Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta
selalu cenderun g pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi atas
gaya teganga yang meregangkan. Tegangan menyatakan kekuatan dari gaya- gaya
yang menyebabkan penarikan, peremasan atau pemuntiran, dan biasanya
dinyatakan dalam bentuk gaya persatuan luas. Sedangkan regangan menyatakan
hasil deformasinya. Maka jika kita menarik atau mendororng benda hingga
bergerak, kita telah memberi gaya terhadap benda tersebut. Besar kecilnya gaya
dapat diukur menggunakan alat yag bernama naraca pegas atau dynamometer.
Sementara suatu gaya bisa dinyatakan dalam satuan Newton yang biasa ditulis N.
Perbandingan antara tegangan dan regangan (dengan syarat-syarat tertentu).
Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting Sebagai
shockbreaker motor sering disebut atau dikenal dengan nama shockbreaker.
Dengan adanya ini maka kita merasa nyaman. Shockbreaker tersebut memiliki
sifat elastisitas (kembali kebentuk semula) seperti sifat pegas pada umumnya.
Pegas tidak hanya dimanfaatkan pada sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan
yang selalu kita gunakan.
Pegas akan bertambah panjang atau bertambah pendek jika ia diberi gaya, yang
merenggang dan kembali seperti semula hal ini yang disebut dengan elastis.
Karena adanya pengaruh gaya dan beban yang diberikan pegas dapat merenggang
lalu kemudian kembali seperti semula. Dalam hal lain, ketika pegas diberi usikan,
maka sistem akan mengalami getaran.Yang dimana dari waktu getaran yang dapat
dihitung periode dan dari periode dapat dihitung konstanta pegas secara dinamis
pegas terdiri dari pegas dinamis dan statis, kemudian kita juga dapat merentakan
pada pegas-pegas tersebut.Yang dimana dari pegas tersebut kita dapat menghitung
pertambahan panjang pegas dan berdasarkan beban yang di berikan. Pengunaan
pegas yakni adalah agar suatu konstruksi dapat berfungsi dengan baik dan bukan
suatu hal yang mutlak, pembuatan dan biaya. (Oktavia, 2015)
Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang
berbentuk silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas
memiliki sifat keelastisitasan. Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung
kembali kekeadaan semula setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat
gaya dari luar berupa tarikan tekanan,dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik
dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik
yang bekerja, semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya
tarik dihilangkan, pegas akan kembali ke keadaan semula. Dalam kehidupan
sehari-hari pegas sudah umum digunakan,seperti dalam springbed,jam tangan,dan
sepeda motor. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan
panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik
setiap pegas. Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta.
Pengertian Gaya pegas adalah gaya tarik yang ditimbulkan oleh pegas.
Contohnya Pada karet gelang yang direnggangkan dan pada pegas yang
direnggangkan atau dimampatkan,akan timbul gaya kearah benda yang
merenggangkannya atau memampatkannya. Gaya yang timbul tersebut disebut
gaya pegas. Gaya pegas timbul karena adanya sifat elastik/sifat lenting pegas/karet
gelang. Sifat elastik ini dimiliki oleh benda yang apabila diubah bentuknya
kemudian dilepaskan,maka benda itu akan kembali ke keadaan/bentuk semula.
Oleh karena gaya pegas disebabkan oleh sifat elastik atau sifat lenting pegas atau
karet gelang maka gaya pegas juga disebut gaya elastik atau gaya lenting. Gaya
pegas selalu terjadi pada benda-benda lenting yang bentuknya diubah. Misalnya
gaya pegas timbul pada bambu yang dibengkokkan atau busur panah yang ditarik.
Gaya pegas dimanfaatkan antara lain untuk mengurangi pengaruh dari getaran
pada jalan yang kasar, misalnya pada sepeda motor, mobil, dokar atau sepeda W =
besar berat Teori Dasar Pendekatan yang baik untuk berbagai gaya F dari pegas
sebanding dengan perpindahan d ujung bebas pegas dari posisinya ketika pegas
Gaya yang dimiliki oleh benda yang bersifat elastis atau elastisitas,
sedangkan elastisitas itu sendiri adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut
dihilangkan (dibebaskan). Dalam gaya pegas terdapat tegangan,regangan,modulus
elastis,dan Hukum Hooke.
a. Tegangan yaitu hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas
penampangnya A.
b. Regangan adalah hasil bagi antara pertambahan panjang dengan panjang
awalnya L
c. Modulus Elastis yaitu perbandingan antara tegangan dan regangaan yang
dialami bahan. Modulus elastis sering juga disebut dengan modulus Young
(diberi lambang).
d. Hukum Hooke ; “Jika gaya tarik tidak melampui batas elastis pegas,maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya
tariknya”.
a. Furniture
Pada pembuatan sofa, springbad, dan juga kursi yang berbahan ban bekas
merupakan salah satu aplikasi dari pegas.
b. Alat Berburu
Seperti katapel, dan panah, konsep pegas juga terdapat pada alat-alat
berburu,yang terdapat pada alat penariknya.
c. Olahraga
Di dalam olahraga pun pegas juga digunakan untuk mendukung konsepsinya
misalnya pada lompat galah sky jumping. Dan masih banyak lagi penerapan pegas
F = k.Δx.............................................................................................(4.2.1)
pegas sehingga
dapat dituliskan secara sistematis seperti berikut ini:
a. Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana benda akan mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda di beri gaya pada salah satu
ujungnya sedangkan ujung lainnya di tahan.
Penulisan sistematisnya sebagai berikut;
σ =F/A....................................................................................... (4.2.2)
........ ......………….....…………............…………………(4.2.4)
........ ..............................…….....…………............…………………(4.2.4)
Ks=½k.................................................................... (4.2.5)
Dimana: Ks = persamaan pegas, k = konstanta pegas (N/m) Persamaanan
untuk n pegas yang disusun seri yakni sebgaia berikut ;
Kp = k...........................................................................................(4.2.7)
…...
Kp = n. k ......…............................................................................... (4.2.8)
pegas akan mengalami pertambanhan panjang menjadi 2x, dimana pertambahan. panjang total
pegas adalah jumlah dari pertambahanpanjang masing- masing pegas.
Gaya pegas pertama akan menari k pegas pertama, setelah pegas pertama
bertambah panjang sebesar x selanjutnya pegas pertama akan meneruskan ke
pegas kedua dengan menggunakan hukum Hooke.
a). Susunan Pegas Paralel
Mari kita tinjau sejumlah n pegas ringan dengan konstanta pegas masing
masing k1,k2,k3.........................kn.
+ KN …………………….......…………(4.2.10)
Kp=K1+K2 + ………..……
Dimana: Kp = hambatan total rangkaian seri (ohm atau Ω),k1 = hambatan
1 (ohm), k2 = hambatan 2 (ohm)
Setelah kalian cukup memahami mengenai Teori Gaya Pegas dan Hukum
Hooke diatas,maka kalian harus mengetahui juga tentang Rangkaian Gaya Pegas
1. Rangkaian seri yakni rangkaian seri pegas jika sebuah kontanta pegas totalnya,
jika ada n pegas yang identik (konstanta k) maka rumus konstanta totalnya ialah
Ks
=k/n.
2. Rangkaian Pegas Paralel yakni jika Rangkaian Pegas Paralel maka Total
Konstantanya sama dengan Jumlah dari seluruh Konstanta Pegas yg disusun oleh
Paralel.
Energi potensial pada pegas adalah usaha yang di lakukakan pegas pada saat
pegas mengalami pertambahan panjang .Jenis energi ini diperlukan untuk
melakukan rengangan atau tekanan terhadap pegas. Secara sistematis
Penulisan rumusnya adalah sebagai berikut;
………………
Ep=½kx2 ………………............................…….…..……….…(4.2.11)
………N=m. ........................................................................................(4.2.12)
Gaya pegas yaitu gaya tarik yang ditimbulkan oleh suatu pegas. Munculnya
gaya pegas karena adanya sifat elastis/lenting. Pegas mempunyai sifat yang elastis
yang artinya dapat mempertahankan bentuknya dan kembali kebentuk semula
setelah diberi gaya. Sehingga gaya pegas bisa dikatakan gaya pada suatu pegas
untuk kembali ke bentuk semula.
Contoh lain pemanfaatan gaya pegas yaitu sebagai berikut:
1. Dinamometer
Dinamometer adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk
menghitung besar gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer
terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya
anda melakukan percobaan mengukur besar gaya gesekan.Ujung pegas dikaitkan
dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang.
Regangan pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya
ditunjukkan oleh jarum pada skala yang terdapat pada samping pegas.
2. Shock-breaker
Manfaat lainnya seperti dalam dunia otomotif tidak asing lagi. Salah satunya
bisa anda lihat pada penggunaan shock-breaker. Semua jenis kendaraan sepertinya
wajib memiliki shock-breaker atau yang juga kita sebut shock absorber.
Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang,gaya berat yang bekerja pada
pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas
mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegasmeregang
kembali setelah termapatkan. Dalam kondisi ini,pengendara merasa sangat
nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor.
Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah
dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat
yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama kelamaan. Sifat
elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu saran dari guru muda, agar pegas
sepeda motor-mu awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga
orang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang
dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang).
6. Timbangan
3. 2 Prosedur Percobaan
Pertama-tama kami menyediakan alat, kemudian kami menimbang
massa ember,massa pegas dan massa beban. Setelah itu kami memasang pegas
statis pada statif dan menggantung ember kecil pada pegas dan kami mengatur
sedemikian rupa sehingga setara dengan jarum menunjukkan angka nol pada
penggaris. Setelah itu beban seberat 10gr dimasukkan dalam ember kemudian
kami mengamati rengganganyang terjadi,kami menghitung denganmenggunakan
stopwatch dan kami mencatat setiap hasil yang didapatkan, setelah itu beban
yang beratnya 10 gr yang sebelumnya dilakukan berulangkali,kemudian kami
menambahkan 10 gr lagi dan menjadi 20 gr, dan mengikuti prosedur yang
sebelumnya,setelah itu 20gr kemudian ditambahkan 10gr lagi menjadi 30 gr.
Proses ini dilakukan sama seperti yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2.
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
4.1 Kondisi statis
Tabel 4.1.1 Data pengamatan Kondisi Statis
Massa Simpangan X (cm)
NO Beban Keterangan
Xa Xb Xc Xd
(kg)
1 0,01 2.4 2.3 2,3 2,4 Mp= 17,7 gr
2 0,02 4.5 4.6 4,7 4,6 Me= 61,7 gr
3 0,03 4.5 7,5 7,6 7,3
NURANNISA SAPARUDDIN
5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaanstatis untuk setiap
beban dalam satuan N/m
Fn = m . g
𝐹1 =𝑚1. g
= 0,01 . 9,81
= 0,098
𝐹2 =𝑚2. g
= 0,02 . 9,81
= 0,1962
𝐹3=𝑚3. g
= 0,03 . 9, 81
= 0,2943
Xa+Xb+Xc+Xd
∑ xn = n
∑ Xa1+Xb1+Xc1+Xd1
x1 = 4
0,024+0,023+0,023+0,024
= 4
= 0,0235 m
Xa2+Xb2+Xc2+Xd2
∑ = 4
x2
0,045+0,046+0,047+0,046
= 4
= 0,046 m
Xa3+Xb3+Xc3+Xd3
∑ = 4
x3
0,075+0,076+0,072+0,073
=
4
=0,074
F1
K1 = ∑ X1
0,01
= 0,024
= 0,4166 N/M
K2 = F2
∑X2
= 0,02
0,045
= 0,44 N/M
F3
K3 =
∑ X3
0,03
0,075
= 0,4 N/m
5.2 Perhitungan Nilai Konstanta Gaya Pegas pada keadaan Dinamis ubtuk
setiap beban
4π
K= (me + mb+ mp)
T2
Tn = t
Jumlah getaran
Ta1 = 8,24
= 0,824 s
10
Ta2 = 8,89
= 0,896 s
10
Ta3 = 9,22
= 0,922 s
10
Tb1 = 8,24
= 0,824 s
10
10
10
10
10
10
10
No (kg) Ta Tb Tc Td
1 0,010 8,24 8,24 8,22 8,23
2 0,020 8,96 8,98 8,97 8,97
3 0,030 9,22 9,21 9,23 9,22
n 4
n 4
n 4
= 8,96 + 8,98 + 8,97 + 8,97
4
= 8,97 s
= 39,438 (0,804)
0,6789
= 46,7051 N/M
= 39,438 (0,814)
1,792
= 39,9882 N/M
T32
= 8. 259,49 N/M
√( δK) 2
(∆F) 2 + ( δK ) 2 (∆x)
δF δx
Dimana :
u=F u’ =1
v=X v’ =0
SK = u’. v - v’ .u’
SF v2
SK = (1.X)-(0.f)
SF (X)2
= 1.x-0.f1
∆= 1 𝑥 skala terkecil
2
= 1 𝑥0,001
2
= 0,00005
𝛿f 2
√ (∆m)
∆f = ( )
𝛿n
𝛿f f
𝛿x = x
Dimana: u = Ϝ u’=0
v=x u’=1
(0.x)−(f−1)
= (x)²
f−1
= x =1
2
∆Ϝ = √( ) ( ∆m)2
𝛿f
𝛿m
=√(9,81)2 (0,0005)2
= √(96,2361)(25x10⁻⁹)
=√2.4059.10⁻⁷
=1.5510.10⁻⁷
=0,0000000155
(0,4166−0,478)2+(0,046−0,0478)²
∆x = √
3(3−1)
(0,3696)+(−0,024)+(0,074)
=√
6
0,4196
=√
6
=√0,0699
=0,264386081
∆Κ = √(1)²(0,0000000155)²+(-1)²(0,2643)²
=√(1)(2,4025x10−16) + (1)(0,0698)
=√2,4025x1016 + (0,0698)
=0,0698
KR= 2(∆k+k)
∆k
x100%
0,0698 =96,8447%
= 2(0,0698+0,074)
0,0698
= 2,2136 x100%
=3,1553
KB=100% - KR
=100% -
3,1553
δk 4π²
δm = T²
δk 4(3,14)²
δm = 8,24²
157,753
=(67,897)²
157,752
= 4,610
=34,2195
∆M = 1 skala terkecil
2
= 1 𝑥0,001
2
𝛿k u𝘍,v−v𝘍.0
𝛿T = T²
(0,𝑇2)−(4𝜋2𝑚.2.𝑇)
=
(𝑇2)²
2.4𝜋²𝑚
= (8,24)²
8(3,14)2.(0,01).8(0,098) 0,784
= 4,610 = 4,610= 0,17006
(8,232−8,24)2+(8,97−8,24)2+(9,22−8,24)²
∆𝑇: √
3(3−1)
(−8)2+(0,73)2+(0,98)²
=√
6
0,064,10-4+0,5329+0,9604
=√
6
1,49330
=√
6
=0,2036
BAB VI
ANALISA PERHITUNGAN
1 0,01 0,4166
2 0,02 0,44
3 0,03 0,4
1 0,01 46,7051
2 0,02 39,9882
3 0,03 8.259,49
6.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh nilai konstanta pegas dalam kondisi statis dan nilai
konstanta pegas dalam kondisi dinamis. Adapun hasil nilai konstanta pegas dalam kedaan kinetis pada
masing – masing massa yaitu 0,01 kg sebesar 0,4166 N/m; 0,02 kg sebesar 0,44 N/m; 0,03 kg sebesar
0,4 N/m. Dalam keadaan statis dapat dianalisis bahwa semakin besar suatu massa maka semakin besar
gaya yang dibutukan bekerja pada suatu beban. Pada kedaan dinamis nilai konstanta pegas yang
diperoleh pada masing – masing massa yaitu 0,01 kg sebesar 46,7051 N/m; 0,02 kg sebesar 39,9882
N/m; 0,03 kg sebesar 8.259,49 N/m. Dari hasil percobaan diatas dapat dilihat bahwa nilai dari hasil
perhitungan antara konstanta pegas secara statis dan dinamis berbeda. Hal ini biasa terjadi karena
kurangnya ketelitian pada saat pengerjaan.
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Gaya pegas, gaya yang ditimbul oleh perenggangan benda statis. Dimana dengan adanya gaya ini
dapat mempermuda manusia dalam kehidupan sehari – hari
2. Hukum Hooke menyatakan bahwa“ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka
perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”.
7.2 Saran
7.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Pada penyajian pembahasan materi alangkah lebih baiknya lebih mendetail lagi, agar pada saat
pembagian perhitungan kami bisa memahami materi.
7.2.2 Saran Untuk Asisten
Semoga asisten tetap sabar dan semnagat dalam membimbing kami praktikan hingga laporan
dapat diAcc.
7.3 Ayat yang berhubungan dengan percobaan (Q.S Al – A’raf: 8 – 9)
Yang artinya:
“ Timbanglah pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran maka barang siapa yang berat
timbangannya (kebaikan) mereka inilah orang – orang yang beruntung”.
DAFTAR PUSTAKA