Anda di halaman 1dari 3

HUKUM HOOKE

Elastis atau Elastisitas (Fisika) adalah kemampuan sebuah benda untuk


kembali ke kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas
juga dapat berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang
besar melewati batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti
tahu bahwa pegas tersebut sudah rusak.
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis.
Pegas biasanya terbuat dari baja. Ada beberapa rancangan pegas. dalam
pemakaian sehari-hari, istilah ini mengacu pada coil springs.Pegas juga ditemukan
di sistem suspensi mobil. Pada mobil, pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari
jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung.
Selain itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkeram ban terhadap
permukaan jalan.
Bila pegas konvensional, tanpa fitur variabilitas kekakuan, ditekan atau ditarik dari
posisi bebasnya, akan menggunakan gaya yang berlawanan kira-kira sebanding
dengan perubahan panjangnya (perkiraan ini akan bebeda pada defleksi yang lebih
besar). Laju pegas atau konstanta pegas adalah perubahan gaya yang
diberikannya, dibagi dengan perubahan defleksi pegas. Artinya, ini adalah gradien
gaya versus kurva defleksi. Tingkat peregangan ataupun tingkat kompresi pegas
dinyatakan dalam satuan gaya yang dibagi dengan jarak, misalnya N/m atau
(dalam sistem satuan imperial) lbf/in. Sebuah pegas torsi adalah pegas yang
bekerja pada putaran; saat diputar di sekitar porosnya dengan sudut tertentu, ia
akan menghasilkan torsi yang sebanding dengan sudut. Tingkat pegas torsi adalah
dalam satuan torsi dibagi dengan sudut, seperti N·m/rad atau N·m/derajat atau
ft·lbf/derajat. Kebalikan dari tingkat kompresi pegas adalah kompliansi, yaitu: jika
pegas memiliki tingkat 10 N / mm, ia memiliki kompliansi 0,1 mm / N. Kekakuan
(atau tingkat) pegas secara paralel adalah aditif, seperti kompliansi pegas secara
seri.

Teori Gaya Pegas Yang Berlaku


Kemudian didalam Teori Gaya Pegas yang biasa diterapkan ada didalam
Hukum Hooke, dan Teori Gaya Pegas atau Hukum Hooke ini berbunyi : ”
Jika pada sebuah Pegas itu bekerja sebuah Gaya Luar, maka Pegas
tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yg
telah diberikan ”. Untuk itu jika kalian ingin mencari tentang Teori Fisika
Gaya Pegas maka kalian bisa melihatnya di Hukum Hooke karena teorinya
sama seperti bunyi hukum hooke ini.

Selain itu sebagai tambahan informasi saja bahwa Hukum Hooke ini
merupakan salah satu Hukum Fisika yang ditemukan oleh seorang
Ilmuwan Fisika, Kimia dan Matematika berasal dari Inggris, yang bernama
Robert Hooke. Ilmuwan asal Inggris ini mengemukakan Teori dan Hukum
Gaya Pegas ini setelah Beliau meneliti secara lebih dalam mengenai Gaya
Pegas, dan didalam Hukum Hooke ini menyatakan rumus yang seperti ini :

F = k.Δx

Diketahui :

F = Gaya Berat / Gaya Pegas / Gaya yg Bekerja pada Pegas

k = Konstanta Pegas

Δx = Pertambahan Panjang

APLIKASI PEGAS DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI
By dianyuliasari | September 5, 2011

0 Comment

Ayunan adalah salah satu sumber getaran, pengertian dari getaran sendiri adalah gerak
bolak-balik yang melalui titik setimbangan dan akan kembali ke keeadaan atau posisi
semula pada selang waktu tetap dan lintasan yang sama. Selain ayunan, pegas juga
merupakan sumber dari getaran atau disebut juga ayunan mekanik. Pegas adalah suatu
komponen yang banyak terdapat pada system suspensi mobil. Ada beberapa jenis pegas,
yaitu pegas koil (pegas ini memiliki bentuk spiral), pegas daun (terbuat dari bilah baja yang
bengkok dan lentur, biasanya digunakan pada truk-truk), pegas batang torsi (berbentuk
batang dan elastic terhadap puntiran). Untuk pegas daun, terdapat beberapa besaran, yaitu
modulus elastisitas, momen inersia, lebar spring, ketebalan spring, momen bending dan
defleksi serta untuk pegas jenis ini beban yang bekerja berpusat di tengah.
Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya kita sering bertemu dengan aplikasi dari ayunan
maupun pegas. Namun, kita sering tidak tahu bahwa itu adalah aplikasi dari pegas yang
sudah dipelajari dalam perkuliahan. Salah satu contoh yang paling sederhana dan paling
dekat dengan kita adalah pegas pada spring bed. Hampir seluruh penduduk di kota-kota
besar pasti menggunakan spring bed, dengan tujuan memperoleh kenyamanan saat tidur.
Dimana kenyamanan ini diperoleh dari getaran atau gerakan periodik yang berasal dari
pegas yang terdapat didalam spring bed yang dicampur dengan spons. Prinsip kerja dari
spring bed ini adalah apabila terdapat beban maka pegas akan bergerak naik-turun
melewati titik setimbangnya dan dalam waktu tertentu pegas akan berhenti pada posisi
atau keadaan semula. Getaran pada pegas spring bed ini hanya bergerak vertical (naik-
turun), pegas yang digunakan pada spring bed ini berjenis pegas koil. Getaran yang terjadi
pada spring bed ini adalah getaran teredam, dimana sponslah yang menjadi peredamnya.
Hal inilah yang membuat pegas pada spring bed dalam waktu tertentu akan berhenti (tidak
bergerak terus menerus). Pada spring bed ini, juga berlaku hukum Newton II (gaya yang
terdapat pada system) dan gaya pegas itu sendiri. Yaitu :

M.(dv/dt) = – kx

dimana, M adalah massa beban ; (dv/dt) adalah perubahan momentum ; k adalah konstanta
pegas ; dan x adalah simpangan yang diberikan pada pegas.

Selain diterapkan pada spring bed, aplikasi pegas juga sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari khususnya pada bidang pemesinan dan mekanik. Contoh lainnya adalah pegas
sebagai stabilisator, shockbeaker, dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai