Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MS3133 PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

Modul 5 Tumbukan Akibat Pancaran Fluida

DISUSUN OLEH :
Fransiskus Adimas Pangestu (119170023)
Bagus Dermawan (119170025)
Amid Arifin (119170027)
Valentino Hasael S (119170028)
Gabriel Meha (119170029)
Rinaldi (119170030)

LABORATORIUM KONVERSI
ENERGI PROGRAM STUDI TEKNIK
MESIN INSTITUT TEKNOLOGI
SUMATERA 2021
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Lampung
Selatan 35365Telepon:(0721) 8030188, Email: pusat@itera.ac , Website:
http://www.itera.ac.id

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Fransiskus Adimas Pangestu


(119170023) Bagus Dermawan
(119170025)
Amid Arifin (119170027)
Valentino Hasael S
(119170028) Gabriel Meha
(119170029)
Rinaldi (119170030)
Kelompok 4
Modul : Modul 5 Tumbukan Akibat Pancaran Fluida

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri
dengan bentuk wadah tempatnya. Bila berada dalam keseimbangan, fluida
tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki
suatu derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap
perubahan bentuk. Setiap hari kita selalu berhubungan dengan fluida tanpa
kita sadari. Kita dapat melihat instalasi perpipaan air pada rumah yang kita
tempati. Fenomena pada fluida yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-
hari. Benturan air antara pipa ketika keran air ditutup secara tiba-tiba. Pusaran
air yang kita lihat ketika air didalam bak mandi dikeluarkan melalui lubang
pembuangannya. Radiator air atau uap panas untuk memanaskan rumah dan
radiator pendingin dalam sebuah mobil yang bergantung pada aliran fluida
agar dapat memindahkan panas dengan efektif.
Setiap fluida yang dipancarkan mempunyai gaya atau kerja mekanis yang
menyebabkan tumbukan. Gaya ini dapat bermanfaat untuk menggerakkan
bendaatau peralatan lain yang membutuhkan gaya penggerak. Pancaran( jet)
dari suatu fluida selalu mempunyai kecepatan, oleh karena itu jet juga
memiliki energi kinetik. Jika ada penghalang yang berada pada lintasan gerak
dari pancaran maka akan menerima gaya dinamik yang disebut sebagai
impact of jet. Gaya ini mampu mendorong penghalang terseut dengan besar
tertentu. Jet atau sembura fluida jika menumbuk suatu plat yang diam akan
terjadi gaya pada plat tersebut. Besarnya gaya ini sama dengan laju perubahan
momentum dari jet tersebut. Jika plat tidak diam maka plat akan bergerak
dalam arah gerak jet (semburan).
Dalam dunia konversi energi diperlukan suatu perhitungan untuk
menentukan momentum yang terjadi pada suatu benda dari kecepatan fluida
yang menumbuk benda tersebut. Fluida yang dipancarkan mempunyai reaksi
gaya atau kerja mekanis tersendiri. Ketika mengenai suatu bidang, reaksi
gaya akibat pancaran tersebut dapat menyebabkan tumbukan. Hal ini dapat
digunakan untuk menggerakan peralatan yang membutuhkan energi dari
aliran fluida untuk menjalankan fungsinya misalnya turbin, begitupun
sebaliknya dari energi mekanik bisa menjadi energi aliran.
Dalam mekanika fluida sangat erat hubunganya dengan tekanan dan
percepatan. Tekanan dan kecepatan pada dasarnya memiliki nilai yang
berbalik. Artinya jika suatu substansi memiliki kecepatan yang tinggi maka
substansi tersebut akan memiliki tekanan yang rendah, begitupun sebaliknya.
Energi sembur air berasal dari perubahan tekanan alir fluida menjadi
kecepatan, secara teoritis perubahan tekanan dan kecepatan tersebut
disebabkan karena perbedaan luas penampang lintang sebuah lintasan air,
sehingga tekanan dan kecepatan alir fluida akan meningkat seiring
lintasannya, seperti halnya pada pipa yang mengecil.
Dengan adanya fenomena perubahan tekanan menjadi kecepatan maka
saat aliran mengenai suatu permukaan penghalang akan terjadi gaya dorong.
Salah satu alat yang bekerja dengan prinsip mengubah tekanan menjadi
kecepatan adalah nozzle. Akan tetapi, nozzle juga bisa difungsikan terbalik
yaitu menurunkan laju kecepatan aliran fluida, misalnya pada nozzle
divergen. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum tentang
“Tumbukan Akibat Pancaran Fluida” agar mengetahui fenomena-fenomena
yang terjadi pada fluida yang dipancarkan ke sebuah benda.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang harus dicapai oleh praktikan pada
percobaan kali ini adalah sebagai berikut.
1. Mempelajari perilaku tumbukan pancaran fluida pada suatu permukaan
piringan yang dapat menghasilkan suatu energi mekanis.
2. Mengukur dan menghitung besarnya gaya yang diperoleh dari dua
macam piringan, yaitu plat datar dan plat cekung.
3. Menentukan besarnya efisiensi masing-masing piringan.
4. Mempelajari hubungan antara besarnya debit yang keluar dengan gaya
yang didapat dari hasil perhitungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Fluida
Secara khusus, fluida didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi terus-
menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Fluida atau zat cair
dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida
lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil
dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan
yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat
mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya
yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah
bentuk maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak
mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan
volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang sangat
besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan maupun volume yang tetap, gas
akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena zat cair dan gas tidak
mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengalir. Dengan demikian kedua–duanya sering secara kolektif
disebut sebagai fluida (Dharma, 2021).
Fluida biasanya dialirkan melalui sebuah saluran baik berpenampang
bulat maupun tidak. Saluran dengan penampang bulat dirancang untuk
menahan perbedaan tekanan yang sangat besar melintasi dinding-dindingnya
tanpa mengakibatkan perubahan bentuk. Sedangkan saluran yang tidak
berpenampang bundar biasanya perbedaan tekanan antara bagian dalam dan
luar saluran relative kecil. Pipa merupakan salah satu saluran yang paling
banyak ditemui yang merupakan saluran tertutup, Saluran tertutup adalah
saluran yang alirannya tidak dipengaruhi oleh tekanan udara secara langsung
kecuali oleh tekanan hidrolis. Pipa digunakan sebagai saluran untuk
mengalirkan air, gas, minyak dan cairan-cairan lain. Pipa yang dimaksud
dalam hal ini terdiri dari pipa itu sendiri dan juga termasuk fitting, katup dan
komponen-komponen lainnya yang merupakan sistem perpipaan. Komponen-
komponen pipa anatara lain : Pipa, flens (flanges), katup (valves), alat
penyambung (fittings), dan lain sebagainya (Nurnawaty, 2020).

