BAB I
PENDAHULUAN
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi.
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
dari pada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran
yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah
tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk
mengukur viskositas zat cair adalah viscometer. Alat ukur yang digunakan
untuk menentukan kekentalan (viskositas) suatu zat cair adalah viskometer.
Alat ukur kekentalan ini dapat mengukur tingkat kekentalan suatu zat cair
dengan akurat dan spesifik sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Perlu diketahui viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil. Fluida
riil adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, oli,
sirup, dan lain-lain. Fluida riil sebenarnya berbeda dengan fluida ideal. Fluida
ideal sebenarnya tidak ada di dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya
model yang digunakan untuk kita dalam menganalisis aliran fluida. Semakin
kecil massa jenis suatu cairan maka semakin besar viskositasnya
4
π ( ∆p ) R t
η =
8v1
..........................................................................................(5.2.1)
Keterangan :
η = Koefisien viskositas (Ns/m2)
∆p = Perbedaan tekanan (Pa)
v = Kelajuan relatif (m/s)
l = Panjang pipa (mm)
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
ukur yang berisi fluida cair yang selanjutnya nilaiviskositas didapat dari
perhitungan teoretis berdasar laju bola saat menempuh jarak tertentu
dalam fluida. Nilai laju bola diperoleh dari data waktu dan jarak tempuh
bola. Saatini Viskometer Bola Jatuh yang digunakan untuk mengukur
nilai koefisien viskositas masih bersifat manual. Waktu tempuh dihitung
dengan stopwatch dan jarak tempuh diukur melalui indeks gelas ukur
mulai dari stopwatch diaktifkan hingga dihentikan. Pengambilan data
secara manual ini memungkinkan timbulnya kesalahan yang besar
sehingga mempengaruhi hasil akhir dari nilai viskositas
fluida yang diukur. Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang
seimbang dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :
2 r b 2 ( d b -d ) g
η = .......................................................................................(5.2.2)
9v
Keterangan :
η = koefisien viskositas (Ns/m2)
r = jari-jari (cm)
db = diameter bola (mm)
v = volume benda (m3)
Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah
konstanta gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita
dapatkan.
1
η ¿
= ( d b−d.......................................................................................(5.2.3)
1 ¿ t1 t2 ¿
η
2
( d b−d b ¿
Keterangan :
η = Koefisien viskositas (Ns/m2)
t = Tinggi bola (cm)
db = Diameter bola (mm)
2.2.3 Viskometer Hoppler
Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stokes
yaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga
gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes.
F S=−6 πηrV.....................................................................................(5.2.4)
Keterangan :
F = gaya gesekan zat cair (kg.m.s-2)
η = koefisien kekentalan zat cair (N.m- 2
.s)
r = jari-jari bola pejal (m)
V = kecepatan gerak benda dalam zat cair (ms-1)
2.3.1 Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2.3.2 Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.
2.3.3 Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena
dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban
yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositas.
2.3.4 Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu
cairan.Tekanan ekstra dapat menaikkan kelengketan dan ketebalan fluida,
alhasil viskositas naik. Untuk fluida jenis cairan, peningkatan viskositas
terjadi karena gaya kohesi antar molekul menguat ketika tekanan naik
(Tinggi and Muhammadiyah, no date).
Pada tahun 1851, George Gabriel Stokes menurunkan sebuah ekspresi, yang
sekarang di kenal sebagai hukum stokes. Apabila sebuah benda bergerak
dengan kecepatan (v) dalam suatu fluida dengan nilai koefisien viskositas
tertentu, benda tersebut akan mengalami gaya gesek fluida besarnya gaya
stokes dirumuskan sebagai berikut:
FS =6 πη rv
.........................................................................................(5.2.5)
Keterangan :
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Keterangan:
Fa = Gaya apung (N)
W = Gaya berat (N)
Fa<W …........………………………………..........….........
(5.2.7)
Keterangan:
Fa = Gaya apung(N)
W= Gaya berat (N).
Fa > W ...……………….........……………..........................(5.2.8)
Keterangan;
Fa = Gaya apung (N)
W = Gaya berat (N).
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
F=¿
…................................................................................................(5.2.9)
ma
Keterangan :
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Keterangan :
W = Gaya berat suatu benda (N)
m = Massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2).
