Anda di halaman 1dari 28

ALAT PERAGA

Eksavator hidrolik

XII-IPA-4
Disusun oleh :
Muhammad firdaus
Andi Muhammad Alfin
Rosidah amalia
Rahayu armadayanti

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Model Eksavator
Hidraulik” ini, meskipun masih banyak kekurangan. Karya ilmiah ini peneliti buat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Peneliti mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu peneliti
dalam pembuatan karya ilmiah ini, sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Semoga apa
yang diberikan bisa bermanfaat bagi kita semua dan dicatat sebagai amal ibadah oleh
ALLAH SWT.

Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari segi
penyusunan maupun dari segi materi.demikian pula dengan karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan kerya ilmiah ini.

BALIKPAPAN 24 November 2015

2
MODEL EKSAVATOR HIDRAULIK

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul model eksavator hidraulik. Dengan dilatar belakangi dengan
adanya eksavator dapat memudahkan pekerjaan berat manusia, khususnya pada bidang
kontruksi, perindustrian, dan pertambangan. Cara kerja eksavator menggunakan sistem
hidraulik yang bekerja berdasarkan prinsip hukum Pascal yang memanfaatkan fluida statis.
Untuk lebih mudah memahami cara kerja dari eksavator, maka peneliti membuat sebuah alat
peraga yang diberi nama model eksavator hidraulik. Pembuatan model eksavator hidraulik ini
bertujuan untuk menerapkan yang telah peneliti dapatkan untuk dapat lebih memahami
konsep hukum Pascal dan penerapannya dalam sistem fluida statis.

Dari hasil pengamatan (studi pustaka) peneliti dapatkan bahwa Fluida statis adalah
fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak
tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut. Bisa dikatakan bahwa
partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki
gaya geser. Fluida statis dapat dimanfaatkan pada hukum Pascal dalam pengaplikasiannya.
Hukum Pascal berbunyi “Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah”. Contohnya pada model eksavator hidraulik terdapat
spuit (penghisap) yang mana cara kerjanya menggunakan penerapan hukum Pascal dalam
sistem fluida statis. Model eksavator hidraulik dapat digunakan sebagai alat peraga atau
miniatur dari eksavator hidraulik. Selain itu, model eksavator hidraulik juga dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Model eksavator hidraulik merupakan alat peraga atau miniatur
dari eksavator hidraulik yang dapat digunakan untuk pengaplikasian hukum Pascal dan
penerapannya dalam fluida statis.

Kata Kunci    :  Eksavator, Sistem Hidraulik, Hukum Pascal dan Fluida Statis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................1

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2

ABSTRAK ....................................................................................................................... 3

DAFTAR ISI ....................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................6

1.1  Latar Belakang............................................................................................................6

1.2   Rumusan Masalah .....................................................................................................7

1.3   Batasan Masalah ..........................................................................................……….7

1.3.1   Fluida Statis ...........................................................................................................7

1.3.2   Hukum Pascal ........................................................................................................7

1.3.3   Sistem Hidraulik ....................................................................................................8

1.3.4   Eksavator ................................................................................................ ………..8

1.4  Tujuan Penelitian ..............................................................................................…….8

1.4   Manfaat Penelitian ................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 9

2.1    Fluida Statis .............................................................................................................9

2.1.1   Massa Jenis ............................................................................................................10

2.1.2   Tegangan Perukaan ............................................................................................. . 11      

2.1.3   Kapilaritas ..............................................................................................................11

2.1.4   Viskositas ................................................................................................................12

2.2    Hukum Pascal ...........................................................................................................12

4
2.3    Sistem Hidraulik ....................................................................................................13

2.4    Eksavator ...............................................................................................................14

BAB III METODE .........................................................................................................16

3.1    Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... .....16

3.2    Jenis Penelitian ......................................................................................................16

3.3    Metode Pembuatan Alat ........................................................................................16

3.4    Langkah Kegiatan ................................................................................................17

3.5    Desain Penelitian.....................................................................................................21