B. Aliran Fluida
Menurut Darmawan (2018), karakteristik umum aliran fluida adalah
sebagai berikut:
1. Aliran Tunak (Steady) dan Tak Tunak (Non- Steady).
Bila kecepatan aliran fluida v disetiap titik yang diberikan adalah
konstan di dalam waktu, maka gerak fluida tersebut dikatakan aliran
tunak. Yakni, di setiap titik yang diberikan di dalam aliran tunak maka
kecepatan setiap partikel fluida yang lewat adalah selalu sama. Di suatu
titik yang lain sebuah partikel dapat berjalan dengan kecepatan yang
berbeda, tetapi tiap-tiap partikel yang lewat melalui titik kedua ini
berperilaku di titik tersebut persis seperti perilaku partikel ini ketika
melewati titik ini. Kondisi-kondisi ini dapat dicapai pada laju aliran yang
rendah, arus yang mengalir dengan tenang adalah contohnya. Di dalam
aliran tak tunak, seperti di dalam gelombang aliran pasang, kecepatan v
adalah sebuah fungsi dari waktu. Di dalam kasus aliran bergolak, seperti
penderasan (rapids) atau air terjun, kecepatan-kecepatan berubah secara
tak menentu dari titik ke titik maupun dari waktu ke waktu.
2. Aliran Berolak (Rotational) atau Tak Berolak (Irrotational)
Jika setiap elemen fluida di setiap titik tidak mempunyai kecepatan
sudut netto terhadap titik tersebut, maka aliran fluida tersebut adalah
aliran tak berolak. Kita dapat membayangkan sebuah kincir air yang kecil
yang di celupkan di dalam fluida yang bergerak. Jika kincir tersebut
bergerak tanpa berotasi, maka gerak tersebut adalah tak berolak; jika
tidak maka gerak tersebut adalah berolak. Gerak vortex, seperti pusaran
air adalah gerak yang termasuk ke dalam aliran berolak.
3. Aliran Termampatkan (Compressible) Atau Tak Termampatkan
(Incompressible)
Cairan biasanya dapat ditinjau sebagai yang mengalir secara tak
termampatkan. Tetapi malah suatu gas yang sangat termampatkan pun
kadang-kadang dapat mengalami perubahan-perubahan massa jenis yang
tak penting. Maka aliran gas tersebut secara praktis adalah tak
termampatkan. Di dalam penerbangan yang lajunya jauh lebih rendah
dari pada laju bunyi di dalam udara (yang dijelaskan oleh aerodinamika
subsonik), maka gerak udara relatif kepada sayap-sayap adalah suatu
aliran yang hampir tak termampatkan. Di dalam kasus-kasus seperti itu
maka massa jenis 𝜌 adalah sebuah konstanta, yang tak tergantung dari x,
y, z, dan t, dan dengan demikian maka pembahsan aliran fluida secara
matematis akan sangat disederhanakan.
4. Aliran Kental (Viscous) atau Tak Kental (Nonviscous)
Viskositas gerak fluida adalah analogi dari gesekan di dalam gerak
benda padat. Di dalam banyak kasus, seperti persoalan pelumasan,
viskositas tersebut adalah sangat penting. Akan tetapi, kadang-kadang
viskositas tersebut dapat diabaikan. Viskositas memperkenalkan gaya-
gaya tangensial di antara lapisan-lapisan fluida di dalam gerak relatif dan
mengakibatkan disipasi tenaga mekanis.
Sifat fluida mengalir (bergerak) sangat kompleks sehingga rumit untuk
dianalisis. Agar lebih sederhana, fluida mengalir dianggap sebagai fluida
ideal. Sifat fluida ideal adalah:
1. Tidak dapat dimampatkan (tak kompresibel)
2. Antar bagiannya dan dengan benda lain (dinding penampang) tidak
mengalami gesekan
3. Alirannya tunak dan lurus searah penampangnya. Aliran fluida dikatakan
tunak jika kecepatan setiap titik fluida konstan pada saat melalui tempat
yang sama.
Aliran fluida yang melalui suatu permukaan yang melengkung akan
mengalami perubahan kecepatan disepanjang permukaannya. Aliran
tersebut dapat diperlakukan sebagai aliran potensial yaitu aliran
irrotasional dimana komponen kecepatan dapat diturunkan dari fungsi
potensial kecepatan. Dengan menetapkan kondisi fluida incompressible dan
aliran irrotational, maka persamaan bernoulli dapat diterapkan pada aliran
tersebut. Sebuah benda yang dilewati aliran dapat diklasifikasikan sebagai
bluffbody dan streamlined body yang didasarkan atas karakteristik
aerodinamik disekeliling benda tersebut. Pada aliran disekeliling bluff body,
separasi massive tejadi tanpa reattacment. Sedangkan aliran disekitar
streamlined body berdekatan. Pada benda yang sama dapat bekerja sebagai
streamlined body maupun bluff body tergantung pada orientasi aliran yang
melalui benda tersebut

