Anda di halaman 1dari 47

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengguna kendaraan bermotor terkadang memilih oli mesin hanya berdasar


pada merek atau harga yang ditawarkan oleh produsen. Salah satu hal yang
penting untuk menentukan pilihan menggunakan oli adalah viskositas.
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Parameter ini biasanya sudah tercantum
pada masing-masing kemasan oli dengan kode SAE. Jika kekentalan oli yang
digunakan kurang tepat, maka akan berakibat fatal untuk kondisi mesin.
Pengukuran viskositas pelumas mempunyai arti penting konsumen dan industri
pelumas. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengetahui asli atau tidaknya
sebuah pelumas. Viskositas pelumas (oli) dapat ditentukan secara kuantitatif
dengan besaran yang disebut koefisien viskositas.
Banyak cara yang telah digunakan untuk mengukur viskositas pelumas,
salah satunya adalah dengan manggunakan metode viskometer bola jatuh. Dari
kekurangan itu dan dibutuhkannya sebuah alat praktis dan mudah digunakan
untuk mengetahui viskositas maka dibuatlah viskometer rotasi. Viskositas
dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi(Rukmana,
Susilawati and Galang, 2019).
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena
berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk
mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi
sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer peluru
jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder
sesumbu dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem Searle dimana silinder
bagian dalam berputar dengan silinder sedangkan bagian luar diam.
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)


1. Mahasiswa dapat memahami konsep fisika/mekanika mengenai
kekentalan (viskositas).
2. Mahasiswa dapat memahami bahwa gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan
oleh fluida tersebut.
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat memahami penggunaan prinsip keseimbangan gaya
stokes, gaya apung, dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh
suatu benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida
tersebut.
3. Mahasiswa dapat memahami menerapkan faktor koreksi pada laju
bola yang jatuh
4. Mahasiswa dapat menentukan viskositas fluida.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Viskositas

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang


disebabkan oleh gesekan-gesekan antar molekul yang menyusun suatu fluida.
Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk
mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak dalam
fluida tersebut. Viskositas dalam zat cair yang berperan adalah gaya kohesi
antar partikel zat cair. Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul. Kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang
dapat mengalir dengan cepat namun ada yang mengalir secara lambat. Fluida
yang mengalir lambat seperti gliserin, madu dan minyak atso, ini dikarenakan
mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas menentukan kecepatan
mengalirnya cairan.
Viskositas merupakan salah satuma teri fluida statis yang dipelajari saat
perkuliahan fisika dasar. Viskositas merupakan gesekan yang terjadi diantara
lapisan-lapisan yang bersebelahan di dalam fluida.Viskositas pada gas
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul gas sedangkan viskositas pada zat
cair terjadi akibat adanya gaya-gaya kohesi antar molekul zat cair.
Salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki oleh minyak pelumas
adalah viskositasnya. Jika viskositas minyak pelumas rendah maka minyak
pelumas tersebut akan mudah terlepas akibat besarnya tekanan dan kecepatan
dari bagian-bagian yang bergerak dan saling bergesekan. Jika minyak pelumas
terlepas berarti memperbesar gesekan dan mempercepat keausan dari bagian-
bagian yang bergerak tersebut.
Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang
berbeda-beda. Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya
gaya kohesi sedangkan pada zat gas viskositas terjadi karena adanya tumbukan
antara molekul. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak
karena adanya gesekan antar lapisan material. Fluida yang lebih cair akan lebih

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

mudah mengalir. Kecepatan aliran berbeda karena adanya perbedaan


viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menyatakan kekentalan suatu zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap fluida
berbeda dan dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien viskositas η. (Diah
Setiawati., 2019)
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan
per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran fluida. Metode yang sudah
dikenal sejak lama untuk mendapatkan nilai viskositas adalah metode bola
jatuh (falling ball method) dengan prinsip Hukum Stokes.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Bola kecil tertentu
mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan.
Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki
suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami
percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan
cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang. Hambatan-
hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Untuk benda homogen
yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam,
melayang, dan terapung, oleh karena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan
dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran
akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul
terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas
dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi.
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
dari pada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran
yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah
tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk
mengukur viskositas zat cair adalah viscometer. Alat ukur yang digunakan
untuk menentukan kekentalan (viskositas) suatu zat cair adalah viskometer.
Alat ukur kekentalan ini dapat mengukur tingkat kekentalan suatu zat cair
dengan akurat dan spesifik sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Perlu diketahui viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil. Fluida
riil adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, oli,
sirup, dan lain-lain. Fluida riil sebenarnya berbeda dengan fluida ideal. Fluida
ideal sebenarnya tidak ada di dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya
model yang digunakan untuk kita dalam menganalisis aliran fluida. Semakin
kecil massa jenis suatu cairan maka semakin besar viskositasnya

Fluida Temperatur ( °c ) Koefisien Viskositas


0 1,8 x 10-3
Air 20 1,0 x 10-3
60 0,65 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10-3
Ethyl Alcohol 20 1,2 x 10-3
Oli Mesin 30 200 x 10-3
0 10.000 x 10-3
Gliserin 20 1.500 x 10-3
60 81 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3
Hidrogen 0 0,009 x 10-3
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Uap Air 100 0,013 x 10-3


Tabel 5.2.1 Koefisien viskositas untuk berbagai macam fluida

2.2 Cara Mengukur Viskositas

Viskositas tidak hanya digunakan untuk mengukur. Cara menentukan


viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Koefisien
viskositas merupakan nilai koefisien viskositasnya. Ada beberapa tipe
viskometer yang biasa digunakan antara lain :

2.2.1 Viskometer kapiler / Ostwald


Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika
mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu
zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda
tersebut.

