Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ELASTISITAS
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah Fisika Dasar
dengan Dosen Pengampuh :
Sri Amaliyah Mandati, S.TP.,MT

Disusun Oleh :
ACHMAD YUSRIL (20191331046)
FEBRI SETIAWAN (20191331021)
NAUFAL YUDHA KURNIAWAN (20191331051)
MUHAMMAD SYAHRU MUHAROM (20191331060)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul "Elastisitas" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
 
 

Surabaya,18 Desember 2019


 
 
Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
1.1 Pengertian Elastisitas...................................................................................................................5
1.2 Hukum Hooke..............................................................................................................................5
1.3 Modulus Young.........................................................................................................................11
1.4 Susunan Pegas...........................................................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................................................................17
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika anda menarik permen karet dengan batas tertentu permen karet tersebut akan
bertambah panjang ,dan jika terikan dilepaskan maka yang terjadi adalah permen karet akan
kembali ke panjang semula, demikian juga dengan anda menarik karet gelang, karet tersebut
akan bertambah panjang, dan jika anda melepaskan tarikan maka hal yang sama terjadi seperti
permen karet, karet gelang pun akan kembali ke panjang yang semula.Hal itu terjadi karena
benda tersebut memiliki sifat elastis. elastis atau elastisitas adalah kecenderungan bahan untuk
dapat kembali ke bentuk aslinyasetelah terdeformasi, benda akan terdeformasi setelah
diaplikasikan dengan gaya. Dengan begitu semua benda yang memiliki sifat elastis seperti
halnya permen karet dan karet gelang dapat kembali kebentuk semula setelah mengalami
perubahan bentuk akibat suatu gaya yang diberikan dan dapat kembali kebentuk semula
setelah pemberian gaya dihilangkan. Dengan catatan setiap benda mempunyai batas elastisitas
yang berbeda, jika sebuah permen karet diberi gaya melebihi batas elastisitasnya maka permen
karet tersebut akan putus.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan elastisitas ?


 Apa manfaat dan kegunaan elastisitas dalam kehidupan sehari hari?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun agar dapat lebih mamahami tentang elastisitas, dan
mengetahui manfaat serta kegunaan elastisitas pada suatu benda,. Selain itu

4
penyusunan makalah ini juga bertujuan sebagai bahan informasi/bahan ajar bagi
orang lain (siswa).

5
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Elastisitas
Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan
pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet,
yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu Anda ketahui
bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya
tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.

Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan gaya
yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut memiliki batas elastisitas. Batas elastis itu
apa ? lalu bagaimana kita bisa mengetahui hubungan antara besarnya gaya yang diberikan dan
perubahan panjang minimum sebuah benda elastis agar benda tersebut bisa kembali ke bentuk
semula? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita berkenalan dengan Hooke.

1.2 Hukum Hooke


Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan kembali pada
keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan Inggris menyimpulkan bahwa sifat
elastis pegas tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang
pegas. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding
dengan pertambahan panjang pegas.

I. Hukum Hooke pada Pegas


Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya
gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu
kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami,
jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung
pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).

6
Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya
pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi
setimbangnya (gambar b).

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk
mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang (gambar
c).

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis ditulis :

7
Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke. Hukum ini
dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan x adalah simpangan.
Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas
(semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan pegas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif,
tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x
berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas (semakin
kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk
meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama
dengan F = +kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan
pada benda.

II. Hukum Hooke untuk benda non Pegas


Hukum hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang tetapi
hanya sampai pada batas-batas tertentu. Mari kita tinjau sebuah batang logam yang digantung
vertikal, seperti yang tampak pada gambar di bawah.

Pada benda bekerja gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda),yang besarnya
= mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya berat,
batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (delta L)

8
Jika besar pertambahan panjang (delta L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang
logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan
gaya berat yang bekerja pada benda. Perbandingan ini dinyatakan dengan persamaan :

Persamaan ini kadang disebut sebagai hukum Hooke. Kita juga bisa menggantikan gaya berat
dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam tersebut tidak digantungkan beban.
Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar
maka regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah. Hubungan antara gaya dan
pertambahan panjang (atau simpangan pada pegas) dinyatakan melalui grafik di bawah ini.

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis
sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke. Jika benda diberikan gaya hingga
melewati batas hukum hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali
seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas. tapi hukum Hooke tidak
berlaku pada daerah antara batas hukum hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya
yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan
memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti
semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda
mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.
Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (delta L)suatu benda
bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi
benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan

9
memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya
tulang dan besi. Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi,
misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan
mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama. Jika kita
membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas
penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang
sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang.
Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin
tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. Jika hubungan ini kita rumuskan secara
matematis, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :

Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (delta L)dengan gaya (F) dan
konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta k. Untuk materi
penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda
mula-mula(Lo) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A). Kalau dirimu bingung
dengan panjang mula-mula atau luas penampang, coba amati gambar di bawah ini terlebih
dahulu.

Dah paham panjang mula-mula (Lo) dan luas penampang (A) ?... Lanjut ya …

10
Besar E bergantung pada benda (E merupakan sifat benda). Secara matematis akan kita turunkan
nanti. Pada persamaan ini tampak bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan hasil
kali panjang benda mula-mula (Lo) dan Gaya  per  satuan Luas (F/A).

III. Energi Potensial Pegas

Menurut hukum Hooke, untuk meregangkan pegas sepanjang  diperlukan gaya sebesar .
Ketika teregang, pegas memiliki energi potensial, jika gaya tarik  dilepas, pegas akan
melakukan usaha sebesar 

11
Gambar diatas menunjukkan grafik hubungan antara besar gaya yang diberikan pada pegas dan

pertambahan panjang pegas . Energi potensial pegas dapat diperoleh dengan menghitung
luas daerah di bawah kurva. Jadi,

1.3 Modulus Young


Modulus Young didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan (stress) dan regangan (strain)
a. Tegangan
Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegangan. Satuan tegangan adalah N/m 2 . Secara
matematis ditulis :

b. Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang awal. Secara
matematis ditulis :

12
Karena L sama-sama merupakan dimensi panjang, maka regangan tidak mempunyai
satuan (regangan tidak mempunyai dimensi). Regangan merupakan ukuran perubahan bentuk
benda dan merupakan tanggapan yang diberikan oleh benda terhadap tegangan yang diberikan.

Jika hubungan antara tegangan dan regangan dirumuskan secara matematis, maka akan diperoleh
persamaan berikut :

Ini adalah persamaan matematis dari Modulus Elastis (E) alias modulus Young (Y). Jadi
modulus elastis sebanding dengan Tegangan dan berbanding terbalikRegangan. Di bawah ini
adalah daftar modulus elastis dari berbagai jenis benda padat.
Tabel 2.1 Daftar Modulus Elastis Benda Padat

13
1.4 Susunan Pegas

Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun menjadi
rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu
rangkaian pegas seri atau paralel.

 Seri / Deret
Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan mengalami

pertambahan panjang sebesar   dan  . Secara umum, konstanta total pegas yang
disusun seri dinyatakan dengan persamaan:

, dengan kn = konstanta pegas ke - n.

14
 Paralel
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami gaya
[5]
tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang sebesar   dan  . Secara umum,
konstanta total pegas yang dirangkai paralel dinyatakan dengan persamaan:
ktotal = k1 + k2 + k3 +....+ kn, dengan kn = konstanta pegas ke - n.

Contoh soal 1 :
Sebuah Kawat Luas Penampangnya 4 mm 2 kemudian direnggangkan oleh gaya sebesar 8N
sehingga bertambah panjang 0,08 cm. Bila panjang kawat mula-mula adalah 60 cm, berapakah
tegangan dan regangan kawat tersebut?
Diket : A = 4 mm2
F=8N
∆L = 0,08 cm
ℓo = 60 cm
Ditanya : Tegangan...?
Jawab :
σ = F/A = 8/4.10-6 = 2.106 N/M2
ε = ∆L/ℓo
= (0,08)/60) = 1,333 x 10-3 N/m2

Contoh soal 2 :

Sebuah kawat tembaga dengan luas penampang 2 mm2 mempunyai Modulus Young 1,2 x 1010
N/m2. Kawat tersebut direnggangkan dengan gaya 160 N. Jika panjang kawat mula-mula 50 cm,
tentukan pertambahan panjang kawat!

Diket : A = 2 mm2 = 2 x 10-6 m2

E = 1,2 x 1010 N/m2

F = 160 N

L0 = 50 cm = 0,5 m

15
Ditanya : L = …. ?

Jawab :

F
A
E=
∆L
L0

F L0 ( 160)(0,5)
∆ L= = cm
EA (1,2 x 1010 )¿ ¿

Jadi, pertambahan panjang kawat adalah 3,3 ×10−3 cm

Contoh soal 3 :

Benda bermassa 4,5 kg digantungkan pada pegas sehingga pegas itu bertambah panjang sebesar
9 cm. Berapakah tetapan pegas tersebut?

Diket : m = 4,5 kg

g = 10 m/s2

L = 9 cm.

Ditanya : k...?

Jawab :

F = kL

mg = kL

(4,5 kg)(10 m/s2) = (k)(0,09 m)

45 kg
k= =500 N /m
0.09 m

16
Contoh soal 4 :

Dua pegas identik memiliki tetapan pegas 600 N/m. Tentukanlah konstanta system pegas jika:
a. disusun seri
b. disusun parallel

Diket : k1 = k2 600 N/m.


1
N
1 1 1 1 N 600 N
a. = + = + =300
k seri k 1 k 2 600 m m m

b . k paralel =k 1 +k 2 =600 N /m+600 N /m=1200 N /m

17
BAB III

PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali bentuk semula setelah gaya
luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
2. Modulus Young didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan (stress) dan regangan
(strain).
3. Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula, berarti berarti gaya yang diberikan
telah melewati batas elastisitasnya. Keadaan itu juga dinamakan keadaan plastis.

III.2 Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari Dosen serta teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

18
Daftar Pustaka

Maulana, Irfan Muhammad. 2010. Tugas Modul Fisika. SMA Negeri 6: Cirebon
Tim penyusun Fisika Dasar,2013 :materi dan penuntun perkuliahan fisika dasar, Makassar :
Unhas
Zulqarnain, Etrin. 2014. Menganalisis Pengaruh Gaya pada Sifat Elastisitas Bahan. Parepare.

19

Anda mungkin juga menyukai