C. Jenis - Jenis Aliran


Untuk menentukan sifat aliran didalam sebuah pipa, ada beberapa
parameter yang harus diperhitungkan, seperti kecepatan fluida, kerapatan,
viskositas, dan diameter pipa. Parameter-parameter tersebut jika
dikombinasikan akan mengahsilakan sebuah nilai bilangan yang biasa disebut
bilangan Reynolds. Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi
yang dapat membedakan suatu bilangan yang dilihat dari kecepatan aliran.
Aliran didalam pipa bundar adalah laminar jika bilangan Reynoldsnya kurang
dari 2100, turbulen jika bilangan Reynoldsnya lebih besar dari 4000. Untuk
bilangan Reynolds diantara kedua batas tersebut, aliran mungkin berubah dari
keadaan laminar menjadi turbulen dengan perilaku acak yang jelas atau aliran
transisi (Nurnawaty dkk, 2020).
1. Aliran Laminar
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang
bergerak dalam lapisan-lapisan , atau laminar-laminar dengan satu
lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini viskositas
berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relative
antara lapisan.
Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang tegangan viskositas,
yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut. Aliran laminar tidak stabil dalam situasi yang menyangkut
gabungan viskositas yang rendah, kecepatan yang tinggi, atau laluan
aliran yang besar, serta berubah menjadi aliran turbulen.
Gambar 2.1. Aliran Laminar

2. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke
aliran turbulen.

