Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

UJIAN PRAKTEK FISIKA

“Excavator Hidrolik”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
XII IPA 1

SMA NEGERI 19 BATAM


2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Excavator
Hidrolik” ini, meskipun masih banyak kekurangan. Karya ilmiah ini kami buat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan karya ilmiah ini, sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Semoga apa
yang diberikan bisa bermanfaat bagi kita semua dan dicatat sebagai amal ibadah oleh Tuhan
Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan maupun dari segi materi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan setiap
kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan
karya ilmiah ini.

Batam, 15 Februari 2021

Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II PEMBAHASAN 4
BAB III PENUTUP 5
DAFTAR PUSTAKA 6

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata
Latin yang berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya
adalah fisika. Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi,
listrik, dan magnet, semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara materi dan
energi (Kanginan, 2007).
Fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan tulang
punggung teknologi terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi
modern seperti teknologi informasi, elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi
memerlukan penguasaan fisika yang cukup mendalam. Salah satunya adalah Excavator,
yaitu suatu alat yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar,
batang (boom),  lengan (arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk (bucket) digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian  yang tidak bisa dilakukan
secara langsung oleh tangan manusia.
Excavator merupakan alat alternatif yang dapat bekerja mempersingkat
waktu kerja dengan tujuan untuk menghemat biaya dan tenaga. Excavator sering
digunakan pada pekerjaan konstruksi, kehutanan dan industri pertambangan. Excavator
dapat melakukan serangkaian gerakan gali, angkat, tumpah, dan berputar yang saling
berkesinambungan dengan kapasitas yang besar dan waktu pekerjaan yang singkat.
Semua gerakan dan fungsi Excavator berasal dari sistem Hidrolik yaitu
bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa
fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
Bila dicermati secara seksama hampir semua alat berat dari berbagai jenis dan ukuran
menggunakan tenaga Hidrolik sebagai penggeraknya. Tenaga Hidrolik memang
memberikan banyak keuntungan. Di antaranya adalah tenaga yang dihasilkan berlipat
ganda (multi power), sangat fleksibel dan penggunaannya sederhana (flexible dan
simple), bentuk dan desainnya kompak (compact design), hemat dan aman dalam
pengoperasiaannya (economy dan safety).
Prinsip dasar sistem Hidrolik adalah menggunakan hukum Pascal, yang
berbunyi “Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan
diteruskan ke segala arah dan sama besar”. Excavator memanfaatkan fluida Hidrolik
untuk menghasilkan daya kemudian ditransmisikan ke komponen-komponen Hidrolik
yang terdapat pada Excavator tersebut seperti Pompa Hidrolik, Katup, Aktuator, Silinder
Hidrolik, dan Motor Hidrolik. Daya yang telah ditransmisikan ke komponen-komponen
hidrolik ditransmisikan kembali ke komponen Excavator yaitu house (untuk berputar),
undercarriage (untuk berjalan) dan workgroup (untuk melakukan kerja) dengan demikian
Excavator dapat bergerak secara keseluruhan, bersamaan atau sebagian.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengangkat tema dengan judul
“Excavator Hidrolik” karena model Excavator Hidrolik merupakan suatu alat peraga

3
yang cara kerjanya hampir sama dengan Excavator.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah “Bagaimana konsep
rangkaian model Excavator Hidrolik?”.