4
π ( ∆p ) R t
η =
8v1
..........................................................................................(5.2.1)

Keterangan :
η = Koefisien viskositas (Ns/m2)
∆p = Perbedaan tekanan (Pa)
v = Kelajuan relatif (m/s)
l = Panjang pipa (mm)

2.2.2 Metode bola jatuh


Prinsip pengukuran viskositas metode bola jatuh ialah dengan cara
mengukur kecepatan bola pejal jatuh di dalam cairan uji. Viskometer
Bola Jatuh adalah alat ukur viskositas yang mengukur waktu yang
dibutuhkan
sebuah bola untuk melewati cairan dengan jarak tertentu berdasarkan
prinsip Hukum Stokes dan Hukum Newton. Pengukuran nilai koefisien
viskositas fluida dilakukan dengancara menjatuhkan bola ke sebuah gelas

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

ukur yang berisi fluida cair yang selanjutnya nilaiviskositas didapat dari
perhitungan teoretis berdasar laju bola saat menempuh jarak tertentu
dalam fluida. Nilai laju bola diperoleh dari data waktu dan jarak tempuh
bola. Saatini Viskometer Bola Jatuh yang digunakan untuk mengukur
nilai koefisien viskositas masih bersifat manual. Waktu tempuh dihitung
dengan stopwatch dan jarak tempuh diukur melalui indeks gelas ukur
mulai dari stopwatch diaktifkan hingga dihentikan. Pengambilan data
secara manual ini memungkinkan timbulnya kesalahan yang besar
sehingga mempengaruhi hasil akhir dari nilai viskositas
fluida yang diukur. Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang
seimbang dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :

2 r b 2 ( d b -d ) g
η = .......................................................................................(5.2.2)
9v

Keterangan :
η = koefisien viskositas (Ns/m2)
r = jari-jari (cm)
db = diameter bola (mm)
v = volume benda (m3)
Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah
konstanta gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita
dapatkan.

1
η ¿
= ( d b−d.......................................................................................(5.2.3)
1 ¿ t1 t2 ¿
η
2
( d b−d b ¿

Keterangan :
η = Koefisien viskositas (Ns/m2)
t = Tinggi bola (cm)
db = Diameter bola (mm)
2.2.3 Viskometer Hoppler
Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stokes
yaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga
gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes.

F S=−6 πηrV.....................................................................................(5.2.4)

Keterangan :
F = gaya gesekan zat cair (kg.m.s-2)
η = koefisien kekentalan zat cair (N.m- 2
.s)
r = jari-jari bola pejal (m)
V = kecepatan gerak benda dalam zat cair (ms-1)

2.2.4 Viskometer Cup dan Bob


Prinsip kerja viscometer Cup dan Bob adalah sampel digeser dalam
ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari Cup dimana
Bob masuk persis di tengah-tengah. Kelemahan viskometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di
sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat. Fungsi
utama viskometer ini sebagai instrumen yang mengukur viskositas atau
tingkat kekentalan suatu fluida.

2.2.5 Viskometer Cone dan Plate


Untuk cara pemakaian alat ini adalah sampel yang ditempatkan di
tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut.
Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar. Viskometer ini salah satu alat pengukur
dengan kekentalan paling canggih karena memiliki ketelitian yang tinggi
(Kusuma et al., 2018)

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain :


VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.3.1 Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2.3.2 Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.
2.3.3 Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena
dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban
yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositas.
2.3.4 Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu
cairan.Tekanan ekstra dapat menaikkan kelengketan dan ketebalan fluida,
alhasil viskositas naik. Untuk fluida jenis cairan, peningkatan viskositas
terjadi karena gaya kohesi antar molekul menguat ketika tekanan naik
(Tinggi and Muhammadiyah, no date).

2.4 Hukum Stokes

Pada tahun 1851, George Gabriel Stokes menurunkan sebuah ekspresi, yang
sekarang di kenal sebagai hukum stokes. Apabila sebuah benda bergerak
dengan kecepatan (v) dalam suatu fluida dengan nilai koefisien viskositas
tertentu, benda tersebut akan mengalami gaya gesek fluida besarnya gaya
stokes dirumuskan sebagai berikut:

FS =6 πη rv
.........................................................................................(5.2.5)

Keterangan :

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Fs = Gaya stokes (N)


η = Koefisien viskositas (Ns/m2)
r= Jari-jari bola (m)
v = Kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s).

2.5 Hukum Gas Ideal

Tekanan dalam sebuah fluida dalam keadaan diam didefinisikan sebagai


gaya normal persatuan luas yang di berikan pada sebuah permukaan bidang (
nyata atau semu) yang terendam dalam fluida dan berbentuk tumbukan
permukaan tersebut dengan sebuah molekul-molekul fluida dari defenisinya.
Tekanan mempunyai dimensi dalam satuan SI sebagai N/m2 dalam SI, 1 N/m2.
Dalam 1 N/m2 didefenisikan pascal, disingkat Pa dan tekanan biasa
dinyatakan dalam mutlak yang berarti bahwa tekanan tersebut diukur dalam
keadaan relatif terhadap tekanan nol mutlak yaitu tekanan yang hanya terjadi
dalam ruangan hampa sempurna. Tekanan atmosfer standar permukaan laut
adalah 14,696 (abs) atau 101,33kpa (abs untuk setiap perhitungan). Tekanan ini
dapat dibulatkan menjadi PSI dan 101 kpa. Dalam bidang teknik biasa
diterapkan pada pengukuran tegangan.

2.6 Hukum Archimedes

Bunyi Hukum Archimedes “bahwa setiap benda yang tercelup baik


keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka benda tersebut akan
menerima dorongan gaya ke atas (atau gaya apung)”. Besarnya gaya apung
yang diterima, nilainya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda
(berat = massa benda x percepatan gravitasi) dan memiliki arah gaya yang
bertolak belakang.
Hukum Archimedes menjelaskan hubungan antara gaya berat dan gaya ke
atas (gaya apung) pada suatau benda jika dimasukkan kedalam fluida. Akibat
adanya gaya angkat ke atas (gaya apung), benda yang ada di dalam fluida,
beratnya akan berkurang. Sehingga, benda yang diangkat di dalam fluida
akan terasa lebih ringan dibandingkan ketika diangkat di darat.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Dalam konsep Archimedes benda yang dimasukkan kedalam fluida memiliki


3 kategori, yaitu:

2.6.1 Benda Tenggelam


Keadaan ini terjadi saat massa jenis fluida lebih kecil dari massa
jenis benda.benda dinyatakan tenggelam dalam zat cair jika posisi
benda selalu terletak pada dasar tempat zat cair berada.
Fa < W ...................................................................................
(5.2.6)

Keterangan:
Fa = Gaya apung (N)
W = Gaya berat (N)

Gambar 5.2.1 Benda tenggelam (Sumber Silmi, 2019)


2.6.2 Benda melayang

Benda melayang pada viskositas sangat berpengaruh. Melayang adalah


keadaan benda yang berada di antara permukaan dan dasar dari zat cair.
Benda dapat melayang ketika benda tersebut memiki massa jenis sama
dengan massa jenis zat cair ( ρ b = ρ c ).
Keadaan ini terjadi apabila massa jenis fluida sama dengan massa
jenis benda. Contohnya telur yang dimasukkan ke dalam air yang
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

ditambahkan seikit garam akan melayang karena massa jenis keduanya


sama.

Fa<W …........………………………………..........….........
(5.2.7)

Keterangan:
Fa = Gaya apung(N)
W= Gaya berat (N).

Gambar 5.2.2 Benda melayang (Silmi, 2019)

2.6.3 Benda Terapung


Keadaan ini terjadi saat massa jenis zat cair lebih besar dari massa
jenis benda. Contohnya plastik dan steorofoam yang dimasukkan dalam
air.

Fa > W ...……………….........……………..........................(5.2.8)

Keterangan;
Fa = Gaya apung (N)
W = Gaya berat (N).

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 5.2.3 Benda Terapung. (Silmi, 2019)

2.7 Berat dan Massa


Berat sebuah benda adalah gaya gravitasi yang dilakukan bumi padanya
berat termasuk gaya, karena itu merupakan besaran vektor. Arah dari vektor ini
adalah arah dari gaya gravitasi, yaitu menuju kepusat bumi. Besar berat
dinyatakan sebuah gaya, seperti misalnya pon atau newton. Massa adalah
ukuran jumlah materi dalam suatu benda. Massa dilambangkan dengan m atau
M.
Jika sebuah benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah
percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat w jika
kedua newton kedua.

F=¿
…................................................................................................(5.2.9)
ma

Keterangan :
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

F = Frekuensi (Hz), ma = Arus listrik (A)


Diterapkan pada benda yang sedang jatuh bebas, maka:
W = m.g ….........................................................................................(5.2.10)

Keterangan :
W = Gaya berat suatu benda (N)
m = Massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2).
W dan g adalah besar vektor berat dan vektor percepatan. Untuk mencegah
agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W
upaya gaya netto sama dengan nol.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara eksperimen telah diketahui
bahwa harga g untuk sebuah benda di tempat yang sama adalah sama. Dari sini
diperoleh bahwa perbandingan berat antara dua benda sama dengan
pebandingan massanya. Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya merupakan
alat untuk membandingkan dua gaya yang berarah ke bawah, yang dapat juga
digunakan untuk membandingkan massa.
Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu tarikan ke bawah oleh bumi pada
benda, adalah besaran vektor, sedangkan massa benda adalah besaran skalar.
Hubungan kuantitatif antara berat dan massa diberikan karena g berbeda-beda
dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m,
berbeda juga untuk tempat yang berbeda. Jadi berat benda bermassa 1 kilogram
ditempat memiliki g = 9,80 m/s 2 adalah 9,80 N, ditempat dengan g = 9,78 m/s 2,
benda yang sama beratnya hanyalah 9,78 N. Jika berat ini di ukur dengan
mengamati pertambahan Panjang pegas dan mengimbanginya, maka beda berat
kilogram yang sama di dua tempat yang berbeda, tampak jelas dengan adanya
sedikit perbedaan rentangan pegas di kedua tempat tersebut. Karena itu berat
benda bergantung kepada letak relatifnya terhadap pusat bumi tidak seperti
massa yang merupakan sifat intrinsik benda. Penunjukan skala neraca pegas,
yang menimbang benda yang sama di bagian bumi yang berbeda, akan
memberikan hasil berbeda.
Dalam ruang tanpa gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu
massa benda tetap tidak berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

pesawat antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkat
balok besi yang besar (W = 0), tetapi tetap saja antariksawan akan merasa sakit
kakinya harus menendang balok itu (m ≠ 0).
Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya
yang sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang
datar licin di permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yang sama
melawan tarikan bumi dibutuhkan gaya yang lebih besar di permukaan bumi
dari pada di tempat yang jauh dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.
Seringkali yang diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya.
Percepatan (a) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang
besar beratnya W dapat diperoleh.

W = m/g
...............................................................................................(5.2.11)

Keterangan :
W = Berat suatu benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
m = Massa(s)

F=¿ m .
.............................................................................................(5.2.12)
a
Keterangan :
F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Massa Jenis dan Berat Jenis, massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan
suatu zat, yaitu perbandingan antara massa zat dengan volumenya. Selain itu
bahwa pada zat yang sama dengan wujud yang berbeda memiliki massa jenis
yang sama, dan pada zat yang berbeda massa jenisnya berbeda pula. Massa
Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misal besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama. Satuan massa jenis dalam CGS (centi-gram-sekon) adalah gram
persentimeter kubik (g/cm3). Sedangkan satuan massa jenis dalam KGS adalah
kg/m3
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisa berubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada. Sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana permukaan bumi adalah 9,8 m/s2.

W
S= ..............................................................................................(5.2.13)
V

Keterangan :
S = Berat jenis dengan satuan (N/m3)
W = Berat benda dengan satuan (kg)
V = Volume benda dengan satuan (m3).
Massa tidak akan pernah nol, sementara berat bisa menjadi nol jika tidak
ada gravitasi seperti berada di luar angkasa. Massa merupakan kuantitas skalar
yang memiliki amplitudo, sementara berat adalah kuantitas vektor yang
memiliki magnitudo dan mengarah ke gravitasi. Massa diukur menggunakan
satuan gram dan kilogram, sementara berat diukur menggunakan satuan gaya
Newton.

