2.1 Viskositas
Viskositas (kekentalan) merupakan salah satu materi fluida statis,
dimana viskositas dapat diartikan sebagai gesekan yang terjadi diantara
lapisan yang bersebelahan di dalam fluida. Viskositas juga sering di sebut
gesekan internal fluida. Dimana gaya viskos melawan gerakan sebagian
fluida relatif terhadap yang lain.
Koefisien viskositas timbul dari gesekan internal fluida. Fluida viskos
cenderung bekerja pada permukaan padat yang bersentuhan dengannya. Di
dekat permukaan terdapat lapisan batas yang tipis. Gesekan pada fluida
menyebabkan tegangan geser ketika lapisan dua batas fluida bergerak relatif
satu dengan yang lain, seperti ketika kita mendayung perahu atau saat fluida
mengalir didalam pipa. Penentuan besarnya koefisien dari zat cair dapat
dilakukan dengan berbagai metode, antara lain dengan menggunakan hukum
Stokes dan menggunakan aliran pipa kapiler (Sulistyaningsih et al., 2019).
2.2 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika dikenai gaya. Fluida
dapat berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida membentuk
berbagai jenis benda padat sesuai dengan bentuk benda yang di tempati atau
dilewatinya. Fluida merupakan zat yang sering kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya pada saat mandi, mencuci, menyiram tanaman, ban
bocor dan masih banyak lagi aktivitas yang melibatkan fluida. Fluida
merupakan zat yang dapat mengalir, jadi zat cair dan gas merupakan fluida.
Fluida memang zat yang dapat mengalir, tetapi tidak setiap saat fluida itu
mengalir terkadang fluida itu diam (Dian Atmajati, 2018).
Selain benda cair, benda gas juga dapat di sebut fluida sebab tidak
memiliki bentuk dan volume yang tetap, akan tetapi mengembang untuk
mengisi wadahnya. Persamaan benda cair dan gas adalah memiliki bentuk
yang mudah berubah sehingga keduanya memiliki kemampuan untuk
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
mengalir. Dengan karakteristik tersebut, benda cair dan gas disebut sebagai
fluida. Fluida dibagi menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.
Pada suatu wadah yang berisi fluida statis, fluida akan melakukan gaya
dorong pada permukaan wadah atau benda. Arah gaya dorong fluida selalu
tegak lurus dengan bidang sentuh permukaan benda. Adapun bentuk
permukaan fluida statis selalu tegak lurus terhadap gaya gravitasi bumi.
Permukaan fluida statis selalu berbentuk bidang horizontal karena gaya
gravitasi bumi di suatu tempat arahnya ke bawah.
Terdapat dua jenis aliran ketika mempelajari fluida dinamis, yaitu
aliran laminer dan turbulen. Aliran laminer terjadi karena kecepatan aliran
tiap partikel fluida pada setiap titik adalah sama. Sedangkan aliran turbulen
ditandai dengan adanya aliran yang berputar yaitu gerak partikel berlawanan
arah dengan laju aliran fluida. Laju aliran fluida disebut juga debit. Debit
didefinisikan sebagai besarnya volume fluida yang melewati suatu
penampang tiap satuan waktu (Budi Sartika dan Wulandari, 2020).
2.4 Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang
dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas
juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau
oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain,
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-5
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya
aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
atau pun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunan atau
komposisinya dapat berubah, sifat larutan sangat di pengaruhi susunan
komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan maka digunakan istilah
konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. Disebut homogen karena susunanya seragam sehingga
tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat atau pun
cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,
amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan
gula dalam air dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent)
dan zat terlarut (solute) (Ahmad Roni dan Herawati, 2020).
Keterangan:
ρ (rho) = Massa jenis (Kg/m3 )
m = Massa (Kg)
v = Volume (m3 )
Keterangan:
P2 = Tekanan awal (Pa)
P1 = Tekanan akhir (Pa)
V2= Kecepatan udara (m/s)
V1= Kecepatan udara (m/s)
ρ = Massa jenis (Kg/m3 )
C. Hukum Pascal
Tekanan yang berpengaruh langsung pada tekanan hidrostatik
adalah tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Apabila ada zat yang
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-9
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
diberikan tekanan (sehingga terjadi perubahan tekanan), maka tekanan
ini akan diteruskan ke setiap titik dalam cair itu. Hal ini pertama kali
diungkapkan oleh seorang ilmuan perancis, Blaise Pascal (1623-1662)
dan dinamakan hukum Pascal, yang berbunyi “Perubahan tekanan yang
diberikan pada fluida akan ditransmisikan seluruhnya terhadap setiap
titik dalam fluida dan terhadap dinding wadah”. Artinya, tekanan yang
diberikan pada fluida dalam suatu ruang tertutup akan diteruskan oleh
fluida tersebut kesegala arah dan sama besar (Rifai, 2020).