C. Batasan Masalah
Agar batasan masalah dalam penelitian ini memiliki ruang lingkup yang
jelas, maka perlu adanya batasan masalah sebagai berikut.
1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
2. Hukum Pascal
Hukum pascal adalah satu hukum dalam ilmu fisika yang berhubungan
dengan zat cair dan gaya-gaya yang ada padanya. Hukum pascal berbunyi, “Tekanan
yang diberikan pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan diteruskan ke segala
arah dan sama besar”.
3. Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya
dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya
yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
4. Excavator
Excavator adalah suatu alat yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam
sebuah wahana putar, batang, lengan,tongkat dan alat pengeruk untuk menyelesaikan
pekerjaan berat berupa penggalian  yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh
tangan manusia.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menerapkan pengetahuan yang peneliti dapatkan dalam sekolah
2. Memahami konsep rangkaian hidrolik yang menggunakan fluida statis
3. Mengetahui penerapan hukum pascal dalam sistem fluida statis

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada peneliti tentang penerapan hukum
pascal dalam sistem fluida statis
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang konsep rangkaian hidrolik yang
menggunakan fluida statis dan konsep rangkaian sistem hidrolik pada excavator

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fluida Statis
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat
cair dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat
seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida.
Air merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti
minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain (Lohat,
2008).
Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu,
zat gas termasuk fluida. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau
tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut
mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di
dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh
manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida terbagi atas dua macam, yaitu
fluida dinamis  (dalam keadaan bergerak) dan fluida statis (dalam keadaan diam).
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut.
Bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi
menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya
oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air
tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan
sampai dasar sungai. Fluida statis memiliki sifat fisis yang dapat dipahami dengan jelas,
diantaranya: massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut:

Keterangan: 
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)

5
m = massa (kg atau g)
V = volume (m3 atau cm3)
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut.
MASSA JENIS ( MASSA
3
g/cm ) JENIS
BAHAN NAMA BAHAN
( g/cm 3)

AIR 1,00 GLISERIN 1,26

ALUMUNIUM 2,7 KUNINGAN 8,6

BAJA 7,8 PERAK 10,5

BENZENA 0,9 PLATINA 21,4

BESI 7,8 RAKSA 13,6

EMAS 19,3 TEMBAGA 8,9

ES 0,92 TIMAH HITAM 11,3

ETIL 0,81 UDARA 0,0012


ALKOHOL

2. Tegangan Permukaan
Pengertian tegangan permukaan akan dapat diketahui dengan kejadian yang
pernah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti sebuah silet jika diletakkan
dalam keadaan melintang di atas permukaan air maka silet tersebut akan terapung,
karena silet tersebut mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan
disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair itu sendiri.
Bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain
disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas
molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada
di bagian bawah permukaan cairan.Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari
tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

3. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena
menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah
minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah
pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya kohesi dan adhesi. Kohesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara

6
zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling
tolak menolak. Sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain
dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Gejala kapilaritas pada air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya.
Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil
daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air
raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan
dinding kaca. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan
pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari:
● Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa
dinyalakan.
● Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
● Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.

4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu, air
yang tipis, memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang tebal, memiliki
viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida,
semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan
ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai
pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki
ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak
memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluida ideal.

B. Hukum Pascal
Ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada dasar
wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin ke
bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati
permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan
sebanding dengan ρgh.

Keterangan:
ρ = massa jenis
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian/kedalaman

7
Hukum Pascal yang berbunyi “tekanan yang diberikan pada zat cair
dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”. Jika suatu fluida
yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang dapat bergerak maka tekanan di suatu
titik tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi juga
oleh gaya yang dikerahkan oleh penghisap.
Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang
tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, sesuai
dengan hukum Pascal. Tekanan yang masuk pada
penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap
kedua (Kanginan, 2007).
Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan
di bawah ini:
P = F/A
sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:
P1 = P2
F1/A1  = F2/A2
dengan
P = tekanan (pascal)
F = gaya (newton)
A = luas permukaan penampang (m2).

C. Sistem Hidrolik
Sistem Hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih
besar dari daya awal yang dikeluarkan. Di mana fluida penghantar ini dinaikan
tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja
melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder
kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak
maju dan mundur.
Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida
statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
● Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang
● Tekanan di setiap titik sama untuk semua arah
● Tekanan yang diberikan ke sebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara
seragam ke bagian lain fluida
Sistem Hidrolik didukung oleh tiga unit komponen utama, yaitu:
● Unit tenaga
Unit tenaga berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid atau minyak
Hidrolik. Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:
➔ Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar.
➔ Pompa Hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hidrolik
sehingga pompa Hidrolik bekerja
➔ Tangki Hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik.
➔ Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve.

