Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Viskositas (kekentalan) merupakan salah satu materi fluida statis,
dimana viskositas dapat diartikan sebagai gesekan yang terjadi diantara
lapisan yang bersebelahan di dalam fluida. Viskositas pada gas diakibatkan
oleh tumbukan antar molekul gas sedangkan viskositas pada zat cair terjadi
akibat adanya gaya-gaya kohesi antar molekul zat cair. Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi viskositas fluida salah satunya adalah suhu.
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
turun dan begitu pula sebaliknya. Suhu berhubungan erat dengan viskositas
dimana semakin tinggi suhu maka semakin kecil nilai viskositas suatu
larutan. Keberadaan fluida ini sangat berperan penting bagi keberlangsungan
hidup manusia, dimana manusia meminum, menghirup dan mandi atau
bahkan berenang di dalam fluida (Damayanti et al., 2018).
Salah satu contoh fluida yang dapat digunakan untuk menjelaskan
materi viskositas adalah sirup dan susu. Dimana sirup dan susu merupakan
salah satu contoh fluida yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Adapun jenis fluida yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
contohnya air, solar, bensin dan masih banyak lagi.
Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika dikenai gaya. Fluida
dapat berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida dapat membentuk
berbagai jenis benda padat sesuai dengan bentuk benda yang dilewati atau
ditempati. Karakteristik aliran fluida itu meliputi tekanan statis, tekanan
dinamis, total tekanan, kecepatan fluida dan tegangan geser. Viskositas
dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan
momentum molekul fluida. Viskositas zat cair cenderung menurun seiring
dengan bertambahnya temperatur, dimana ini disebabkan gaya kohesi zat
cair yang dipanaskan akan mengalami penurunan seiring bertambahnya
temperatur. Viskositas dibedakan menjadi dua macam yaitu, viskositas
kinematik dan viskositas dinamik/viskositas mutlak (Jalaluddin et al., 2019).
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Batasan Masalah
Mengukur viskositas larutan susu Diamond stroberi dan larutan sirup
Marjan cocopandan dengan konsentrasi masing-masing 12%, 19% dan 23%
untuk larutan susu Diamond stroberi 23%, 27% dan 29% untuk larutan sirup
Marjan cocopandan, dengan menggunakan viskometer Ostwald dan
Piknometer 25 mL.

1.3 Tujuan Percobaan


Mengukur viskositas larutan pada berbagai kadar dengan
membandingkan waktu pengaliran dengan gaya berat.

PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR I-2


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas
Viskositas (kekentalan) merupakan salah satu materi fluida statis,
dimana viskositas dapat diartikan sebagai gesekan yang terjadi diantara
lapisan yang bersebelahan di dalam fluida. Viskositas juga sering di sebut
gesekan internal fluida. Dimana gaya viskos melawan gerakan sebagian
fluida relatif terhadap yang lain.
Koefisien viskositas timbul dari gesekan internal fluida. Fluida viskos
cenderung bekerja pada permukaan padat yang bersentuhan dengannya. Di
dekat permukaan terdapat lapisan batas yang tipis. Gesekan pada fluida
menyebabkan tegangan geser ketika lapisan dua batas fluida bergerak relatif
satu dengan yang lain, seperti ketika kita mendayung perahu atau saat fluida
mengalir didalam pipa. Penentuan besarnya koefisien dari zat cair dapat
dilakukan dengan berbagai metode, antara lain dengan menggunakan hukum
Stokes dan menggunakan aliran pipa kapiler (Sulistyaningsih et al., 2019).

