Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH IPA SEKOLAH II

GERAK BENDA DAN MAKHLUK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKITAR

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :

PUTU ANANDIA PRATIWI NIM 1613071009


I WAYAN REGEG ASTIKA NIM 1613071014
KOMANG SRIPONI NIM 1613071025
AYU RULYANI NIM 1613071030

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Gerak Benda dan Makhluk Hidup di Lingkungan Sekitar”. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi salah satu tugas IPA Sekolah II pada semester 4, untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
masyarakat pada umumnya. Di samping itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan pembaca mengenai gerak benda dan makhluk hidup di
lingkungan sekitar kita.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih ada kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang kami
miliki. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 19 Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
2.1 Gerak Benda ..................................................................................... 4
2.2 Sistem Gerak pada Manusia ............................................................ 9
2.3 Sistem Gerak pada Hewan ................................................................ 26
2.4 Sistem Gerak pada Tumbuhan ......................................................... 28
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 35
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 35
3.2 Saran ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam semesta ini ada makhluk hidup dan makhluk yang tak hidup.
Setiap makhluk memiliki ciri masing-masing sesuai kebutuhannya. Seperti
halnya makhluk hidup itu memiliki ciri yaitu bergerak. Mengapa makhluk
hidup penting untuk bergerak, karena setiap makhluk hidup memiliki
bagian-bagian tubuh yang memerlukan suplai oksigen untuk tetap bertahan
hidup. Banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam bergerak tidak
hanya olahraga saja yang dapat membantu tubuh dalam peregangan dan
pemanasan tubuh. Contohnya mobil bergerak, orang berjalan, pohon
tumbang, dan lain sebagianya.
Makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan
memiliki salah satu ciri yaitu bergerak. Benda dapat dikatakan bergerak
apabila mengalami perubahan posisi dari suatu titik acuan. Selain makhluk
hidup, benda mati juga dapat bergerak dengan dipengaruhi oleh gaya. Salah
satu gerak benda yaitu gerak lurus yang dibantu oleh gaya dan diperkuat
oleh Hukum Newton. Makhluk hidup dapat bergerak dibantu dengan sistem
gerak yang dipengaruhi oleh morfologi dari makhluk hidup itu sendiri.
Manusia memiliki sistem gerak yaitu rangka, sendi, dan otot. Hewan
memiliki sistem gerak yang tergantung dari tempat hidupnya, karena hewan
yang hidup di darat, di air, dan dengan yang bergerak di udara memiliki
sistem gerak yang berbeda-beda. Tumbuhan juga memiliki sistem gerak
yang berbeda tergantung bagaimana tumbuhan itu beradaptasi. Sistem gerak
pada tumbuhan terdiri dari gerak endonom, higroskopis, dan esionom.
Berdasarkan perbedaan sistem gerak yang dimiliki makhluk hidup dan
gerak pada benda yang dipengaruhi dengan gaya, penulis merangkum dalam
makalah ini dan dapat menerapkan konsep-konsepnya dalam kehidupan
sehari-hari. Penerpan konsep-konsep gerak sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari untuk mendukung pemahaman tentang konsep gerak. Banyak
hal-hal bermanfaat jika kita selalu mengacu dan memahami tentang

1
pentingnya bergerak. Banyak manfaat bergerak seperti membantu tubuh
untuk bugar, sehat jasmani dan rohani, dapat menghindarkan dari cidera
yang serius,dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat penilis rumuskan masalah, yaitu :
1. Bagaimana konsep gerak benda pada gerak lurus ?
2. Bagaimana hubungan antara gerak lurus dengan gaya dan Hukum
Newton ?
3. Bagaimana sistem gerak pada manusia ?
4. Apa gangguan dan kelainan pada sistem gerak manusia ?
5. Bagaimana upaya menjaga kesehatan sistem gerak manusia ?
6. Bagaimana sistem gerak pada hewan ?
7. Bagaimana sistem gerak pada tumbuhan ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini
yaitu :
1. Untuk memahami konsep gerak benda pada gerak lurus.
2. Untuk memahami hubungan antara gerak lurus dengan gaya dan Hukum
Newton.
3. Untuk memahami sistem gerak pada manusia.
4. Untuk memahami gangguan dan kelainan pada sistem gerak manusia.
5. Untuk mengetahui upaya menjaga kesehatan sistem gerak manusia.
6. Untuk memahami sistem gerak pada hewan.
7. Untuk memahami sistem gerak pada tumbuhan.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai gerak benda
dan makhluk hidup di lingkungan sekitar sehingga konsep-konsep gerak
yang dijelaskan dapat memberikan ide baru dan bisa diterapkan atau
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dapat memahami gangguan – gangguan dan kelainan dari system gerak
sehingga setiap orang memahami dengan tujuan agar setiap manusia bisa

2
memikirkan jika sudah terjangkit oleh gangguan dan kelainan pada
system gerak akan mengambil tindakan untuk mencegah dan mengobati

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gerak Benda


Suatu benda dikatakan dapat bergerak apabila mengalami perubahan
posisi dari suatu titik acuan. Benda yang bergerak akan melalui suatu
lintasan tertentu. Lintasan dapat berupa lintasan yang lurus, melingkar atau
parabola, ataupun tidak beraturan.
1) Gerak Lurus
Gerak lurus merupakan suatu objek yang lintasannya garis lurus.
Jenis gerak ini disebut sebagai translasi benturan. Pada rentang waktu
yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Sebelum
mempelajari lebih lanjut kita harus memahami hal- hal yang paling
dasar dalam gerak lurus sebagai berikut:
A. Kedudukan, jarak dan perpindahan
Kedudukan merupakan sebagai letak atau posisi suatu benda pada
waktu tertentu terhadap titik acuan. Jarak adalah angka yang
menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui
suatu lintasan tertentu. Dan perpindahan mengandung arti sebagi
perubahan posisi benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan
suatu benda dapat dirumuskan dengan ∆X = X2 – X1
B. Kelajuan dan kecepatan
a. Kelajuan rata- rata dan kecepatan rata- rata.
Istilah kelajuan atau laju menyatakan seberpa jauh sebuah
benda bergerak dalam selang waktu tertentu. Secara umum
laju rata- rata adalah jarak total yang ditempuh sepanjnag
lintasan dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak tertentu.
Secara matematis dapat dituliskan:

v 𝑠
=𝑡

4
Dengan : v = laju rata – rata (m/s)
s = jarak total yang ditempuh (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
Kecepatan rata – rata adalah suatu perpindahan benda yang
dibagi dengan interval waktu yang diperlukan dalam
melakukan gerakan.
Secara matematis dapat ditulis:

∆𝑠 𝑠2 𝑠1
v= = -
∆𝑡 𝑡2 𝑡1

Dengan : v = kecepatan rata –rata (m/s)


∆𝑠 = perpindahan benda ( m)
∆𝑡 = interval waktu yang diperlukan (s)
b. Kecepatan sesaat
Kecepatan sesat adalah kecepatan rata – rata selama selang
waktu yang sangat kecil yang dinyatakan dengan v =
∆𝑥
lim
∆𝑡→0 ∆𝑡