Gambar 2.2. Aliran Transisi

3. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan
dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain
dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi mengakibatkan tegangan geser yang merata di seluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran.

Gambar 2.3. Aliran Turbulen


Dalam aliran turbulen, partikel-partikel fluida bergerak dalam
lintasan yang sangat tidak teratur, dengan mengakibatkan pertukaran
momentum dari satu bagianfluida ke bagian lainnya. Aliran turbulen
dapat berskala kecil yang terdiri dari sejumlah besar pusaran-pusaran
kecil yang cepat mengubah energi mekanik menjadi
ketidakmampubalikan melalui kerja viskos, atau dapat berskala besar
seperti vortex- vortex dan pusaran- pusaran yang besar di sungai atau
hempasan udara. Pada umumnya, intensitas turbulensi meningkat dengan
meningkatnya bilangan Reynold.

D. Nozzle
Nozzle merupakan sebuah komponen yang mempunyai peranan penting
untuk mengeluarkan suatu zat dengan bentuk spray (memecah) atau dengan
meningkatkan kecepatan suatu zat tersebut. Fungsi nozzle secara umum
adalah untuk meningkatkan kecepatan aliran suatu zat yang diikuti dengan
penurunan tekanan. Nozzle dapat dibedakan berdasarkan zat yang digunakan,
yaitu nozzle untuk aliran udara dan nozzle untuk aliran fluida. Nozzle dengan
aliran fluida mempunyai dua jenis, yaitu nozzle dengan pemancar lurus dan
nozzle dengan pemancar menyebar (spray). Nozzle dengan pemancar lurus
merupakan nozzle yang menghasilkan aliran fluida bertekanan tinggi untuk
meningkatkan kecepatan fluida tersebut. Nozzle dengan pemancar menyebar
(spray) merupakan nozzle yang menghasilkan aliran fluida dispresi lebar,
mirip dengan selang taman seperti air hujan (Armein, 2017).

Gambar 2.4. Nozzle


Efisiensi jet pump dipengaruhi oleh bentuk penampang nozzle. Dengan
berbagai penampang; segitiga, segiempat, dan lingkaran diperoleh efisiensi
jet pump maksimum pada bentuk penampang lingkaran. Efisiensi jet pump
sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi dari nozzle. Pada nozzle aliran
fluida dengan pemancar lurus yang biasa dipakai oleh unit Dinas Kebakaran
adalah Smooth bore nozzle (Jet nozzle). Bentuk dari nozzle ini sangat
sederhana, seperti kerucut panjang. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi jarak pancaran nozzle tersebut adalah pada ukuran diameter
penampangnya (Armein, 2017).

E. Aliran Jet
Fluida keluar dari nosel atau orifis berupa aliran jet akibat perubahan
tekanan secara tiba-tiba seiring dijumpai didalam teknik seperti jet
penyemprot bahan bakar dalam suatu pembakaran. Bentuk nosel atau orifis
dimana sumber aliran jet pada umumnya berpenampang lingkar sehingga
aliran jet yang keluar adalah aksisimetri. Selain itu ada juga aliran jet plane
yaitu bentuk penampang orifis segiempat dimana salah satu lebar sisinya jauh
lebih besar dari sisi lainnya. Fluida aliran jet bisa cair dan apabila cair maka
ketika keluar dari nosel maka ia berubah menjadi butiran-butiran halus
(atomisasi) yang berukuran beberapa mikron. Besar ukuran butiran tersebut
tergantung dari tekanan aliran sebelum keluar nosel (Kaprawi, 2009).
Aliran jet plane dalam bidang teknik bisa ditimbulkan dalam heat
exchanger. Jarak antara tube-tube yang sejajar dapat menimbulkan perubahan
tekanan yang besar sehingga bisa menimbulkan aliran jet. Hal ini dapat
dijumpai pada hat exchanger dimana tube disusun secara staggered.
Aliran datang pertama kali menabrak tube bertekanan tinggi dan keluar
dari baris pertama dari tube menimbulkan aliran jet untuk menabrak tube
pada baris kedua. Profil kecepatan aliran jet adalah parabol yang mana
kecepatan maksimum terjadi pada tengah jet sepanjang jarak aksial dari jet.
untuk plane jet pada daerah self-preserving, kecepatan maksimum pada
tengan jet (Um) adalah fungsi dari koordinat tak berdimendi y/x, dimana y
adalah jarak dari tengah kearah radial dan x adalah jarak dari sumber jet
kearah aksial (Kaprawi, 2009).
Jenis aliran jet dikarakteristikan dengan angka reynolds, aliran akan
laminer bila Re ≤ 2000 dan turbulen bila Re ≥ 3000. kerugian tekanan
(pressure drop) pada nosel yang dialiri fluida air dapat dicari menggunakan
persamaan bernoulli, dengan asumsi massa jenis air adalah konstan dan
perubahan energi potensial diabaikan (Eswanto, 2016).

