DISUSUN OLEH :
Magfira aulia Rahman (221190082)
Fatmawati ihsan (221190061)
Muh. Arfan (221190065)
Arkam Salman (221190063)
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini
kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada
kita semua.
2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
elastisitas.............................................................................................................. 5
BAB III.................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................. 10
Kesimpulan ........................................................................................................ 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Ketika Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut
bertambah panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang
semula. Demikian juga ketika Anda merentangkan pegas, pegas tersebut akan
bertambah panjang. Tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti
semula. Apabila di laboratorium sekolah Anda terdapat pegas, silahkan melakukan
pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang
pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan
karena benda-benda tersebut memiliki sifat elastis.
Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda
tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan
bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu Anda ketahui bahwa gaya yang
diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya
tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya .
a. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori elastisitas ?
2. Apa perbedaan antara hukum hooke pada pegas dan non pegas
3. Apa yang dimaksud dengan strain energy ?
b. Tujuan
1. Mengetahui apa teori elastisitas
2. mengetahui perbedaan antara hukum hooke pada pegas dan non
pegas
3. mengetahui definisi strain energy
4
BAB II
PEMBAHASAN
elastisitas
Jika suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk
benda tersebut maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis, ataupun
hancur. Hancur merupakan kondisi kegagalan benda karena sudah melewati titik
patahnya (breaking point). Plastis merupakan kondisi benda yang tidak dapat
kembali lagi menjadi kondisi awalnya jika gaya yang diberikan dihilangkan.
Contoh benda yang bersifat plastis dapat kamu lihat pada plastisin, tanah liat, dan
bahkan permen karet. Elastis atau Elastisitas (Fisika) adalah kemampuan sebuah
benda untuk kembali ke kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat
berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati
batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas
tersebut sudah rusak.
5
Gambar 2.1 sebuah batangan sedang mengalami tegangan. Resultan gaya pada
benda adalah nol, tetapi bentuk mengalami deformasi(perubahhan
bentuk).Tegangan (stress), dengan simbol 𝜏�, didefinisikan sebagai perbandingan
dari gaya F terhadap luas penampang A. Jadi, dalam bentuk skalar dituliskan
Satuan SI untuk tegangan adalah N/m2 atau pascal (Pa). Persamaan (2-1)
menunjukkan bahwa 1 pascal = 1Pa = 1 N/m2 . Perhatikan lagi Gambar 2.1 yang
menunjukkan sebuah batang dengan panjang sebelum ditarik 𝑙�0 yang kemudian
memanjang menjadi 𝑙� = 𝑙�0 + ∆𝑙� akibat gaya tarik F pada kedua ujungnya.
Regangan (strain) dengan simbol 𝜀�, didefinisikan sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang ∆𝑙� dan panjang mula-mula 𝑙�0 . Secara matematis,
Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung
pegas tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan,
demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan
horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan
dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas
tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung
pegas berada dalam posisi setimbang.
Untuk semakin memudahkan pemahaman Anda,sebaiknya dilakukan juga
percobaan. Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas
akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri
sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya .
Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan
gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda
kembali ke posisi setimbang.Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus
dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi
setimbang (posisi setimbang ketika x = 0).
Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan
hukum Hooke. Hukum ini dicetuskan oleh Robert Hooke (1635-1703). k adalah
konstanta dan x adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya
6
pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita
menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan
arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri
(negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta
pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas.
Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin
besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya
semakin elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya
yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x,
kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan
pada benda.
7
(strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi
(deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke
dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus. Lihat
Gambar 1.1-a. , sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum Hooke dikatakan
Elastis non linier, lihat Gambar 1.1-b.
Hukum Hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi
sampai tulang tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Pada benda bekerja
gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang besarnya = mg
dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya
berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (∆L). Jika besar
pertambahan panjang (∆L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang
logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (∆L)
sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda.
Kita juga bisa menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya
pada ujung batang logam tersebut tidak digantungkan beban. Besarnya gaya yang
diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka
regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah.
Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku
sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum
Hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan
mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula jika
gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas.
Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum
Hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga
melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah
plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti
semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan
panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.
8
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan
panjang (∆L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan
materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang
dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang
berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian
juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi,
misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda
tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan
gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang
sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan
gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda
mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu
benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal
benda, semakin kecil pertambahan panjangnya.
Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan
panjang (∆L) dengan gaya (F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi
benda dinyatakan dalam konstanta k. Untuk materi penyusun yang sama, besar
pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-
mula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A)
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu
fisika yang terjadi karena adanya sifat elastisitas dari sebuah benda
Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya yang diberikan pada sebuah benda elastis
berbanding lurus dengan perubahan bentuk atau deformasi yang terjadi pada
benda tersebut
.Tegangan merupakan gaya per satuan luas penampang, sedangkan regangan atau
strain merupakan perbandingan antara pertambahan panjang di sebuah batang
terhadap awal mula jika batang tersebut diberi gaya
.Strain Energy adalah energi yang disimpan dalam sebuah benda elastis ketika
benda tersebut diberi gaya dan mengalami deformasi
Hukum Hooke dan Strain Energy dapat digunakan dalam perhitungan gaya batang
untuk menentukan besarnya gaya yang diberikan pada batang elastis dan energi
yang disimpan dalam batang tersebut
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-hooke/
http://ndar3006.blogspot.co.id/2015/06/makalah-fisika-elastis-dan-hukum-hooke.html
https://www.academia.edu/34919967/MAKALAH_FISIKA_ELASTIS_DAN_H
UKUM_HOOKE
https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/13558/1/Mulia%20Rahmi,%20160204031,%20FTK,%20PF
S%20,%20082272133775,.pdf
11