Pembahasan utama dalam hukum Pascal berkaitan dengan tekanan
dalam cairan. Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat
cair untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran.
Hukum Pascal dapat dirumuskan:
P1 = P2 .................................................................................................. 2.5
F1 F2
= ................................................................................................. 2.6
A1 A2
F1 d
=( d1) 2 ............................................................................................... 2.7
F2 2
Keterangan:
P1 = Piston 1 (N/m2)
P2 = Piston 2 (N/m2)
F1 = Gaya pada piston 1 (N)
F2 = Gaya pada piston 2 (N)
A1 = Luas penampang piston 1 (m2)
A2 = Luas penampang piston 2 (m2)
Peralatan yang memanfaatkan hukum Pascal diantaranya
pegangkat hidrolik atau dongkrak hidrolik.
D. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip
pengapungan diatas zat cair. Pada prinsip Archimedes, sebuah benda
akan mengapung dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil
dari pada massa jenis zat cair (Aziz et al., 2020).
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-10
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Adapun prinsip hukum Archimedes berlaku “Setiap benda yang
terendam seluruhnya atau sebagian di dalam fluida akan mendapat gaya
apung yang arahnya ke atas, yang besarnya adalah sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Gaya Archimedes dapat dirumuskan:
FA = pf Vbf g ........................................................................................... 2.8
Keterangan:
FA = Gaya Archimedes (N)
ρf = Massa jenis fluida (kg/m3)
Vbf = Volume benda yang tercelup (L)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
2.9 Konsentrasi
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan
larutan atau pelarut. Secara sederhana, konsentrasi larutan dapat
memberikan gambaran atau sebuah informasi tentang perbandingan jumlah
zat terlarut dan jumlah pelarutnya (Da Lopez, 2022).
Adapun macam-macam konsentrasi larutan dalam satuan kimia
sebagai berikut:
A. Molaritas
Molaritas dalam konsentrasi larutan dikenal dengan istilah
konsentrasi molar atau molaritas dengan simbol yang dimiliki yaitu (M).
Molaritas digunakan untuk mendapatkan konsentrasi larutan secara
kuantitatif dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solut dalam larutan
dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
Rumus Molaritas (M):
W
M= ............................................................................................... 2.9
Mr×V
Dimana:
M = kemolaran (mol⁄L)
W = Berat zat terlarut (g)
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-11
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
V = Volume pelarut (L)
gr
Mr = Massa relative ( ⁄mol)
B. Molalitas
Molalitas menyatakan banyaknya mol senyawa atau zat yang
terlarut dalam setiap kilogram pelarut.
Rumus Molalitas (m):
gram zat terlarut 1000
m= × gram pelarut ............................................................... . 2.10
Mr
Dimana:
W = Berat zat terlarut (g)
P = Berat zat pelarut (gram)
gr
Mr = Massa relative ( ⁄mol)
C. Normalitas
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu
zat per liter larutan.
Rumus Normalitas (N):
W
N= .............................................................................................. . 2.11
Be×V
Dimana:
eq
N = Kenormalan ( ⁄L)
V = Volume pelarut (L)
gr
Be = Berat ekivalen ( ⁄eq)
D. Fraksi Mol
Merupakan perbandingan antara jumlah mol (n) suatu komponen
dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan tersebut,
dilmabngkan dengan X (Da Lopez, 2022).
Rumus Fraksi Mol (X):
jumlah mol zat terlarut
X zat terlarut = ............................... . 2.12
jumlah mol zat terlarut+jumlah mol pelarut
jumlah mol pelarut
X zat pelarut = ............................... . 2.13
jumlah mol zat terlarut+jumlah mol pelarut
Keterangan:
A. Bulb
B. Viskometer Ostwald
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3.2 Alat
Membuat larutan dengan konsentrasi 12%, 19% dan 23% untuk larutan
susu Diamond stroberi dan 23%, 27% dan 29% untuk larutan sirup
Marjan Cocopandan.