2.8 Viskositas Zat Cair

Viskositas (𝜂) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antar lapis zat
cair itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang
mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran
turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai, massa jenis (ρ), dan
kelajuan alir (v) zat cair, serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir.
Hal itu dinyatakan dalam bilangan Reynold (RE):

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

ρvD
R e= ..............................................................................................(5.2.14)
n

Keterangan :
RE = Bilangan Reynold
ρ = Massa jenis (g/cm3)
v = Volume benda (m3)
d = Diameter pipa (mm).
Ketika Re kecil (< 2000) maka zat cair mengalir secara laminer (setiap
bagian zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus itu
tidak pernah saling berpotongan). Sebaliknya, bila Re besar (> 4000) maka
fluida mengalir secara turbulen (terjadi arus pusar).
Persamaan diatas memperlihatkan bahwa RE kecil bila 𝜂 besar. Artinya,
keberadaan 𝜂 yang semakin besar membuat aliran cenderung laminer. Ketika
aliran zat cair itu laminer, maka dikuasai persamaan Poiseuille. Jika zat cair
mengalir di dalam pipa sepanjang l, berjejari R, viskositas (kekentalan) 𝜂, pada
debit Q maka persamaan Poiseuille itu dinyatakan:

Q=
.............................................................................................(5.2.15)
3
πR ∆ p
8Ƞ1
Keterangan :
Q = Debit (m3)
r = Jari-jari dalam pipa atau tabung (m)
l = Panjang pipa (mm)
Ƞ = Koefisien viskositas (Ns/m2).
Mengacu persamaan-persamaan diatas, pada R, l, dan ∆P yang sama maka
Q menjadi kecil bila 𝜂 besar. Itu disebabkan Q sebanding dengan kelajuan alir
zat cair (v) pada R yang tetap.

2.9 Fluida

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah
fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antar dua partikel didalam
fluida tidaklah tetap. Mekanika zat padat adalah mekanika benda tegar.
Seringkali kita harus memasukkan sifat elastisitas zat padat jika sistem yang
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

kita bahas tidak dapat di anggap sebagai benda tegar sejati. Molekul- molekul
di dalam fluida mempunyai kebebasan lebih besar untuk bergerak sendiri-
sendir. Istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah
selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ternada mengalir begitu lambat
sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang
biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut ((Halliday,
1985).

2.10 Hubungan Fluida dengan Viskositas


Fluida (zat air) adalah zat yang dapat mengatur, misalnya zat cair dan gas.
Fluida dalam dua macam yaitu fluida statis dan dinamis:
2.10.1 Fluida statis
Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalir dan di kenal pula dengan
Nama hidrostatis. Contoh fluida statik misalnya air di gelas, air di kolam
renang, dan air danau. Dalam subbab fluida statis, kita akan membahas
beberapa konsep, antara lain tekanan, tekanan hidrostatis.
a.Tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. jika gaya sebesar F


bekerja secara merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya
A,
maka tekanan P pada permukaan itu.
b.Tekanan hidrostatis

Tekanan hidrostatis (PH) adalah tekanan bidang dasar tempatnya. Gaya


yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada luas dasar
bejana (A), tinggi (h),dan massa jenis air (p). dalam bejana. volume tidak
mempengaruhi. besarnya tekanan hidrostatik, namun dipengaruhi oleh
kedalaman, gravitasi dan massa jenis zat cair (fluida). Tekanan hidrostatis
diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang
tekan, pada kedalaman tertentu. Dimana,setiap jenis zat cair akan
memberikan tekanan tertentu, tergantung kedalamannya.
2.11 Persamaan Poiseuille

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Hukum Poiseuille dalam bentuk perluasan sehingga menyangkut aliran


turbulensi yang dapat menentukan beberapa faktor penghambat aliran. Dengan
demikian dapat menentukan besaran hambatan, seperti halnya hambatan
dalam aliran listrik.Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak
membutuhkan gaya itu untuk mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas
memerlukan gaya untuk mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara
berbagai lapisan itu. Akibatnya, debet fluida tidak hanya bergantuk pada luas
penampang dankecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir bergantung
pada koefisienkekentalan, jari-jari, dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung
per satuanpanjang (gradien tekanan). Bila debet fluida itu Q perbedaan tekanan
P, panjang pipa l, dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai suatu besaran tersebut
dapat dituliskan, dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis
diperoleh persamaan.Persamaan di atas dikenal dengan rumus Poisuille yang
diambil dari nama ilmuwan Prancis J.L. Poisuille (1799-1869) yang merupakan
fisikawan yang berjasa menyelidiki aliran darah dalam tubuh. Dimana,
debiitfluida berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan
koefisien kekentalan sudah dapat diduga sejak semula. Jika perbedaan tekanan
antara ujung pipa cukup besar, fluida akan mengalir lebih cepat melalui ujung
pipa.

2.12 Dasar Teori Viskositas

Secara umum teori viskositas secara umum diukur dengan beberapa metode:
1. Viskositas ostwald waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan
sejumlah tertentu cairan dicatat dan dihitung dengan menggunakan
hubungan karna p=g.x.h maka persamaan di atas bisa kita tarik atau
dapat ditulis sebagai p= tekanan hidrostatik, R= jari-jari kapiler atau
tabung umumnya koefisien viskositasnya diketahui hubungan itu adalah
d.t = laju aliran. Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang
seimbang dengan gerakan aliran pekat dan hubungannya adalah b=bola
jatuh atau manikmanik g= konstanta gravitasi pada persamaan diatas bila
digunakan perbandingan maka akan didapatkan dan dicatat dengan
stopwacth. Percobaan diulang lagi dengan pembanding setelah

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

dibersihkan. dengan ini ditentukan t1 dan t2. Viskositas suatu cairan


murni merupakan indeks hambatan air cairan atau larutan. Viskositas
dapat diukur dengan menggunakan tabung cannon fenske,yaitu dengan
menghitung waktu akhir zat cair didalam tabung fenske cara ini juga
untuk menghitung jari-jari molekul.
2. Viskositas lehman nilai viskositas ini berdasarkan pada waktu suatu
cepat atau kecepatan aliran cairan yang akan diuji atau dinilai apakah
viskositasnya berbanding terbalik dengan cepatnya alir cairan
pembanding yang digunakan.
3. Viskositas bola jatuh stokes terhadap sebuah benda yang jatuh ke dalam
fluida bekerja 3 macam gaya, yaitu:
a. Gaya gravitasi atau gaya berat (w). Gaya inilah yang menyatakan
benda bergerak ke bawah dengan suatu kecepatan.
b. Gaya apung boyant force atau gaya archimedes ada gaya ini ke atas
dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
itu.
c. Gaya gerak Frictional force arahnya ke atas.

