Kelompok :5
Anggota : 1. Fibri Murdian Exlesia
2. Puspita Sari
3. Amelia
4. Arul
5. Maulida
6. Pitriah
7. Lipson
Kelas : XI Mipa
A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin
yang berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah
fisika. Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik,
dan magnet, semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, fisika merupakan ilmu
yang mempelajari hubungan antara materi dan energi.
Fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan tulang punggung
teknologi terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern
seperti teknologi informasi, elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi
memerlukan penguasaan fisika yang cukup mendalam. Salah satunya adalah eksavator,
yaitu suatu alat yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar,
batang (boom), lengan (arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk (bucket) digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian yang tidak bisa dilakukan
secara langsung oleh tangan manusia.
Eksavator adalah alat alternatif yang dapat bekerja untuk mempersingkat waktu
kerja dengan tujuan untuk menghemat biaya dan tenaga. Eksavator sering digunakan
pada pekerjaan konstruksi, kehutanan dan industri pertambangan. Eksavator dapat
melakukan serangkaian gerakan gali, angkat, tumpah, dan berputar yang saling
berkesinambungan dengan kapasitas yang besar dan waktu pekerjaan yang singkat.
Semua gerakan dan fungsi eksavator berasal dari sistem hidraulik yaitu bentuk
perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa
fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
Bila dicermati secara seksama hampir semua alat berat dari berbagai jenis dan ukuran
menggunakan tenaga hidraulik sebagai penggeraknya. Tenaga hidraulik memang
memberikan banyak keuntungan. Di antaranya adalah tenaga yang dihasilkan berlipat
ganda (multy power), sangat fleksibel dan penggunaannya sederhana (flexible dan
simple), bentuk dan desainnya kompak (compact design), hemat dan aman dalam
pengoperasiaannya (economy dan safety).
Prinsip dasar sistem hidraulik adalah menggunakan hukum Pascal, yang
berbunyi “Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan
diteruskan ke segala arah dan sama besar”. Eksavator memanfaatkan fluida hidraulik
untuk menghasilkan daya kemudian ditransmisikan ke komponen-komponen hidraulik
yang terdapat pada eksavator tersebut seperti Pompa Hidraulik, Katup, Aktuator,
Silinder Hidraulik, dan Motor Hidraulik. Daya yang telah ditransmisikan ke komponen-
komponen hidraulik ditransmisikan kembali ke komponen eksavator yaitu house (untuk
berputar), undercarriage (untuk berjalan) dan workgroup (untuk melakukan kerja)
dengan demikian eksavator dapat bergerak secara keseluruhan, bersamaan atau
sebagian.
Dari uraian di atas, maka dapat diangkat tema dengan judul “Model Eksavator
Hidraulik ”. Karena model eksavator hidraulik merupakan suatu alat peraga yang cara
kerjanya hampir sama dengan eksavator. Dengan adanya model eksavator hidraulik ini,
diharapkan dapat mempermudah pemahaman mengenai fluida statis, hukum Pascal,
dan sistem hidraulik.
B. Tujuan Praktik
1. Untuk memenuhi nilai praktik fisika.
2. Untuk memahami konsep fisika “hukum pascal”.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan dan cara kerja miniatur eksavator.
C. Manfaat Praktik
1. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada kami dan pembaca tentang
penerapan hukum Pascal dalam sistem fluida statis.
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang konsep rangkaian hidraulik yang
menggunakan fluida statis.
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang konsep rangkaian sistem
hidraulik pada eksavator.
BAB II
TEORI
A. Fluida Statis
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair
dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti
batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air
merupakan salah satu contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, zat
gas termasuk fluida. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-
hari. Fluida terbagi atas dua macam, yaitu fluida dinamis (dalam keadaan bergerak) dan fluida
statis (dalam keadaan diam).
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut.
Bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya
oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain- lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan
seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai. Fluida
statis memiliki sifat fisis yang dapat dipahami dengan jelas, diantaranya: massa jenis, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
❖ Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.
Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Satu zat berapapun massanya berapapun
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus massa jenis dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m = massa (kg atau g)
V = volume (m3 atau cm3)
❖ Tegangan Permukaan
Ttegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul- molekul zat cair dipermukaan zat cair
itu sendiri. Bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain
disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul
cairan itu.