2.2 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika dikenai gaya. Fluida
dapat berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida membentuk
berbagai jenis benda padat sesuai dengan bentuk benda yang di tempati atau
dilewatinya. Fluida merupakan zat yang sering kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya pada saat mandi, mencuci, menyiram tanaman, ban
bocor dan masih banyak lagi aktivitas yang melibatkan fluida. Fluida
merupakan zat yang dapat mengalir, jadi zat cair dan gas merupakan fluida.
Fluida memang zat yang dapat mengalir, tetapi tidak setiap saat fluida itu
mengalir terkadang fluida itu diam (Dian Atmajati, 2018).
Selain benda cair, benda gas juga dapat di sebut fluida sebab tidak
memiliki bentuk dan volume yang tetap, akan tetapi mengembang untuk
mengisi wadahnya. Persamaan benda cair dan gas adalah memiliki bentuk
yang mudah berubah sehingga keduanya memiliki kemampuan untuk
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
mengalir. Dengan karakteristik tersebut, benda cair dan gas disebut sebagai
fluida. Fluida dibagi menjadi dua, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.
Pada suatu wadah yang berisi fluida statis, fluida akan melakukan gaya
dorong pada permukaan wadah atau benda. Arah gaya dorong fluida selalu
tegak lurus dengan bidang sentuh permukaan benda. Adapun bentuk
permukaan fluida statis selalu tegak lurus terhadap gaya gravitasi bumi.
Permukaan fluida statis selalu berbentuk bidang horizontal karena gaya
gravitasi bumi di suatu tempat arahnya ke bawah.
Terdapat dua jenis aliran ketika mempelajari fluida dinamis, yaitu
aliran laminer dan turbulen. Aliran laminer terjadi karena kecepatan aliran
tiap partikel fluida pada setiap titik adalah sama. Sedangkan aliran turbulen
ditandai dengan adanya aliran yang berputar yaitu gerak partikel berlawanan
arah dengan laju aliran fluida. Laju aliran fluida disebut juga debit. Debit
didefinisikan sebagai besarnya volume fluida yang melewati suatu
penampang tiap satuan waktu (Budi Sartika dan Wulandari, 2020).

2.3 Viskositas Fluida


Viskositas fluida atau sering disebut kekentalan suatu cairan
merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas (kekentalan) dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekulernya. Viskositas
zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan
temperatur hal ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila
dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya viskositas dari zat
cair tersebut. Viskositas dapat dibedakan atas dua macam, yaitu viskositas
kinematik dan viskositas dinamik (Jalaluddin et al., 2019).
Alat ukur yang digunakan untuk menentukan viskositas suatu zat cair
adalah viskometer. Alat ukur kekentalan ini dapat mengukur tingkat
kekentalan suatu zat cair dengan akurat dan spesifik sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Berhubung pentingnya besaran viskositas, maka perlu
diketahui metode pengukurannya secara mudah, murah dan teliti. Salah satu
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-4
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
cara yang dapat digunakan adalah menggunakan viskometer alternatif
sebagai alat ukur kekentalan zat cair (Regina et al., 2019).
Viskositas zat cair dapat ditentukan dengan viskometer jenis kapiler.
Prinsip kerja viskometer jenis kapiler ini adalah dengan mengukur kecepatan
alir suatu fluida dengan volume tertentu dalam pipa kapiler. Viskometer
kapiler bekerja dengan kecepatan alir suatu larutan dalam suatu pipa tabung.
Semakin kecil kecepatan alir larutan, maka semakin besar nilai viskositas.
Selain itu, pengukuran viskositas atau kekentalan suatu fluida dapat
dilakukan dengan viskometer Ostwald. Dimana viskosimeter Ostwald
bekerja berdasar selang waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah larutan
tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler oleh gaya yang disebabkan oleh
berat larutan itu sendiri. Viskometer Ostwald merupakan salah satu jenis
viskometer yang banyak digunakan. Viskometer Ostwald memerlukan
sampel yang lebih sedikit dibandingkan viskometer yang lain.
Dalam viskositas fluida bekerja gaya gesek, dimana gaya gesek adalah
gaya yang terjadi karena adanya gesekan dua permukaan benda yang
arahnya berlawanan. Benda diam cenderung memiliki gaya gesek statis yang
berlawanan dengan arah geraknya, sedangkan benda yang cenderung
bergerak memiliki gaya gesek dinamis (Prastyo et al., 2021).

2.4 Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang
dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas
juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau
oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain,
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-5
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya
aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
atau pun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunan atau
komposisinya dapat berubah, sifat larutan sangat di pengaruhi susunan
komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan maka digunakan istilah
konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. Disebut homogen karena susunanya seragam sehingga
tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat atau pun
cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,
amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan
gula dalam air dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent)
dan zat terlarut (solute) (Ahmad Roni dan Herawati, 2020).

2.5 Massa Jenis


Salah satu besaran fisis yang digunakan dalam fluida adalah massa
jenis. Massa jenis merupakan karakteristik dari setiap zat yang ada dalam
fluida. Benda yang terbuat dari zat tertentu akan memiliki massa jenis yang
sama walaupun ukuran dan massanya berbeda. Massa jenis didefinisikan
massa per satuan volume (Budi Sartika dan Wulandari, 2020).
Rumus Massa Jenis:
m
ρ = ……………………………………………………………………… 2.1
v

Keterangan:
ρ (rho) = Massa jenis (Kg/m3 )
m = Massa (Kg)
v = Volume (m3 )

2.6 Proses Perpindahan


Peristiwa fisika akan selalu diiringi dengan berpindahnya satu atau
lebih dari tiga besaran utama berikut, yaitu massa, momentum dan energi
(khususnya panas). Peristiwa perpindahan ini akan dijumpai dalam semua
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-6
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
operasi teknik kimia. Proses Transfer mempelajari kejadian fisik yang
berlangsung selama suatu operasi teknik kimia dan mencari suatu model
matematis ideal yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang
berlangsung dalam peristiwa tersebut.
Perpindahan panas adalah perpindahan yang terjadi karena adanya
perbedaan suhu. Energi panas yang berpindah akibat perbedaan temperatur
disebut dengan kalor, satuan SI untuk kalor adalah Joule. Panas berpindah
dari keadaan atau benda dengan temperatur tinggi menuju keadaan atau
benda dengan temperatur rendah. Ketika dua benda dengan temperatur
berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai
temperatur kedua benda tersebut seimbang. Total energi yang diserap suatu
benda sama dengan total energi yang dipancarkan (Nurhayati et al., 2021).
Perpindahan massa atau transfer massa juga dapat disebut sebagai
perpindahan suatu komponen dari satu lokasi ke lokasi lain dikarenakan
adanya ketidak seimbangan konsentrasi. Nilai koefisien perpindahan massa
menunjukkan kecepatan difusi suatu zat yang terlarut ke dalam pelarut.
Massa berpindah secara konveksi karena terbawa aliran dan aliran
disebabkan oleh gaya dari luar sistem. Dalam difusi molekul-molekul
bergerak satu terhadap yang lain karena adanya gaya penggerak di dalam
sistem, yaitu perbedaan konsentrasi.
Perpindahan momentum merupakan semua kejadian yang menyangkut
aliran atau gerak fluida. Pada perubahan momentum transfer, fluida
dibayangkan sebagai objek yang terdistribusi secara kontinyu. Pada
dasarnya aliran fluida digolongkan menjadi dua yaitu aliran berlapis
(laminar) dan aliran bergolak (turbulen) (Ahmad Roni dan Herawati, 2020).

2.7 Hukum Kekekalan


Hukum kekekalan massa, momentum dan energi menyatakan bahwa
massa, momentum dan energi (panas) tidak dapat dimusnahkan (oleh
manusia), akan tetapi hanya berubah bentuk. Dengan demikian, menurut
hukum kekekalan energi mekanik, energi mekanik pada kondisi pertama
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-7
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
akan sama dengan energi mekanik pada kondisi kedua. Artinya, jika hukum
kekekalan energi mekanik berlaku pada suatu sistem akan tetap. Pada saat
energi potensialnya berkurang, energi kinetiknya akan bertambah sehingga
jumlahmya akan tetap sama. Begitu pula sebaliknya, saat energi potensial
bertambah, maka energi kinetiknya akan berkurang dan energi mekaniknya
akan sama dengan energi mekanik mula-mula (Parwati et al., 2019).