2.13 Pengukuran Viskositas


Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar viskositas
suatu larutan untuk cairan dengan viskositas yang berbeda dengan kondisi
aliran.Prinsip kerja viskometer yaitu semakin kental suatu cairan maka semakin
besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan
tertentu. Adapun macam-macam viskometer antara lain:
1. Viskometer cup dan bob prinsip kerjanya sampel digeser dalam
ruanganantara dinding luar bob dan dinding dalam dari cup dimana bob
untuk masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viskometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang
keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi.
Penurunan konsentrasi ini menyebabkan tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Aliran ini disebut aliran sumbat.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2. Viskometer cone dan plate cara pemakaiannya adalah sampel yang


ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi
dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor denganbermacam
kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar.
3. Viskometer hoppler pada viskometer ini diukur adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu.
Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang
berviskositas (seperti cairan misalnya),dengan kecepatan.

2.14 Sifat-Sifat Fluida

Sifat Dasar Fluida Pada dasarnya aliran fluida dapat dibedakan atas dua
jenis yaitu aliran dalam saluran adalah aliran yang dibatasi oleh permukaan–
permukaan keras, dan aliran sekitar benda yang dikelilingi oleh fluida yang
selanjutnya tidak terbatas. Perbedaan demikian hanyalah untuk memudahkan
peninjauan saja, karena gejala dasar dan kelakuan fluida berlaku pada kedua
keadaan tersebut. Aliran melalui pipa dipilih untuk mewakili bentuk
penampang lain karena dilapangan secara garis besar dapat dijumpai dalam
aplikasi lapangan.
Aliran fluida terbagi berdasarkan beberapa kategori diantaranya berdasarkan
sifat pergerakannya adalah sebagai berikut:
a.Uniform Flow
Merupakan aliran fluida yang terjadi dimana besar dan arah dari vaktor
kecepatan konstan dari suatu titik ke titik selanjutnya.
b. Non Uniform Flow
Aliran yang terjadi dimana besar dan arah vaktor kecepatan fluida selalu
berubah terhadap lintasan aliran fluida tersebut, hal ini terjadi karena luas
penampang medium fluida juga berubah.
c. Steady Flow
Merupakan aliran yang terjadi apabila kecepatannya tidak dipengaruhi
oleh waktu, sehingga kecepatannya konstan pada setiap titik pada aliran
tersebut.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

d. Non Steady Flow


Merupakan aliran yang terjadi apabila ada suatu perubahan kecepatan
aliran tersebut terhadap perubahan waktu. Berdasarkan pengaruh tekanan
terhadap volume, fluida dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu: Fluida tak
termampatkan incompressible. Pada kondisi ini fluida tidak mengalami
perubahan dengan adanya perubahan tekanan, sehingga fluida tak
termampatkan.
e. Fluida termampatkan compressible
Pada keadaan ini, fluida mengalami perubahan volume dengan adanya
perubahan tekanan, sehingga fluida ini secara umum disebut fluida
termampatkan. Fluida dapat juga dibedakan berdasarkan kekentalannya, yaitu
fluida nyata viscous fluid dan fluida ideal non viscous fluid. Fluida nyata
adalah fluida yang memiliki kekentalan, fluida ini dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari contohnya air dan udara. Sedangkan fluida ideal, tidak
ada dalam kehidupan sehari-hari dan hanya dipakai dalam teori dan kondisi-
kondisi khusus saja.
2.1 Pola Aliran Fluida

Proses aliran fluida di dalam pipa menjadi hal yang fundamental di dunia
industri sehingga dibutuhkan proses perancangan aliran fluida di dalam pipa
untuk mencapai safety dan efisiensi sistem. Metodologi simulasi aliran fluida
yang paling detail dan efisien adalah computational fluid dynamics (CFD). Hasil
penelitian didapatkan dengan melakukan variasi densitas dan viskositas untuk
melihat pengaruhnya terhadap kecepatan fluida. Aliran fluida merupakan
perpindahan fluida yang membentuk garis aliran dengan kecepatan tertentu.
Penandaan terhadap garis aliran adalah pada garis singgung antara tiap titik
perpindahan fluida dengan pengamatan vektor kecepatan (Sena, 2019).
Fluida statis adalah ketika fluida yang sedang diam pada keadaan
setimbang. Jadi kita meninjau fluida ketika tidak sedang bergerak. Fluida
statis terbagi menjadi beberapa macam yakni Hukum Archimedes, Hukum
Pascal, Tekanan Hidrostatis, dan Viskositas. Jadi hukum Archimedes
menyatakan gaya angkat keatas yang dialami pada suatu benda yang
dimasukkan kedalam fluida (zat cair). Gaya Archimedes ini ditemukan oleh

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

seorang ilmuan yunani yang bernama Archimedes. Hukum archimedes


berbunyi: “gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya kedalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.
fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya. Ciri-ciri umum
fluida adalah sebagai berikut:
1. Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (steady) atau tak tunak (non-
steady). Jika kecepatan v di suatu titik adalah konstan terhadap waktu, aliran
fluida dikatakan tunak.
2. Aliran fluida dapat termampatkan (compressible) atau tak termampatkan
(incompressible). Jika fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan
volume (atau massa jenis) ketika ditekan, aliran fluida dikatakan tak
termampatkan.
3. Aliran fluida dapat merupakan alirankental (viscous) atau tak kental (non-
viscous). Kekentalan aliran fluida mirip dengan gesekan permukaan pada
gerak benda padat.
4. Aliran fluida dapat merupakan garis arus atau aliran turbulen. Untuk aliran
tunak, kecepatan fluida di suatu titik yang sama pada suatu garis arus.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Gambar 3.1.1 Kelereng