3.6    Cara Kerja Model Eksavator Hidraulik ...............................................................22

3.7   Rancangan Model Eksavator Hidraulik ................................................................23

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................... .24

4.1  Model Eksavator Hidraulik .................................................................................... 24

4.2  Proses Kerja Model Eksavator Hidraulik ................................................................25

4.3  Hasil Pembuatan Model Eksavator Hidraulik .........................................................25

4.4  Manfaat Model Eksavator Hidraulik .......................................................................26

BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 28

5.1  Kesimpulan ............................................................................................................. 28

5.2  Saran ....................................................................................................................... 28

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang
berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika
mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan magnet, semua
gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu
yang mempelajari hubungan antara materi dan energi (Kanginan, 2007).

Fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan tulang punggung
teknologi terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti
teknologi informasi, elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan
penguasaan fisika yang cukup mendalam. Salah satunya adalah eksavator, yaitu suatu alat
yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar, batang (boom),  lengan
(arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk (bucket) digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan berat berupa penggalian  yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan
manusia.

Eksavator merupakan alat alternatif yang dapat bekerja mempersingkat waktu kerja
dengan tujuan untuk menghemat biaya dan tenaga. Eksavator sering digunakan pada
pekerjaan konstruksi, kehutanan dan industri pertambangan. Eksavator dapat melakukan
serangkaian gerakan gali, angkat, tumpah, dan berputar yang saling berkesinambungan
dengan kapasitas yang besar dan waktu pekerjaan yang singkat.

Semua gerakan dan fungsi eksavator berasal dari sistem hidraulik yaitu bentuk
perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair
untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Bila dicermati
secara seksama hampir semua alat berat dari berbagai jenis dan ukuran menggunakan tenaga
hidraulik sebagai penggeraknya. Tenaga hidraulik memang memberikan banyak keuntungan.
Di antaranya adalah tenaga yang dihasilkan berlipat ganda (multy power), sangat fleksibel
dan penggunaannya sederhana (flexible dan simple), bentuk dan desainnya kompak (compact
design), hemat dan aman dalam pengoperasiaannya (economy dan safety).

6
 Prinsip dasar sistem hidraulik adalah menggunakan hukum Pascal, yang berbunyi
“Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan diteruskan ke segala
arah dan sama besar”. Eksavator memanfaatkan fluida hidraulik untuk menghasilkan daya
kemudian ditransmisikan ke komponen-komponen hidraulik yang terdapat pada eksavator
tersebut seperti Pompa Hidraulik, Katup, Aktuator, Silinder Hidraulik, dan Motor Hidraulik.
Daya yang telah ditransmisikan ke komponen-komponen hidraulik ditransmisikan kembali ke
komponen eksavator yaitu house (untuk berputar), undercarriage (untuk berjalan) dan
workgroup (untuk melakukan kerja) dengan demikian eksavator dapat bergerak secara
keseluruhan, bersamaan atau sebagian.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat tema dengan judul “Model
Eksavator Hidraulik”. Karena model eksavator hidraulik merupakan suatu alat peraga yang
cara kerjanya hampir sama dengan eksavator.

1.2    Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah “Bagaimana konsep rangkaian model
eksavator hidraulik?”.

1.3    Batasan Masalah

Agar batasan masalah dalam penelitian ini memiliki ruang lingkup yang jelas, maka
perlu adanya batasan masalah sebagai berikut:

1.3.1   Fluida Statis

Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau
bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser.

1.3.2   Hukum Pascal

Hukum Pascal adalah satu hukum dalam ilmu fisika yang berhubungan dengan zat
cair dan gaya-gaya yang ada padanya. Hukum Pascal berbunyi, “Tekanan yang diberikan
pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan diteruskan ke segala arah dan sama besar”.

7
1.3.3   Sistem Hidraulik

Sistem hidraulik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar
dari daya awal yang dikeluarkan.

1.3.4   Eksavator

Eksavator adalah suatu alat yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah
wahana putar, batang, lengan,tongkat dan alat pengeruk untuk menyelesaikan pekerjaan berat
berupa penggalian  yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.

  1.4    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1.4.1   Menerapkan pengetahuan yang peneliti dapatkan dalam sekolah

1.4.2   Untuk dapat lebih memahami konsep rangkaian hidraulik yang menggunakan fluida
statis.

1.4.3   Untuk lebih  mengetahui penerapan hukum Pascal dalam sistem fluida statis.

1.5    Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1   Menambah wawasan dan pengetahuan kepada peneliti tentang penerapan hukum
Pascal dalam sistem fluida statis.

1.5.2   Memberikan informasi kepada pembaca tentang konsep rangkaian hidraulik yang
menggunakan fluida statis,dan konsep rangkaian sistem hidraulik pada eksavator

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Fluida Statis

Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat
cair dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat
seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air
merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak
pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain (Lohat, 2008).

Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, zat
gas termasuk fluida. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang
diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat
meskipun sering tidak disadari. Fluida terbagi atas dua macam, yaitu fluida dinamis  (dalam
keadaan bergerak) dan fluida statis (dalam keadaan diam).

Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut.
Bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi
statis sederhana dan tidak sederhana.

Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya
oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai. Fluida statis memiliki sifat fisis yang dapat dipahami dengan jelas, diantaranya:
massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.

9
2.1.1   Massa Jenis

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-
rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang
memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah
dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa
jenis berfungsi untuk menentukan zat.

Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut:

Keterangan: 

ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)

m = massa (kg atau g)

V = volume (m3 atau cm3)

Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.1 Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

MASSA JENIS ( MASSAJENIS


g/cm3)
BAHAN NAMA BAHAN ( g/cm 3)

AIR 1,00 GLISERIN 1,26

ALUMUNIUM 2,7 KUNINGAN 8,6

BAJA 7,8 PERAK 10,5

BENZENA 0,9 PLATINA 21,4

BESI 7,8 RAKSA 13,6

EMAS 19,3 TEMBAGA 8,9

ES 0,92 TIMAH HITAM 11,3

ETILALKOHOL 0,81 UDARA 0,0012

10
2.1.2   Tegangan Permukaan

Pengertian tegangan permukaan akan dapat diketahui dengan kejadian yang pernah
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti sebuah silet jika diletakkan dalam keadaan
melintang di atas permukaan air maka silet tersebut akan terapung, karena silet tersebut
mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair itu sendiri.

Bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi
di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan
menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.Dapat
disimpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan
zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

2.1.3   Kapilaritas

Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik,


yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang
dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah pada musim hujan dapat basah
juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.

Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya kohesi dan adhesi. Kohesi adalah gaya
tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak. Sedangkan
adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.

Gejala kapilaritas pada air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air
dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala
kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel
air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa
kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan
zat cair dengan pipa.

11
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:

 Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
 Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
 Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.

2.1.3 Viskositas

          Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas
adalah ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu, air yang tipis, memiliki viskositas
lebih rendah, sedangkan madu yang tebal, memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan
mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali
superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida
yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluida ideal.

2.2         Hukum Pascal

Ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada dasar
wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin ke bawah,
semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati permukaan atas
wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan

ρgh
keterangan:

ρ = massa jenis

g = percepatan gravitasi

h = ketinggian/kedalaman

12
Hukum Pascal yang berbunyi

“tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke
segala arah”. Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang dapat
bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya ditentukan oleh berat fluida di atas
permukaan air tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan oleh penghisap.

Gambar 2.1 Fluida yang dilengkapi penghisap dengan luas permukaan berbeda

Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke
segala arah, sesuai dengan hukum Pascal. Tekanan yang masuk pada penghisap pertama
samadengan tekanan pada penghisap kedua (Kanginan, 2007).

Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini:

P = F/A

sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:

P1 = P2

F1/A1  = F2/A2

dengan

P = tekanan (pascal)

F = gaya (newton)

A = luas permukaan penampang (m2).

13
2.3         Sistem Hidraulik

Sistem hidraulik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar
dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida penghantar ini dinaikan tekanannya oleh
pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa
saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan
oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.

Prinsip dasar sistem hidraulik berasal dari hukum Pascal, dimana tekanan dalam
fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

 Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.


 Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.
 Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara
seragam ke bagian lain fluida

2.3.1   Komponen-Komponen Sistem Hidraulik

Sistem hidraulik didukung oleh tiga unit komponen utama, yaitu:

2.3.1.1  Unit tenaga

Unit tenaga berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid atau minyak hidraulik. Pada
sistem ini, unit tenaga terdiri atas:

 Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar.


 Pompa hidraulik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hidrolik
sehingga pompa hidraulik bekerja
 Tangki hidraulik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik.
 Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve.

2.3.1.2  Unit penggerak (Actuator)

Unit penggerak berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik.
Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi  dua macam yaitu:

 Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik.


 Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator.

14
2.3.1.3  Unit pengatur

Unit Pengatur berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik. Unit ini biasanya
diwujudkan dalam bentuk katup atau valve. Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima
perintah dari luar untuk melepas, menghentikan, atau mengarahkan fluida yang melalui katup
tersebut.

2.4         Eksavator

Eksavator adalah suatu alat yang dilengkapi dengan rumah-rumah dalam sebuah
wahana putar, batang (boom),  lengan (arm), tongkat (silinder) dan alat pengeruk (bucket)
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian  yang tidak bisa
dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.

Hasil karya William Smith Otis (Eksavator) secara resmi diakui pada tanggal 24 februari
1839 dengan sebutan “The Crane-dredge for excavation and earth removals” dan secara resmi
merupakan eksavator yang pertama kali ada di muka bumi. Eksavator pertama kali, memiliki
bucket (alat keruk) 1,15 m3 dengan kemampuan produktivitas menggali tanah sebanyak 64
m3/h. Eksavator tertua di dunia ini hanya mampu berputar sejauh 90° dan hanya bisa berjalan
di atas rel kereta api yang dimotori oleh mesin uap. Serta hanya dilengkapi seling sebagai
penarik alat kerja (bucket atau ember).

Eksavator memiliki kehebatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan segala jenis
alat berat yang ada di planet bumi. Eksavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang
tidak bisa dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan, serta
tangguh bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam
pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Selain itu eksavator juga bisa digunakan
sebagai penghancur gedung, menggali parit, lubang, pondasi, meratakan permukaan tanah,
mengangkat dan memindahkan material, mengeruk sungai, dan lain sebagainya.

15
BAB III

METODOLOGI

3.1    Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di JL Sidomulyo RT 02

3.1.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november 2015. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat model eksavator hidraulik.

3.2    Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas seminar ini yaitu studi
literatur. Dengan pembuatan tugas yang menggunakan studi literatur yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dengan memanfatkan literatur-literatur yang relevan dapat dilakukan
dengan cara membaca, mempelajari, mengutip dari berbagai sumber berupa buku, internet,
surat kabar dan sumber-sumber lainnya.

3.3    Metode Pembuatan Alat

 Metode pembuatan alat model eksavator hidraulik ini meliputi beberapa tahap,  yaitu:

3.3.1    Persiapan Alat dan Bahan Penelitian

Dalam melakukan percobaan pembuatan model eksavator hidraulik perlu adanya komponen-
komponen alat dan bahan yang diperlukan.

3.3.2   Persiapan Alat

Peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan model eksavator hidraulik adalah sebagai
berikut:

1)        Gergaji 2)        Mistar 3)        Triplek

4)        Gunting 5) paku

16
3.3.3  Persiapan Bahan

Bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan model eksavator hidraulik adalah
sebagai berikut:

1)        Stik es krim 4)        Air 7) Kawat

2)        Spuit (suntikan) 5)        Pewarna air  8) Pilox

3)        Selang 6)        Lem UHU        

3.4  Langkah Kegiatan

Sebelum merangkai model eksavator hidraulik, peneliti menyiapkan atau membuat


bagian-bagian model eksavator hidarulik seperti:

1) Membuat dasar bawah penyangga eksavator hidrolik


Penyanggah dibuat dari stik es krim dan roda terbuat dari kaleng

17
2) Membuat badan eksavator hidraulik

Yang terbuat dari stik es krim lalu diwarnai dengan pilox berwarna silver

3) Membuat arm (lengan model eksavator hidraulik)

Arm dibuat dari stik eskrim

18
4)    Membuat bucket model eksavator hidraulik
Bucket dibuat dari stik es krim lalu diberi warna dendan piloxberwarna silver

5) Menggabungkan komponen rangkaian eksavator hidraulik lalu diberi papan

Dibawah eksavator hidraulik

19
6) Mempersiapkan suntikan dengan disambung dengan air didalam selang infus.
Dengan memberi pewarna pada air. Dengan warna merah dan hijau.