W dan g adalah besar vektor berat dan vektor percepatan. Untuk mencegah
agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W
upaya gaya netto sama dengan nol.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara eksperimen telah diketahui
bahwa harga g untuk sebuah benda di tempat yang sama adalah sama. Dari sini
diperoleh bahwa perbandingan berat antara dua benda sama dengan
pebandingan massanya. Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya merupakan
alat untuk membandingkan dua gaya yang berarah ke bawah, yang dapat juga
digunakan untuk membandingkan massa.
Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu tarikan ke bawah oleh bumi pada
benda, adalah besaran vektor, sedangkan massa benda adalah besaran skalar.
Hubungan kuantitatif antara berat dan massa diberikan karena g berbeda-beda
dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m,
berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi berat benda bermassa 1 kilogram
ditempat memiliki g = 9,80 m/s 2 adalah 9,80 N, ditempat dengan g = 9,78 m/s 2,
benda yang sama beratnya hanyalah 9,78 N. Jika berat ini di ukur dengan
mengamati pertambahan Panjang pegas dan mengimbanginya, maka beda berat
kilogram yang sama di dua tempat yang berbeda, tampak jelas dengan adanya
sedikit perbedaan rentangan pegas di kedua tempat tersebut. Karena itu berat
benda bergantung kepada letak relatifnya terhadap pusat bumi tidak seperti
massa yang merupakan sifat intrinsik benda. Penunjukan skala neraca pegas,
yang menimbang benda yang sama di bagian bumi yang berbeda, akan
memberikan hasil berbeda.
Dalam ruang tanpa gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu
massa benda tetap tidak berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
pesawat antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkat
balok besi yang besar (W = 0), tetapi tetap saja antariksawan akan merasa sakit
kakinya harus menendang balok itu (m ≠ 0).
Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya
yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang
datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yang sama
melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besar di permukaan bumi
dari pada di tempat yang jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.
Seringkali yang diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya.
Percepatan (a) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang
besar beratnya W dapat diperoleh.
W = m/g
...............................................................................................(5.2.11)
Keterangan :
W = Berat suatu benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
m = Massa(s)
F=¿ m .
.............................................................................................(5.2.12)
a
Keterangan :
F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Massa Jenis dan Berat Jenis, massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan
suatu zat, yaitu perbandingan antara massa zat dengan volumenya. Selain itu
bahwa pada zat yang sama dengan wujud yang berbeda memiliki massa jenis
yang sama, dan pada zat yang berbeda massa jenisnya berbeda pula. Massa
Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misal besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama. Satuan massa jenis dalam CGS (centi-gram-sekon) adalah gram
persentimeter kubik (g/cm3). Sedangkan satuan massa jenis dalam KGS adalah
kg/m3
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisa berubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada. Sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana permukaan bumi adalah 9,8 m/s2.
W
S= ..............................................................................................(5.2.13)
V
Keterangan :
S = Berat jenis dengan satuan (N/m3)
W = Berat benda dengan satuan (kg)
V = Volume benda dengan satuan (m3).
Massa tidak akan pernah nol, sementara berat bisa menjadi nol jika tidak
ada gravitasi seperti berada di luar angkasa. Massa merupakan kuantitas skalar
yang memiliki amplitudo, sementara berat adalah kuantitas vektor yang
memiliki magnitudo dan mengarah ke gravitasi. Massa diukur menggunakan
satuan gram dan kilogram, sementara berat diukur menggunakan satuan gaya
Newton.
Viskositas (𝜂) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antar lapis zat
cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang
mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran
turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai, massa jenis (ρ), dan
kelajuan alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir.
Hal itu dinyatakan dalam bilangan Reynold (RE):
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
ρvD
R e= ..............................................................................................(5.2.14)
n
Keterangan :
RE = Bilangan Reynold
ρ = Massa jenis (g/cm3)
v = Volume benda (m3)
d = Diameter pipa (mm).
Ketika Re kecil (< 2000) maka zat cair mengalir secara laminer (setiap
bagian zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus itu
tidak pernah saling berpotongan). Sebaliknya, bila Re besar (> 4000) maka
fluida mengalir secara turbulen (terjadi arus pusar).