Gambar 3.1.2 Roll Meter

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 3.1.3 Mikrometer Sekrup

Gambar 3.1.3 Mikrometer Sekrup

Gambar 3.1.4 Neraca analitik

Gambar 3.1.4 Neraca Analitik

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 3.1.5 Stopwatch

Gambar 3.1.6 Gelas Ukur

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 3.1.7 Jangka Sorong

Gambar 3.1.9 Termometer

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 3.1.10 Sunlight

3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama siapkan alat dan bahan, lalu kami menimbang dan mengukur
diameter bola-bola kecil menggunakan mikrometer sekrup, pengukuran
diameter dilakukan dalam tabung gelas besar dengan menggunakan jangka
sorong, baik itu diameter luar tabung maupun dalam tabung. Setelah itu
memberi tanda pada tabung menggunakan karet gelang dengan masing-masing
ukuran 10 cm sebanyak 3 tanda dengan total 30 cm, mencatat suhu fluida
sebelum dan sesudah melakukan pengamatan. Kemudian jatuhkan bola kecil
tepat diatas permukaan fluida, lalu kami mengamati waktu yang dibutuhkan
untuk sampai batas jarak yang ditentukan, lakukan beberapa kali sesuai
petunjuk asisten dan gunakan stopwatch untuk menghitung waktu tersebut.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Pengamatan

Tabel 5.4.1 Data hasil pengamatan

M Bola Diameter Jarak Waktu (sekon)


No Fluida Keterangan
(kg) Bola (m) (m) t1 t2 t3

1. 0,01553 0,1 0,12 0,14 0,14 Oli


Mgk=0,127
2. OLI 0,0049 0,01542 0,2 0,24 0,25 0,25 Mgi=0,193

3. 0,0155 0,3 0,36 0,37 0,38


Volume
1. 0,01553 0.1 1,01 1,03 1,04 0,000075
2. 0,0049 0,01542 0.2 2,02 2,04 2,04 Sunlight
Sunlight
Mgk=0,127
3. 0,0155 0,3 3,06 3,06 3,06
Mgi=0,023

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5. 1 Menghitung hubungan t terhadap L

a. Untuk fluida I (Oli)


L1 = 0,1 m
0 , 12+ 0 ,14 +0 , 14
t1 =
3
= 0,13 s
L2 = 0,2 m
0,24 + 0,25 + 0,25
t2 =
3
= 0,24 s
L3 = 0,3 m
0,36 + 0,37 + 0,38
t3 =
3
= 0,37 s
b. Untuk fluida II (Sunlight)
L1 = 0,1 m
1,01 + 1,03+ 1,03
t1 =
3
= 1,02 s
L2 = 0,2 m
2,02 + 2,04 + 2,04
t2 =
3
= 2,03 s
L3 = 0,3 m
3,06 + 3,06 + 3,06
t3 =
3
= 3,06 s
5.2 Menghitung hubungan tr 2 terhadap L
D
r=
2

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

0,01553
r 1= =0,00765
2
0,01542
r2 = =0,00771
2
0,0155
r3= =0,00775
2
0,00765+0,00771+0,00775
r=
3
¿ 0,011612 m

5.1 Menentukan massa jenis bola dan massa jenis fluida


a. menentukan massa jenis bola
m
pb=
v
m
¿
4 3
πr
3
0,0049 kg
¿
4
.3 , 14(0,011612)3
3
0,0049 kg
¿ 3
0,000006552 m
kg
¿ 747,803 3
m
b. Menentukan massa jenis fluida
m massa gelas isi−massa gelas kosong
pf = =
v volume fluida
Fluida 1 (oli)
( 0,193−0,127 ) kg
pf 1=
75 ml
0,066 kg
¿ −6 3
75. 10 m
0,066 kg
¿ 3
0,0000 75 m
kg
¿ 880 2
m
Fluida 2 (sunlight)

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

( 0,203−0,127 ) kg
pf 2=
75 ml
0,076 kg
¿ −6 3
75. 10 m
0,076 kg
¿ 3
0,000075 m
kg
¿ 1013 , 3 3
m
5.4 Menentukan nilai viskositas (η)
a. Untuk fluida 1 (oli)
l 1=0 , 1 ml 2=0 , 2 ml 3=0 ,3 m
2
2 . 9 .tr ( pb . pf )
η1 =
9.L
2
2.9 , 81 . 0 ,13 .(0,011612) .(747,803−880)
¿
9 . 0 ,1
0,000343919 .(132,197)
¿
0,9
0,045465
¿
0,9
= 2,647 kg /ms
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η2 =
9.L
2
2. 9 , 81 . 0 ,24 .(0,011612) (747,803−880)
¿
9.0,2
0,00063492. (132,197)
¿
1,8
0,083934
¿
1,8
= 2,646 kg /ms
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η3 =
9.L
2
2. 9 , 81 . 0 ,32 .(0,011612) .(747,803−880)
¿
9 . 0 ,3
0,000846570 .(132,197)
¿
2,7

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

0,111914
¿
2,7
=2,641 kg /ms
η 1+ η 2+ η3
η =
n
2,647+2,646+2,641
=
3
=2,644 kg/ms
Untuk fluida 2 (sunlight)
l 1=0 , 1 ml 2=0 , 2 ml 3=0 ,3 m
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η1 =
9 . 0 ,1
2
2. 9 , 81 .1 , 02 .(0,011612) (747,803−1013 ,3)
¿
0,9
0,002698 .(265,497)
¿
0,9
0,716310
¿
0,9
¿ 1,795 kg/ms
2
2 . 9 .tr ( pb− pf )
η2 =
9.L
2
2. 9 , 81 .2 , 03 .(0,011612) (747,803−1013 , 3)
¿
9 . 0 ,2
0,002698 .(265,497)
¿
1,8
0,716310
¿
1 ,8
¿ 1,792 kg /ms
2
η3 =2. 9 . tr ( pb− pf )
2
2. 9 , 81 .3 , 06 .(0,011612) .(747,803−1013 , 3)
¿
9 .0 ,3
0,008095 .(−265,497)
¿
2,7
−2,149198
¿
2 ,7
¿ 1,795 kg /ms

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

η=η η2+¿ η ¿
1+¿ 3
¿
n

1,795+1,792+1,795
¿
3
¿ 1,794 kg /ms
5.5 Teori ketidakpastian
2
2 . 9. tr (pb− pf )
π=
9. L