8
● Unit penggerak (Actuator)
Unit penggerak berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga
mekanik. Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi  dua macam yaitu:
➔ Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik
➔ Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator
● Unit pengatur
Unit Pengatur berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik. Unit ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve. Katup (Valve) adalah suatu alat
yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan, atau mengarahkan
fluida yang melalui katup tersebut.

D. Excavator
Excavator adalah suatu alat yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah
wahana putar, batang (boom),  lengan (arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk
(bucket) digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian  yang tidak
bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.
Hasil karya William Smith Otis (Excavator) secara resmi diakui pada tanggal 24
februari 1839 dengan sebutan “The Crane-dredge for excavation and earth removals” dan
secara resmi merupakan Excavator yang pertama kali ada di muka bumi. Excavator
pertama kali, memiliki bucket (alat keruk) 1,15 m3 dengan kemampuan produktivitas
menggali tanah sebanyak 64 m3/h. Excavator tertua di dunia ini hanya mampu berputar
sejauh 90° dan hanya bisa berjalan di atas rel kereta api yang dimotori oleh mesin uap.
Serta hanya dilengkapi seling sebagai penarik alat kerja (bucket atau ember).
Excavator memiliki kehebatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan segala
jenis alat berat yang ada di planet bumi. Excavator mampu menyelesaikan pekerjaan
berat yang tidak bisa dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas
bebatuan, serta tangguh bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor
utama dalam pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Selain itu Excavator juga
bisa digunakan sebagai penghancur gedung, menggali parit, lubang, pondasi, meratakan
permukaan tanah, mengangkat dan memindahkan material, mengeruk sungai, dan lain
sebagainya.

9
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di JL Sidomulyo RT 02
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november 2015. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat model Excavator Hidrolik.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas seminar ini yaitu studi
literatur. Dengan pembuatan tugas yang menggunakan studi literatur yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur-literatur yang relevan
dapat dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mengutip dari berbagai sumber
berupa buku, internet, surat kabar dan sumber-sumber lainnya.

C. Metode Pembuatan Alat


Metode pembuatan alat model Excavator Hidrolik ini meliputi beberapa tahap,  yaitu:
1. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian
Dalam melakukan percobaan pembuatan model Excavator Hidrolik perlu
adanya komponen-komponen alat dan bahan yang diperlukan.
2. Persiapan Alat
Peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan model Excavator Hidrolik
adalah sebagai berikut:
● Cutter
● Mistar
● Gunting
3. Persiapan Bahan
Bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan model Excavator Hidrolik
adalah sebagai berikut:
● Stik es krim
● Air
● Mur
● Lem Besi
● Spuit (suntikan)
● Pewarna air
● Kardus
● Kaleng
● Selang
● Lem Tembak
● Tusuk Gigi

10
D. Langkah Kegiatan
Sebelum merangkai model Excavator Hidrolik, peneliti menyiapkan atau membuat
bagian-bagian model Excavator Hidrolik seperti:
● Membuat dasar bawah penyangga Excavator hidrolik
Penyanggah dibuat dari stik es krim dan roda terbuat dari kaleng
● Membuat badan Excavator Hidrolik
Yang terbuat dari stik es krim lalu diwarnai dengan pilox berwarna silver
● Membuat arm (lengan model Excavator Hidrolik)
Arm dibuat dari stik eskrim
● Membuat bucket model Excavator Hidrolik
Bucket dibuat dari stik es krim lalu diberi warna dendan pilox berwarna silver
● Menggabungkan komponen rangkaian Excavator Hidrolik lalu diberi papan di
bawah Excavator Hidrolik
● Mempersiapkan suntikan dengan disambung dengan air didalam selang infus
Dengan memberi pewarna pada air. Dengan warna merah dan hijau.
1. Tahap Perangkaian
Setelah tahap persiapan diselesaikan, peneliti membuat kerangka model
Excavator Hidrolik, yaitu:
● Memasang dua tiang sejajar di tengah lempengan
● Memasang batang di sela bagian atas tiang
● Memasang dua lengan model Excavator Hidrolik (arm) pada ujung batang
● Memasang bucket pada ujung arm
● Memasang suntikan pada lengan hidrolik (arm) dan pada bucket
2. Tahap Pengujian
Setelah model Excavator Hidrolik terangkai, peneliti menguji hasil pembuatan
model Excavator Hidrolik dengan cara menggerak-gerakkan boom dan arm model
Excavator Hidrolik dengan suntikan yang dipasang sebagai penghisap. Selanjutnya
peneliti menyempurnakan model Excavator Hidrolik dengan memperbaharui
kekurangan-kekurangannya. Dari hasil penelitian model Excavator Hidrolik inilah
yang kemudian digunakan untuk menyusun makalah fisika.

E. Desain Penelitian
11
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan stik sebagai kerangka model Excavator
Hidrolik dan suntikan sebagai penghisap untuk menggerakkan model Excavator
Hidrolik. Dengan rancangan desain seperti (Gambar 3.1) berikut:

F. Cara Kerja Model Excavator Hidrolik


Model Excavator Hidrolik terdapat dua pasang spuit (suntikan). Sepasang spuit terdiri
atas dua macam spuit. Pada prinsipnya dalam sepasang spuit, terdiri atas spuit pertama
sebagai penghisap dan suntikan kedua sebagai reservoir. Kedua spuit tersebut
dihubungkan dengan selang, demikian pula pada sepasang spuit yang lain.
Sepasang spuit pertama, penghisap (spuit pertama) berfungsi untuk menghisap air dari
reservoir (spuit kedua) melalui selang (penghubung penghisap dengan reservoir) dan
mendorongnya kembali ke reservoir, sehingga reservoir dapat menggerakkan arm model
Excavator Hidrolik. Sedangkan sepasang spuit kedua, penghisap (spuit pertama)
berfungsi untuk menghisap air dari reservoir (spuit kedua) melalui selang (penghubung
penghisap dengan reservoir) dan mendorongnya kembali ke reservoir, sehingga reservoir
dapat menggerakkan boom model Excavator Hidrolik.

G. Rancangan Model Excavator Hidrolik


Keterangan:
● Spuit (1) sebagai penghisap pertama yang berfungsi untuk menghisap air dari
reservoir pertama melalui selang dan mendorong air kembali ke reservoir pertama,
sehingga reservoir pertama bisa menggerakkan arm
● Selang (1) sebagai penghubung antara penghisap pertama dengan reservoir pertama.
● Spuit (2) sebagai reservoir pertama yang berfungsi untuk menerima air yang diberikan
penghisap pertama.
● Boom sebagai batang model Excavator Hidrolik.Arm lengan model Excavator
Hidrolik.Bucket berfungsi sebagai pengeruk.
● Spuit (3) sebagai reservoir kedua yang berfungsi untuk menerima air yang diberikan
penghisap kedua.
● Lempengan digunakan untuk tumpuan bagian-bagian dari model Excavator Hidrolik.
● Selang (2) sebagai penghubung antara penghisap kedua dengan reservoir kedua.
● Spuit (4) sebagai penghisap kedua yang berfungsi untuk menghisap air dari reservoir
kedua melalui selang dan mendorong air kembali ke reservoir kedua, sehingga
reservoir bisa menggerakkan boom (batang model Excavator Hidrolik).

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Model Excavator Hidrolik
Model Excavator Hidrolik merupakan alat peraga atau miniatur dari Excavator
Hidrolik. Dalam model Excavator Hidrolik menggunakan sistem Hidrolik. Sistem
Hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih
besar dari daya awal yang dikeluarkan. Fluida penghantar dinaikan tekanannya oleh
pompa pembangkit tekanan (penghisap) yang kemudian diteruskan ke silinder kerja
(reservoir) melalui pipa-pipa saluran (selang). Gerakan dari silinder kerja (reservoir)
yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju
dan mundur.
Prinsip dasar sistem Hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida
statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1) Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang


2) Tekanan di setiap titik sama untuk semua arah
3) Tekanan yang diberikan ke sebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara
seragam ke bagian lain fluida. Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan
persamaan di bawah ini:
P = F/A
Sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:
P1 = P2
F1/A1 = F2/A2
Dengan
P = tekanan (Pascal)
F = gaya (Newton)
A = luas permukaan penampang (m2).

B. Proses Kerja Model Excavator Hidrolik


Proses kerja model Excavator Hidrolik menggunakan sistem Hidrolik yaitu teknologi
yang memanfaatkan zat cair untuk melakukan suatu gerakan segaris. Sistem ini bekerja
berdasarkan prinsip “Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan
merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”. Zat cair
yang berada dalam kondisi diam dan tidak bergerak disebut fluida statis.Contohnya
hukum dasar ilmu fisika yang berasal dari fluida statis adalah teori hidrostatika, hukum
pascal, hukum Archimedes, hukum Boyle, dan lain-lain. Fluida statis tidak hanya
berhubungan dengan zat cair yang tidak mengalir. Gas yang tidak mengalir juga
termasuk fluida statis.
Fluida statis dimanfaatkan model Excavator Hidrolik untuk menghasilkan daya
kemudian ditransmisikan ke komponen-komponen Hidrolik yang terdapat pada model
Excavator Hidrolik tersebut, seperti reservoir. Daya yang telah ditransmisikan ke

13
komponen-komponen Hidrolik ditransmisikan kembali ke komponen model Excavator
Hidrolik yaitu boom (batang model Excavator Hidrolik) dan arm (lengan model
Excavator Hidrolik), dengan demikian model Excavator Hidrolik dapat bergerak secara
bersamaan atau sebagian.

C. Hasil Pembuatan Model Excavator Hidrolik


Model Excavator Hidrolik dapat memperagakan gerakan-gerakan seperti Excavator
Hidrolik pada umumnya, seperti menggerakkan boom (batang model Excavator
Hidrolik) dan menggerakkan arm (lengan model Excavator Hidrolik). Pada saat
menggerakkan model Excavator Hidrolik dapat dilihat sistem Hidroliknya karena cairan
yang berada di dalamnya memiliki warna, sehingga mudah dipelajari dan mudah
dipahami.
Model Excavator Hidrolik terdapat dua pasang spuit (suntikan). Sepasang spuit terdiri
atas dua macam spuit. Pada prinsipnya dalam sepasang spuit, terdiri atas spuit pertama
sebagai penghisap dan memberi tekanan. Sedangkan spuit kedua sebagai reservoir.
Kedua spuit tersebut dihubungkan dengan selang, demikian pula pada sepasang spuit
yang lain. Di dalam selang dan salah satu spuit pada masing-masing pasang spuit diberi
air yang berwarna.
Sepasang spuit pertama, penghisap (spuit pertama) berfungsi untuk menghisap air
atau cairan dari reservoir (spuit kedua) melalui selang (penghubung penghisap dengan
reservoir) dan mendorong nya kembali ke reservoir, sehingga reservoir dapat
menggerakkan arm model Excavator Hidrolik. Sedangkan sepasang spuit kedua,
penghisap (spuit pertama) berfungsi untuk menghisap air atau cairan dari reservoir (spuit
kedua) melalui selang (penghubung penghisap dengan reservoir) dan mendorong nya
kembali ke reservoir, sehingga reservoir dapat menggerakkan boom model Excavator
Hidrolik.

D. Manfaat Model Excavator Hidrolik


Model Excavator Hidrolik merupakan pengaplikasian hukum Pascal dan
penerapannya dalam sistem fluida statis. Setelah mengoprasikan model Excavator
Hidrolik akan dapat mengetahui pengaplikasian tersebut.
● Saat penghisap mendorong kembali air atau zat cair ke dalam reservoir, maka air
atau zat cair tersebut meneruskan tekanan yang diberikan oleh penghisap sama besar
ke segala arah. Sesuai hukum Pascal yang berbunyi “tekanan yang diberikan pada
zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
● Air atau zat cair yang terdapat dalam tabung (spuit) yang digunakan sebagai
penghisap dan reservoir dalam model Excavator Hidrolik, merupakan bentuk dari
fluida statis. Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut.
● Reservoir dalam model Excavator Hidrolik akan bergerak ketika diberi tekanan
melalui penghantar berupa fluida cair, dimana fluida penghantar ini dinaikan
tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan (penghisap dalam model Excavator
Hidrolik) yang kemudian diteruskan ke silinder kerja (reservoir) melalui selang

14
penghubung. Gerakan reservoir dimanfaatkan untuk menggerakkan boom atau arm
dalam model Excavator Hidrolik. Peristiwa ini sesuai dengan sistem Hidrolik.
1. Kelebihan Model Excavator Hidrolik
Kelebihan model Excavator Hidrolik adalah sebagai berikut:
● Model Excavator Hidrolik dapat digunakan untuk alat peraga dalam proses
pembelajaran, mengena pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam
sistem fluida statis.
● Model Excavator Hidrolik mampu memperagakan gerakan angkat dan tumpah
seperti Excavator Hidrolik.
● Pembuatan model Excavator Hidrolik relatif mudah dan bahannya mudah
didapatkan.
2. Kekurangan Model Excavator Hidrolik
Adapun kekurangan dari model Excavator Hidrolik adalah sebagai berikut:
● Model Excavator Hidrolik tidak dapat berputar seperti Excavator Hidrolik
sesungguhnya yang dapat berputar hingga mencapai 360°. Model Excavator
Hidrolik hanya dapat menggerakkan boom (batang model Excavator Hidrolik)
dan arm (lengan model Excavator Hidrolik).
● Model Excavator Hidrolik tidak dapat berjalan, karena model Excavator
Hidrolik dirangkai tidak menggunakan mesin dan tidak memakai roda.
● Model Excavator Hidrolik tidak bisa digunakan untuk bekerja pertambangan
dan sebagainya. Model Excavator Hidrolik hanya mampu memperagakan
gerakan dari Excavator Hidrolik, agar mengetahui cara kerja dari Excavator
Hidrolik sungguhan.

15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pembuatan model Excavator
Hidrolik, maka dapat kesimpulan bahwa:
1. Model Excavator Hidrolik merupakan alat peraga atau miniatur dari Excavator
Hidrolik yang dapat digunakan untuk pengaplikasian hukum Pascal dan
penerapannya dalam fluida statis.
2. Sistem kerja model Excavator Hidrolik menggunakan sistem Hidrolik, yaitu suatu
bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar
berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang
dikeluarkan.
3. Model Excavator Hidrolik mampu memperagakan gerakan dari Excavator Hidrolik
seperti mengangkat boom (batang Excavator) dan arm (lengan Excavator), tetapi
tidak mampu berputar.

B. Saran
Dari percobaan dan laporan ilmiah ini, peneliti berharap:
1. Model Excavator Hidrolik dapat digunakan dalam pembelajaran mengenai
pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam fluida statis.
2. Siswa dapat mengembangkan teori-teori fisika dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pemerintah mendukung siswa dalam melakukan percobaan-percobaan, agar siswa
lebih berinovatif dan menemukan sesuatu yang dapat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai