FLUIDA
FLUIDA VISKOUS
D i s u s u n o l e h : K e l o mp o k I V B
Dina Sari Handayani
K e v i n Ad e l i n Ak b a r
F a c h r y Ah m a d
N u r u l N u r An n i s a
Annisa Rachmi Noer K.
Yog i e S u r y a P r a d a n a
N u r i As t u t i
12/331327/PA/14594
12/331324/PA/14592
12/331356/PA/14619
12/331379/PA/14637
12/331407/PA/14663
12/331414/PA/14669
12/331420/PA/14675
MAKALAH MEKANIKA
FLUIDA
FLUIDA VISKOUS
D i s u s u n o l e h : K e l o mp o k I V B
Dina Sari Handayani
K e v i n Ad e l i n Ak b a r
F a c h r y Ah m a d
N u r u l N u r An n i s a
Annisa Rachmi Noer K.
Yog i e S u r y a P r a d a n a
N u r i As t u t i
12/331327/PA/14594
12/331324/PA/14592
12/331356/PA/14619
12/331379/PA/14637
12/331407/PA/14663
12/331414/PA/14669
12/331420/PA/14675
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat- Nya
pula kami dapat menyelesaikan makalah mekanika fluida yang berjudul Fuida Viscous ini.
Adapun penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas matakuliah
Mekanika Fluida pada semester 4 Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada tahun akademik 2014.
Tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu
menyesaikan maklah ini, diantaranya :
1. Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito, selaku dosen mekanika fluida
2. Teman-teman kelompok 4B presentasi mekanika fluida bab fluida viscous
3. Teman-teman geofisika angkatan 2012 dan juga semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Pada akhirnya, sesuai dengan kata pepatah juga, bahwa tak ada gading yang tak retak.
Begitu juga makalah kami ini yang rasanya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itulah
kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati untuk
bahan
penyempurna makalah kami ini kedepannya. Penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca.
Yogyakarta, 20 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
....... 2
Daftar Isi
..................................................................................... 3
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
.................. 4
B. Ruang Lingkup
.. 4
.. 5
Bab II : Isi
A. Fluida Viscous
. 6
B. Persamaan Navier-Stokes 7
C. Persamaan Poisouille
13
. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan perkembangan teknologi yang didasari oleh prinsip
dasar mekanika fluida , pemahaman sejak dini mengenai satu mata kuliah ini sangat
penting untuk dilakukan mengingat banyaknya aplikasi mekanika fluida khususnya
fluida viskous dalam kehidupan sehari-hari, baik di bidang rumah tangga, teknik,
geoscience, sipil, maupun industri yang nanti akan dijelaskan lebih lanjut pada bab
selanjutnya . Pemahaman ini dirasa cukup penting selain karena manfaat yang bisa
dihasilkan dari penerapannya, namun juga untuk mengurangi resiko yang mungkin
dapat terjadi dalam pengaplikasiannya karena dalam konsep fluida viskous ini juga
terdapat beberapa perhitungan matematis yang dapat digunakan untuk mengukur
seberapa efektif dan efisienkah kondisi suatu alat atau instrumen bisa digunakan
sehingga mampu meminimalisir dampak yang terjadi. Contoh studi kasusnya adalah
sebagai berikut, saat ini masayarakat awam beranggapan bahwa oli hanya digunakan
sebagai pelumas mesin. Padahal, jika masyarakat mengerti tentang kosep viskositas
maka mereka bisa menggunakan untuk berbagai fungsi, antara lain sebagai pendingin,
pelindung karat, pembersih, dan penutup celah pada dinding mesin. Disitulah salah satu
alasan mengapa kita harus memahami konsep fluida viskous. Dalam makalah ini,
pembahasan mekanika fluida lebih ditekankan pada konsep dasar yang berupa fluida
viskous itu sendiri, kemudian pengantar matematis dan penggunaan hukum NavierStokes yang membahas tentang gerak dalam aliran fluida cair dan gas, Hukum
Poiseulles yang membahas aliran fluida pada pipa yang berukuran kecil , seperti pada
pembuluh darah kapiler di dalam tubuh, serta aplikasi dan manfaat konsep fluida
viskous khususnya di bidang ekstraksi dan eksplorasi geofisika.