( )
√ ( ) ( ) ( ) . ( Δpf )
2 2 2 2
δη 2 δƞ 2 δƞ 2 δƞ 2
. ( Δt ) + . ( Δr ) + . ( Δpb ) +
δt δr δpb δpf
Δπ = 2
δƞ 2
+( ) .( Δl)
δL
2
δ ƞ 2 .9 . tr ( pb− pf )
1. =
δƞ 9. L
2
dimana u=2 .9 . tr ( pb− pf )
v=9 . L
' 2
u =2 . 9 r ( pb− pf )
'
v =0
' '
δ ƞ u . v−v .u
= 2
δt v
2
¿ 2 . 9 .r ( pb− pf ) ( 9 . L )−0 ¿ ¿

2
2. 9 . r ( pb− pf )
¿
(9 . L)2
¿ 2 . 9 ,81 . ¿ ¿ ¿
0,002645 .(−132,197)
¿
0 , 81
−0,349
¿
0 , 81
¿−¿0,430
2. ∆ t= √ ¿ ¿ ¿ ¿
¿√¿¿¿

¿
√ 0,0003
6
¿ √ 0,00005
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

¿ 0,007
2
δ ƞ 2 . g . tr ( pb−pf )
3. =
δr 9.L
2
dimana :u=2 . g . tr ( pb−pf )
v=9 . L
'
u =4 . g tr ( pb−pf )
'
v =0
' '
δ ƞ u . v−v .u
= 2
δr v
2 2
4 . g . tr ( pb− pf )−0 . 2 . g tr (pb− pf )
¿
¿¿
2
4 . g . tr ( pb− pf )
¿
¿¿
4 . 9 , 81 . 0 ,13 . 0,011612.(747,803−880)
¿
¿¿
0,059235 .(−132,197)
¿
0 , 81
−7,830
¿
0 , 81
¿−¿9,6
4. ∆ r =√ ¿ ¿ ¿
¿√¿¿¿

=
√ 0,00004494
6
¿ √ 0,00000749
¿ 0,002739
2
δ ƞ 2 . g .tr (pb− pf )
5. =
δpb g .L
2
dimana :u=2 . g . tr ( pb−pf )
v=g . L
' 2
u =2 . g .tr
'
v =0
' '
δ ƞ u . v−v . u
= 2
δpb v
2
¿ 2 . g . tr ( g . L ) −0 ¿ ¿
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2
2. g . tr
¿
¿¿
2
2. 9 , 81 . 0 ,13 .(0,011612)
¿
¿¿
0,000343
¿
0 , 81
¿ 0,000423
m
6. pb=
v
∆ pb=√ ¿ ¿
δpb m
=
δm v
Dimana :
u=m u' =1
'
v=v v =0
' '
δpb u . v−v . u
= 2
δm v
1 x v−0 xm
¿ 2
v
1
¿
v
1
¿
0,000006552
¿ 0,152625
1
∆ m= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005
δpb 4 3
= πr
δv 3
Dimana :
4 3
u= π r '
u =4 π r
2
3

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
3 '
v=r v =0
' '
δpb u . v−v . u
= 2
δv v
2 2
¿ 4 π r x r −0 x ¿ ¿
2
4πr
¿ 3
r
2
4 . 3 , 14 ×(0,011612)
¿
(0,011612)3
0,001693
¿
0,000001565
¿ 837 , 3

∆ v= (√ δvδv ) ¿ ¿
δV 4 2
Dimana = .π r
δr 3
4 '
misal :u= . π u =0
3
3 ' 2
v=r v =3 r
δv ' '
=u . v + v .u
δr
3 2 4
¿ 0 x r +3 r x π
3
2 4
¿3r x π
3
¿3¿
¿ 0,001693

∆ v=
√( δv 2
δr
¿¿ )
¿ √ (0,001693)2 (0,002739)2
¿ √ 0,000002866 . 0,000007502
¿ √ 0,00000000002150
¿ 0,000004636

∆ pb= (
√ δpb 2
δm
) .¿¿

¿ √ (0,152625)2 .(0,0005)2 +(837 ,3)2 .(0,000004636)2


VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

¿ √ 0,00001513
¿ 0,0003889
2
δn 2 . g . tr ( pb− pf )
7. =
δpf (9 . L)2
Dimana :
2
u=2. g . tr ( pb− pf ) u' =2 . g .tr 2
'
v=g . L v =0
' '
δn u . v−v . u
= 2 ‘
δpf v
2 2
2. g . tr ( g . L )−0 (2 . g . tr ( pb− pf ) )
¿
( g . L)2
2
2. g . tr
¿
g. L
2
2. 9 , 81 x 0 , 13 x(0,011612)
¿
9. 0 , 1
0,000343
¿
0,9
¿ 0,000381
m
8. pf =
v
δpf m
=
δm v
Dimana :
'
u=m u =4
'
v=v v =0
' '
δpf u . v−v . u
= 2
δm v
1. v −0 . m
¿ 2
v
1
¿
v
1
¿
0,000075
¿ 0,1333

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1
∆ m= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,00005
δpf m
=
δv v
Dimana :
u=m u' =0
'
v=v v =1
' '
δpf u . v−v . u
= 2
δv v
0 x v −1 x m
¿ 2
v
−1 x m
¿ 2
v
−1 x 0,066
¿ 2
(0,000075)
−0,066
¿
0,000000005625
¿−¿0,0011733
1
∆ v= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005

∆ pf = (
√ δpf 2
δm
) .( ∆ m)2 +(
δpf 2
δv
) (∆ v)2

¿ √ (0,1333)2 (0,0005)2 +(−0,0011733 )2 .(0,0005)2


¿ √ 0,000000004442
¿ 0,00006664

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
2
δn 2 . g . tr .( pb− pf )
9. =
δL g. L
Dimana :
2 '
u=2. g . tr ( pb− pf ) u =0
'
v=9. L v =1
δn ' '
=u . v −v . u
δl
2
0 x 9 L−1 x (2 . g . tr ( pb− pf ) )
¿
(g . L)2
2
−9(2 . g tr ( pb− pf ))
¿
(g . L)2
¿−9 × 2× 9 , 81 x 0 ,13 × ¿ ¿
−0,002859 ×(−132,197)
¿
(9 x 0 ,1)2
0,377
¿
0 , 81
¿ 0,465
1
10. ∆ l= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005

