Anda di halaman 1dari 18

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini obat – obat yang berasal dari bahan alam telah

berkembang atau lebih modern , adapula kosmetik menggunakan bahan

baku yang berasal dari bahan alam. Kebanyaknyakan masyarakat baik

dari orang tua hingga kaum milenial lebih menyukai produk – produk yang

tidak memiliki efek samping khususnya obat – obatan dan kosmetik.

Keuntungan dari bahan alam dibandingkan dengan bahan kimia sintetik

yaitu memiliki efek samping yang sedikit.

Dari keterangan diatas, maka dibutuhkan pemisahan senyawa

kimia dari bahan alam untuk menghasilkan ekstrak yang memiliki

efektifitas terapeutik, misalnya antioksidan dimana biasa digunakan dalam

sediaan kosmetik, yang memiliki mekanisme untuk menangkal radikal

bebas. Metode yang digunakan untuk proses pemisahan senyawa dari

bahan alam yaitu menggunakan metode kromatografi lapis tipis preparatif

(KLTP).

Kromatografi lapis tipis preparative atau biasa disebut dengan

preparative thin – layer chromatography merupakan proses pemisahan

senyawa kimia berdasarkan perbedaan daya serap atau adsorbsi dan

partisi dan kelarutan senyawa kimia berdasarkan kepolaran eluen,

kecepatan penarikan senyawa sehingga terjadilah proses pemisahan.

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
B. Rumusan Masalah

Adapun maksud dari peraktikum ini adalah untuk mengetahui dan

memahami cara pemisahan senyawa dengan menggunakan KLTP pada

fraksi daun jamblang (Syzygium cumini L.) yang berasal dari Desa Kamiri

Kecamatan Balusu Kabupaten Barru.

A. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan

memahami cara penggunaan serta prinsip kerja kromatografi lapis tipis

preparative menggunakan fraksi daun jamblang (Syzygium cumini L.).

D. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Umum Praktikum

Adapun tujuan umum praktikum adalah untuk memisahkan

senyawa dari sampel daun jamblang (Syzygium cumini L.).

2. Tujuan Khusus Praktikum

Adapun tujuan khusus dari praktikum ini adalah untuk

memisahkan senyawa kimia dari fraksi dau jamblang

(Syzygium cumini L.) menggunakan metode kromatografi lapis tipis

preparative berdasarkan daya serap dan partisi dari senyawa kimia

yang mengikuti kepolaran eluen.

E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa diharapkan

memahami proses pemisahan senyawa daun jamblang

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
(Syzygium cumini L.) dan dapat menjadi sumber data ilmiah untuk

praktikum selanjutnya.

2. Manfaat Praktis.

Adapun manfaat praktis dari praktikum ini adalah diharapkan

mampu menambah pengetahuan mengenai proses pemisahan

senyawa dari fraksi daun jamblang (Syzygium cumini L.).

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System,

2019):

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Superdivision : Embriophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophyta

Class : Magnoliopsida

Superoder : Rosanae

Order : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium cumini

b. Morfologi Tanaman

Pohon jamblang (Syzygium cumini L.) kokoh dan memiliki tinggi

10-20 m, diameter batang 40-90 cm percabangannya rendah, tajuknya

beraturan atau bulat, menyebar selebar 12 m, kayunya yang berada di

pangkal batang kasar berwarna kelabu tua. Batangnya tebal,

seringkali tumbuhnyabengkok, dan bercabang banyak. Daun tunggal,

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
tebal, tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang

atau bulat telur terbalik, pangkal lebar berbentuk baji, tepi rata,

pertualangan menyirip, permukaan atas mengilap, panjang 7-16 cm,

lebar 5-9 cm, warnanya hijau (Marliani, 2014).

c. Nama Lain

Nama lain dari jamblang jambe kleng (Aceh), jambu kling

(Gayo), jambu kalang (Minang kabau), jamblang (Betawi dan Sunda),

juwet, duwet, duwet manting (Jawa), dhalas, d. bato, dhuwak

(Madura), juwet, jujutan (Bali), klayu (Sasak), duwe (Bima), jambulan

(Flores), raporapo jawa (Makasar), alicopeng (Bugis), jambula

(Ternate) (Marliani, 2014).

