Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Amina yang merupakan
persyaratan untuk melakukan persentasi.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai bagaimana definisi
dari amina, tata nama, reaksi dan kegunaan dari amina. Tujuan dan
manfaat penulisan, mengindentifikasi kerangka teori, formulasi isi tulisan
dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran dalam senyawa amina.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kritik dan saran yang bersifat menbangun akan Penulis terima dengan
senang hati.

Makassar, 21 April 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah
dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda
menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara
atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa
cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan
dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak
akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya.
Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam
bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda.
Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan, namun disini yang
lebih ditekankan yaitu ragam bahasa lisan, dikarenakan benyak digunakan
oleh kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering
digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu
dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak
dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara
lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak
terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan
kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat
akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan
teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa bagi kepentingan yang lebih
terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa
secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa
nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke
dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat
manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan
tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik
melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan
dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus
mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak
pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau
harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik,
ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan
demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai
prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat
tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu
sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di
dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana
berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa,
kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari
daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam
bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar
pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa
Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern.
Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya
sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian ragam bahasa
2. Apa saja pentingnya belajar Ragam Bahasa
3. Bagaimana sebab terjadinya Ragam Bahasa
4. Apa saja fungsi bahasa
5. Apa saja macam-macam Ragam Bahasa
C . Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian
ragam bahsa , pentingnya belajar Ragam Bahasa, sebab terjadinya Ragam
Bahasa , fungsi bahasa serta macam-macam Ragam Bahasa.
D. Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud Ragam Bahasa
2. Agar mengetahui pentingnya belajar Ragam Bahasa
3. Agar mengetahui sebab terjadinya Ragam Bahasa
4. Agar mengetahui fungsi Bahasa
5. Agar mengetahui macam-macam Ragam Bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara.
Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech)
dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan
sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam
ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa
tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek
tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan
yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya ragam bahasa lisan.
Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan
itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi
sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
2. Pentingnya Belajar Ragam Bahasa
Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa ibu dari bangsa
Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh
sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang
menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan
maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan
tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia
secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan
dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia
tidak akan hilang.
3. Sebab Terjadinya Ragam Bahasa

Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat.


Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme
untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang
disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
4. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari :
a. Alat untuk Ekspresi Diri
b. Alat untuk Komunikasi
c. Alat untuk Adaptasi Sosial
d. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia
e. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia
f. Alat untuk mengidentifikasi diri
g. Alat control sosial dan integrasi (penyatuan)
h. Alat ekspresi diri
i. Alat untuk berpikir
5. Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan
topik pembicaraan.
1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku
Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang
sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata
baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku,
yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan
penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam
menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan
di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku
di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna
dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum,
tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam
bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna
bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang
berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968;
Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi
menjadi dua yaitu :
a) Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait
oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu
pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian.
Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian,
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-
unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak
menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan
yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah
kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau
santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat
disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya
saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat
dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis.
Ciri-ciri ragam lisan:
Memerlukan orang kedua atau teman bicara
Tergantung kondisi, ruang, dan waktu .
Berlangsung cepat.
Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu
intonasi serta bahasa tubuh.
Kesalahan dapat langsung dikoreksi
Contohnya; Sudah saya baca buku itu
Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato,
ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu
sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama
ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan
atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
b) Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.[1] Dalam
ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping
aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa
tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk
kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan
ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat
kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa
indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya
ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
Tidak terikat ruang dan waktu
Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap
Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
Berlangsung lambat
Memerlukan alat bantu
Contohnya: Saya sudah membaca buku itu.
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa
dan kosa kata ) :
Tata Bahasa :
a. Ragam Bahasa lisan
1) Nia sedang baca surat kabar.
2) Ari mau nulis surat.
3) Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b. Ragam bahasa tulisan.
1) Nia sedang membaca surat kabar.
2) Ari mau menulis surat.
3) Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2) Kita harus bikin karya tulis.
3) Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam bahasa tulisan
1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2) Kita harus membuat karya tulis.
3) Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a. Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang
tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di
Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri
khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa
Tengah tampak pada pelafalan b pada posisi awal saat melafalkan nama-
nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat
bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan t seperti pada kata
ithu, kitha, canthik, dll.
b. Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang
berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam
pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah,
kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan
mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm,
pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya
mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk
kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan
bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan)
sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau
pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.
Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas
ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan
kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa
resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan
makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
Contoh Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur
Ragam dialek : Gue udah baca itu buku
Ragam terpelajar : Saya sudah membaca buku itu
Ragam resmi : Saya sudah mmbaca buku itu
Ragam tak resmi : Saya sudah baca buku itu
3. Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang
dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini
kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang
digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang di
gunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan
dalam lingkungan ekonomi atau perdagangan, seni, olah raga dan
teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau
bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata
peristilahan atau ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut,
misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam
bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang
kedokteran. Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam
lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan
pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang
berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya
ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.
4. Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam
bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial,
ragam kedokteran dan ragam sastra.
Ragam hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan
diberikan diskon.
Ragam sastra : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan,
serta menurut media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa
meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan
ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa
lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai
bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.
Saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua
mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan
mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Bahasa Indonesia tentang Ragam Bahasa oleh Tri Wahyu


Indonesia

Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar.


Jakarta: Pustaka

Jaya. Sabariyanto, Dirgo. 1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat


dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................i


Daftar Isi ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................4
1.4 Manfaat .............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Bahasa ...............................................................6
2.2 Pentingnya belajar Ragam bahasa ...................................................7
2.3 Sebab terjadinya Ragam bahasa ......................................................8
2.4 Fungsi Bahasa ..................................................................................9
2.5 Macam-macam Ragam Bahasa .......................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................11
3.2 Saran ................................................................................................12
Daftar Pustaka ................................................................................................13

Anda mungkin juga menyukai