Persamaan diatas memperlihatkan bahwa RE kecil bila 𝜂 besar. Artinya,
keberadaan 𝜂 yang semakin besar membuat aliran cenderung laminer. Ketika
aliran zat cair itu laminer, maka dikuasai persamaan Poiseuille. Jika zat cair
mengalir di dalam pipa sepanjang l, berjejari R, viskositas (kekentalan) 𝜂, pada
debit Q maka persamaan Poiseuille itu dinyatakan:
Q=
.............................................................................................(5.2.15)
3
πR ∆ p
8Ƞ1
Keterangan :
Q = Debit (m3)
r = Jari-jari dalam pipa atau tabung (m)
l = Panjang pipa (mm)
Ƞ = Koefisien viskositas (Ns/m2).
Mengacu persamaan-persamaan diatas, pada R, l, dan ∆P yang sama maka
Q menjadi kecil bila 𝜂 besar. Itu disebabkan Q sebanding dengan kelajuan alir
zat cair (v) pada R yang tetap.
2.9 Fluida
Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah
fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antar dua partikel didalam
fluida tidaklah tetap. Mekanika zat padat adalah mekanika benda tegar.
Seringkali kita harus memasukkan sifat elastisitas zat padat jika sistem yang
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
kita bahas tidak dapat di anggap sebagai benda tegar sejati. Molekul- molekul
di dalam fluida mempunyai kebebasan lebih besar untuk bergerak sendiri-
sendir. Istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah
selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ternada mengalir begitu lambat
sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang
biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut ((Halliday,
1985).
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Secara umum teori viskositas secara umum diukur dengan beberapa metode:
1. Viskositas ostwald waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan
sejumlah tertentu cairan dicatat dan dihitung dengan menggunakan
hubungan karna p=g.x.h maka persamaan di atas bisa kita tarik atau
dapat ditulis sebagai p= tekanan hidrostatik, R= jari-jari kapiler atau
tabung umumnya koefisien viskositasnya diketahui hubungan itu adalah
d.t = laju aliran. Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang
seimbang dengan gerakan aliran pekat dan hubungannya adalah b=bola
jatuh atau manikmanik g= konstanta gravitasi pada persamaan diatas bila
digunakan perbandingan maka akan didapatkan dan dicatat dengan
stopwacth. Percobaan diulang lagi dengan pembanding setelah
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Sifat Dasar Fluida Pada dasarnya aliran fluida dapat dibedakan atas dua
jenis yaitu aliran dalam saluran adalah aliran yang dibatasi oleh permukaan–
permukaan keras, dan aliran sekitar benda yang dikelilingi oleh fluida yang
selanjutnya tidak terbatas. Perbedaan demikian hanyalah untuk memudahkan
peninjauan saja, karena gejala dasar dan kelakuan fluida berlaku pada kedua
keadaan tersebut. Aliran melalui pipa dipilih untuk mewakili bentuk
penampang lain karena dilapangan secara garis besar dapat dijumpai dalam
aplikasi lapangan.
Aliran fluida terbagi berdasarkan beberapa kategori diantaranya berdasarkan
sifat pergerakannya adalah sebagai berikut:
a.Uniform Flow
Merupakan aliran fluida yang terjadi dimana besar dan arah dari vaktor
kecepatan konstan dari suatu titik ke titik selanjutnya.
b. Non Uniform Flow
Aliran yang terjadi dimana besar dan arah vaktor kecepatan fluida selalu
berubah terhadap lintasan aliran fluida tersebut, hal ini terjadi karena luas
penampang medium fluida juga berubah.
c. Steady Flow
Merupakan aliran yang terjadi apabila kecepatannya tidak dipengaruhi
oleh waktu, sehingga kecepatannya konstan pada setiap titik pada aliran
tersebut.
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Proses aliran fluida di dalam pipa menjadi hal yang fundamental di dunia
industri sehingga dibutuhkan proses perancangan aliran fluida di dalam pipa
untuk mencapai safety dan efisiensi sistem. Metodologi simulasi aliran fluida
yang paling detail dan efisien adalah computational fluid dynamics (CFD). Hasil
penelitian didapatkan dengan melakukan variasi densitas dan viskositas untuk
melihat pengaruhnya terhadap kecepatan fluida. Aliran fluida merupakan
perpindahan fluida yang membentuk garis aliran dengan kecepatan tertentu.