C. Percepatan
1. Percepatan rata – rata
Percepatan rata – rata dapat didefinisikan sebagai
perubahan kecepatan dibagi waktu yang diperlukan .
Secara matematis dapat ditulis
∆𝑣
a = ∆𝑡

Dengan: a = percepatan rata- rata (m/s)


∆𝑣 = perubahan kecepatan (m)
∆𝑡 = interval waktu yang diperlukan (s)
2. Percepatan sesaat
Percepatan sesaat menunjukkan seberapa cepat kecepatan
berubah,
Secara matematis dapat dituliskan :

5
∆𝑣
a = lim
∆𝑡→0 ∆𝑡

2) Macam-macam Gerak Lurus


Gerak lurus dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Gerak lurus beraturan ( GLB)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh gerak lurus beraturan
seperti langkah kaki yang relative konstan, mobil sedang bergerak
dengan lintasan yang lurus, dan lain sebagainya. Suatu benda
dikatakan mengalami gerak lurus beraturan jika lintasannya yang
ditempuh oleh benda itu berupa garis lurus dan kecepatannya
selalu tetap setiap saat.
Secara matematis dapat persamaan dari gerak lurus beraturan
seperti:
𝑠
s = v .t atau v =𝑡

Jika kecepatan v mobil bergerak dengan laju konstan selama selang


waktu t sekon, diilustrasikan dalam sebuah grafik v-t, maka akan
diperoleh sebuah garis lus lurus. Grafik hubungan v-t menunjukkan
bahwa kecepatan tetap, tidak tergantung pada waktu.
Sementara itu, hubungan jarak yang ditempuh s dengan waktu
t,maka akan diperoleh grafik garis diagonal ke atas. Grafik s-t
dapat dikatakan jarak yang ditempuh s benda berbanding lurus
dengan waktu tempuh t. Makin besar waktunya makin besar pula
jarak yang ditempuh. Garfik s-t secara matematis merupakan harga
tan α, karena α adalah sudut antara garis garfik dengan sumbu t (
waktu ).
b. Gerak lurus berubah beraturan ( GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan dapat terjadi karena situasi ketika
besar percepatan konstan dan gerak melalui garis lurus.
Secara matematis dapat dituliskan:
𝑣−𝑣0
a= dengan : v0 = kecepatan awal ( m/s )
𝑡

v = kecepatan akhir ( m/s )


a = percepatan ( m/s2)

6
t = waktu ( s )
3) Gaya
Gaya adalah sesuatu yang bekerja pada benda tersebut sehingga
menyebabkan benda tersebut bergerak. Perubahan perubahan yang akan
terjadi dari gaya sebagai berikut:
a. Benda diam menjadi bergerak
b. Benda bergerak menjadi diam
c. Bentuk dan ukuran benda berubah
d. Arah gerak benda berubah

Secara matematis dapat dituliskan:

F = m.a

Dengan : F = gaya ( N )

m = massa (kg )

a = percepatan ( m/s2)

Macam – macam gaya berdasarkan penyebabnya dan sifatnya sebagai


berikut:

a. Gaya listrik, yatitu gaya yang timbul karena ada mauatan listrik.
Contohnya kipas angina,mesin cuci dan lain sebaginya.
b. Gaya magnet, yaitu gaya yang berasal dari kutub – kutub magnet.
Contohnya paku ditarik oleh dynamo.
c. Gaya pegas, yaitu gaya yang ditimbulkan oleh pegas. Contohnya
ketapel
d. Gaya grvitasi, yaitu gaya tarik yang berasal dari pusat bumi.
Contohnya benda yang jatuh pasti akan kebawah.
e. Gaya gesek, yaitu gaya yang ditimbulkan akibat adanya gesekan
antar dua permukaan yang saling bersentuhan. Contohnya sepatu
dengan lantai

7
4) Hukum Newton
Ilmuwan yang pertama kali penelitian terhadap gaya adalah Sir
Issac Newton. Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh menjadi tiga
hukum sebagai berikut:
a. Hukum I Newton
Hukum ini berbunyi: jika resutan gaya pada suatu benda sama
dengan nol, maka benda yang mula – mulanya diam dan akan
diam.
Secara matematis dapat dituliskan:
∆F = 0
b. Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi “Percepatan yang ditimbulkan oleh
gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar
gayanya dan berbanding terbalik dengan massa benda.”
∑𝐹
Secara matematis dirumuskan a = 𝑚

c. Hukum III Newton


Hukum III Newton, yang dikenal sebagai hukum aksi-reaksi, yang
bunyinya “Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua
maka benda kedua akan memberikan gaya yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan.”
Secara matematis dapat di rumuskan:
∑Faksi = - ∑Freaksi
Sumber
rahayukusuma.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/4-dan-5-Hukum-
Newton.pdf. diakses pada 19 Februari 2018
Contoh soal
Sebuah bola menggelinding lurus kebawah sepanjang bidang miring
dengan kelajuan awal 4 m/s. jika pada detik ke-4 kecepatannya menjadi
12 m/s, maka percepatan bola tersebut adalah……..
Diketahui : V0 = 4 m/s Vt = 12 m/s, t = 4 s
Ditanya : a = ……..?
Pembahasan

8
𝑉𝑡−𝑉𝑜
a= 𝑡
12−4
a= 4
8
a=4

a = 2 m/s2
2.2 Sistem Gerak Manusia
Sistem gerak pada manusia tersusun atas rangka, sendi, dan otot.
Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak. Sistem gerak inilah yang
memberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak, jalan, dan berlari serta
melakukan berbagai aktivitas lainnya.
1) Rangka

Tulang
tengkorak
Tulang
selangka
Tulang belikat
Tulang lengan
atas (humerus) Tulang dada
( sternum )
Tulang rusuk pergelangan
Tulang tangan
Tulang pengumpil punggung ( karpal )
( radius ) ( vertebra )
Tulang hasta Tulang
( ulna ) telapak
tangan
( metakarpal )
Tulang paha
Tulang Tulang ruas
( femur )
pinggul jari
(falan
Tulang betis
( fibula ) Tulang lutut
( patela )
Tulang kering
( tibia ) Tulang ruas jari kaki
( falang )
Sumber: Reece et al . 2012

Sistem Rangka Manusia


Rangka tubuh memiliki beberapa fungsi, yaitu
a) memberikan bentuk dan mendukung tubuh;
b) melindungi organ dalam, sebagai contohnya tulang rusuk
melindungi jantung dan paru-paru, tulang tengkorak melindungi
otak;

9
c) tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak aktif yang
dapat menggerakkan tulang.
Rangka manusia dewasa tersusun atas 206 tulang dengan
ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Tulang tersusun atas
periosteum, sumsum tulang, tulang kompak, tulang spons serta
pembuluh darah. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang
dibedakan menjadi empat, yaitu tulang panjang, tulang pipih,
tulang pendek, dan tulang tak beraturan.
Pada jenis tulang tertentu, seperti tulang paha (femur)
tulang juga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah. Sel
darah dibentuk di bagian sumsum tulang, yaitu jaringan lunak yang
terdapat di bagian tengah tulang.
A. Struktur Tulang
Struktur tulang tidak halus, melainkan terdapat benjolan
pada bagian ujungnya, berbentuk bulat serta terdapat titik-titik
kasar pada bagian ujung, terdapat lekukan, tonjolan, dan lubang.
Masing-masing bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Lekukan dan tonjolan berfungsi sebagai tempat menempelnya otot.
Lubang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya pembuluh
darah dan saraf.