2
v v2
P1 2
P2 x....................................... (4)
𝜌 x 1
= 2
2 𝜌
Keterangan :
P1 = Tekanan Fluida 1 (Pa)
P2 = Tekanan Fluida 2 (Pa)
ρ = Massa Jenis (kg/m3)
v1 = Kecepatan Fluida 1 (m/s)
v2 = Kecepatan Fluida 2 (m/s)

Jika persamaan kontinuitas disubstitusikan pada persamaan bernoulli di


atas, maka persamaannya menjadi sebagai berikut.

Q.............................................................................................
v= (2)
A
4
ρ Q2 D2
P1 − P2 (1 − )………………………….….(3)
2 A2 D41
=
Keterangan :
v = Kecepatan Fluida
(m/s) Q = Debit Aliran
(m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
D1 = Diameter Pangkal Nozzel
(m) D2 = Diameter Ujung Nozzel
(m)
F. Debit
Debit adalah volume fluida bergerak selama selang waktu tertentu. Debit
aliran fluida merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung kecepatan
aliran fluida. Dapat dirumuskan sebagai berikut.

V.............................................................................................
Q= (1)
t

Keterangan :
Q = Debit Aliran (m3/s)
V = Volume (m3)
T = Waktu (s)

Debit merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi besarnya


gerusan lokal yang terjadi disekitar abutmen jembatan. Semakin besar debit
yang terjadi maka besarnya gerusan yang diakibatkan adanya pengaruh
debit, juga akan berbeda pula. Dampak dari gerusan lokal harus
diwaspadai karena dapat berpengaruh pada penurunan stablitas keamanan
bangunan air. Pengukuran debit secara analog dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem venturimeter. Venturimeter terdiri atas pipa yang
memiliki luas penampang berbeda, masingmasing memiliki tabung dibagian
atas pipa untuk mengetahui tekanan pipa. Pada percobaan tabung
venturimeter, tekanan tinggi dialami oleh diameter yang besar, sedangkan
tekanan rendah berada pada diameter yang kecil, laju aliran dan debit
didapatkan melalui venturimeter yang diperleh dari selisih ketinggian
menunjukkan tekanan yang dialami pada masing-masing pipa. Pengukuran
debit fluida juga dapat dilakukan secara digital dengan menggunakan
bantuan pianti elektronik (Halim, 2014).

Gambar 2.5. Venturimeter


Menurut Ardiansah (2007), terdapat empat jenis yang
menggambarkan fenomena kecepatan dalam venturi diantaranya :
1. Reyleigh je breakup
Kecepatan jet berkisar antara 0-500 m/s, aliran jet sangat
dipengaruhi oleh tegangan permukaan dan gelembung belum banyak
terbentuk. Adapun bentuk aliran jet yang terbentuk setelah melewati
nozzle venture.
2. First wind induced breakup regine
Kecepatan aliran jet berkisar antara 500-1000 m/s, aliran jet dan
pembentukan gelembung sangat dipengaruhi oleh diameter jet. Pada
kasus ini, meningkatnya pengaruh tegangan permukaan oleh gerakan
cairan dan gas disebabkan distribusi tekanan statis yang melewati
aliran jet dan akan mempercepat pemecahan aliran jet.
3. Second wind induced breakup regime
Pada rezim ini, kecepatan aliran jet berkisar antara 1000-1800
m/s, pembentukan gelembung sangat banyak dan lebih kecil ukurannya
dibandingkan dengan diameter aliran jet. Hal ini disebabkan adanya
gerakan cairan dan gas dimana tegangan permukaan dipengaruhi oleh
pembentukan aliran yang berombak.
4. Atomization regime
Kecepatan aliran jet lebih besar dari 1800 m/s pemecahan aliran jet
terjadi ketika aliran keluar nozzle, pembentukan gelembung terjadi
sempurna dan ukurannya lebih kecil dari ukuran nozzle.
Aliran debit dibedakan menjadi dua yaitu aliran debit sekunder dan aliran
debit primer. Perbedaan tekanan antara suction chamber yang lebih
rendah dan lingkungan yang lebih tinggi menyebabkan udara dari lingkungan
begerak masuk ke suction chamber. Jumlah udara yang masuk untuk
setiap satuan waktu ke suction chamber didefinisikan sebagai debit aliran
sekunder. Banyaknya fluida yang masuk kenosel dalam setiap saluran waktu
yang menyebabkan udara masuk ke suction chamber didefinisikan sebagai
debit aliran primer (Eswanto, 2016).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Jet Impact Apparatus

