Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.1 Jenis-jenis aliran Fluida
2.1.1 Aliran Laminer (Re<2300)
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-
partikel fluidanya sejajar dengan garis-garis arusnya. Dalam aliran
laminer, partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang
lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur
satu arah pada lapisan yang bersebelahan.Sifat kekentalan zat cair
berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer
bersifat steady maksudnya alirannya tetap. Hal ini menunjukkan
bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan
alirannya tidak berubah menurut waktu.
2.1.2 Aliran Transisi (2300>Re>4000)
Aliran Transisi adalah dimana kondisi partikel fluida berada pada
peralihan dari kondisi seragam menuju kondisi acak, pada kondisi
nyatanya kondisi seperti ini sangat sulit terjadi.
2.1.3 Aliran Turbulen (Re>4000)
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilkan aliran yang
tidak laminer melainkan kompleks, lintasan gerak partikel saling tidak
teratur antara satu dengan yang lain.Sehingga didapatkan ciri dari
aliran turbulen yaitu tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya,
aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran
besar dan viskositasnya rendah (Simanjuntak, 2016).

2.2 Fluida Newtonian dan NonNewtonian


2.2.1 Fluida Newtonian
Fluida Newtonian didefinisikan sebagai fluida yang tegangan
gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan
pada arah tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti
bahwa fluida Newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi
gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah
fluida Newtonian karena air memiliki sifat-sifat fluida sekalipun

SEDIMENTASI
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pada keadaan diaduk. Keunikan dari fluida Newtonian adalah fluida
ini akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada
fluida. Hal ini disebabkan karena viskositas dari suatu fluida
Newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja pada
fluida. Viskositas dari suatu fluida Newtonian hanya bergantung pada
temperatur dan tekanan.
2.2.2 Fluida NonNewtonian
Fluida non-Newtonian adalah substansi komposisi homogen yang
mengalami deformasi terus-menerus pada saat tegangan atau gaya
diterapkan, terlepas dari besarnya, itu adalah zat yang tidak memiliki
bentuknya sendiri dan mengadopsi bahwa dari wadah yang berisi itu.
Fluida non-Newtonian mengubah viskositas atau perilaku aliran ketika
berada di bawah beberapa jenis stres. Jika suatu gaya diterapkan pada
cairan-cairan itu, misalnya mengenai memukul, mengguncang, atau
memercikannya, penerapan tiba-tiba dari gaya atau tekanan ini dapat
membuatnya lebih tebal dan bertindak sebagai zat padat, atau dalam
beberapa Kasus menghasilkan perilaku yang berlawanan dan mungkin
menjadi lebih cepat daripada sebelumnya. Saat tekanan pada mereka
dihilangkan, cairan akan kembali ke keadaan sebelumnya.
Penggunaan cairan non-Newtonian telah diusulkan untuk mengisi
lubang yang bisa kita temukan di jalan dan dengan demikian
sebagian menyelesaikan masalah. Ini karena zat-zat ini memiliki
kekhasan dan kemampuan untuk memvariasikan viskositasnya
tergantung pada kondisi yang berbeda di mana mereka terpapar,
seperti suhu atau tekanan yang menjadi sasarannya. Salah satu
keuntungan dari konsep ini adalah dapat bertindak cepat untuk
menutupi lubang, karena cairan harus dikosongkan ke dalam suatu
lubang untuk menutupnya (Tiwow, 2015).

SEDIMENTASI
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.3 Macam- macam Fluida:
Adapun macam-macam fluida:
2.4.1 Fluida statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak
(diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa
suatu partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.  Contoh suatu
fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan
tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah
suatu air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti
gaya angin, panas, dan lain-lain yang dapat mengakibatkan air
tersebut dapat bergerak (Sochib dan Hidayatulloh, 2018).
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang
memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan
dari permukaan sampai dasar sungai. Cairan yang berada dalam
bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu
tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari
sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang
massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya
ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama
cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak
ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh
akibat berat cairan dalam kolom tersebut. fluida statis memiliki
tekanan hidrostatis. Adapun sifat-sifat fisis fluida statis:
a. Massa jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya
besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda

SEDIMENTASI
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya
air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik
(kg·m-3)  Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. 
b. Tegangan permukaan
Jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan
air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan.
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul –
molekul zat cair dipermukaan zat cair. Dibagian dalam cairan
sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain dibagian atas
molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih
yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul dipermukaan cairan ditekan.
Tegangahn permukaan dalah kecenderungan suatu permukaan zat
cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi
oleh suatu lapisan elastis.
c. Kapilaritas
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai suatu peranan
pada suatu fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh suatu
peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah,
yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, suatu dinding
rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena
adanya suatu gejala kapilaritas (Sochib dan Hidayatulloh, 2018).
2.4.2 Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang bias berupa zat cair atau gas
yang bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari fluida
dianggap steady. Fluida dianggap steady atau mempunyai kecepatan
yang konstan terhadap waktu, tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, dan tidak turbulen atau tidak
mengalami putaran-putaran. Fluida mempunyai karakter yang khas,
misalnya Udara dan air juga mempunyai karakter berbeda. Udara
dapat ditekan sehingga menempati volume yang lebih kecil, tetapi air

SEDIMENTASI
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
tidak dapat diperlakukan serupa. Minyak pelumas dan air
mempunyai kekentalan yang berbeda. Oleh karena itu, fluida
mempunyai beberapa sifat. Sifat pertama adalah suatu kemampuan
(compressibility), yaitu suatu kemampuan fluida untuk dapat
mengalami perubahan volume ketika ditekan (dimampatkan).
Hampir semua zat cair tidak dapat dimampatkan (incompressible).
Gas dalam suatu kondisi tertentu dapat dianggap tidak dapat
termampatkan, misalnya dengan mengatur suatu alirannya
sedemikian rupa sehingga perubahan tekanan pada setiap titiknya
tidak terlalu besar (Abidin dan Wagiani, 2015).
Sifat kedua adalah sifat yang berkaitan dengan kecepatan aliran.
Jika kecepatan pada setiap titiknya tidak mengalami perubahan,
alirannya disebut aliran tunak (steady flo) dan yang sebaliknya
disebut aliran tak tunak (nonsteady flow). Aliran tunak hanya
mengizinkan arah arus dan kecepatan arus yang sama pada setiap
titiknya. Apabila ditemukan fluida yang tidak memenuhi keadaan
tersebut, fluida itu merupakan fluida tak tunak. Air yang mengalir
dengan kecepatan rendah merupakan contoh aliran tunak, tetapi
ketika dipercepat alirannya menjadi tak tunak. Sifat ketiga adalah
sifat otientasi aliran, pada sifat ini ada fluida yang mengalami
perputaran (rotational) ada juga yang tidak mengalami perputaran
(irrotational). Ambillah sebuah roda kecil atau benda yang dapat
dimasukkan kedalam fluida, kemudian perhatikan. Apabila suatu
ketika benda tersebut terlihat berputar maka aliran fluida tentu
mengalami putaran di titik benda tersebut berputar. Sifat keempet
berkaitan dengan kekentalannya (viscosity). Fluida yang kental akan
lebih sulit mengalir jadi kekentalan setara dengan gaya gesekan
untuk benda padat (Abidin dan Wagiani, 2015).
a. Neraca Massa (Persamaan kontinuitas)

SEDIMENTASI
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Air yang mengalir didalam pipa air dianggap mempunyai
debit yang sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat,
maka Debit aliran 1 = Debit aliran 2.
b. Neraca energi (Hukum Bernoulli)
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada
suatu hokum kekekalan energy yang dialami oleh aliran fluida.
Hukum ini menyatakan bahwa suatu jumlah tekanan (p), energy
kinetic per satuan volume, dan energy potensial per satuan
volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang
suatu garis arus (Sochib dkk, 2018).

SEDIMENTASI
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, K. dan Wagiani, S. (2015) ‘Studi Analisis Perbandingan Kecepatanaliran


Air Melalui Pipa Venturi Dengan Perbedaan Diameter Pipa’, Jurnal
dinamika, 04(1), pp. 62–78.
Simanjuntak (2016) ‘Analisa Pengaruh Panjang Dan Bentuk Geometri Lunas
Bilga Terhadap Arah Dan Kecepatan Aliran (Wake) Pada Kapal Ikan
Tradisional (Studi Kasus Kapal Tipe Kragan)’, Jurnal Teknik Perkapalan,
4(4), pp. 345–352.
Sochib, M. dan Hidayatulloh, A. R. (2018) ‘Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik’,
Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik, 7(2), pp. 165–173.
Tiwow, V. A. (2015) ‘Analisis aliran fluida newtonian pada pipa tidak horizontal’,
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, (1), pp. 104–108.

SEDIMENTASI

Anda mungkin juga menyukai