10
Permukaan tulang ditutupi oleh membran yang menempel
dengan kuat, membran itu disebut periosteum. Pada periosteum
terdapat pembuluh-pembuluh darah kecil yang berfungsi
membawa zat-zat makanan ke dalam tulang. Membran ini juga
penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang. Pada bagian
bawah periosteum terdapat tulang kompak atau disebut juga tulang
keras, yaitu suatu lapisan tulang yang keras dan kuat. Tulang
kompak mengandung sel-sel tulang, pembuluh-pembuluh darah,
zat kapur dan fosfor, serta serabut elastis. Kerasnya tulang
disebabkan karena tulang mengandung zat kapur dan fosfor.
Sedangkan serabut-serabut elastis mempertahankan tulang agar
tetap kuat, tidak mudah rapuh atau patah.
Tulang spons dalam tulang pipa atau tulang panjang terdapat
di daerah ujung tulang. Tulang spons kurang kompak dan
mempunyai banyak ruang-ruang kecil terbuka yang membuat
tulang menjadi ringan. Tulang panjang mempunyai lubang atau

11
saluran yang besar. Saluran-saluran itu terdapat di tengah tulang
panjang dan diisi oleh jaringan berlemak yang disebut sumsum.
Sumsum merah tulang berada di daerah tulang panjang bagian
ujung di antara tulang spons, sedangkan sumsum kuning berada di
tulang panjang bagian tengah dan sebagian besar berisi lemak.
Pada orang sehat, sumsum tulang merah menghasilkan sel-sel
darah merah dengan kecepatan sampai tiga juta sel per sekon. Sel-
sel darah putih juga dihasilkan di dalam sumsum tulang, tetapi
lebih sedikit jumlahnya.
Ujung tulang panjang ditutup dengan suatu lapisan jaringan
tebal, lunak dan lentur, yang disebut dengan tulang rawan
(kartilago). Tulang rawan tersusun atas sel-sel yang dikelilingi
oleh matriks protein yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Selain di
ujung-ujung tulang panjang, tulang rawan juga dapat ditemukan di
ujung-ujung tulang rusuk, dinding saluran pernapasan, hidung, dan
telinga.
B. Macam-Macam Tulang pada Sistem Rangka
Bentuk tulang manusia dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Tulang panjang, misalnya tulang lengan (humerus),
b. Tulang pipih, misalnya tulang dada (sternum),
c. Tulang pendek, misalnya tulang ruas jari (falang), dan
d. Tulang tidak beraturan, misalnya tulang punggung
(vertebra).

12
Tulang dada
(sternum )
Tulang lengan atas
(humerus)

Tulang punggung
(vertebra)

Tulang ruas jari


kaki (falang)
Sumber: Shier, et al. 2010

Gambar Macam Tulang Berdasarkan Bentuk dan Ukurannya


C. Perkembangan Tulang
Tulang yang ada di tubuh merupakan suatu benda yang
keras, meskipun demikian tulang bukan suatu benda yang
memiliki ukuran tetap. Beberapa bulan sebelum manusia
dilahirkan, tulang manusia tersusun dari kartilago (tulang
rawan). Secara bertahap, tulang rawan akan berkembang menjadi
tulang keras. Akan tetapi, pada perkembangannya tidak semua
tulang rawan pada tubuh manusia menjadi tulang keras. Tulang
pada daun telinga dapat dilipat karena tulang yang terdapat pada
daun telinga adalah tulang rawan. Tulang hidung ataupun tulang
rawan penyusun persendian adalah contoh tulang rawan. Tulang-
tulang tersebut akan tetap menjadi tulang rawan sampai manusia
menjadi tua. Pada saat janin (calon bayi yang masih ada di
dalam kandungan), hampir semua tulang yang terdapat pada
tubuhnya merupakan tulang rawan. Seiring dengan perkembangan
janin dan setelah kelahiran, tulang rawan tersebut berkembang
menjadi tulang keras. Proses pengubahan tulang rawan menjadi
tulang keras disebut dengan penulangan atau osifikasi.

13
Proses osifikasi berawal dari tulang rawan. Tulang rawan
bentuknya mirip dengan tulang dewasa. Selain itu, tulang rawan
memiliki rongga yang terisi oleh osteoblast (sel-sel pembentuk
tulang). Selanjutnya, osteoblast akan membentuk osteosit (sel-sel
tulang). Proses osifikasi dimulai dari bagian tengah tulang rawan
dan kemudian meluas ke seluruh arah sesuai dengan pertumbuhan
tulang rawan. Di antara jaringan tulang yang terbentuk terdapat
pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral
seperti kalsium sehingga tulang yang terbentuk menjadi keras.
Selain mengalami osifikasi, tulang juga mengalami
fusi atau penggabungan. Pada saat manusia baru lahir, jumlah
seluruh tulang yang ada pada sistem rangka adalah 270 tulang.
Seiring bertambahnya usia beberapa tulang akan mengalami fusi,
misalnya tulang tengkorak dan tulang ekor. Oleh karena itu,
manusia dewasa memiliki jumlah tulang penyusun sistem rangka
ada 206 tulang.
2) Sendi
Sendi adalah tempat bertemunya dua tulang atau lebih. Sendi
memungkinkan tulang yang bersambungan dapat bergerak. Berdasarkan
banyak sedikitnya gerakan, sendi dibedakan menjadi tiga yaitu
sinartrotis, (sendi yang tidak dapat digerakkan) misalnya sendi yang
terdapat pada tulang tengkorak, amfiartrosis (sendi yang dapat
digerakkan namun terbatas) misalnya sendi antar ruas tulang belakang.,

14
dan diartrosis (sendi yang dapat digerakkan dengan bebas). Sendi
diartrosis dibedakan menjadi lima yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi
putar, sendi pelana, dan sendi geser.
Berikut ini beberapa jenis persendian yang dapat digerakkan dengan
bebas.
a. Sendi Peluru
Sendi peluru menghubungkan antara satu tulang yang
mempunyai satu ujung bulat yang masuk ke ujung tulang lain yang
berongga seperti mangkok. Sendi ini dapat membentuk gerakan
sangat bebas. Contoh sendi peluru adalah sendi antara tulang lengan
atas dan tulang belikat, serta antara tulang pinggul dan tulang paha.
Adanya sendi ini memungkinkan tulang-tulang tersebut dapat
diayunkan ke arah manapun.