√ ( ) ( ) ( )
2 2 2
δn 2 δn 2 δn 2
.( ∆ t ) + . (∆ r ) + x ( ∆ pb )
δt δr δpb
∆ ƞ=
( )
2 2
δn 2 δn 2
+ x ( ∆ pf ) +( ) x ( ∆ l)
δpf δl


2 2 2 2 2
¿ (−0,430 ) x ( 0,007 ) + (−9 ,6 ) x ( 0,002739 ) + ( 0,000423 )
2 2 2 2 2
x (0,0003889) +(0,000381) x (0,00006664) +(0,465) x (0,0005)
¿ √ 0,000700
¿ 0,026

∆ƞ
KR= x 100 %
2(∆ ƞ+n)
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

0,026
¿ x 100 %
2(0,026+2,644 )
0,026
¿ x 100 %
5 ,34
¿ 0,004 x 100
¿0,4 %
KB=100 %−0 , 4 %
¿ 99 , 6 %

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data


6.2

5.6.1 Hasil pengolahan data Bola I

No. Waktu Jari r (m) M bola M Viskositas 𝝆

(s) jari(m) (Kg) fluida (kg/m.s) (kg/m3)

1 1,20 0,1165 0,0026 0,00000 3,26 -0,00056


5 00028
2,69 -0,0006

4,59 -0,00075

5.6.2 Hasil pengolahan data Bola II

No. Waktu Jari r (m) M bola M Viskositas 𝝆

(s) jari(m) (Kg) fluida (kg/m.s) (kg/m3)

1 0,116 0,1165 0,00265 0,00000 3,26 -0,000


0028 00515
0,35 -0,000
0861
0,60 -0,000
006

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

6.2 Pembahasan

Setelah Praktikum kami dapat menyimpulkan, bahwa waktu yang


dibutuhkan oleh kelereng untuk sampai didasar tabung gelas besar tergantung
dari kekentalan fluida yang ada didalam suatu wadah dan waktu yang
dibutuhkan kelereng lain pada fluida lain juga sangat berbeda. Hal ini
dikarenakan kekentalan suatu fluida yang berlawanan dengan kelereng,
sehingga menghambat jatuhnya kelereng ke dasar tabung gelas besar tersebut.
Untuk percobaan menggunakan fluida lain sangatlah lambat begitu bola dilepas
tanpa diberikan gaya atau dorongan. Gaya yang timbul antara gesekan atau
tekanan yang ditimbulkan kelereng, saat dijatuhkan disebuah fluida melambat,
karena gaya yang diberikan oleh fluida yang membuat kelereng menjadi lambat
saat di jatuhkan ke dalam fluida, dapat dibandingkan kecepatan kelereng
sampai ke dasar tabung terasa jauh berbeda.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti proses praktikum viskositas fluida kami dapat


menyimpulkan bahwa:
1. Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas, akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida, gaya tersebut dinamakan gaya stokes. Prinsip
Archimedes menyatakan bahwa gaya apung ke atas yang diberikan pada benda
yang direndam dalam, cairan baik yang terendam seluruhnya atau sebagian.
Gaya berat adalah ukuran dari gaya yang bekerja pada massa karena percepatan
akibat gravitasi.
2. Laju gerak jatuhnya bola dalam fluida 2 lebih lambat dari pada fluida 1
sehingga pada fluida 2 menghasilkan waktu tempuh jatuh bola yang lebih kecil
dibandingkan pada fluida 1, seperti pada data yang diperoleh untuk fluida 1
pada jarak 0,1m = 0,13s, 0,2m = 0,24s, 0,3m = 0,37s sedangkan pada fluida 2
untuk jarak 0,1m = 1,02s, 0,2m = 2,03s, 0,3m = 3,06s.
3. Setelah dilakukannya praktikum, dapat diketahui bahwa nilai viskositas fluida
1 pada jarak 0,1m = 2,647 kg/ms, 0,2m = 2,646 kg/ms, 0,3m = 2,641 kg/ms
dan di fluida 2 pada jarak 0,1m = 1,795 kg/ms, 0,2m = 1,792kg/ms, 0,3m =
1,795 kg/ms.
4. Didapatkan nilai viskositas fluida 1 (oli) lebih kecil daripada viskositas fluida 2
VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

(sunglight).

7.2 Saran

7.2.1 Saran untuk laboratorium


Menjaga kebersihan dan kenyamanan laboratorium, dan menyediakan alat-alat
praktikum dengan lengkap.
7.2.2 Saran untuk asisten
Semoga asisten tetap mempertahankan keramahan dan lebih akrab lagi
terhadap para praktikan agar para praktikan tetap nyaman saat melakukan
percobaan atau asistensi demi kelancaran praktikum.
7.2.3 Saran praktikum
Semangat untuk para praktikum dan lebih aktif lagi untuk asistensi serta
pemuatan laporan.

7.3 Ayat yang berhubungan

“Dan Tidak ada suatupun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu” (Q.S Al-Hijr 15 :
21).

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

DAFTAR PUSTAKA

febrianto, T., Sukiswo, Sunarno, S. E., Fisika, J., Matematika, F., Ilmu, D., & Alam,
P. (2019). 30 UPJ 2 (1) Unnes Physics Journal RANCANG BANGUN ALAT UJI
KELAYAKAN PELUMAS KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS
MIKROKONTROLER. 2(1), 30–34. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj
Kusuma, E. W., Riskullah, F., Ayudia, I., Nugraha, M., Qiftiyah, N., Percobaan, T.,
Penyerahan, T., Pembimbing, D., & Laboratorium, A. (2018). Laboratorium kimia
fisika.
Materi, J., Jmpf, F., Setiawati, D., & Radiyono, Y. (2020). Analisis Hubungan
Kecepatan Terminal dengan Viskositas Zat Cair Menggunakan Software Tracker.
7, 1–6.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Penelitian, L., Juan, J., Parluhutan, F., Ratna, S., Panjaitan, S., & Simamora, A. S.
(2012). PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI.
September.
Tinggi, S., & Muhammadiyah, F. (n.d.). Viskositas. 13040049.
Viscositas, M. (2018). LAPORAN PRAKTIKUM Modul 1. VISCOSITAS.
Yulianti, E,.P. S. (2019). Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak Pelumas Oli.
13(2), 26–34.

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

VISKOSITAS FLUIDA
KLP.1/FREK1.TEKNIK PERTAMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai