Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM
DISIUSUN OLEH:
FREK/KLP : II/I C
MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila
benda masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm dilampaui),
beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x) sebanding dengan besar
gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama
batas elastisitas pegas tidak terlampaui [ CITATION Uma08 \l 1033 ]
Jika sebuah pegas diberi gaya berat dengan besar tertentu, maka secara
otomatis pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara
besar gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah
konsep dasar dari hukum Hooke.
Sesuai dengan hukum Hooke tersebut, maka besar gaya berat (F) yang
diberikan akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas (x). Sehingga dapat
digambarkan dengan grafik hubungan antara F-x yaitu semakin besar gaya berat
yang diberikan, maka semakin besar pula grafik tersebut menunjukan
pertambahan panjang pada pegas. Dan secara sistematis, hukum Hooke dapat
dituliskan dengan persamaan:
F = -k ∆x …..……................................................................................(4.2.1)
Dimana: k= Tetapan pegas (N / m), F= Gaya yang bekerja pada pegas (N),
x= Pertambahan panjang pegas (m).
Tanda (-) dikarenakan gaya yang dikerjakan oleh pegas selalu berlawanan
terhadap perpindahan dari posisi setimbang oleh karena gaya gaya pegas selalu
bekerja terhadap posisi setimbangnya (x = 0) gaya ini terkadang disebut gaya
pemulih yaitu gaya yang memulihkan ke posisi atau kongfigurasi awalnya
[ CITATION Ser09 \l 1033 ].
1
...………………........................................................................................ (4.2.5)
W =∆ Ep= k ( ∆ x )2
2
Dimana : ∆ Ep= jumlah energi potensial (s), K = konstanta pegas (N/m),
∆ x= panjang (m), ΔEp = Ep2 – Ep, karena Ep1 = 0.
Y = A sin ө
....................................................................................................................(4.2.6)
Y = A sin
dy
v=
....................................................................................................................(4.2.7)
dt
Vmx = Wa
……………...................………..…………………………………….......(4.2.9)
V =w √ A 2−¿ Y 2 ¿
….........................................................................................………….....(4.2.10)
dy
a=
……….....................................................................................…….........(4.2.11)
dt
.........................................................................................………….........(4.2.12)
a=−w 2 sin wt
Dimana : y = simpangan (m), A = amplitudo (m), Ө = sudut fare (ө)
Setiap benda pada prinsipnya bersifat lembam, artinya bahwa benda itu
yang biasa mempunyai sifat untuk mempertahankan pada kedudukannya dan
sebuah benda dalam keadaan diam mempunyai kecenderungan untuk tetap diam
⅀ f =0
……………...………………...............................…………………........(4.2.13)
…………………………................................................………………..(4.2.14)
f =m . a
Dimana ∑ f =¿ ¿resultan gaya, m = massa benda, dan a = percepatan benda
2.5. Elastisitas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu
pegas yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan
sehari-hari. Misalnya, adalah shock braker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi
meredam getaran saat roda kendraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas yang
tersusun di dalam springbed dan beri kenyamanan pada saat orang tidur
(Mikarajuddin, 2008).
Elastis adalah kemampuan benda utuk kembali ke bentuk semula ketika
gaya yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah stu benda yang memiliki
sifat elastis yang cukup adalah karet. Selain memiliki sifat elastis benda ini juga
memiliki sifat plastis, yaitu ketika gaya yang bekerja pada benda ditiadakan maka
benda tidak dapat kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya yang
diberikan melebihi batas elastisitas benda. Beberapa benda yang memiliki sifat
plastis yang cukup besar, antara lain tanah lempung dan plastisin. Kedua sifat
plastis dan elastis tersebut dimiliki oleh benda padat. Akan tetapi kadar sifat
tersebut untuk setiap benda berbeda-beda. Karena karet memiliki sifat plastis yang
sangat rendah dan sifat elastis yang sangat tinggi [ CITATION Dud09 \l 1033 ]
1 1
F= dan T =
.........................................................................................…………….....(4.2.18)
T f
2.8.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya,
sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya seutas kawat dengan luas
penampang xm2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar
N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan. Maka kawat
akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini
menggambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan:
F
σ=
A
konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
...................................................................................(4.2.19)
mg = k.x ….........………………………………………………..(4.2.23)
Dimana: m= Massa (Kg), g= Percepatan gravitasi (m/s2), k= Konstanta gaya
pegas (N/m), x= Perubahan panjang pegas (m)
Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda disebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi benda. Energi potensial pegas
adalah usaha yang dilakukan pegas pada saat pegas mengalami pertambahan
panjang. Sebuah pegas dapat direnggangkan sehingga bertambah panjang 20 cm
dengan energi potensial 2 joule. Sedangkan energi pegas adalah energi yang
dimiliki oleh benda yang memiliki potensial atau benda yang elastis yang
mempunyai potensi. Sebuah pegas yang ditarik dengan gaya (F) menyebabkan
pegas merenggang (bertambah panjang). Besarnya energi yang dibutuhkan untuk
merenggakan pegas sama dengan energi yang tersimpan pada.pegas, yaitu Energi
potensial pegas. Untuk menghitung usaha sama dengan energi potensial pegas
dapat digunakan rumus [ CITATION Hal89 \l 1033 ]
BAB III
PROSEDUR KERJA
(d) (e)
5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk
setiap beban dalam satuan 𝑁⁄𝑚 .
Fn = m . g
F1 = m1 . g
F1 = 0,01 Kg . 10 m/s2 = 0,1N
F2 = m 2 . g
F2 = 0,02 Kg . 10 m/s2 = 0,2 N
F3 = m 3 . g
F3 = 0,03 Kg. 10 m/s2 = 0,3 N
Xa+Xb+Xc+Xd
∑ xn =
n
0,0 18 + 0,015 + 0,018 + 0, 019
∑ x1 =
4
= 0,0175 m
0,0 28 + 0,029 + 0, 029 + 0, 031
∑ x2 =
4
= 0,0292 m
0,0 56 + 0,056 + 0,05 7 + 0,0 56
∑ x3 =
4
= 0,0562 m
Fn
Kn =
∑ Xn
0, 1 N N
K1 = = 5,7142
0, 0175 m m
0, 2 N N
K2 = = 6,8493
0, 0292 m m
0, 3 N N
K3 = = 5,3380
0,0 562 m m
4 π2
K = (me + mb + mp)
T2
T
Tn =
jumlah getaran
7 ,86
Ta1 = = 0,786 s
10
7, 60
Tb1 = = 0,760 s
10
7, 52
Tc1 = = 0,752 s
10
7, 80
Td1 = = 0,780 s
10
8,10
Ta2 = = 0,810 s
10
8,05
Tb2 = = 0,805 s
10
8,10
Tc2 = = 0,810 s
10
8,12
Td2 = = 0,812 s
10
8, 87
Ta3 = = 0,887 s
10
8, 85
Tb3 = = 0,885 s
10
8, 44
Tc3 = = 0,844 s
10
8, 82
Td3 = = 0,882 s
10
T1 =
∑T =
0,786+ 0,760+ 0,752+ 0,780
= 0,7692 = 0,591 s 2
n 4
T2 =
∑ T = 0, 810 + 0,805 + 0, 810 + 0, 812 = 0,8092 = 0,654 s2
n 4
T3 =
∑T =
0,887+0,885+ 0,844+0,882
= 0,8742 = 0,763 s2
n 4
4 π2
Kn = 2 (me + mb + mp)
T
4 . 3,14
K1 = (0,0634 + 0,01 + 0,05333) Kg
0,223 s2
= 22,40 N/m
4 . 3,14
K2 = (0,0634 + 0,02 + 0,05333) Kg
0,263 s2
= 20,49 N/m
4 . 3,14
K3 = (0,0634 + 0,03 + 0,05333) Kg
0,330 s2
= 5,58 N/m