Pertemuan antara dua tulang diikat oleh ligament sehingga sendi


tidak dapat terlepas. Selain itu, ligamen juga berfungsi agar sendi
kita dapat bergerak dengan fleksibel. Ligamen adalah jaringan yang
berbentuk pita dan tersusun dari serabut- serabut liat yang mengikat
tulang yang satu dengan tulang yang lain pada sendi. Pada sendi

15
diartrosis, bagian ujung tulang penyusun sendi dilapisi oleh
kartilago. Fungsi kartilago ini adalah menjaga agar Penyusun Sendi
Diartrosis tidak terjadi benturan atau gesekan antara tulang yang satu
dengan tulang yang lain yang menyusun persendian. Di dalam sendi
tersebut juga terdapat cairan sinovial. Cairan ini berfungsi sebagai
pelumas sendi.
b. Sendi Engsel
Tipe sendi ini mempunyai gerakan satu arah, ada yang ke depan
dan ada yang ke belakang seperti engsel pintu. Contoh sendi engsel
antara lain sendi-sendi pada siku dan lutut. Sendi ini memiliki ruang
gerak yang lebih sempit dibandingkan sendi peluru.

c. Sendi Putar
Pada sendi putar salah satu tulang berfungsi sebagai poros dan
ujung tulang yang lain berbentuk cincin yang dapat berputar pada
poros tersebut. Contohnya adalah persendian yang terdapat di antara
tulang tengkorak dengan tulang leher. Sendi tersebut
memungkinkan kepala kita dapat memutar, mengangguk, serta
menggeleng.

16
d. Sendi Pelana
Pertemuan antara dua tulang yang berbentuk seperti pelana
disebut dengan sendi pelana. Sendi ini dapat menggerakkan tulang
ke dua arah, yaitu muka-belakang dan ke samping. Contoh sendi ini
adalah pada pangkal ibu jarimu.

e. Sendi Geser
Sendi geser menghubungkan antara dua tulang yang memiliki
permukaan yang datar. Prinsip kerja sendi ini adalah satu bagian
tulang bergerak menggeser di atas tulang lain. Sendi geser juga
memungkinkan tulang bergerak ke depan dan ke belakang. Contoh
sendi geser berada pada tulang-tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki dan di antara tulang belakang. Sendi ini
merupakan sendi yang paling sering digunakan dalam melakukan
aktivitas seharihari, misalnya mengambil buku, naik tangga, makan,
dan beberapa aktivitas lainnya.

17
3) Otot
Otot adalah penggerak bagian-bagian tubuh, sehingga otot disebut
alat gerak aktif. Otot terdiri atas otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
Jaringan ini dapat berkontraksi menjadi lebih pendek. Proses kontraksi
ini mengakibatkan bagian-bagian tubuh manusia bergerak. Energi
diperlukan pada saat melakukan kontraksi otot. Pada saat melakukan
kontraksi, otot akan memadat dan memendek, sehingga pada saat diukur
diameter otot akan membesar. Sebaliknya, pada saat otot dalam keadaan
relaksasi, otot akan memanjang, sehingga pada saat diukur diameter otot
akan mengecil. Hampir 35 hingga 40 persen massa tubuh adalah jaringan
otot. Setiap ada gerakan yang terjadi di tubuh, gerakan tersebut terjadi
karena adanya kerja dari otot. Otot adalah jaringan yang dapat
berkontraksi menjadi lebih pendek. Proses kontraksi ini mengakibatkan
bagian-bagian tubuh bergerak. Pada kontraksi ini diperlukan energi.

18
Sumber: Marieb et al. 2012
Gambar Otot pada Manusia

Otot bisep
kontraksi Otot bisep
relaksasi

Sumber: Reece et al . 2012

Gambar Kondisi Otot pada saat Berkontraksi dan Relaksasi

Otot yang bekerja di bawah kesadaran adalah otot yang kerjanya


dapat dikendalikan. Prinsip kerja otot ini adalah dapat dikendalikan.
Sebagai contohnya, kerja otot-otot pada saat kamu makan, menulis,
berlari serta aktivitas-aktivitas lainnya yang kamu lakukan secara sadar.
Selain otot yang bekerja di bawah kesadaran, ada juga otot yang bekerja
di luar kesadaran. Otot yang bekerja di luar kesadaran adalah otot yang
tidak dapat kamu kendalikan secara sadar. Prinsip kerja otot ini adalah
tidak dapat dikendalikan, artinya manusia tidak dapat mengendalikan

19
apakah harus menggerakkan atau tidak menggerakkan otot-otot tersebut.
Otot-otot tersebut bekerja sepanjang hari, sepanjang hidup di luar
kesadaran manusia. Contoh dari aktivitas otot ini antara lain aktivitas
jantung untuk selalu memompa darah ke seluruh tubuh, aktivitas otot-
otot lambung untuk mencerna makanan secara mekanik.
Jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Otot Rangka
Otot Rangka adalah otot yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh. Jika diamati di bawah mikroskop, sel-sel otot rangka
terlihat bergaris-garis melintang, sehingga otot ini juga disebut
dengan otot lurik. Otot lurik merupakan otot yang berfungsi dalam
melakukan gerakan. Otot ini menunjang pergerakan, bekerja sama
dengan tulang untuk pergerakan. Otot rangka melekat pada tulang
dengan perantaraan tendon. Tendon adalah pita tebal, berserabut,
dan liat yang melekatkan otot pada tulang. Otot rangka tergolong
otot sadar. Otot ini dapat dikontrol. Otot rangka cenderung cepat
berkontraksi dan cepat lelah. Otot lurik terdapat pada tulang yang
digunakan pada pergerakan, seperti pada otot betis pada tulang
kaki.

Otot jantung

Jantung
Otot rangka

Alat
pencernaan Otot polos
Sumber: Reece et al. 2012

Gambar Tiga Jenis Otot pada Tubuh Manusia


b. Otot Polos
Otot polos merupakan penyusun organ-organ tubuh bagian
dalam, misalnya saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Otot
polos terdapat pada dinding lambung usus halus, rahim, kantung

20
empedu, dan pembuluh darah. Otot polos berkontraksi dan
berelaksasi dengan lambat. Otot ini berbentuk gelendong serta
memiliki sebuah inti pada tiap selnya. Berdasarkan cara kerjanya,
otot polos tergolong dalam otot tak sadar sehingga manusia tidak
dapat menentukan kapan usus harus berkontraksi dan kapan harus
berhenti.
c. Otot Jantung
Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot jantung
mempunyai garis-garis seperti otot rangka. Sebaliknya, cara kerja
otot jantung mirip otot polos karena tergolong otot tidak sadar.
Otot jantung berkontraksi sekitar 70 kali per menit sepanjang hari
selama hidup manusia. Otot jantung berkontraksi pada saat jantung
berdenyut. Otot ini tidak dapat dikendalikan secara sadar. Oleh
karena itu, manusia tidak dapat mengendalikan kapan jantung
harus berdenyut cepat dan kapan harus berdenyut lambat.
Otot ada yang bekerja secara berlawanan. Maksudnya pada saat
melakukan sebuah gerakan meskipun gerakan itu dilakukan secara
bersamaan tetapi proses kontraksi dan relaksasi antara otot satu dengan
otot lainnya berlangsung secara berlawanan. Pada saat tangan dilipat,
otot bisep berkontraksi sedangkan otot trisep relaksasi. Sebaliknya, pada
saat tangan direntangkan, otot bisep relaksasi sedangkan otot trisep
berkontraksi.

