini dapat digunakan sebagai pengantar sebelum kita mempelajari
hukum Navier-Stokes.
Untuk partikel fluida dengan massa m, resultan gaya yang bekerja padanya diberikan
oleh:

Sekarang kita tinjau gaya-gaya yang bekerja padanya.


Pertama, gaya yang bekerja pada partikel fluida adalah gaya berat dari partikel itu
sendiri, sebesar W. Gaya ini dapat kita uraikan
sehingga searah dengan arah aliran maupun tegak lurus
dengan arah aliran, di mana gaya berat partikel dengan
volume V yang searah dengan arah aliran
diberikan oleh:
dengan adalah berat jenis fluida (N/m3).
Kemudian gaya lain yang yang bekerja pada
partikel fluida adalah gaya yang dihasilkan
oleh tekanan yang bekerja pada partikel

fluida tersebut. Apabila

partikel memiliki ketebalan y, maka luas permukaan bidang sentuh A partikel


terhadap tekanan p yang diberikan oleh fluida yang searah dengan arah alirannya
adalah ny. Apabila tekanan yang dialami oleh sebuah partikel fluida pada titik pusat
massanya adalah p, maka tekanan yang bekerja pada muka depan partikel adalah
(p+ps) dan tekanan yang bekerja pada muka belakang partikel adalah (p-ps), dimana
ps adalah besarnya perubahan tekanan pada partikel yang didapatkan melalui ekspansi
p s

.
Taylor ps=( s
2

( )

Sehingga gaya yang diberikan oleh tekanan yang bekerja pada partikel fluida tersebut
adalah:

Maka resultan gaya yang bekerja searah dengan arah aliran partike fluida adalah:

Apabila kita eliminasi V, didapatkan:

dengan adalah massa jenis fluida (kg/m3).


Aliran Eulerian.
9

Aliran Eulerian menyatakan properti-properti dari partikel (tekanan, massa jenis,


kecepatan) sebagai fungsi dari ruang dan waktu, sementara

aliran Lagrangian

mengamati pergerakan dari partikel fluida dan


menentukan hubungan antara properti-properti
dari partikel tersebut dengan perpindahan partikel sebagai
fungsi dari waktu. Pada bab ini kita akan membahas
mengenai aliran Eulerian.
Fluida memiliki vektor kecepatan terhadap ruang

dan waktu:

^ v ( x , y , z , t ) ^j+ w( x , y , z ,t ) k^
V =u ( x , y , z , t ) i+

Kemudian, dengan menggunakan operator substansial


derivative dimana operator tersebut
vektor percepatan dari fluida tersebut

didapat dari

adalah:

Gaya yang Bekerja pada Permukaan Fluida


Terdapat 2 jenis gaya yang bekerja pada fluida, yaitu body forces yang bekerja di
seluruh badan fluida, dan surface forces yang bekerja di permukaan fluida. Body forces
pada fluida adalah gaya gravitasi yang bekerja padanya, yang diberikan oleh:
Fb =mg
dimana vektor tersebut dapat diuraikan dalam arah x-y-z menjadi:

pada permukaan fluida ada 2 tegangan yang terjadi, yaitu:

10

Normal Stress

dan Shearing Stress

Untuk menghasilkan gaya, tegangan harus dikalikan dengan luas permukaannya.


Sehingga gaya yang dihasilkan oleh tegangan adalah:

Maka, persamaan gerak yang dihasilkan dari body forces dan surface forces adalah:

Namun pada fluida yang tidak kental, shearing stress bernilai nol dan normal stress
sama dengan p, maka persamaan sebelumnya menjadi:

Suku yang terdapat pada sisi sebelah kanan akan mengantarkan kita pada persamaan
Navier-Stokes.

11

Persamaan Navier Stokes


Persamaan Navier Stokes merupakan serangkaian persamaan yang menjelaskan
pergerakan fluida (cairan dan gas). Persamaan ini menjelaskan kesetimbangan gayagaya yang bekerja pada fluida. Pada persamaan Navier-Stokes dijelaskan bahwa
jumlahan dari gaya gravitasi, gaya yang dihasilkan oleh tekanan, dan gaya yang
dihasilkan oleh viskositas dari suatu fluida adalah sebanding dengan massa yang
dikalikan dengan kecepatan suatu fluida, atau :
Fgrv + Fprs + Fvisc = ma
dan persamaan Navier-Stokes menjelaskan bahwa gaya-gaya tersebut (yang setelah

pembahasan
V
+( V . ) V
se
t

sebelumnya diketahui dinotasikan dengan [


2
banding dengan - P+ F + V , atau dapat

dituliskan:

dimana . u =0 dan adalah viskositas fluida.


Hanya kasus-kasus aliran sederhana yang dapat dipecahkan dengan persamaan Navier
Stokes. Kasus-kasus ini biasanya melibatkan aliran non-turbulen (aliran yang tidak
berubah terhadap waktu) yang memiliki nilai bilangan Reynold yang kecil. Masingmasing suku pada sisi kanan persamaan Navier-Stokes menjelaskan sifat-sifat dari
gerakan fluida, yaitu:
Suku () menjelaskan pengaruh divergensi terhadap kecepatan. Contohnya
pada aliran air sungai, pada saat sungai menyempit, kecepatan aliran air meningkat.
Pada saat sungai melebar, partikel air menyebar dan kecepatan berkurang.
Suku 1/ (p) menjelaskan gerak partikel sebagai hasil dari perubahan tekanan, di
mana partikel cenderung bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Suku 2 menggambarkan hubungan antara viskositas dengan Laplacian,
menjelaskan perbedaan antara apa partikel lakukan dan apa yang neighbouring
particles lakukan

Suku F, menjelaskan gaya lain yang bekerja pada partikel.


12

C. Hukum Poiseuille
Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa akan
berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat
jari-jari pipa. Jadi rumus diatas dapat dinyatakan dalam volume per detik yang setara
dengan tekanan per tahanan.
Contoh yang paling sederhana adalah lapisan paling luar fluida yang melekat pada
dinding pipa dan kecepatannya 0 . Dinding pipamenahan gerak lapisan paling
luar dan lapisan ini menahan pula lapisan berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan
tidak terlalu besar,aliran akan laminer, dengan kecepatan paling besar dibagian tengah
pipa,lalu berangsur kecil sampai menjadi 0 pada dinding pipa. Sepotong pipa yang
radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir fluida yang viskositasnya secara
laminer. Silinder kecil beradius r berada dalam kesetimbangan disebabkan gaya dorong
yang timbul akibat perbedaan tekanan antara ujung-ujung silinder itu serta gaya
kekentalan yang menahan pada permukaan luar.

Gaya dorong ini adalah:

Menurut hukum poiseuille itu sendiri cairan atau fluida yang mengalir akan berbanding
lurus dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa.
Hukum Poiseuile : aliran melalui suatu tabung bergantung pada perbedaan tekanan
antara satu ujung dengan ujung lain, panjang tabung, dan jari-jari tabung, serta
viskositas cairan.
Jean Poiseuille mempelajari tentang aliran zat alir dengan viskositas konstan dalam
pipa dan tabung yang alirannya laminer, yang diekspresikan dengan persamaan sebagai
berikut:
Q = (r4 (P))/8Lt
13

Keterangan: :
Q : kelajuan aliran (m/s)
: pi ( 3,14 / 22/7)
r : jari-jari pipa atau tabung (m)
L : panjang pipa atau tabung (m)
P : p1-p2 (N/m2) tekanan
: eta koefisien viskositas ( Ns/m2)
Penerapan Hukum Poiseuille didapatkan bahwa tahanan tergantung pada :
* Panjang pembuluh
* Diameter pembuluh
* Kekentalan cairan
* Tekanan
Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas , maka gaya
kekentalan :

dimana :
dv/dr : gradien kecepatan pada jarak radial r dari sumbu.
Tanda (-) diberikan karena v berkurang bila r bertambah.

14

Ilustrasi diatas mendeskripsikan tentang hubungan kecepatan dan tekanan pada aliran
air yang diisi oleh silinder. Keempat contoh tersebut menunjukan perbedaan yang
mendasar bagaimana hubungan terhadap kecepatan jika merubah panjang tabung,
viskositas dan jari-jari, dimana perbedaan jari-jari tabung sangat menentukan kecepatan
fluida.
Hukum Poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa pada penderita usia
lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan darah meningkat). Hal ini disebabkan oleh
pembuluh darah yang semakin menyempit di usia senja menyebabkan aliran pembuluh
darah mengecil dan kecepatan darah dalam tubuh semakin meningkat , terutama ketika
mengalami kejutan atau suhu yang berubah secara drastis pembuluh darah mudah
menyempit dan fluida (darah) bergerak dengan cepat, sehingga mengalami gejala
pingsan.Selain itu, pada kasus kedua mengapa daerah akral/ujung suhunya dingin.
Namun demikian hukum Poiseuille ini hanya bisa berlaku apabila aliran zat cair itu
laminer dan harga Re (Reynold) = 2000. Ketika meleawti harga itu akan mengalami
turbulen dan bisa diketahui suhu yang seharusnya merata akibat aliran laminar menjadi
tidak merata.

D. Aplikasi Viscous Fluid dalam Kehidupan Sehari-hari


Pengaruh Suhu terhadap Viskositas Fluida

15

Pengaruh suhu terhadap viskositas fluida akan berbanding lurus terhadap gas dan
terbalik terhadap cairan. Ketika Suhu tersebut naik maka tingkat viskositas fluida
semakin tinggi dimana kekentalan gas akan bertambah, sedangkan kekentalan cairan
berkurang. Namun, beda halnya ketika suhu tersebut mulai turun maka tinggkat
viskositas akan semakin rendah dimana kekentalan gas akan berkurang sedangkan
kekentalan cairan akan bertambah. Contohnya ketika minyak goreng dipanaskan,
minyak goreng yang awalnya kental setelah dipanaskan (suhu bertambah) akan menjadi
lebih cair. Itu berarti ketika suhu ditambah, viskositas suatu cairan akan berkurang.
Contoh lagi ketika memanaskan air, air akan menguap menjadi gas. Itu berarti
viskositas gas bertambah dan air berkurang. Contoh, pada teknologi injeksi uap panas
(steam flood) pada sumur migas, ditujukan pada sifat fluida dengan viskositas yang
tinggi. Ketika uap mengenai fluida (minyak) menyebabkan temperature berkurang
dimana kekentalan gas akan berkurang sedangkan kekentalan cairan akan bertambah,
sehingga minyak terangkut dengan mudah keatas permukaan melalui pipa. Teknologi
ini disebut Enhanced Oil Recovery (EOR).
Fenomena Mengentalnya Alkohol Ketika Dipanaskan
Alkohol mengandung glukosa sehingga ketika dipanaskan, air akan terpisah dengan
glukosa dan air menguap sedangkan yang tersisa adalah glukosanya. Oleh karena itu
alkohol terlihat lebih kental.
Temperatur (o C)

Koofisien

Darah

0
20
60
100
37

Viskositas
1,8 x 10-3
1,0 x 10-3
0,65 x 10-3
0,3 x 10-3
4,0 x 10-3

(keseluruhan)
Plasma Darah
Ethyl alkohol
Oli mesin (SAE

37
20
30

1,5 x 10-3
1,2 x 10-3
200 x 10-3

0
20
60
20

10.000 x 10-3
1500 x 10-3
81 x 10-3
0,018 x 10-3

Fluida
Air

10)
Gliserin

Udara

16

Hidrogen
Uap air

0
100

0,009 x 10-3
0,013 x 10-3

Dengan koefisien viskositas alkohol yang hampir mirip dengan air pada kisaran suhu
20 o C akan semakin kental dengan bertambahnya suhu mengakibatkan tingkat
viskositas fluida semakin tinggi dimana kekentalan gas akan bertambah, sedangkan
kekentalan cairan berkurang ditambah sifat alkohol salah satu senyawa logam berat
dengan adanya unsure Argentum (Hg) yang berat.
Fenomena Percikan Minyak Goring Panas
Karena perbedaan densitas pada air dan minyak, dimana air lebih ringan sehingga
ketika masuk dalam minyak, air akan naik ke atas dan karena kondisi minyak panas, air
akan terpercik (muncrat).
Aliran Fluida Dalam Pipa Tegak Lurus (Segi Empat)
Misalkan sebuah pipa berpenampang segi empat dipasang melintang dalam aliran
fluida viskos yang bertemperatur lebih tinggi. Posisi pipa dalam aliran yaitu salah satu
bidang pipa tegak lurus dengan datangnya aliran, salah satu sudut pipa diarahkan
dengan datangnya aliran dan sudut pipa yang lebih besar atau lebih kecil dari 90o
diarahkan dengan datangnya aliran. Melalui studi numerik dengan Metode Volume
Hingga, didapatkan bahwa posisi pipa dengan salah satu sudut segi empatnya diarahkan
ke datangnya aliran mempunyai perpindahan panas lebih baik dibanding dengan pipa
yang mana salah satu dindingnya dipasang tegak lurus dengan aliran. Semakin besar
sudut pipa yang diarahkan ke aliran maka semakin besar perpindahan panasnya, dan
sebaliknya. Setiap perubahan sudut pipa segi empat 15o akan membuat perubahan
perpindahan panas sekitar 1,5%. (The Journal is published by The Institute of Research
& Community Outreach - Petra Christian University).

17

DAFTAR PUSTAKA

Sears, dan Zemansky, Fisika Untuk Universitas, Jilid I.


Cameron, J.R, James G. Skofronick, And R.M. Grant, Physics Of The Body, Medical
Physics Pub., 2nd Ed., 1999
Giancoli, D.C., Physics, Priciples With Applicatios, Prntice Hall International, Inc, 5th
Ed., 1995
Munson et.all, 2009. Fundamental of Fluid Mechanics: Sixth Edition. John
Willey&Sons.
Dobek, Steven. 2012. Dictate of Fluid Dynamics and the Navier-Stokes Equation for
CMSC498A Class.

18

Anda mungkin juga menyukai