Gambar 3.1. Jet Impact Apparatus

2. Meja Hidrolis

Gambar 3.2. Meja Hidrolis


3. Piringan Cekung

Gambar 3.3. Piringan Cekung

4. Piringan 30º

Gambar 3.4. Piringan 30º

5. Piringan Datar

Gambar 3.5. Piringan Datar


6. Piringan Setengah Bola

Gambar 3.6. Piringan Setengah Bola

7. Stopwatch

Gambar 3.7. Stopwatch

8. Beban Pemberat

Gambar 3.8. Beban Pemberat


B. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum yang dilakukan pada percobaan kali ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengatur kedudukan jet impact agar jalur pancaran tegak lurus terhadap
bidang datar permukaan.
2. Memasang piringan pada jet impact.
3. Mengkalibrasikan neraca pengukur gaya, dengan membuat lengan neraca
dalam keadaan mendatar.
4. Menghidupkan pompa.
5. Mengatur posisi beban pemberat hingga neraca seimbang kembali.
6. Mencatat simpangan pemberat terhadap posisi semula (y).
7. Mengukur debit air berdasarkan prinsip bangku hidraulik.
8. Melakukan percobaan yang sama dengan di atas untuk 8 macam posisi
pemberat (y).
9. Mengganti piringan dengan piringan cekung dan ulangi langkah 1 s/d 8.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansah, Agung, 2007. Optimasi Karbonatasi Untuk Pemucatan Raw Sugar


Dengan Menggunakan Reaktor Venturi Bersirkulasi. Institut Pertanian Bogor:
Jawa Barat.

Armein, Ayatullah. 2017. Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Diameter


Penampang Nozzle Terhadap Jarak Pancaran Fluida yang Keluar. Skripsi.
Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Mesin. Universitas Sriwijaya.

Dermawan, Deny. 2018. Analisis Bilangan Reynolds (Re) Untuk Menentukan


Jenis Aliran Fluida Menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamic)
Sebagai Rancangan Bagan Ajar di SMA. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. Universitas Jember.

Dharma, Untung Surya dkk. 2021. Pengaruh Perubahan Laju Aliran Terhadap
Tekanan dan Jenis Aliran Yang Terjadi Pada Alat Uji Praktiikum Mekanika
Fluida. Volume 1, No. 2. Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Metro.

Eswanto, 2016. Efek Variasi Debit Aliran Primerdan Sekunder Dalam Mencapai
Kevakuman Pada Liquid Jet Gas Gump. Institut Teknologi Medan :
Sumatera Utara.

Halim, Fuad.2014. Pengaruh Debit Terhadap Pola Gerusan di Sekitar Abutmen


Jembatan (Uji Laboratorium Dengan Skala Model Jembatan Megawati).
Universitas sam ratulangi : Manado.

Kaprawi, 2009. Pengaruh Jarak Sumber Jet Terhadap Temperatur Dinding


Silinder. UNSRI : Palembang.
Nurmawaty dkk. 2020. Analisis Perubahan Tinggi Tekanan Akibat Sudut Belokan
90º dan 45º dengan Menggunakan Fluid Friction Apparatus. Volume 13. No.
1. Jurnal Teknik Hidro. Universitas Muhammadiyah Metro.

Anda mungkin juga menyukai