20
3.4.1   Tahap Perangkaian

Setelah tahap persiapan diselesaikan, peneliti membuat kerangka model eksavator hidraulik,
yaitu:

1)        Memasang dua tiang sejajar di tengah lempengan.

2)        Memasang batang di sela bagian atas tiang.

3)        Memasang dua lengan model eksavator hidraulik (arm) pada ujung batang.

4)        Memasang bucket pada ujung arm.

5) Memasang suntikan pada lengan hidrolik (arm) dan pada bucket.

3.4.2   Tahap Pengujian

Setelah model eksavator hidraulik terangkai, peneliti menguji hasil pembuatan model
eksavator hidraulik dengan cara menggerak-gerakkan boom dan arm model eksavator
hidraulik dengan suntikan yang dipasang sebagai penghisap. Selanjutnya peneliti
menyempurnakan model eksavator hidraulik dengan memperbaharui kekurangan-
kekurangannya. Dari hasil penelitian model eksavator hidraulik inilah yang kemudian
digunakan untuk menyusun makalah fisika.

21
3.5    Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan stik sebagai kerangka model eksavator
hidaulik dan suntikan sebagai penghisap untuk menggerakkan model eksavator hidraulik.
Dengan rancangan desain seperti (Gambar 3.1) berikut:

Gambar 3.1 Desain Model Eksavator Hidraulik

3.6    Cara Kerja Model Eksavator Hidraulik

Model eksavator hidraulik terdapat dua pasang spuit (suntikan). Sepasang spuit terdiri
atas dua macam spuit. Pada prinsipnya dalam sepasang spuit, terdiri atas spuit pertama
sebagai penghisap dan suntikan kedua sebagai recervoir. Kedua spuit tersebut dihubungkan
dengan selang, demikian pula pada sepasang spuit yang lain.

Sepasang spuit pertama, penghisap (spuit pertama) berfungsi untuk menghisap air dari
recervoir (spuit kedua) melalui selang (penghubung penghisap dengan recervoir) dan
mendorongnya kembali ke recervoir, sehingga recervoir dapat menggerakkan arm model
eksavator hidraulik. Sedangkan sepasang spuit kedua, penghisap (spuit pertama) berfungsi
untuk menghisap air dari recervoir (spuit kedua) melalui selang (penghubung penghisap
dengan recervoir) dan mendorongnya kembali ke recervoir, sehingga recervoir dapat
menggerakkan boom model eksavator hidraulik.

22
 3.7    Rancangan Model Eksavator Hidraulik

 Gambar 3.2 Rancangan Model Eksavataor Hidraulik

Keterangan:

 Spuit (1) sebagai penghisap pertama yang berfungsi untuk menghisap air dari
recervoir pertama melalui selang dan mendorong air kembali ke recervoir pertama,
sehingga recervoir pertama bisa menggerakkan arm
 Selang (1) sebagai penghubung antara penghisap pertama dengan reservoir pertama.
 Spuit (2) sebagai recervoir pertama yang berfungsi untuk menerima air yang
diberikan penghisap pertama.
 Boom sebagai batang model eksavator hidraulik.Arm lengan modeel eksavator
hidraulik.Bucket befungsi sebagai pengeruk.
 Spuit (3) sebagai recervoir kedua yang berfungsi untuk menerima air yang diberikan
penghisap kedua.
 Lempengan digunakan untuk tumpuan bagian-bagian dari model eksavator hidraulik.
 Selang (2) sebagai penghubung antara penghisap kedua dengan reservoir kedua.
 Spuit (4) sebagai penghisap kedua yang berfungsi untuk menghisap air dari recervoir
kedua melalui selang dan mendorong air kembali ke recervoir kedua, sehingga
recervoir bisa menggerakkan boom (batang model eksavator Hidraulik).

23
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1    Model Eksavator Hidraulik

Model eksavator hidraulik merupakan alat peraga atau miniatur dari eksavator
hidraulik. Dalam model eksavator hidraulik menggunakan sistem hidraulik. Sistem hidraulik
merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media
penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang
dikeluarkan. Fluida penghantar dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan
(penghisap) yang kemudian diteruskan ke silinder kerja (recervoir) melalui pipa-pipa saluran
(selang). Gerakan dari silinder kerja (recervoir) yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada
ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.

Prinsip dasar sistem hidraulik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida
statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1)        Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.

2)        Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.

3)        Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara
seragam ke bagian lain fluida.Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di
bawah ini:

P = F/A

Sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut:

P1 = P2

F1/A1 = F2/A2

Dengan 

P = tekanan (Pascal)

             F = gaya (Newton)

             A = luas permukaan penampang (m2).

24
4.2    Proses Kerja Model Eksavator Hidraulik

Proses kerja model eksavator hidraulik menggunakan sistem hidraulik yaitu teknologi
yang memanfaatkan zat cair untuk melakukan suatu gerakan segaris. Sistem ini bekerja
berdasarkan prinsip “Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat
ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”. Zat cair yang berada
dalam kondisi diam dan tidak bergerak disebut fluida statis.Contohnya hukum dasar ilmu
fisika yang berasal dari fluida statis adalah teori hidrostatika, hukum pascal, hukum
Archimedes, hukum Boyle, dan lain-lain. Fluida statis tidak hanya berhubungan dengan zat
cair yang tidak mengalir. Gas yang tidak mengalir juga termasuk fluida statis.

Fluida statis dimanfaatkan model eksavator hidraulik untuk menghasilkan daya


kemudian ditransmisikan ke komponen-komponen hidraulik yang terdapat pada model
eksavator hidraulik tersebut, seperti recervoir. Daya yang telah ditransmisikan ke komponen-
komponen hidraulik ditransmisikan kembali ke komponen model eksavator hidraulik yaitu
boom (batang model eksavator hidraulik) dan arm (lengan model eksavator hidraulik),
dengan demikian model eksavator hidraulik dapat bergerak secara bersamaan atau sebagian.

4.3    Hasil Pembuatan Model Eksavator Hidraulik

Model eksavator hidraulik dapat memeragakan gerakan-gerakan seperti eksavator


hidraulik pada umumnya, seperti menggerakkan boom (batang model eksavator hidraulik)
dan menggerakkan arm (lengan model eksavator hidraulik). Pada saat menggerakkan model
eksavator hidraulik dapat dilihat sistem hidrauliknya karena cairan yang berada di dalamnya
memiliki warna, sehingga mudah dipelajari dan mudah dipahami.

Gambar 4.1 Model Eksavator Hidraulik

25
Model eksavator hidraulik terdapat dua pasang spuit (suntikan). Sepasang spuit terdiri
atas dua macam spuit. Pada prinsipnya dalam sepasang spuit, terdiri atas spuit pertama
sebagai penghisap dan memberi tekanan. Sedangkan spuit kedua sebagai recervoir. Kedua
spuit tersebut dihubungkan dengan selang, demikian pula pada sepasang spuit yang lain. Di
dalam selang dan salah satu spuit pada masing-masing pasang spuit diberi air yang berwarna.

Sepasang spuit pertama, penghisap (spuit pertama) berfungsi untuk menghisap air
atau cairan dari recervoir (spuit kedua) melalui selang (penghubung penghisap dengan
recervoir) dan mendorongnya kembali ke recervoir, sehingga recervoir dapat menggerakkan
arm model eksavator hidraulik. Sedangkan sepasang spuit kedua, penghisap (spuit pertama)
berfungsi untuk menghisap air atau cairan dari recervoir (spuit kedua) melalui selang
(penghubung penghisap dengan recervoir) dan mendorongnya kembali ke recervoir, sehingga
recervoir dapat menggerakkan boom model eksavator hidraulik.

4.4  Manfaat Model Eksavator Hidraulik

Model eksavator hidraulik merupakan pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam
sistem fluida statis. Setelah mengoprasikan model eksavator hidraulik akan dapat mengetahui
pengaplikasian tersebut.

1)        Saat penghisap mendorong kembali air atau zat cair ke dalam recervoir, maka air atau
zat cair tersebut meneruskan tekanan yang diberikan oleh penghisap sama besar ke segala
arah. Sesuai hukum Pascal yang berbunyi “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang
tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.

2)        Air atau zat cair yang terdapat dalam tabung (spuit) yang digunakan sebagai penghisap
dan recervoir dalam model eksavator hidraulik, merupakan bentuk dari fuida statis. Fluida
statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan
bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut.

3)        Recervoir dalam model eksavator hidraulik akan bergerak ketika diberi tekanan
melalui penghantar berupa fluida cair, dimana fluida penghantar ini dinaikan tekanannya oleh
pompa pembangkit tekanan (penghisap dalam model eksavator hidraulik) yang kemudian
diteruskan ke silinder kerja (recervoir) melalui selang penghubung. Gerakan recervoir
dimanfaatkan untuk menggerakkan boom atau arm dalam model eksavator hidraulik.
Peristiwa ini sesuai dengan sistem hidraulik.

26
4.4.1  Kelebihan Model Eksavator Hidraulik

Kelebihan model eksavator hidraulik adalah sebagai berikut:

1) Model eksavator hidraulik dapat digunakan untuk alat peraga dalam proses
pembelajaran, mengena pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam sistem fluida
statis.

2) Model eksavator hidraulik mampu memeragakan gerakan angkat dan tumpah seperti
eksavator hidraulik.

3) Pembuatan model eksavator hidraulik relatif mudah dan bahannya mudah didapatkan.

4.4.2  Kekuranagan Model Eksavator Hidraulik

Adapun kekurangan dari model eksavator hidraulik adalah sebagai berikut:

1)        Model eksavator hidraulik tidak dapat berputar seperti eksavator hidraulik
sesungguhnya yang dapat berputar hingga mencapai 360°. Model eksavator hidraulik hanya
dapat menggerakkan boom (batang model eksavator hidraulik) dan arm (lengan model
eksavator hidraulik).

2)        Model eksavator hidraulik tidak dapat berjalan, karena model eksavator hidraulik
dirangkai tidak menggunakan mesin dan tidak memakai roda.

3)        Model eksavator hidraulik tidak bisa digunakan untuk bekerja pertambangan dan
sebagainya. Model eksavator hidraulik hanya mampu memeragakan gerakan dari eksavator
hidraulik, agar mengetahui cara kerja dari eksavator hidraulik sungguhan.

27
BAB V

PENUTUP

5.1    Kesimpulan

Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan tentang pembuatan model eksavator hidraulik,
maka dapat kesimpulan bahwa:

5.1.1        Model eksavator hidraulik merupakan alat peraga atau miniatur dari eksavator
hidraulik yang dapat digunakan untuk pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam
fluida statis.

5.1.2        Sistem kerja model eksavator hidraulik menggunakan sistem hidraulik, yaitu suatu
bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa
fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.

5.1.3        Model eksavator hidraulik mampu memeragakan gerakan dari eksavator hidraulik
seperti mengangkat boom (batang eksavator) dan arm (lengan eksavator), tetapi tidak mampu
berputar.

5.2  Saran

Dari percobaan dan laporan ilmiah ini, peneliti berharap:

5.2.1        Model eksavator hidraulik dapat digunakan dalam pembelajaran mengenai


pengaplikasian hukum Pascal dan penerapannya dalam fluida statis.

5.2.2        siswa dapat mengembangkan teori-teori fisika dan mengaplikasikannya dalam


kehidupan sehari-hari.

5.2.3        Pemerintah mendukung siswa dalam melakukan percobaan-percobaan, agar siswa


lebih berinovatif dan menemukan sesuatu yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari.

28

Anda mungkin juga menyukai