B. RUANG LINGKUP
Aplikasi fluida viskous terhadap hukum Poisulles dan Navier stokes dalam bidang
teknik, geosains dan fisika kehidupan sehari-hari
BAB II
ISI
A. FLUIDA VISCOUS
Viskositas berasal dari bahasa Latin viscum alba, yang berarti mistletoe putih atau
lem kental yang bernama birdlime dibuat dari buah mistletoe dan digunakan untuk
menangkap burung.
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar
kecilnya gesekan internal fluida. Viskositas fluida berhubungan dengan gaya gesek
antarlapisan fluida ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lain. Pada zat cair,
viskositas disebabkan terutama oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas,
viskositas muncul karena tumbukan antarmolekul. Setiap fluida memiliki besar
viskositas yang berbeda yang dinyatakan dengan . Viskositas dapat dengan mudah
dipahami dengan meninjau satu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua
lempeng logam yang rata. Satu lempeng bergerak (lempeng atas) dan lempeng yang lain
diam (lempeng bawah). Fluida yang bersentuhan dengan lempeng ditahan oleh gaya
adhesi antara molekul fluida dan molekul lempeng. Dengan demikian, lapisan fluida
yang bersentuhan dengan lempeng yang bergerak akan ikut bergerak, sedangkan lapisan
fluida yang bersentuhan dengan lempeng diam akan tetap diam.
Dalam fluida kental diperlukan gaya untuk menggeser suatu lapisan fluida. Coba
sobat hitung amati gambar di bawah ini. Gambar di atas menunjukkan suatu fluida kental
(punya viskositas) diantar dua keping sejajar atas dan bawah dengan jarak antar keping
L. Keping bagian atas bergerk sedangankan keping bawah statis.
Pada fluida stabil, partikelnya bergerak pada lintasannya dan vector kecepatannya
selalu bersinggungan dengan lintasannya. Garis yang menyinggung vector-vektor
kecepatan pada aliran tersebut dinamakan arah aliran (streamline).
Pada fluida yang mengalir, terdapat dua macam percepatan yang bekerja pada
partikelnya, yaitu percepatan yang searah dengan arah aliran (as) dan percepatan yang
tegak lurus dengan arah aliran (an). percepatan partikel yang searah dengan arah
alirannya diberikan oleh persamaan:
Walaupun sebuah aliran terlihat lurus, tapi pasti aliran tersebut memiliki jari-jari
kelengkungan terhadap suatu titik tertentu. Hal ini akan menyebabkan adanya
percepatan yang bekerja pada partikel dengan arah menuju pusat kelengkungannya,
atau dengan kata lain, tegak lurus terhadap arah alirannya. Jika jari-jari kelengkungan
suatu aliran fluida adalah R = R(s), maka percepatan yang arahnya tegak lurus arah
aliran diberikan oleh persamaan:
.
Taylor ps=( s
2
( )
Sehingga gaya yang diberikan oleh tekanan yang bekerja pada partikel fluida tersebut
adalah:
Maka resultan gaya yang bekerja searah dengan arah aliran partike fluida adalah:
aliran Lagrangian
dan waktu:
^ v ( x , y , z , t ) ^j+ w( x , y , z ,t ) k^
V =u ( x , y , z , t ) i+
didapat dari
adalah:
10
Normal Stress
Maka, persamaan gerak yang dihasilkan dari body forces dan surface forces adalah:
Namun pada fluida yang tidak kental, shearing stress bernilai nol dan normal stress
sama dengan p, maka persamaan sebelumnya menjadi:
Suku yang terdapat pada sisi sebelah kanan akan mengantarkan kita pada persamaan
Navier-Stokes.