Otot bisep
berkontraksi Otot bisep
relaksasi

Otot trisep Otot trisep


relaksasi kontraksi
Sumber: Reece et al . 2012

Gambar Mekanisme Kerja dari Otot Bisep dan Otot Trisep

21
4) Gangguan dan Kelainan pada Sistem Gerak dan Upaya Mencegah
serta Mengatasinya
Beberapa contoh gangguan dan kelainan pada sistem gerak
manusia antara lain riketsia, osteoporosis, artritis, fraktur, lordosis,
kifosis, dan skoliosis.
a. Riketsia adalah gangguan yang terjadi saat anak-anak kekurangan
vitamin D, sehingga menyebabkan tulang tumbuh membengkok.
Vitamin D berperan dalam proses penyerapan kalsium dan fosfor
yang diperlukan dalam pengerasan tulang. Kekurangan vitamin D
mengakibatkan penyerapan kalsium dan fosfor terganggu, sehingga
pengerasan tulang terganggu dan tulang tumbuh membengkok.
Penyembuhan dan pencegahan dari penyakit ini adalah dengan
penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam menu makan.
Vitamin D dapat diperoleh dari makanan, suplemen, dan berjemur
di panas matahari pagi.

b. Osteoporosis adalah peristiwa berkurangnya massa tulang pada


orang dewasa karena proses pembentukan tulang kurang aktif.
Penyebab berkurangnya massa tulang adalah kurangnya kalsium
dan mineral penyusun tulang lainnya serta menurunnya sintesis
protein jaringan ikat kolagen penguat tulang. Osteoporosis
umumnya terjadi pada orang dewasa dan orangtua. Orangtua
biasanya menghasilkan lebih sedikit hormon, sehingga osteoblas
sebagai pembentuk tulang kurang aktif dan massa tulangpun jadi

22
berkurang. Tulang yang kekurangan mineral akan menjadi rapuh
dan mudah patah.

Matriks tulang normal Osteoporosis

Sumber: Reece et al. 2012


Gambar Matriks Tulang Normal dan Osteoporosis
c. Artritis adalah penyakit sendi. Penderita penyakit ini mempunyai
tulang rawan sendi yang rusak. Kerusakan ini menyebabkan sendi
menjadi sakit dan bengkok Kadang-kadang sendi yang terkena
artritis tidak dapat digerakkan. Rematik adalah salah satu bentuk
artritis. Beberapa hal yang menyebabkan penyakit artritis ini adalah
metabolisme asam urat yang terganggu, sehingga asam urat
tertimbun pada sendi dan menyebabkan sakit terutama pada jari-jari
tangan maupun kaki, penumpukan kapur di antara dua tulang
mengakibatkan sendi sulit digerakkan dan kaku. Upaya untuk
mengurangi terjadinya artritis yaitu dengan mengonsumsi makanan
yang seimbang.

Sumber: Reece et al. 2012


Gambar Kondisi Tangan Penderita Artritis

23
d. Fraktur adalah keadaan patah tulang. Patah tulang dapat terjadi
karena tulang mengalami benturan yang keras, misalnya pada saat
kecelakaan atau jatuh dari tempat yang tinggi. Ada dua jenis
fraktur, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup
terjadi jika tulang patah tetapi bagian ujung yang patah tidak
menembus kulit. Fraktur terbuka terjadi jika ujung tulang yang
patah keluar menembus kulit. Fraktura juga dapat dibedakan
berdasarkan kondisi tulang yang patah, yaitu miring, kominuta
(terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil), dan spiral.
Agar kamu tidak mengalami fraktura akibat kecelakaan, berhati-
hatilah saat berolahraga.

Oblik/miring Kominuta Spiral Fraktura


terbuka
Fraktura tertutup
Sumber: Reece et al . 2012

Gambar Jenis-jenis Patah Tulang


e. Lordosis merupakan kelainan melengkungnya tulang belakang
yang berlebihan ke arah depan di bagian pinggang. Orang yang
mengalami kelainan ini pinggangnya terlihat lebih menonjol ke
depan. Lordosis dapat disebabkan karena perut penderita yang
terlalu besar (misalnya karena hamil atau kegemukan), riketsia,
atau karena kebiasaan duduk yang salah.
f. Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang
belakang yang berlebihan di bagian dada ke arah belakang.
Penderita kifosis tubuhnya terlihat bungkuk. Kifosis dapat
disebabkan karena penyakit (misalnya TBC dan riketsia) atau
kebiasaan duduk yang salah.

24
g. Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping.
Skoliosis dapat disebabkan oleh polio atau kebiasaan duduk atau
berposisi yang salah.

5) Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak pada Manusia


Dari beberapa gangguan atau kelainan yang terjadi pada sistem
gerak, maka dapat dilakukan antisipasi agar tidak mengalami
gangguan-gangguan tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga kesehatan sistem gerak adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan kandungan kalsium dalam asupan makanan.
Makanan yang banyak mengandung kalsium di antaranya susu,
kangkung, kedelai dan olahannya, ikan salmon, kacang almond, dan
brokoli.
b. Berjemur pada sinar matahari pagi karena sinarnya sangat baik
untuk membantu pembentukan vitamin D yang sangat penting
dalam membantu penyerapan kalsium dalam makanan.
c. Memerhatikan asupan vitamin D dengan makan makanan yang
mengandung vitamin D. Makanan yang mengandung vitamin D di
antaranya telur, produk olahan dari kedelai, minyak ikan, ikan
berlemak, hati sapi, dan udang.
d. Memerhatikan aktivitas fisik yang cukup setiap harinya.
Aktivitas fisik seperti jalan kaki, jogging, tenis, menaiki tangga
dapat membantu terbentuknya tulang yang kuat dan memperlambat
proses kerapuhan tulang pada tubuh.
e. Menghindari kebiasaan sikap tubuh yang salah, misalnya dengan
cara duduk yang benar yaitu tulang belakang harus dalam posisi
tegak (tidak membungkuk), saat tidur sebaiknya memakai alas
yang datar dan padat agar posisi tulang belakang tetap lurus.
f.