2.8 Hukum-Hukum Yang Berlaku Pada Viskositas Fluida


Dalam viskositas fluida ada beberapa hukum yang berlaku yaitu:
A. Hukum Stokes
Hukum Stokes adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya
gaya gesek yang terjadi dalam fluida. Dimana hukum Stokes berbunyi
“Bila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam terhadap bola
itu akan bekerja gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah
gerak bola tersebut. Benda yang jatuh memiliki kecepatan yang makin
lama makin besar, tetapi dalam fluida sebagi mediumnya ada gaya gesek
yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Sehingga
pada satu titik akan didapat kesetimbangan yang menyebabkan
kecepatan benda tersebut akan tetap” (Susanti dan Asmoro, 2019).
Gaya gesekan antara permukaan padat dengan fluida medium
dimana benda itu bergerak akan sebanding dengan kecepatan relatif
gerak benda itu terhadap medium ini merupakan penemuan dari Sir
George Stokes yang di kenal dengan hukum Stokes.
Jika bola kecil di jatuhkan pada fluida kental, maka akan timbul
hambatan pada gerak bola tersebut. Besaran yang mempengaruhi jari-jari
bola r, kecepatan bola relatif terhadap fluida V dan koefisien viskositas
fluida η . Dengan demikian resultan gaya Stokes dirumuskan:
F=6 ηπr ................................................................................................. 2.2
Menurut George Stokes besarnya gaya gesek pada fluida inilah
yang disebut gaya Stokes dengan koefisien viskositasnya η dengan
konstanta k = 6πr.
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR III-8
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Jika saat kecepatan terminal telah tercapai, berlaku prinsip Newton
tentang GLB (gerak lurus beraturan) yaitu persamaan 2.3:
FA + Ff = W……………………………………………………………2.3
Keterangan:
Ff = Gaya gesek (N)
FA= Gaya ke atas (N)
Dimana GLB termasuk hukum Newton I yang berbunyi “Jika
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan benda yang
mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap”.
B. Hukum Bernoulli
Semakin besar kecepatan aliran air maka ketinggian air pada pipa
semakin rendah. Ini sesuai dengan bunyi hukum Bernoulli yang
menyatakan bahwa “Semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa
maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan
fluida dalam suatu pipa semakin besar tekanannya” (Sultan et al., 2020).
Kecepatan rendah → Tekanan tinggi
Kecepatan tinggi → Tekanan rendah
Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P),
energi kinetik per satuan volume dan energi potensial per satuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
1 1
P1 + ρv21 + ρ.g.h1 = P2 + ρv22 + ρ.g.h2 ............................................. .2.4
2 2

Keterangan:
P2 = Tekanan awal (Pa)
P1 = Tekanan akhir (Pa)
V2= Kecepatan udara (m/s)
V1= Kecepatan udara (m/s)
ρ = Massa jenis (Kg/m3 )
C. Hukum Pascal
Tekanan yang berpengaruh langsung pada tekanan hidrostatik
adalah tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Apabila ada zat yang
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-9
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
diberikan tekanan (sehingga terjadi perubahan tekanan), maka tekanan
ini akan diteruskan ke setiap titik dalam cair itu. Hal ini pertama kali
diungkapkan oleh seorang ilmuan perancis, Blaise Pascal (1623-1662)
dan dinamakan hukum Pascal, yang berbunyi “Perubahan tekanan yang
diberikan pada fluida akan ditransmisikan seluruhnya terhadap setiap
titik dalam fluida dan terhadap dinding wadah”. Artinya, tekanan yang
diberikan pada fluida dalam suatu ruang tertutup akan diteruskan oleh
fluida tersebut kesegala arah dan sama besar (Rifai, 2020).
Pembahasan utama dalam hukum Pascal berkaitan dengan tekanan
dalam cairan. Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat
cair untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran.
Hukum Pascal dapat dirumuskan:
P1 = P2 .................................................................................................. 2.5
F1 F2
= ................................................................................................. 2.6
A1 A2