11
pembahasan
V
+( V . ) V
se
t
dituliskan:
C. Hukum Poiseuille
Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa akan
berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat
jari-jari pipa. Jadi rumus diatas dapat dinyatakan dalam volume per detik yang setara
dengan tekanan per tahanan.
Contoh yang paling sederhana adalah lapisan paling luar fluida yang melekat pada
dinding pipa dan kecepatannya 0 . Dinding pipamenahan gerak lapisan paling
luar dan lapisan ini menahan pula lapisan berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan
tidak terlalu besar,aliran akan laminer, dengan kecepatan paling besar dibagian tengah
pipa,lalu berangsur kecil sampai menjadi 0 pada dinding pipa. Sepotong pipa yang
radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir fluida yang viskositasnya secara
laminer. Silinder kecil beradius r berada dalam kesetimbangan disebabkan gaya dorong
yang timbul akibat perbedaan tekanan antara ujung-ujung silinder itu serta gaya
kekentalan yang menahan pada permukaan luar.
Menurut hukum poiseuille itu sendiri cairan atau fluida yang mengalir akan berbanding
lurus dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa.
Hukum Poiseuile : aliran melalui suatu tabung bergantung pada perbedaan tekanan
antara satu ujung dengan ujung lain, panjang tabung, dan jari-jari tabung, serta
viskositas cairan.
Jean Poiseuille mempelajari tentang aliran zat alir dengan viskositas konstan dalam
pipa dan tabung yang alirannya laminer, yang diekspresikan dengan persamaan sebagai
berikut:
Q = (r4 (P))/8Lt
13
Keterangan: :
Q : kelajuan aliran (m/s)
: pi ( 3,14 / 22/7)
r : jari-jari pipa atau tabung (m)
L : panjang pipa atau tabung (m)
P : p1-p2 (N/m2) tekanan
: eta koefisien viskositas ( Ns/m2)
Penerapan Hukum Poiseuille didapatkan bahwa tahanan tergantung pada :
* Panjang pembuluh
* Diameter pembuluh
* Kekentalan cairan
* Tekanan
Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas , maka gaya
kekentalan :
dimana :
dv/dr : gradien kecepatan pada jarak radial r dari sumbu.
Tanda (-) diberikan karena v berkurang bila r bertambah.
14
Ilustrasi diatas mendeskripsikan tentang hubungan kecepatan dan tekanan pada aliran
air yang diisi oleh silinder. Keempat contoh tersebut menunjukan perbedaan yang
mendasar bagaimana hubungan terhadap kecepatan jika merubah panjang tabung,
viskositas dan jari-jari, dimana perbedaan jari-jari tabung sangat menentukan kecepatan
fluida.
Hukum Poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa pada penderita usia
lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan darah meningkat). Hal ini disebabkan oleh
pembuluh darah yang semakin menyempit di usia senja menyebabkan aliran pembuluh
darah mengecil dan kecepatan darah dalam tubuh semakin meningkat , terutama ketika
mengalami kejutan atau suhu yang berubah secara drastis pembuluh darah mudah
menyempit dan fluida (darah) bergerak dengan cepat, sehingga mengalami gejala
pingsan.Selain itu, pada kasus kedua mengapa daerah akral/ujung suhunya dingin.
Namun demikian hukum Poiseuille ini hanya bisa berlaku apabila aliran zat cair itu
laminer dan harga Re (Reynold) = 2000. Ketika meleawti harga itu akan mengalami
turbulen dan bisa diketahui suhu yang seharusnya merata akibat aliran laminar menjadi
tidak merata.
15
Pengaruh suhu terhadap viskositas fluida akan berbanding lurus terhadap gas dan
terbalik terhadap cairan. Ketika Suhu tersebut naik maka tingkat viskositas fluida
semakin tinggi dimana kekentalan gas akan bertambah, sedangkan kekentalan cairan
berkurang. Namun, beda halnya ketika suhu tersebut mulai turun maka tinggkat
viskositas akan semakin rendah dimana kekentalan gas akan berkurang sedangkan
kekentalan cairan akan bertambah. Contohnya ketika minyak goreng dipanaskan,
minyak goreng yang awalnya kental setelah dipanaskan (suhu bertambah) akan menjadi
lebih cair. Itu berarti ketika suhu ditambah, viskositas suatu cairan akan berkurang.
Contoh lagi ketika memanaskan air, air akan menguap menjadi gas. Itu berarti
viskositas gas bertambah dan air berkurang. Contoh, pada teknologi injeksi uap panas
(steam flood) pada sumur migas, ditujukan pada sifat fluida dengan viskositas yang
tinggi. Ketika uap mengenai fluida (minyak) menyebabkan temperature berkurang
dimana kekentalan gas akan berkurang sedangkan kekentalan cairan akan bertambah,
sehingga minyak terangkut dengan mudah keatas permukaan melalui pipa. Teknologi
ini disebut Enhanced Oil Recovery (EOR).
Fenomena Mengentalnya Alkohol Ketika Dipanaskan
Alkohol mengandung glukosa sehingga ketika dipanaskan, air akan terpisah dengan
glukosa dan air menguap sedangkan yang tersisa adalah glukosanya. Oleh karena itu
alkohol terlihat lebih kental.
Temperatur (o C)
Koofisien
Darah
0
20
60
100
37
Viskositas
1,8 x 10-3
1,0 x 10-3
0,65 x 10-3
0,3 x 10-3
4,0 x 10-3
(keseluruhan)
Plasma Darah
Ethyl alkohol
Oli mesin (SAE
37
20
30
1,5 x 10-3
1,2 x 10-3
200 x 10-3
0
20
60
20
10.000 x 10-3
1500 x 10-3
81 x 10-3
0,018 x 10-3
Fluida
Air
10)
Gliserin
Udara
16
Hidrogen
Uap air
0
100
0,009 x 10-3
0,013 x 10-3
Dengan koefisien viskositas alkohol yang hampir mirip dengan air pada kisaran suhu
20 o C akan semakin kental dengan bertambahnya suhu mengakibatkan tingkat
viskositas fluida semakin tinggi dimana kekentalan gas akan bertambah, sedangkan
kekentalan cairan berkurang ditambah sifat alkohol salah satu senyawa logam berat
dengan adanya unsure Argentum (Hg) yang berat.
Fenomena Percikan Minyak Goring Panas
Karena perbedaan densitas pada air dan minyak, dimana air lebih ringan sehingga
ketika masuk dalam minyak, air akan naik ke atas dan karena kondisi minyak panas, air
akan terpercik (muncrat).
Aliran Fluida Dalam Pipa Tegak Lurus (Segi Empat)
Misalkan sebuah pipa berpenampang segi empat dipasang melintang dalam aliran
fluida viskos yang bertemperatur lebih tinggi. Posisi pipa dalam aliran yaitu salah satu
bidang pipa tegak lurus dengan datangnya aliran, salah satu sudut pipa diarahkan
dengan datangnya aliran dan sudut pipa yang lebih besar atau lebih kecil dari 90o
diarahkan dengan datangnya aliran. Melalui studi numerik dengan Metode Volume
Hingga, didapatkan bahwa posisi pipa dengan salah satu sudut segi empatnya diarahkan
ke datangnya aliran mempunyai perpindahan panas lebih baik dibanding dengan pipa
yang mana salah satu dindingnya dipasang tegak lurus dengan aliran. Semakin besar
sudut pipa yang diarahkan ke aliran maka semakin besar perpindahan panasnya, dan
sebaliknya. Setiap perubahan sudut pipa segi empat 15o akan membuat perubahan
perpindahan panas sekitar 1,5%. (The Journal is published by The Institute of Research
& Community Outreach - Petra Christian University).
17
DAFTAR PUSTAKA
18