25
2.3 Sistem Gerak pada Hewan
Salah satu sifat makhluk hidup adalah bergerak. Bergerak menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berpindah dari tempat atau
kedudukan (tidak diam saja). Hewan dapat bergerak dengan berbagai
macam cara misalnya dengan cara berjalan, berlari, terbang, berenang,
merayap, dan lain sebagainya. Hewan yang hidup di darat dengan hewan
yang hidup di air memiliki sistem gerak yang berbeda. Hewan darat
sebagian besar bergerak menggunakan otot dan rangkanya terutama kaki.
Sedangkan ikan sebagian besar bergerak menggunakan sirip, dan burung
terbang dengan menggunakan sayap. Hewan bergerak ke berbagai tujuan
antara lain untuk melindungi diri dari predator atau untuk mencari mangsa.
1) Gerak Hewan dalam Air
Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara,
sehingga hewan lebih sulit bergerak di air daripada di udara. Air
memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara.
Gaya angkat adalah gaya yang berlawanan arah dengan gaya gravitasi
bumi. Tubuh hewan yang hidup di air memiliki massa jenis yang lebih
kecil daripada lingkungannya. Kedua hal tersebut (pengaruh gaya
angkat dan massa jenis hewan) mengakibatkan hewan yang hidup di
air dapat melayang-layang di dalam air dengan mengeluarkan sedikit
energi karena adanya gaya angkat oleh air.
Salah satu bentuk tubuh yang paling banyak dimiliki oleh hewan
air adalah bentuk torpedo (streamline). Bentuk tubuh ini
memungkinkan tubuh meliuk dari sisi ke sisi dan mengurangi
hambatan ketika bergerak ketika bergerak di dalam air. Tubuh ikan
dilengkapi dengan otot dan tulang belakang fleksibel untuk
mendorong ekor dan sirip ikan di dalam air. Ikan juga memiliki sirip
tambahan yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan. Untuk
mengatur gerak naik turun, ikan memiliki gelembung renang yang
dapat mengeluarkan gas (biasanya berupa oksigen).
Sebagian besar ikan menggunakan gerakan lateral pada tubuh
dan sirip ekornya untuk menghasilkan gaya dorong ke depan. Ada

26
juga yang bergerak menggunakan sirip pasangan dan sirip tengahnya.
Ikan yang bergerak dengan menggunakan sirip ini cocock untuk hidup
di terumbu karang. Tapi jenis ikan ini tidak dapat berenang secepat
ikan yang bergerak dengan menggunakan tubuh dan sirip ekornya.
2) Gerak Hewan di Udara
Gravitasi adalah masalah utama yang dihadapi oleh hewan-hean
yang terbang di udara. Tubuh hewan-hewan tersebut harus memiliki
gaya angkat yang besar untuk mengimbangi gaya gravitasi karena
tidak mungkin tubuh hewan memiliki massa jenis yang mendekati
massa jenis di udara. Salah satu upaya untuk memperbesar gaya angkat
adalah dengan menggunakan sayap yang memiliki prinsip sama seperti
sayap pada pesawat terbang.sayap burung tersusun atas keragka yang
kuat dan ringan, serta otot yang kuat. Sayap burung memiliki bentuk
melengkung sehingga udara yang mengalir pada bagian atas sayap
lebih cepat dibandingkan dengan bagian bawah sayap. Hal ini akan
menghasilkan gaya angkat dan gaya dorong yang efektif untuk
pergerakan burung. Struktur sayap yang demikian disebut airfoil. Saat
sayap dikepakkan, sayap memberikan gaya aksi terhadap udara di
bawah sayap, sehingga udara akan mengalir ke bawah. Sesuai dengan
Hukum III Newton, ketika benda pertama memberikan gaya Faksi pada
benda kedua, maka benda kedua akan memberikan gaya Freaksi pada
benda pertama. Hal inilah yang membuat burung dapat terangkat ke
atas.
3) Gerak Hewan di Darat
Hewan yang hidup di darat memiliki otot dan tulang yang kuat. Hal
tersebut diperlukan untuk mengatasi inersia (kecendrungan tubuh
untuk diam) dan untuk menyimpan energi pegas (elastisitas) untuk
melakukan berbagai aktivitas. Contoh dari hal tersebut adalah gajah
dan kerbau memiliki massa tubuh yang sangat besar, akibatnya untuk
bergerak gajah dan kerbau harus melawan inersia yang nilainya juga
sangat besar. Namun perbedaan struktur tulang serta kekuatan otot
gajah dan kerbau membuat gajah mampu melakukan gerakan yang

27
lebih lincah daripada kerbau. Lain halnya dengan kuda, harimau, dan
kijang, ketiga hewan tersebut memiliki bentuk kaki yang lebih ramping
sehingga kijang dan harimau mampu menyimpan elastisitas yang
tinggi. Hal tersebut mengakibatkan pada saat berlari, kijang dan
harimau mampu menyimpan elastisitas yang tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan pada saat berlari, kijang dan harimau lebh banyak
melompat ke udara dan meluncur di udara. Gaya gesek udara jauh
lebih kecil daripada gaya gesek permukaan tanah membuat kijang
dapat berlari dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kuda.
2.4 Sistem Gerak pada Tumbuhan
Bergerak merupakan salah satu ciri yang menunjukkan bahwa suatu
benda itu hidup. Tumbuhan merupakan makhluk hidup, yang tentunya
melakukan pergerakan. Namun, pergerakan yang dilakukan oleh tumbuhan
tidak terlalu terlihat, seperti makhluk hidup lainnya. Contoh dari
pergerakan tumbuhan yaitu bunga matahari yang sedang mekar akan
cenderung mengikuti arah matahari. Berdasarkan asal datangnya ransang,
gerak tumbuhan dibagi menjadi :
1) Gerak Endonom
Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang terjadi karena
adanya rangsangan dari dalan tumbuhan tersebut. Sautu jurnal penelitian
yang dilakukan di salah satu universitas di Jepang, dengan meneliti
tanaman polong-polongan. Tanaman polong-polongan ini melakukan
gerakan berupa membuka dan menutupnya daun tanaman tersbut.
Biasanya gerakan ini terjadi pada pagi dan malam hari. Ternyata hal ini di
pengaruhi oleh faktor ritme sirkadian yang dikendalikan oleh jam biologis.
Ritme sirkadian merupakan pola alami dari proses fisiologis dan
perilaku organisme selama 24 jam. Ritme ini meliputi suhu tubuh, siklus
bangun-tidur, tekanan darah, dan pelepasan hormon yang mana semua
proses ini dikendalikan oleh jam biologis. Jam biologis ini biasanya
berlaku pada kondisi yang tetap. Jam biologis ini pada umumnya
mengkoordinasikan waktu, fungsi fisiologis dan perilaku dengan siklus
siang malam.

28
2) Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan
oleh kadar air. Setiap sel tumbuhan memiliki kemampuan yang berbeda-
beda dalam melepas dan menyerap air. Pada musim tertentu, seperti
musim kemarau sel yang mudah melepas air atau menguap akan
mengalami pengeriputan. Sedangkan yang sukar menguap akan
mempertahankan keadaan normal. Perbedaan inilah yang nantinya akan
menyebabkan adanya gaya tarik menarik antara bagian yang keriput
dengan bagian yang normal. Kekuatan dari tarik menarik ini akan
menentukan arah gerakan dari tumbuhan tersebut. Pada umumnya gerakan
ini terjadi pada tumbuhan polong-polongan yang sudah tua dan
membukanya dinding spora pada tumbuhan paku.
3) Gerak Esionom
Bila gerak endonom dipengaruhi oleh rangsangan dari dalam
tumbuhan itu sendiri, maka gerak esionom dipengaruhi oleh rangsangan
dari luar tumbuhan. Berdasarkan respon tumbuhan, gerak esionom
dibedakan menjadi 3, yaitu gerak tropisme, gerak taksis, dan gerak nasti.
A. Gerak Tropisme
Rangsangan yang diterima oleh suatu tumbuhan dapat
memengaruhi gerak tumbuhan tersebut. Gerak tumbuhan yang arah
geraknya dipengaruhi oleh arah datanganya rangsang disebut dengan
gerak tropisme. Bagian yang umunya bergerak yaitu cabang, daun,
kuncup bunga, atau sulur tumbuhan. Gerak tropisme yang bergerak
mendekati sumber rangsangan disebut tropisme negatif, sedangkan
yang menjauhi sumber rangsangan disebut tropisme negatif.
Berdasarkan sumber rangsangannya, gerak tropisme terbagi atas:
a. Fototropisme
Fototropisme merupakan gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh
arah datangnya cahaya. Pengkajian tentang mekanisme gerak
fotoropisme dimulai dari percobaan yang dilakukan Darwin dan
Francis. Percobaan ini menggunakan batang yang dihilangkan
pucuknya, dan didapatkan hasil bahwa fototropisme tidak terjadi

29
disebabkan hilangnya pucuk tersebut. Begitu pula ketika ujung
pucuk di lapisi bahan yang tidak dapat ditembus cahaya. Namun,
fototropisme tetap terjadi ketika seluruh bagian tumbuhan
dikuburkan ke dalam pasir hitam halus dan hanya ujung pucuk
yang berada di luar, yang menyebabkan membeloknya batang. Dari
percobaan ini dijelaskan bahwa, rangsangan ( cahaya) terdeteksi
pada suatu tempat (ujung pucuk) dan responnya (pelengkungan)
dilaksanakan di tempat lain daerah perpanjangan).
b. Geotropisme
Akar merupakan bagian tanaman yang pertumbuhannya mengarah
menuju pusat bumi. Bahkan ketika suatu tanaman yang baru
tumbuh, diletakkan secara miring, arah pertumbuhan akar tetap
mengarah ke pusat bumi. Arah gerak akar ini dipengaruhi oleh
gaya gravitasi bumi. Gerak akar ini disebut dengan gerak
geotropisme atau gerak gravitropisme. Gerak geotropisme positif
terjadi ketika arah gerak menuju pusat bumi, sedangkan
geotropisme negatif terjadi ketika arah gerak tumbuhan menjauhi
pusat bumi.
c. Hidrotopisme
Gerak hidrotropisme merupakan gerak tumbuhan yang dipengaruhi
oleh rangasangan berupa air. Hidrotropisme terbagi atas
hidrotropisme positif yang mana arah gerakannya mendekati
sumber air, dan gerak hidrotropisme negatif yang mana arah
gerakan tumbuhan menjauhi sumber air. Misalnya gerakan akar
menuju sumber air atau gerak ujung batang yang menjauhi air.
Pengamatan terkait hidrotropisme bel urn banyak berkembang,
karena bagian tumbuhan yang mendapatpengaruh adalah akar.
Tetapijika dibandingkan dengan pengaruh gravitasi, pertumbuhan
akar ke bawah lebih di mungkinkan karena adanya rangsangan
gravitasi di bandingkan rangsangan air.
d. Kemotropisme

30
Gerak tumbuhan ada juga yang dipengaruhi oleh adanya zat kimia.
Gerak yang dipengaruhi zat kimia ini disebut dengan
kemotropisme. Contohnya adalah proses pembuahan pada
tumbuhan. Proses ini diawali dengan jatuhnya serbuk sari di kepala
putik. Pergerakan serbuk sari ke sel telur dipengaruhi oleh zat gula
(zat kimia) yang dikeluarkan oleh bakal buah.

Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia
e. Tigmotropisme
Tigmotropisme merupakan gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh
sentuhan pada satu sisi atau mengalami persinggungan. Biasanya
gerakan ini terjadi pada tumbuhan ercis, anggur, semangka,
mentimun, dan lain-lain Sulur akan terus tumbuh memanjang
mencari struktur pendukung untuk mengokohkan tegaknya
tanaman tersebut. Sulur sangat sensitif terhadap sentuhan.
Teljadinya kontak antara sulur dengan suatu benda akan
merangsang sulur tersebut tumbuh membengkok ke arah benda
yang tersentuh tadi, disebabkan teljadi perbedaan kecepatan
pertumbuhan karena di duga selsel yang terkena kontak sentuhan
akan memproduksi ABA yang menghambat pertumbuhan
sedangkan sisi yang berlawana menghasilkan auksin sehingga
pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Akibatnya sulur membelok
dan meliliti sumber sentuhan. Respon sulur sebagian melibatkan
perubahan turgor. Diduga telah terjadi perubahan kandungan ATP
dan fosfat anorganik yang cepat akibat rangsangan sentuhan pada
sulur.

31
B. Gerak Taksis
Gerak taksis merupakan gerak perpindahan sebagian atau seluruh
bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh rangsangan. Pada
umumnya gerak taksis terjadi pada tumbuhan tingkat rendah. Ada 2
gerak taksis, 1) Kemotakasis, merupakan gerak taksis yang
dipengaruhi oleh rangsangan yang berupa zat kimia. Misalnya gerakan
spermatozoin menuju sel telur yang ada pada arkegonium. 2)
Fototaksis, merupakan gerak taksis yang dipengaruhi oleh rangsangann
berupa cahaya. Misalnya, ganggang hijau yang bergerak menuju
cahaya dengan intensitas sedang.
C. Gerak Nasti
Gerak nasti merupakan gerak pada tumbuhan yang arah
gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan.
Misalnya gerak menutupnya daun putri malu. Dari mana pun arah
geraknya rangsangan, daun putri malu akan menutup dengan arah yang
sama. Macam-macam gerak nasti:
a. Seismonasti
Seismonasti merupakan gerak nasti yang dipengaruhi oleh
rangsangan berupa sentuhan. Contoh gerak seismnasti yaitu gerak
menutupnya daun Mimosa pudica atau putri malu. Ketika ujung
atau salah satu daun putri malu disentuh, rangsangan sentuhan ini
diteruskan ke bagian lain, sehingga daun putri malu akan tertutup.
Pergerakan ini sangat cepat, karena diduga gerakan in berfungsi
untuk mengejutkan serangga atau hewan yang ingin memakan
daun putri malu.
b. Niktinasti
Niktinasti merupakan gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh
suasana gelap atau dalam beberapa sumber disebut dengan gerak
tidur. Tanaman yang mengalami gerak ini contohnya tanaman
lamtoro dan beberapa tanaman polong-polongan. Beberapa
penelitian telah melakukan ekperimen, dan hasilnya terdeteksi
perpindahan ion kalium dari bagian atas ke bagian bawah pulvinus

32
dan sebaliknya. Perpindahan ion kalium telah menyebabkan
perubahan potensial osmotic yang besar pada sel-sel motor yang
mengakibatkan daun bergerak ke atas atau ke bawah. Diduga
auksin terlibat dalam kegiatan ini. IAA yang diproduksi pada siang
hari terutama diangkut ke bagian bawah petiol. Ion kalium akan
bergerak ke arah di mana memiliki kandungan IAA lebih tinggi, air
masuk ke bagian bawah pulvinus dan daun bangun. Angkutan
auksin berkurang pada malam hari, terjadi reaksi sebaliknya.
Auksin yang diberikan ke bagian atas atau bagian bawah pulvinus
akan menyebabkan tidur dan bangunnya daun secara berturut-turut.
Sejumlah sel di pulvinus yang menggembung saat membuka
disebut ekstensor, sedangkan sel yang mengerut dinamakan fleksor.
Gerak ini terjadi pada tumbuhan polong-polongan.
c. Fotonasti
Fotonasti merupakan gerak nasti yang dipengaruhi oleh cahaya.
Misalnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang mana bunga
ini akan mekar karena rangsangan cahaya pada sore hari.

Sumber: selimutceleng.blogspot.com
d. Termonasti
Termonasti merupakan gerak nasti yang dipengaruhi oleh suhu.
Mekarnya bunga tulip merupakan contoh gerak termonasti. Bunga
tulip hanya akn mekar pada musim semi, yang berarti bunga ini
hanya ada pada negara yang memiliki 4 musim. Bunga ini akan

33
mekar pada musim semi, karena udara pada musim ini lebih
hangat.

34
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat penilis simpulkan bahwa
benda dapat dikatakan bergerak apabila mengalami perubahan posisi dari
suatu titik acuan. Gerak benda yaitu gerak lurus yang dibantu oleh gaya dan
diperkuat oleh Hukum Newton. Makhluk hidup dapat bergerak dibantu
dengan sistem gerak yang dipengaruhi oleh morfologi dari makhluk hidup
itu sendiri. Manusia memiliki sistem gerak yaitu rangka, sendi, dan otot
yang harus dijaga dengan hidup sehat agar tidak terkena gangguan pada
sistem gerak yang telah kita miliki. Hewan memiliki sistem gerak yang
tergantung dari tempat hidupnya, karena hewan yang hidup di darat, di air,
dan dengan yang bergerak di udara memiliki sistem gerak yang berbeda-
beda. Tumbuhan juga memiliki sistem gerak yang berbeda tergantung
bagaimana tumbuhan itu beradaptasi. Sistem gerak pada tumbuhan terdiri
dari gerak endonom, higroskopis, dan esionom.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat penulis sarankan bahwa
terdapat beberapa konsep gerak yang dapat kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari misalnya gerak sayap pada burung saat terbang. Konsep gaya
yang bekerja pada peristiwa tersebut dapat kita manfaatkan untuk membuat
pesawat terbang yang sangat berguna dan mempermudah pekerjaan kita
dalam bidang transportasi. Pembaca harus bisa menggali lebih dalam lagi
manfaat dari konsep-konsep IPA yang ada di sekitar kita agar dapat
digunakan dan mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-
hari.

35
DAFTAR PUSTAKA

___.Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Dalam


https://kbbi.web.id/gerak. Diakses pada 19 Februari 2018.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Harahap, F. 2012. Gerak pada Tumbuhan. Dalam
http://digilib.unimed.ac.id/1641/5/Bab%20V.pdf. Diakses pada19
Februari 2018.
Karim, Saiful, dkk. 2008. Buku Belajar IPA Membuka Cakra Alam Sekitar
Kelas 8 SMP. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Zubaidah, Siti, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam: Kelas VIII SMP/MTs.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
LAMPIRAN
LKS
LEMBAR KERJA SISWA

I. Identitas
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/1
Alokasi Waktu : 1 jam pelajaran (1 x pertemuan)
Topik : Gerak Benda dan Makhluk Hidup di Lingkungan
Sekitar
II. Judul Praktikum :
Sistem Gerak pada Manusia
III. Tujuan Praktikum :
1. Untuk memahami sistem gerak yang terdapat pada manusia.
2. Untuk mengidentifikasi sendi-sendi yang bekerja pada aktifitas sehari-
hari.
IV. Landasan Teori :
Sendi adalah tempat bertemunya dua tulang atau lebih. Sendi
memungkinkan tulang yang bersambungan dapat bergerak. Berdasarkan
banyak sedikitnya gerakan, sendi dibedakan menjadi tiga yaitu sinartrotis,
(sendi yang tidak dapat digerakkan) misalnya sendi yang terdapat pada
tulang tengkorak, amfiartrosis (sendi yang dapat digerakkan namun
terbatas) misalnya sendi antar ruas tulang belakang., dan diartrosis (sendi
yang dapat digerakkan dengan bebas). Sendi diartrosis dibedakan menjadi
lima yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, dan sendi
geser.
Sendi peluru menghubungkan antara satu tulang yang mempunyai
satu ujung bulat yang masuk ke ujung tulang lain yang berongga seperti
mangkok. Sendi engsel mempunyai gerakan satu arah, ada yang ke depan
dan ada yang ke belakang seperti engsel pintu. Pada sendi putar salah satu
tulang berfungsi sebagai poros dan ujung tulang yang lain berbentuk
cincin yang dapat berputar pada poros tersebut. Pertemuan antara dua
tulang yang berbentuk seperti pelana disebut dengan sendi pelana. Sendi
ini dapat menggerakkan tulang ke dua arah, yaitu muka-belakang dan ke
samping. Sendi geser menghubungkan antara dua tulang yang memiliki
permukaan yang datar. Prinsip kerja sendi ini adalah satu bagian tulang
bergerak menggeser di atas tulang lain. Sendi geser juga memungkinkan
tulang bergerak ke depan dan ke belakang.
V. Alat dan Bahan :
1. Kertas (1 buah)
2. Pulpen/pensil (1 buah)
VI. Langkah Kerja :
1. Bentuklah kelompok di kelasmu.
2. Mintalah salah satu anggota kelompokmu untuk melakukan beberapa
aktivitas di bawah ini :
a. Menggelengkan serta menganggukkan kepala.
b. Memutar pergelangan tangan.
c. Memegang pensil dan menulis.
d. Berlari.
e. Meluruskan tangan lalu membengkokkan tangan ke atas.
3. Bersama dengan teman satu kelompokmu, identifikasikan sendi-sendi
yang berperan dalam setiap aktivitas tersebut! Dalam menyelesaikan
tugas ini berbagilah tugas dengan teman satu kelompokmu. Selain itu,
perhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh temanmu dengan
cermat agar kamu dapat mengidentifikasi sendi-sendi yang bekerja
pada setiap aktivitas dengan tepat. Tuliskan hasilnya pada tabel hasil
pengamatan.
VII. Hasil Pengamatan :
No. Nama Aktivitas Sendi yang Berperan
VIII. Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai