Anda di halaman 1dari 15

Peta Konsep Elastisitas

Di bawah ini adalah peta konsep materi elastisitas.


Pengertian Elastisitas
Elastisitas
Suatu benda dikatakan memiliki sifat elastisitas jika benda itu diberi gaya kemudian gaya itu
dihilangkan, benda akan kembali ke bentuk semula. Jika suatu benda tidak dapat kembali lagi
ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja padanya dihilangkan, benda itu dikatakan plastis.
 Contoh benda elastis: karet, pegas, baja, kayu.

Gambar 4.a. Karet

Gambar 4.b.Pegas

Gambar 4.c.Baja
Gambar 4.d.Kayu

 Contoh benda plastis: plastisin, tanah liat, adonan kue.

Gambar 4.e.Plastisin

Gambar 4.f.Tanah Liat

Gambar 4.g. Adonan Kue


Hukum Hooke
Benda elastisitas juga memiliki batas elastisitas tertentu. Andaikan benda elastis diberi gaya
tertentu dan kemudian dilepaskan. Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula, berarti
berarti gaya yang diberikan telah melewati batas elastisitasny. Keadaan itu juga dinamakan
keadaan plastis.
Jika kita menarik ujung pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas akan bertambah
panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi semula akibat gaya
pemulih .
Pertambahan panjang pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya yang
diberikan. Hal ini sesuai dengan hukum Hooke, yang menyatakan bahwa:
“ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya tariknya”

Gambar 4. Pengaruh Gaya (F) Terhadap Perubahan Panjang Pegas (ΔL)

Besar gaya pemulih sama dengan besar gaya yang diberikan, yaitu ,tetapi arahnya
berlawanan:
Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas yang ditarik sepanjang adalah
: Fr = -kΔL
dengan k adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat kekakuan pegas.
Persamaan tersebut merupakan bentuk matematis hukum Hooke. Dalam SI,
satuan k adalah . Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih
berlawanan arah dengan simpangan pegas.

Energi Potensial Pegas


Menurut hukum Hooke, untuk meregangkan pegas sepanjang diperlukan gaya sebesar .
Ketika teregang, pegas memiliki energi potensial, jika gaya tarik dilepas, pegas akan
melakukan usaha sebesar
Gambar 6. Grafik hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas dan pertambahan
panjang pegas .
Gambar 3. menunjukkan grafik hubungan antara besar gaya yang diberikan pada pegas dan
pertambahan panjang pegas. Energi potensial pegas dapat diperoleh dengan menghitung
luas daerah di bawah kurva. Jadi,

Susunan Pegas Secara Seri


Susunan Pegas Secara Seri

Gambar 7. Susunan Pegas Secara Seri


Misalkan kita menyambungkan dua pegas dengan konstanta . Sebelum diberi beban,
panjang masing-masing
pegas adalah . Ketika diberikan beban seberat , maka panjang pegas atas bertambah
sebesar dan panjang
pegas bawah bertambah sebesar Berarti, pertambahan panjang total pegas
adalah .
Gaya yang bekerja pada pegas atas dan pegas bawah sama besar. Gaya tersebut sama dengan
gaya yang diberikan oleh
beban, yaitu . Berarti,

Jika adalah konstanta pengganti untuk susunan dua pegas di atas, maka berlaku

atau
Dengan menghilangkan w pada kedua ruas, maka kita peroleh konstanta pegas pengganti yang
memenuhi persamaan

Susunan Pegas Secara Paralel

Susunan Pegas Secara Paralel

Gambar 8. Susunan Pegas Secara Paralel


Misalkan kita memiliki dua pegas yang tersusun secara paralel seperti tampak pada Gambar 8.
Sebelum mendapat beban,
panjang masing-masing pegas adalah . Ketika diberi beban, kedua pegas mengalami
pertambahan panjang yang sama
besar, yaitu . Gaya yang dihasilkan oleh beban terbagi pada dua pegas, masing-masing
besarnya dan .
Berdasarkan hukum Hooke, diperoleh

Jika adalah konstanta efektif pegas, maka terpenuhi

Gaya ke bawah dan total gaya ke atas pada beban harus sama sehingga

atau

Dengan menghilangkan pada kedua ruas diperoleh

Getaran
Getaran adalah gerak bolak-balik yang selalu melewati titik kesetimbangan.

gambar 9. Getaran Pada Pegas yang Diberi Beban


Gambar (a) menunjukkan sebuah pegas yang salah satu ujungnya dipasang pada statif
(tembok), sedangkan ujung lainnya diberi beban. Dalam keadaan setimbang (benda tidak
ditarik atau ditekan), beban berada di titik . Titik ini dinamakan titik kesetimbangan.
Gambar (b) menunjukkan beban disimpangkan ke kanan sejauh , kemudian dilepas.
Menurut Hukum Hooke, pegas mengerjakan gaya pada beban yang menariknya pada posisi
kesetimbangan. Akan tetapi, karena beban ini dipercepat oleh gaya pemulih , beban
melewati titik kesetimbangan dengan kecepatan tertentu. Ketika melewati titik
kesetimbangan, gaya yang bekerja pada beban sama dengan nol, sebab . Akan tetapi,
kecepatanbeban pada saat melewati titik kesetimbangan bernilai maksimal (gambar c). Oleh
karena itu, beban terus bergerak ke kiri dan bersamaan dengan itu gaya pemulih sekarang
berubah ke kanan. Akibatnya, kecepatan beban berkurang dan menjadi nol di .
Beban bergerak lagi ke kanan, melalui titik kesetimbangan dan akhirnya berhenti sesaat di
titik .
Selanjutnya, beban bergerak ke kiri lagi dan seterusnya, gerakan beban bolak-balik di
antara dan . Pada peristiwa getaran pegas ini, gaya pegas berperan sebagai
gaya pemulih. Arah gaya pemulih selalu menuju titik kesetimbangan.
Untuk menganalisis getaran, ada beberapa istilah yang perlu diketahui.
a) Simpangan
Simpangan adalah jarak antara posisi beban terhadap titik kesetimbangan.
b) Simpangan maksimum (Amplitudo),
Simpangan maksimum yaitu jarak paling jauh diukur dari titik kesetimbangan, dinamakan
amplitudo, dengan simbol A. Satu siklus atau satu getaran adalah getaran dari titik tertentu
dan kembali lagi ke titik yang sama berikutnya,
ke dan kembali lagi .
c) Periode
Periode dengan simbol , adalah waktu yang diperlukan untuk satu kali getaran.
d) Frekuensi
Frekuensi dengan simbol adalah jumlah getaran dalam 1s. Satuan frekuensi adalah hertz
(Hz).
Hubungan antara periode dan frekuensi adalah :

Persaman Getaran
Persamaan Getaran
Gerak getaran beban pada ujung pegas dapat dinyatakan dengan persamaan

Dengan, y : simpangan pada saat t


A : amplitudo
ω :frekuensi sudut
t : waktu
Kita juga dapat menuliskan persamaan dalam bentuk

Dengan, : sudut fase awal, jadi persamaan berlaku untuk


Kecepatan benda yang bergetar dapat diperoleh dengan persamaan :

atau

Kecepatan maksimum terjadi jika atau


Adapun percepatannya dapat diperoleh dengan rumus:
Besarnya percepatan maksimum adalah

Berdasarkan persamaan, hukum II Newton menjadi

Akan tetapi, pada getaran pegas berlaku hukum Hooke . Dengan demikian berlaku

dan berdasarkan hubungan diperoleh

Energi Getaran
Energi Getaran
Energi getaran terdiri atas energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik didefinisikan
sebagai

Dengan substitusi , diperoleh

Atau dengan substitusi diperoleh

Adapun energi potensial getaran adalah


atau

Energi mekanik adalah penjumlahan dari energi kinetik dan energi potensial,
yang dalam hal ini bernilai

Akan tetapi, sehingga diperoleh

Sudut Fase, Fase dan Beda Fase Gerak


Harmonik Sederhana
Sudut Fase, Fase dan Beda Fase Gerak Harmonik Sederhana
Pada persamaan disebut sudut fase. Dengan mengingat dan
, diperoleh,

Atau
Dengan disebut fase getaran.
Fase getaran selalu berubah. Jika suatu getaran pada saat memiliki
fase dan pada saat
memiliki fase , dengan , beda fasenya adalah

Dua getaran sefase jika beda fasenya bernilai

Dua getaran akan berlawan fase jika beda fasenya


Contoh

ELASTISITAS
Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sering melakukan aktifitas-aktifitas yang
bersangkutan dengan penerapan ilmu fisika. Berikut ini adalah beberapa penerapan ilmu fisika
dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam penerapan Elastisitas. Perhatikan gambar di
bawah ini :

Gambar 1. Spring Bed/ Kasur Pegas


Ketika dirimu duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya beratmu menekan kasur. Karena
mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat sifat elastisitasnya, kasur pegas
meregang kembali. Pegas akan meregang dan termampat, demikian seterusnya.

Gambar 2. Shock Breaker


Gambar di atas adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada kendaraan sepeda
motor. Pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini
adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan
jalan yang tidak rata.

Gambar 3. Ketapel
Contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering anda temui adalah ketapel. Ketika hendak
menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih dahulu diregangkan (diberi
gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet ketapel akan kembali seperti semula
setelah gaya tarik dihilangkan.
Pengertian elastisitas atau kemampuan benda untuk kembali ke bentuknyasemula. Di alam
semesta ini semua benda yang diberi gaya akan mengalami suatu perubahan. Apabila gaya hilang
maka benda mungkin akan dapat kembali ke bentuk semula. Perubahan benda sangat dipengaruhi
oleh elastisitas benda tersebut.

Banyak sekali kejadian di alam yang berkaitan dengan elastisitas. Kita dapat melihat contoh-contoh
elastisitas yang banyak terjadi pada kehidupan sehari-hari. Dengan adanya sifat elastisitas, maka
dapat dijelaskan ada benda-benda yang tidak mudah patah dan benda yang mudah patah.
Pengertian Elastisitas

Semua benda, baik yang berwujud padat, cair, ataupun gas akan mengalami perubahan bentuk dan
ukurannya apabila benda tersebut diberi suatu gaya. Benda padat yang keras sekalipun jika
dipengaruhi oleh gaya yang cukup besar akan berubah bentuknya. Ada beberapa benda yang akan
kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan, tetapi ada juga yang berubah menjadi bentuk
yang baru. Hal itu berkaitan dengan sifat elastisitas benda.

Contoh Percobaan Elastisitas

Salah satu benda yang memiliki sifat elastis adalah penggaris plastik. Penggaris dari plastik yang
dipegang ujungnya kemudian diayunkan ke bawah dan dilepaskan. Penggaris akan terayun ke
bawah kemudian ke atas dan ke bawah lagi berulang-ulang. Penggaris selalu berusaha ke keadaan
semula. Gejala-gejala tadi menunjukan elastisitas. Elastisitas sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari. Perhatikan gambar penggaris di atas, penggaris mampu melengkung tanpa patah karena
penggaris memiliki elastisitas. Gaya yang kita keluarkan cukup besar maka penggaris akan patah.
Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan keadaan ke bentuk semula setelah
mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari luar. Benda-benda
yang memiliki elastisitas atau bersifat elastis, seperti karet gelang, pegas, dan pelat logam
disebut benda elastis seperti pada gambar berikut.
Sifat Elastisitas Pada Pegas
Adapun benda-benda yang tidak memiliki elastisitas (tidak kembali ke bentuk awalnya) disebut benda
plastis. Contoh benda plastis adalah tanah liat dan plastisin (lilin mainan).
Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk.
Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya untuk
menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya
reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam
cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.

Batas Elastisitas Pada Pegas


Apabila sebuah gaya F diberikan pada sebuah pegas seperti gambar diatas, panjang pegas akan
berubah. Jika gaya terus diperbesar, maka hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang
diberikan dapat digambarkan dengan grafik seperti pada gambar berikut.
Grafik Hubungan Gaya Dengan Pertambahan
Panjang Pegas
Berdasarkan grafik tersebut, garis lurus OA menunjukkan besarnya gaya F yang sebanding dengan
pertambahan panjang x. Pada bagian ini pegas dikatakan meregang secara linier. Jika F diperbesar
lagi sehingga melampaui titik A, garis tidak lurus lagi. Hal ini dikatakan batas linieritasnya sudah
terlampaui, tetapi pegas masih bisa kembali ke bentuk semula.
Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B, pegas bertambah panjang dan tidak kembali
ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Ini disebut batas elastisitasatau kelentingan pegas. Jika
gaya terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka pegas akan putus. Jadi, benda
elastis mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan melebihi batas elastisitasnya, maka
pegas tidak mampu lagi menahan gaya sehingga pegas akan putus karena diberikan gaya yang
melebihi batas elastisitas pegas.

Anda mungkin juga menyukai