d. Kandungan Kimia

Jamblang (Syzygium cumini L.) mengandung minyak atsiri, fenol

(methylxantoxyllin)I, alkaloid, asam organik, flavonoid, triterpenoid,

resin yang berwarna merah tua mengandung asam elagat dan tanin

(Dalimartha, 2003).

e. Khasiat

Secara empiris telah banyak digunakan dalam pengobatan

secara tradisional. Beberapa penelitian melaporkan secara ilmiah

bahwa bagian tanaman seperti daun dan buah dilaporkan memiliki

aktivitas sebagai antioksidan. Dimana hasil penelitian yang sudah ada

menyatakan bahwa nilai LC50 daun jamblang sebesar 12,84 ppm dan

buah jamblang sebesar 319,89. Aktivitas antioksidan sangat kuat

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
ditunjukan oleh daun jamblang sehingga berpotensi dikembangkan

sebagai antioksidan. Aktivitas sebagai antioksidan diduga karena

adanya senyawa flavonoid dan polifenol pada tanaman tersebut

(Shankara, 2014).

B. Metode Kromatografi Lapis Tipis Preparative

Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) adalah salah satu

metode yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai

peralatan paling dasar. Walaupun KLTP dapat memisahkan bahan dalam

jumlah gram, sebagian besar pemakainya hanya dalam jumlah

miligram.KLTP bersama-sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih

dijumpai dalam sebagian besar publikasi mengenai isolasi bahan alam.

Ketebalan penjerap (adsorben) yang paling sering dipakai pada KLTP

adalah sekitar 0,5-2 mm. Ukuran pelat kromatografi biasanya 20 x 20 cm

atau 20 x 40 cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran pelat sudah

tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan KLTP.

Penjerap yang paling umum digunakan ialah silika gel dan dipakai untuk

pemisahan campuran senyawa lipofil maupun campuran senyawa hdrofil

(Hostettmann, 1995).

Pada kromatografi lapis tipis preparatif, cuplikan yang akan

dipisahkan ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar

dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis cuplikan sehingga

campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan dengan

cara yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerap yang

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
mengandung senyawa pita dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan

dielusi dari penyerap dengan pelarut polar. Cara ini berguna untuk

memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk

telaah pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti

bahan alam yang lazimnya berjumlah kecil dan campurannya rumit dan

untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi kromatografi

lapis tipis kuantitatif (Nasution, 2010).

Seperti halnya KLT secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan

fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya adalah sebuah plat

dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah sampel 10-100 mg,

dapat dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatif dengan adsorben

silika gel atau aluminium oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan tebal 1

mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyaknya sampel yang dapat

dipisahkan bertambah 50%, seperti halnya KLT biasa, adsorben yang

paling umum digunakan pada KLT Preparatif adalah silika gel. Sebelum

ditotolkan pada plat KLT Preparatif, sampel dilarutkan terlebih dahulu

dalam sedikit pelarut. Pelarut yang baik adalah pelarut yang mudah

menguap, misalnya n-heksana, diklorometana atu etil asetat. Karena jika

pelarut yang digunakan tidak mudah menguap, maka akan terjadi

pelebaran pita. Konsentrasi sampel juga sebaiknya hanya 5-10%. Sampel

yang ditotolkan harus berbentuk pita yang sesempit mungkin karena baik

tidaknya pemisahan juga bergantung pada lebarnya pita (Kristanti, 2008).

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
Kelebihan dari penggunaan KLT Preparatif adalah biaya yang

digunakan murah dan memakai peralatan paling dasar. Sementara

kekurangannya antara lain : adanya kemungkinan senyawa yang diambil

dari plat adalah senyawa beracun, waktu yang diperlukan dalam proses

pemisahan cukup panjang ,adanya pencemar setelah proses ekstraksi

senyawa dari adsorben dan biasanya rendemen yang diperoleh berkurang

dari 40%-50% dari bahan awal (Kristanti, 2008).

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
BAB lll

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu chamber kecil, chamber besar,

gelas ukur, lampu UV254 dan UV366, lempeng KLT preparatif,

penggaris, pensil, pipa kapiler, sentrifuge, tabung sentrifuge, vial.

2. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu alumunium foil, Etil asetat, fraksi

daun jamblang (Syzygium cumini L.), label, n-Heksana, dan tissu.

B. Prosedur Kerja (Anonim, 2019)

1. Skrining eluen

Dipilih fraksi dari metode KKK dan KCV, setelah itu ditotolkan pada

lempeng KLT ukuran 7 x 1 cm. Selanjutnya dielusi dengan eluen,

misalnya eluen perbandingan N-heksan: etil asetat 6:4 dalam 5 mL.

Kemudian diamati pada lampu UV 254 dan UV 366 nm.

2. Skrining fraksi

Dipilih fraksi dari metode KKK dan KCV, setelah itu ditotolkan pada

lempeng KLT ukuran 7 x 1 cm. Selanjutnya dielusi dengan eluen,

misalnya eluen perbandingan N-heksan: etil asetat 6:4 dalam 5 mL.

Kemudian diamati pada lampu UV 254 dan UV 366 nm. Setelah itu

disemporot dengan DPPH (2,2 Diphenil phicryl Hidrazyl). Setelah

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
penyemprotan dengan DPPH maka akan terjadi perubahan warna

kuning berlatar ungu.

3. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP)

Fraksi yang aktif dari metode KKK dan KCV selanjutnya dilarutkan

dengan eluen, kemudian ditotolkan dengan membentuk garis lurus

(pita) pada KLTP ukuran 20x20 cm (10 cm untuk KKK dan 10 cm untuk

KCV). Selanjutnya dielusi dalam chamber yang sesuai ukuran lempeng.

Selanjutnya diamati pada UV 254 dan UV 366 nm, terbentuk pita/noda.

Setelah itu sebagian lempeng KLTP ditutu[i dengan aluminium foil,

bagian yang tidak tertutup disemprot dengan DPPH, kemudian diamati

di bawah sinar tampak dan beri tanda. Setelah itu dikeruk pita lalu

dimasukkan dalam tabung sentrifuge dan tambahkan dengan 5 mL

metanol kemudian disentrifuge dengan kecepatan 500-800 rpm selama

10 menit. Setelah itu, jika terbentuk endapat maka endapan disaring

dan filtrat ditampung di vial.

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia, Universitas


Muslim Indonesia, Makassar.

Dalimartha, S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3, Trubus


Agriwdya, Jakarta.

Hostettmann, M Hostettman, MD, Marston A, 1995, Cara kromatografi


preparatif Penggunan pada Isolasi Senyawa Alam, ITB,
Bandung.

Integrated Taxonomic Information System, 2019.

Kristanti, Alfinda Novi. 2008. Buku Ajar Fitokimia, Surabaya, Universitas


Airlangga Press.

Marliani, L., 2014, Aktivitas Antioksidan Daun dan Buah Jamblang


(Syzygium cumini L.), Skeel. Sekolah tinggi Ilmu Farmasi,
Bandung.

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan


Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara.

Shankara, R., 2014, Antioxidant activity of Syzygium cumini leaf gall .

BAB IV

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil pengamatan uji kromatografi lapis tipis preparative dari


fraksi daun daun jamblang (Syzygium cumini L.).

B. Pembahasan

Kromatografi lapis tipis preparative atau biasa disebut dengan

preparative thin – layer chromatography merupakan proses pemisahan

senyawa kimia berdasarkan perbedaan daya serap atau adsorbsi dan

partisi dan kelarutan senyawa kimia berdasarkan kepolaran eluen,

kecepatan penarikan senyawa sehingga terjadilah proses pemisahan.

Adapun prinsip pada kromatografi ini yaitu sama seperti klomatografi

lainnya yaitu partisi dan adsorbsi dengan berdasarkan adanya daya serap

dan kepolaran eluen. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk

mendapatkan dan memisahkan kandungan senyawa kimia dalam

tanaman dari fraksi daun jamblang (Syzygium cumini L.) dengan

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
menggunakan kromatografi lapis tipis preparative berdasarkan tingkat

kepolaran eluen.

Dimana dimana dilakukan skrining fraksi dan eluen menggunakan

fraksi hasil dari KKK dan KCV kemudian ditotolkan pada lempeng KLT

ukuran 7 x 1 cm. Selanjutnya dielusi dengan eluen, misalnya eluen

perbandingan N-heksan: etil asetat 6:4 dalam 5 mL. Kemudian diamati

pada lampu UV 254 dan UV 366 nm. Setelah itu disemporot dengan

DPPH (2,2 Diphenil phicryl Hidrazyl). Setelah penyemprotan dengan

DPPH maka akan terjadi perubahan warna kuning berlatar ungu.

Dipilih fraksi yang aktif dari metode KKK dan KCV kemudian

dilarutkan dengan eluen, setelah itu ditotolkan dengan membentuk garis

lurus (pita) pada KLTP ukuran 20x20 cm. Selanjutnya dielusi dalam

chamber yang sesuai ukuran lempeng dan diamati pada UV 254 dan UV

366 nm, dilihat pita atau noda yang terbentuk. Setelah itu sebagian

lempeng KLTP ditutup dengan aluminium foil, dan diseprotkan DPPH

pada bagian yang tidak ditutup dan diamati di bawah sinar UV dan beri

tanda. Noda yang paling aktif dikeruk lalu dimasukkan dalam tabung

sentrifuge dan tambahkan dengan 5 mL metanol kemudian disentrifuge

dengan kecepatan 500-800 rpm selama 10 menit. Kemudian disaring dan

diambil supernatant yang terbentuk dan ditampung dalam vial.

Pada hasil praktikum yang kita lakukan diperoleh fraksi yang paling

aktif pada metode KKK yaitu Vial no 37 dan pada metode KCV fraksi yang

paling aktif yaitu fraksi perbandingan 3 : 7 ditandai dengan warna yang

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
nampak pada lempeng ketika dipaparkan pada sinar UV. Setelah diseprot

dengan DPPH diperoleh dari fraksi KKK 1 pita berwana kuning dan KCV 1

pita warna kuning dimana berpotensi sebagai antioksidan.

Faktor – faktor yang mungkin dapat menyebabkan adanya

kesalahan dalam praktikum yaitu pemipetan eluen yang tidak sesuai dan

ketidak tepatan pada saat mengelusi.

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa diperoleh fraksi

yang paling aktif pada metode KKK yaitu Vial no 37 dan pada metode

KCV fraksi yang paling aktif yaitu fraksi perbandingan 3 : 7 ditandai

dengan warna yang nampak pada lempeng ketika dipaparkan pada sinar

UV. Setelah diseprot dengan DPPH diperoleh dari fraksi KKK 1 pita

berwana kuning dan KCV 1 pita warna kuning dimana berpotensi sebagai

antioksidan.

B. Saran

Sebaiknya para praktikan berhati-hati pada saat praktikum

berlangsung agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan serta, praktikum

dapat berjalan dengan lancar.

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF
LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja

Fraksi yang aktif dari


metode KKK dan KCV

 Dilarutkan dengan eluen dan Ditotol dengan garis


lurus (pita) pada KLTP ukuran 20x20 cm (10 cm untuk
KKK dan 10 cm untuk KCV )
 Dielusi dalam chamber dengan perbandingan eluan n-
heksan : etil asetat (3:7)
 Diamati pada UV 254 nm dan UV 366 nm dan Ditutup
sebagian lempeng KLTP dengan aluminium foil
 Dimasukkan ekstrak sampel (1 gram)
 Disemprot dengan DPPH pada lempeng KKK dan
Diamati pada UV 254 nm
 Disemprot dengan DPPH pada lempeng KCV
 Dikeruk pita lalu dimasukkan ditabung sentrifuge dan 5
mL pelarut kloroform : methanol kemudian disentrifuge
dengan kecepatan 500 – 800 rpm selama 15 menit
 Diambil supernatanya dan dimasukkan kedalam vial

isolat

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

Lampiran 2. Gambar Tanaman Jamblang (Sygyzium cumini L.)

Pohon Jamblang Daun Jamblang


(Syzygium cumini L.) (Syzygium cumini L.)

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

Lampiran 3. Gambar Hasil Praktikum

UV 360 (KKK) UV 254 (KKK)

UV 360 (KCV) UV 254 (KCV)

EKA RISNADI AULIA RISKA DAMAYANTI


(15020160210)

Anda mungkin juga menyukai