F1 d
=( d1) 2 ............................................................................................... 2.7
F2 2

Keterangan:
P1 = Piston 1 (N/m2)
P2 = Piston 2 (N/m2)
F1 = Gaya pada piston 1 (N)
F2 = Gaya pada piston 2 (N)
A1 = Luas penampang piston 1 (m2)
A2 = Luas penampang piston 2 (m2)
Peralatan yang memanfaatkan hukum Pascal diantaranya
pegangkat hidrolik atau dongkrak hidrolik.
D. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip
pengapungan diatas zat cair. Pada prinsip Archimedes, sebuah benda
akan mengapung dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil
dari pada massa jenis zat cair (Aziz et al., 2020).
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-10
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Adapun prinsip hukum Archimedes berlaku “Setiap benda yang
terendam seluruhnya atau sebagian di dalam fluida akan mendapat gaya
apung yang arahnya ke atas, yang besarnya adalah sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Gaya Archimedes dapat dirumuskan:
FA = pf Vbf g ........................................................................................... 2.8
Keterangan:
FA = Gaya Archimedes (N)
ρf = Massa jenis fluida (kg/m3)
Vbf = Volume benda yang tercelup (L)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

2.9 Konsentrasi
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan
larutan atau pelarut. Secara sederhana, konsentrasi larutan dapat
memberikan gambaran atau sebuah informasi tentang perbandingan jumlah
zat terlarut dan jumlah pelarutnya (Da Lopez, 2022).
Adapun macam-macam konsentrasi larutan dalam satuan kimia
sebagai berikut:
A. Molaritas
Molaritas dalam konsentrasi larutan dikenal dengan istilah
konsentrasi molar atau molaritas dengan simbol yang dimiliki yaitu (M).
Molaritas digunakan untuk mendapatkan konsentrasi larutan secara
kuantitatif dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solut dalam larutan
dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
Rumus Molaritas (M):
W
M= ............................................................................................... 2.9
Mr×V

Dimana:
M = kemolaran (mol⁄L)
W = Berat zat terlarut (g)
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-11
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
V = Volume pelarut (L)
gr
Mr = Massa relative ( ⁄mol)

B. Molalitas
Molalitas menyatakan banyaknya mol senyawa atau zat yang
terlarut dalam setiap kilogram pelarut.
Rumus Molalitas (m):
gram zat terlarut 1000
m= × gram pelarut ............................................................... . 2.10
Mr

Dimana:
W = Berat zat terlarut (g)
P = Berat zat pelarut (gram)
gr
Mr = Massa relative ( ⁄mol)

C. Normalitas
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu
zat per liter larutan.
Rumus Normalitas (N):
W
N= .............................................................................................. . 2.11
Be×V

Dimana:
eq
N = Kenormalan ( ⁄L)
V = Volume pelarut (L)
gr
Be = Berat ekivalen ( ⁄eq)

D. Fraksi Mol
Merupakan perbandingan antara jumlah mol (n) suatu komponen
dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan tersebut,
dilmabngkan dengan X (Da Lopez, 2022).
Rumus Fraksi Mol (X):
jumlah mol zat terlarut
X zat terlarut = ............................... . 2.12
jumlah mol zat terlarut+jumlah mol pelarut
jumlah mol pelarut
X zat pelarut = ............................... . 2.13
jumlah mol zat terlarut+jumlah mol pelarut

Dimana: Nilai X biasa juga dinyatakan dalam bentuk persen (%)


PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-12
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.10 Fakator-Faktor yang Mempengaruhi Dehidrasi Osmosis
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi viskositas suatu
larutan sebagai berikut (Syahdanni dan Sutantra, 2018):
A. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Semakin tinggi tekanan
maka semakin besar viskositas suatu cairan.
B. Temperatur
Viskositas zat cair akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
memnyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-
molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah,
dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperature.
C. Adanya Zat Lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air, adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi menaikan viskositas air. Pada minyak
ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas
turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya
semakin cepat.
D. Ukuran dan Berat Molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju aliran lambat dan kekentalanya tinggi
sehingga viskositasnya juga tinggi.
E. Berat Molekul dan Kekuatan Antar Molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak dan
viskositas air akan naik dengan adanya ikatan hydrogen.
F. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi,
karena konsentrasi menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut.
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR II-13
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Rangkaian Alat

Gambar 1. Rangkaian Alat Viskometer

Keterangan:
A. Bulb
B. Viskometer Ostwald
PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3.2 Alat

Gambar 2. Gelas ukur Gambar 3. Gelas piala Gambar 4.


10 mL 250 mL Pycnometer 25 mL

Gambar 5. Neraca Gambar 7. Pipet


Gambar 6. Oven
analitik tetes

Gambar 9. Labu ukur Gambar 10.


Gambar 8. Bulb
100 mL Viskometer Ostwald

PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR III-15


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3.3 Bahan
A. Aquadest.
B. Susu Diamond stroberi.
C. Sirup Marjan Cocopandan.

3.4 Cara Kerja

Mencuci piknometer dan mengeringkannya menggunaka oven.


Membuat larutan dengan konsentrasi 12%, 19% dan 23% untuk larutan susu
Diamond stroberi dan 23%, 27% dan 29% untuk larutan sirup Marjan
Cocopandan. Kemudian mengukur rapat massa larutan susu dan sirup
dengan piknometer, sebelum itu menimbang piknometer kosong. Kemudian
memasukkan larutan yang telah dibuat ke dalam piknometer dengan volume
25 mL lalu di timbang.
Mengalirkan larutan susu dan sirup menggunakan viskometer Ostwald
untuk menentukan viskositasnya. Cara kerja viskometer Ostswald dengan
memasukkan cairan ke tendon bawah viskometer, kemudian cairan disedot
sampai melewati garis di atas tendon atas, lalu cairan ditahan dengan
menutup lubang atas dengan dengan jari. Membuka lubang sedikit demi
sedikit dengan menggeser jari penutup sehingga cairan jatuh tepat di garis
atas, setelah itu secara bersamaan membuka lubang dengan melepas jari, lalu
mencatat sebagai waktu nol. Waktu pengaliran adalah waktu sampai
permukaan cairan melewati garis dibawah tendon atas.

PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR III-16


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3.5 Diagram Alir

Membuat larutan dengan konsentrasi 12%, 19% dan 23% untuk larutan
susu Diamond stroberi dan 23%, 27% dan 29% untuk larutan sirup
Marjan Cocopandan.

Mencuci piknometer dan di keringkan menggunakan oven.

Selanjutnya menimbang piknometer kosong.

Mengukur rapat massa menggunakan piknometer.

Memipet cairan ke tendon bawah viskometer.


Secara bersamaan membuka lubang dengan melepas jari

Cairan disedot sampai melewati garis di atas tendon atas kemudia


cairan ditahan dengan menutup lubang menggunakan jari.

Membuka lubang sedikit demi sedikit dengan menggeser jari penutup


sehingga cairan jatuh tepat di garis tendon atas.

Secara bersamaan membuka lubang dengan melepas jari.

Mencatat pengaliran waktu sampai permukaan cairan tepat melewati


garis di bawah tendon atas.

PENGUKURAN VISKOSITAS LARUTAN PADA BERBAGAI KADAR III-17

Anda mungkin juga menyukai