❖ Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu
kapilaritas.
❖ Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengantekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu, air yang tipis,
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang tebal, memiliki viskositas yang
lebih tinggi.
B. Hukum Pascal
Ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada
dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin
ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati
permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan
sebanding dengan ρgh (ρ = massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h =
ketinggian/kedalaman).
Blaise Pascal (1623-1662) adalah fisikawan Prancis yang lahir di Clermount
pada 19 Juli 1623. Pada usia 18 tahun, menciptakan kalkulator digital pertama di dunia.
Pascal menghabiskan waktunya dengan bermain dan melakukan eksperimen
terusmenerus selama pengobatan kanker yang dideritanya. Pascal menemukan teori
hukum Pascal dengan eksperimennya bermain- main dengan air.
Hukum Pascal yang berbunyi, “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”. Jika suatu fluida yang dilengkapi
dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak
hanya ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi juga oleh gaya yang
dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida yang dilengkapi oleh dua
penghisap dengan luas penampang berbeda. Penghisap pertama memiliki luas
penampang yang kecil (diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki luas
penampang yang besar (diameter besar) (Kanginan, 2007). Fluida yang dilengkapi
penghisap dengan luas permukaan berbeda. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, sesuai dengan hukum Pascal.
Tekanan yang masuk pada penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap
kedua (Kanginan, 2007).
Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini:
P = F/A
sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:
P1 = P2
F1/A1 = F2/A2
dengan
P = tekanan (pascal)
F = gaya (newton)
A = luas permukaan penampang (m2).
C. Sistem Hidraulik
Sistem hidraulik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya
dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya
yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida penghantar ini
dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke
silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang
piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder
dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.
Prinsip dasar sistem hidraulik berasal dari hukum Pascal, dimana tekanan dalam
fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.
2) Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.
3) Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara
seragam ke bagian lain fluida.
C. Tahap Perangkaian
Setelah tahap persiapan diselesaikan, kami membuat kerangka model eksavator
hidraulik, yaitu:
1) Memasang dua tiang (boom) sejajar di tengah dari stick es krim.
2) Memasang batang (boom) di sela bagian atas tiang.
3) Memasang dua lengan model eksavator hidraulik (arm) pada ujung batang (boom).
4) Memasang pengeruk pada lengan dari bahan stick es krim.
5) Setelah itu kami memasang perangkat penghisap yang diisi dengan air.
D. Tahap Pengujian
Setelah model eksavator hidraulik terangkai, kami menguji hasil pembuatan
model eksavator hidraulik dengan cara menggerak-gerakkan boom dan arm model
eksavator hidraulik dengan suntikan yang dipasang sebagai penghisap. Selanjutnya
kami menyempurnakan model eksavator hidraulik dengan memperbaharui
kekurangan-kekurangannya. Dari hasil penelitian model eksavator hidraulik inilah
yang kemudian digunakan untuk ujian praktek fisika.
E. Desain
Desain ini dilakukan dengan menggunakan kayu stick es krim sebagai
kerangka model eksavator hidaulik dan suntikan sebagai penghisap untuk
menggerakkan model eksavator hidraulik.
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan tentang pembuatan model eksavator
hidraulik, maka dapat kesimpulan bahwa:
1) Model eksavator hidraulik merupakan alat peraga atau miniatur dari eksavator
hidraulik yang dapat digunakan untuk pengaplikasian hukum Pascal dan
penerapannya dalam fluida statis.
2) Sistem kerja model eksavator hidraulik menggunakan sistem hidraulik, yaitu suatu
bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar
berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang
dikeluarkan.
3) Model eksavator hidraulik mampu memeragakan gerakan dari eksavator hidraulik
seperti mengangkat boom (batang eksavator) dan arm (lengan eksavator), tetapi
tidak mampu berputar.
B. Saran
Dari percobaan dan laporan praktik ini, kelompok kami berharap:
1) Model eksavator hidraulik dapat digunakan dalam pembelajaran mengenai
pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam fluida statis.
2) Siswa dapat mengembangkan teori-teori fisika dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.