Penandaan terhadap garis aliran adalah pada garis singgung antara tiap titik
perpindahan fluida dengan pengamatan vektor kecepatan (Sena, 2019).
Fluida statis adalah ketika fluida yang sedang diam pada keadaan
setimbang. Jadi kita meninjau fluida ketika tidak sedang bergerak. Fluida
statis terbagi menjadi beberapa macam yakni Hukum Archimedes, Hukum
Pascal, Tekanan Hidrostatis, dan Viskositas. Jadi hukum Archimedes
menyatakan gaya angkat keatas yang dialami pada suatu benda yang
dimasukkan kedalam fluida (zat cair). Gaya Archimedes ini ditemukan oleh
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Pertama-tama siapkan alat dan bahan, lalu kami menimbang dan mengukur
diameter bola-bola kecil menggunakan mikrometer sekrup, pengukuran
diameter dilakukan dalam tabung gelas besar dengan menggunakan jangka
sorong, baik itu diameter luar tabung maupun dalam tabung. Setelah itu
memberi tanda pada tabung menggunakan karet gelang dengan masing-masing
ukuran 10 cm sebanyak 3 tanda dengan total 30 cm, mencatat suhu fluida
sebelum dan sesudah melakukan pengamatan. Kemudian jatuhkan bola kecil
tepat diatas permukaan fluida, lalu kami mengamati waktu yang dibutuhkan
untuk sampai batas jarak yang ditentukan, lakukan beberapa kali sesuai
petunjuk asisten dan gunakan stopwatch untuk menghitung waktu tersebut.
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB V
PENGOLAHAN DATA
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
0,01553
r 1= =0,00765
2
0,01542
r2 = =0,00771
2
0,0155
r3= =0,00775
2
0,00765+0,00771+0,00775
r=
3
¿ 0,011612 m
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
( 0,203−0,127 ) kg
pf 2=
75 ml
0,076 kg
¿ −6 3
75. 10 m
0,076 kg
¿ 3
0,000075 m
kg
¿ 1013 , 3 3
m
5.4 Menentukan nilai viskositas (η)
a. Untuk fluida 1 (oli)
l 1=0 , 1 ml 2=0 , 2 ml 3=0 ,3 m
2
2 . 9 .tr ( pb . pf )
η1 =
9.L
2
2.9 , 81 . 0 ,13 .(0,011612) .(747,803−880)
¿
9 . 0 ,1
0,000343919 .(132,197)
¿
0,9
0,045465
¿
0,9
= 2,647 kg /ms
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η2 =
9.L
2
2. 9 , 81 . 0 ,24 .(0,011612) (747,803−880)
¿
9.0,2
0,00063492. (132,197)
¿
1,8
0,083934
¿
1,8
= 2,646 kg /ms
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η3 =
9.L
2
2. 9 , 81 . 0 ,32 .(0,011612) .(747,803−880)
¿
9 . 0 ,3
0,000846570 .(132,197)
¿
2,7
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
0,111914
¿
2,7
=2,641 kg /ms
η 1+ η 2+ η3
η =
n
2,647+2,646+2,641
=
3
=2,644 kg/ms
Untuk fluida 2 (sunlight)
l 1=0 , 1 ml 2=0 , 2 ml 3=0 ,3 m
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η1 =
9 . 0 ,1
2
2. 9 , 81 .1 , 02 .(0,011612) (747,803−1013 ,3)
¿
0,9
0,002698 .(265,497)
¿
0,9
0,716310
¿
0,9
¿ 1,795 kg/ms
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η2 =
9.L
2
2. 9 , 81 .2 , 03 .(0,011612) (747,803−1013 , 3)
¿
9 . 0 ,2
0,002698 .(265,497)
¿
1,8
0,716310
