OLEH:
KELOMPOK 6
RISQIANTI NASIR
EKA RISNADI AULIA
FADHILAH FITRIYA LANDUNG
ASSALAMUALAIKUM
Regulasi Fitoterapi di Indonesia
Badan POM (Pengawas obat dan makanan) membagi
obat tradisional menjadi 3 kelompok berdasarkan 3 kriteria
teknologi yang diginakan, jenis klaim penggunaan dan tingkat
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, yaitu :
3. Fitofarmaka
1. Obat traditional (Jamu)
a. Bahan Baku
Bahan Baku adalah semua bahan
awal baik yang berkhasiat maupun tidak
berkhasiat, yang berubah maupun tidak
berubah, yang digunakan dalam
pengolahan Obat Tradisional.
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah
komponen Obat Tradisional yang
dimaksudkan sebagai zat, pelarut, pelapis,
pembantu, dan zat yang dimaksudkan
untuk mempertinggi kegunaan,
kemantapan, keawetan,atau sebagai zat
warna dan tidak mempunyai efek
farmakologis.
(PERMENKES NO.12 TAHUN 2014)
Lanjutan…
c. Pengedaran Obat Tradisional a. menggunakan bahan yang memenuhi
(PERMENKES NO.007 TAHUN 2012) persyaratan keamanan dan mutu;
IZIN EDAR b. dibuat dengan menerapkan CPOTB;
c.
Fitofarmaka sebelum diedarkan harus
mengalami pengujian secara kualitatif,
kuantitatif dan memenuhi persyaratan
yang berlaku.
Proses Produksi Obat Tradisional
(BPOM RI NOMOR : HK.OO.05.4.1380)
• Cara Pembuatal Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi
seluruh aspek yang menyangkut Denganadanya perkembangan
pembuatan obat tradisional, yang Jenis produk obat bahan alam tidak
bertujuan untuk menjamin agar hanya dalam bentuk Obat Tradisional
produk yang dihasilkan senantiasa (Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat
memenuhi persyaratanmutu telah Herbal Terstandar, daN Fitofarmaka,
ditentukan sesuai dengan tujuan maka Pedoman Cara Pembuatan Ohat
penggunaannya. Tradisional yang Balk itu dapat pula
Mutu produk tergantung dari diberlakukan bagi industri yang
bahan awal, proses produksi dan memproduksi Obat Herbal Terstandar
pengawasan mutu, banguNan, dan Fitofarmaka.
peralatan dan personalia yang
menangani.
Lanjutan…
f. Ruangan atau tempat penyimpanan o. Ruangan atau tempat lain yang dianggap
simplisia termasuk bahan baku lainnya yang perlu.
telah diluluskan;
Lanjutan…
3. Peralatan 3. Penyaring yang mengandung asbes tidak
Peralatan yang digunakan dalam boleh digunakan.
pembuatan produk hendaklah memiliki rancang 4. Bilamana ada ban mekanis terbuka atau
bangun konstruksi yang tepat, ukuran yang kerekan/katrol hendaklah dilengkapi dengan
memadai serta ditempatkan dengan tepat, pengaman.
sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk
terjamin secara seragam dari bets ke bets, serta 5. Bahan-bahan yang diperlukan untuk tujuan
untuk memudahkan pembersihan dan khusus, seperti bahan pelumas, bahan penyerap
perawatannya. kelembaban, air kondensor dan sejenisnya tidak
boleh bersentuhan langsung dengan bahan
1. Peralatan yang digunakan tidak yang diolah.
menimbulkan serpihan dan atau akibat yang
merugikan terhadap produk. 6. Peralatan yang digunakan untuk proses
pengemasan hendaklah sesuai dengan sediaan
2. Peralatan yang digunakan untuk yang dibuat.
menimbang, mengukur, menguji dan
mencatat hendaklah diperiksa ketelitiannya
secara teratur serta ditera menurut suatu
program dan prosedur yang tepat.
Lanjutan…
4. SANITASI DAN HIGIENE 5. Penyiapan Bahan Baku
Dalam pembuatan produk Setiap bahan baku yang digunakan
hendaklah diterapkan tindakan sanitasi untuk pembuatan hendaklah memenuhi
dan higiene yang meliputi bangunan, persyaratan yang berlaku.
peralatan dan perlengkapan,
1. Pada saat penerimaan terhadap
personalia, bahan dan wadah serta
setiap kiriman bahan baku hendaklah
faktor lain sebagai sumber pencemaran
dilakukan pemeriksaan secara
produk.
organoleptik dan laboratoris.
2. Setiap bahan baku yang diterima
hendaklah diberi label yang dapat
memberi informasi mengenai nama
daerah dan nama latin, tanggal
penerimaan, dan pemasok.
Lanjutan…
3. Semua pemasukan, pengeluaran dan 6. Simplisia yang telah dicuci hendaklah
sisa bahan baku hendaklah dicatat dalam dikeringkan lebih dahulu dengan cara
kartu atau buku persediaan yang meliputi yang tepat sehingga tidak terjadi
nama, tanggal penerimaan atau perubahan mutu dan mencapai kadar air
pengeluaran, serta nama dan alamat yang dipersyaratkan.
pemasok.
7. Simplisia yang sudah bersih serta kering
4. Setiap simplisia sebelum digunakan dan bahan baku yang bukan simplisia
hendaklah dilakukan sortasi untuk yang telah lulus dari pemeriksaan mutu bila
membebaskan dari bahan asing dan tidak langsung digunakan hendaklah
kotoran lain. disimpan dalam wadah tertutup dan diberi
5. Setiap simplisia sebelum digunakan label yang menunjukkan status simplisia
hendaklah dicuci lebih dahulu dengan air dan bahan baku tersebut.
bersih atau dibersihkan dengan cara yang
tepat sehingga diperoleh simplisia yang
bersih, dan terbebas dari mikroba
patogen, kapang, khamir serta pencemar
lainnya.
Lanjutan…
8. Label sebagaimana dimaksud pada 6. Pengelolahan dan Pengemasan
butir 7.7. hanya boleh dipasang oleh
petugas yang ditunjuk pimpinan bagian Pengolahan dan pengemasan
pengawasan mutu dan warna label dibuat hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti
berbeda dengan label yang digunakan cara yang telah ditetapkan oleh industri
pada 7.2. sehingga dapat menjamin produk yang
dihasilkan senantiasa memenuhi
9. Pengeluaran simplisia yang akan diolah persyaratan yang berlaku.
dilakukan oleh petugas yang ditunjuk
dengan cara mendahulukan simplisia yang 1. Verifikasi
disimpan lebih awal (First In, First Out), atau 2. Pencemaran
yang mempunyai batas kadaluwarsa lebih
awal (First Expired, First Out). 3. Sistem penomoran kode produksi
10. Semua bahan baku yang tidak 4. Penimbangan dan penyerahan
memenuhi syarat hendaklah ditandai 5. Pengolahan
dengan jelas, disimpan secara terpisah
menunggu tindak lanjut. 6. Pengemasan dan
7. Penyimpanan
Lanjutan…
7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan 2. Pengawasan mutu hendaklah dilakukan
bagian yang essensial dari cara terhadap bahan baku, bahan pengemas,
pembuatan obat tradisional yang baik. proses pembuatan, produk antara, produk
Rasa keterikatan dan tanggung jawab ruahan dan produk jadi.
semua unsur dalam semua rangkaian
pembuatan adalah mutlak untuk 3. Pemeriksaan dan pengujian secara
menghasilkan produk yang bermutu mulai berkala hendaklah dilakukan terhadap
dari bahan awal sampai pada produk jadi. bahan baku dalam persediaan, untuk
memberikan keyakinan bahwa
1. Sistem pengawasan mutu hendaklah penyimpanan, wadah dan bahannya
dirancang dengan tepat untuk dalam kondisi yang baik.
menjamin bahwa tiap produk
mengandung bahan dengan mutu 4. Produk jadi yang masih berada dalam
yang benar dan dibuat pada kondisi industri maupun yang ada di peredaran
yang tepat serta mengikuti prosedur hendaklah dipantau secara berkala.
standar sehingga produk tersebut
senantiasa memenuhi persyaratan
produk jadi yang berlaku.
Produk yang Ditarik dari Pasaran
Regulasi Obat Tradisional di Negara Eropa
Negara-negara eropa, terutama Jerman, termasuk negara yang telah lama membuat ketentuan dan
peraturan tentang pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional. Karena terdapat perbedaan
regulasi di antara negara-negara Eropa, di wilayah Uni Eropa pada tahun 1989 didirikan sebuah badan
yang bernama European Scientific Cooperation on Phytotherapy (ESCOP) yang bertujuan untuk
memberikan dukungan keilmuan bagi upaya harmonisasi regulasi diantara Negara negara anggota.
Saat ini regulasi Uni Eropa sangat ketat terkait produksi dan penggunaan obat tradisional. Sejak
dikeluarkan peraturan baru pada tahun 2004 (Herbal Directive/EU Directive 2004/24) yang berlaku
penuh pada tahun 2011, berbagai produk obat tradisional, khususnya produk obat tradisional Cina
(Traditional Chinese Medicine/TCM), tidak lagi dapat beredar di negara anggota Uni Eropa.
Dalam peraturan baru tersebut, obat tradisional dengan sebutan Traditional Herbal Medicine
Products/THMP) adalah produk obat tradisional yang hanya mengandung tanaman dan bahan
olahannya, dan telah digunakan sedikitnya selama 30 tahun, termasuk penggunaan di Eropa
sedikitnya selama 15 tahun.
Peraturan ini dikeluarkan setelah ditemukannya efek samping obat tradisional Cina untuk
penurun berat badan yang menyebabkan kerusakan ginjal di Belgia. Jika tidak dapat memenuhi
ketentuan tersebut, maka produk obat tradisional harus melampirkan hasil uji klinik tentang
keamanan dan khasiat. Dengan demikian obat tradisional luar Eropa tidak dapat mudah masuk,
kecuali menyediakan data ilmiah, yang membutuhkan biaya yang sangat besar dan waktu
penelitian yang sangat lama.
Regulasi Obat Tradisional di USA
Badan regulasi FDA (Food Drug Administration) mengatur peredaran obat tradisional baik sebagai
kosmetik, pangan kesehatan maupun obat. Biasanya para produsen mendaftarkan produknya sebagai
pangan kesehatan (dietary supplement), karena untuk didaftarkan sebagai obat herbal, produsen harus
melakukan aplikasi melalui skema investigational new drug application (NDA) dan new drug application
(NDA) yang sangat ketat. Untuk memenuhi ketentuan ini, diperlukan waktu yang lama dan biaya yang