¿
1 ,8
¿ 1,792 kg /ms
2
η3 =2. 9 . tr ( pb− pf )
2
2. 9 , 81 .3 , 06 .(0,011612) .(747,803−1013 , 3)
¿
9 .0 ,3
0,008095 .(−265,497)
¿
2,7
−2,149198
¿
2 ,7
¿ 1,795 kg /ms
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
η=η η2+¿ η ¿
1+¿ 3
¿
n
1,795+1,792+1,795
¿
3
¿ 1,794 kg /ms
5.5 Teori ketidakpastian
2
2 . 9. tr (pb− pf )
π=
9. L
( )
√ ( ) ( ) ( ) . ( Δpf )
2 2 2 2
δη 2 δƞ 2 δƞ 2 δƞ 2
. ( Δt ) + . ( Δr ) + . ( Δpb ) +
δt δr δpb δpf
Δπ = 2
δƞ 2
+( ) .( Δl)
δL
2
δ ƞ 2 .9 . tr ( pb− pf )
1. =
δƞ 9. L
2
dimana u=2 .9 . tr ( pb− pf )
v=9 . L
' 2
u =2 . 9 r ( pb− pf )
'
v =0
' '
δ ƞ u . v−v .u
= 2
δt v
2
¿ 2 . 9 .r ( pb− pf ) ( 9 . L )−0 ¿ ¿
2
2. 9 . r ( pb− pf )
¿
(9 . L)2
¿ 2 . 9 ,81 . ¿ ¿ ¿
0,002645 .(−132,197)
¿
0 , 81
−0,349
¿
0 , 81
¿−¿0,430
2. ∆ t= √ ¿ ¿ ¿ ¿
¿√¿¿¿
¿
√ 0,0003
6
¿ √ 0,00005
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
¿ 0,007
2
δ ƞ 2 . g . tr ( pb−pf )
3. =
δr 9.L
2
dimana :u=2 . g . tr ( pb−pf )
v=9 . L
'
u =4 . g tr ( pb−pf )
'
v =0
' '
δ ƞ u . v−v .u
= 2
δr v
2 2
4 . g . tr ( pb− pf )−0 . 2 . g tr (pb− pf )
¿
¿¿
2
4 . g . tr ( pb− pf )
¿
¿¿
4 . 9 , 81 . 0 ,13 . 0,011612.(747,803−880)
¿
¿¿
0,059235 .(−132,197)
¿
0 , 81
−7,830
¿
0 , 81
¿−¿9,6
4. ∆ r =√ ¿ ¿ ¿
¿√¿¿¿
=
√ 0,00004494
6
¿ √ 0,00000749
¿ 0,002739
2
δ ƞ 2 . g .tr (pb− pf )
5. =
δpb g .L
2
dimana :u=2 . g . tr ( pb−pf )
v=g . L
' 2
u =2 . g .tr
'
v =0
' '
δ ƞ u . v−v . u
= 2
δpb v
2
¿ 2 . g . tr ( g . L ) −0 ¿ ¿
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2
2. g . tr
¿
¿¿
2
2. 9 , 81 . 0 ,13 .(0,011612)
¿
¿¿
0,000343
¿
0 , 81
¿ 0,000423
m
6. pb=
v
∆ pb=√ ¿ ¿
δpb m
=
δm v
Dimana :
u=m u' =1
'
v=v v =0
' '
δpb u . v−v . u
= 2
δm v
1 x v−0 xm
¿ 2
v
1
¿
v
1
¿
0,000006552
¿ 0,152625
1
∆ m= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005
δpb 4 3
= πr
δv 3
Dimana :
4 3
u= π r '
u =4 π r
2
3
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
3 '
v=r v =0
' '
δpb u . v−v . u
= 2
δv v
2 2
¿ 4 π r x r −0 x ¿ ¿
2
4πr
¿ 3
r
2
4 . 3 , 14 ×(0,011612)
¿
(0,011612)3
0,001693
¿
0,000001565
¿ 837 , 3
∆ v= (√ δvδv ) ¿ ¿
δV 4 2
Dimana = .π r
δr 3
4 '
misal :u= . π u =0
3
3 ' 2
v=r v =3 r
δv ' '
=u . v + v .u
δr
3 2 4
¿ 0 x r +3 r x π
3
2 4
¿3r x π
3
¿3¿
¿ 0,001693
∆ v=
√( δv 2
δr
¿¿ )
¿ √ (0,001693)2 (0,002739)2
¿ √ 0,000002866 . 0,000007502
¿ √ 0,00000000002150
¿ 0,000004636
∆ pb= (
√ δpb 2
δm
) .¿¿
¿ √ 0,00001513
¿ 0,0003889
2
δn 2 . g . tr ( pb− pf )
7. =
δpf (9 . L)2
Dimana :
2
u=2. g . tr ( pb− pf ) u' =2 . g .tr 2
'
v=g . L v =0
' '
δn u . v−v . u
= 2 ‘
δpf v
2 2
2. g . tr ( g . L )−0 (2 . g . tr ( pb− pf ) )
¿
( g . L)2
2
2. g . tr
¿
g. L
2
2. 9 , 81 x 0 , 13 x(0,011612)
¿
9. 0 , 1
0,000343
¿
0,9
¿ 0,000381
m
8. pf =
v
δpf m
=
δm v
Dimana :
'
u=m u =4
'
v=v v =0
' '
δpf u . v−v . u
= 2
δm v
1. v −0 . m
¿ 2
v
1
¿
v
1
¿
0,000075
¿ 0,1333
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
1
∆ m= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,00005
δpf m
=
δv v
Dimana :
u=m u' =0
'
v=v v =1
' '
δpf u . v−v . u
= 2
δv v
0 x v −1 x m
¿ 2
v
−1 x m
¿ 2
v
−1 x 0,066
¿ 2
(0,000075)
−0,066
¿
0,000000005625
¿−¿0,0011733
1
∆ v= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005
∆ pf = (
√ δpf 2
δm
) .( ∆ m)2 +(
δpf 2
δv
) (∆ v)2
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2
δn 2 . g . tr .( pb− pf )
9. =
δL g. L
Dimana :
2 '
u=2. g . tr ( pb− pf ) u =0
'
v=9. L v =1
δn ' '
=u . v −v . u
δl
2
0 x 9 L−1 x (2 . g . tr ( pb− pf ) )
¿
(g . L)2
2
−9(2 . g tr ( pb− pf ))
¿
(g . L)2
¿−9 × 2× 9 , 81 x 0 ,13 × ¿ ¿
−0,002859 ×(−132,197)
¿
(9 x 0 ,1)2
0,377
¿
0 , 81
¿ 0,465
1
10. ∆ l= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005
√ ( ) ( ) ( )
2 2 2
δn 2 δn 2 δn 2
.( ∆ t ) + . (∆ r ) + x ( ∆ pb )
δt δr δpb
∆ ƞ=
( )
2 2
δn 2 δn 2
+ x ( ∆ pf ) +( ) x ( ∆ l)
δpf δl
√
2 2 2 2 2
¿ (−0,430 ) x ( 0,007 ) + (−9 ,6 ) x ( 0,002739 ) + ( 0,000423 )
2 2 2 2 2
x (0,0003889) +(0,000381) x (0,00006664) +(0,465) x (0,0005)
¿ √ 0,000700
¿ 0,026
∆ƞ
KR= x 100 %
2(∆ ƞ+n)
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
0,026
¿ x 100 %
2(0,026+2,644 )
0,026
¿ x 100 %
5 ,34
¿ 0,004 x 100
¿0,4 %
KB=100 %−0 , 4 %
¿ 99 , 6 %
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
4,59 -0,00075
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
6.2 Pembahasan
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
(sunglight).
7.2 Saran
“Dan Tidak ada suatupun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu” (Q.S Al-Hijr 15 :
21).
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
DAFTAR PUSTAKA
febrianto, T., Sukiswo, Sunarno, S. E., Fisika, J., Matematika, F., Ilmu, D., & Alam,
P. (2019). 30 UPJ 2 (1) Unnes Physics Journal RANCANG BANGUN ALAT UJI
KELAYAKAN PELUMAS KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS
MIKROKONTROLER. 2(1), 30–34. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj
Kusuma, E. W., Riskullah, F., Ayudia, I., Nugraha, M., Qiftiyah, N., Percobaan, T.,
Penyerahan, T., Pembimbing, D., & Laboratorium, A. (2018). Laboratorium kimia
fisika.
Materi, J., Jmpf, F., Setiawati, D., & Radiyono, Y. (2020). Analisis Hubungan
Kecepatan Terminal dengan Viskositas Zat Cair Menggunakan Software Tracker.
7, 1–6.
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Penelitian, L., Juan, J., Parluhutan, F., Ratna, S., Panjaitan, S., & Simamora, A. S.
(2012). PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI.
September.
Tinggi, S., & Muhammadiyah, F. (n.d.). Viskositas. 13040049.
Viscositas, M. (2018). LAPORAN PRAKTIKUM Modul 1. VISCOSITAS.
Yulianti, E,.P. S. (2019). Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak Pelumas Oli.
13(2), 26–34.
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN