Anda di halaman 1dari 24

Konstanta Gaya

Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTANTA GAYA PEGAS

DISIUSUN OLEH:

NAMA : RESKY JAYA (09220200009)

WAODE UWI ANAFSIA (092202010012)

DAFFA PUTRI BALQIS(09220200073)

MUH.ALIEF RAMADHAN (09220210075)

FREK/KLP : II/I C

FAKULTAS/ JURUSAN : TEKNOLOGI INDUSTRI/ TEKNIK


KIMIA

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting. Sebagai


contoh, pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Dimana pegas pada sepeda
motor sering disebut atau dikenal dengan nama shock breaker. Dengan shock
breaker ini maka kita merasa nyaman ketika mengendarai sepeda motor. Hal ini
terjadi karena shock breaker tersebut memiliki sifat (kembali kebentuk semula)
seperti sifat pegas pada umumnya. Pegas tidak hanya dimanfaatkan pada sepeda
motor, tetapi pada semua kendaraan yang kita gunakan. Pegas merupakan salah
satu contoh benda elastisitas. Contoh benda elastis lainnya adalah karet mainan.
Ketika kita menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Jika tarikan tersebut dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang
semula. Demikian juga ketika kita merentangkan pegas, pegas tersebut akan
bertambah panjang, tetapi ketika dilepaskan panjang pegas akan kembali seperti
semula [ CITATION You14 \l 1033 ]
Pegas merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam industri
seperti pada otomotif, transportasi dan industri lainnya. Pegas digunakan untuk
sistem suspensi, peralatan, perabot dan sebagainya. Sekarang ini dunia otomotif
berkembang pesat. Berdasarkan Study Ipsos Busines Consulting yang dirilis tahun
2016 lalu, menunjukan pasar otomotif nasional masih tergolong aktraktif.
Masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik menjadikan kendaraan dengan
segmen mobil penumpang dan low cost green car (LCGC) sebagai kendaraan
favorit. Pertumbuhan pasar otomotif nasional hingga 2020 mendatang diprediksi
mencapai angka 6,8 %. Merujuk pada data gabungan industri kendaraan bermotor
Indonesia (Gaikindo), kuartal pertama 2017 pejualan mobil di Indonesia akan
meningkat sebesar 6 %. Kondisi ini menunjukan pasar domestis masih
mempunyai potensi pasar yang baik.

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)

Kami dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas.


1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat memahami arti waktu/periode getaran dan frekuensi getaran
(osilasi).
2. Kami dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap getaran.
3. Kami dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya pegas

Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan
bertambah. Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada
elastisitas bahan dari benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila
benda masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisitasnya belm dilampaui),
beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (∆x)  sebanding dengan besar
gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas heliks, selama
batas elastisitas pegas tidak terlampaui [ CITATION Uma08 \l 1033 ]
Jika sebuah pegas diberi gaya berat dengan besar tertentu, maka secara
otomatis pegas tersebut akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara
besar gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah
konsep dasar dari hukum Hooke.
Sesuai dengan hukum Hooke tersebut, maka besar gaya berat (F) yang
diberikan akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas (x). Sehingga dapat
digambarkan dengan grafik hubungan antara F-x yaitu semakin besar gaya berat
yang diberikan, maka semakin besar pula grafik tersebut menunjukan
pertambahan panjang pada pegas. Dan secara sistematis, hukum Hooke dapat
dituliskan dengan persamaan:
F = -k ∆x …..……................................................................................(4.2.1)
Dimana: k= Tetapan pegas (N / m), F= Gaya yang bekerja pada pegas (N),
x= Pertambahan panjang pegas (m).
Tanda (-) dikarenakan gaya yang dikerjakan oleh pegas selalu berlawanan
terhadap perpindahan dari posisi setimbang oleh karena gaya gaya pegas selalu
bekerja terhadap posisi setimbangnya (x = 0) gaya ini terkadang disebut gaya
pemulih yaitu gaya yang memulihkan ke posisi atau kongfigurasi awalnya
[ CITATION Ser09 \l 1033 ].

Gaya pemulih adalah gaya yang cenderung memulihkan pegas ke


konfigurasi awalnya. Gaya yang bekerja pada pegas serupa dengan gaya yang
dikejakan oleh satu atom pada atom lain dalam sebuah molekul atau dalam zat

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
padat dalam arti bahwa, untuk perpindahan yang kecil dari kesetimbangannya,
gaya pemulih sebanding dengan perpindahan seringkali berguna untuk
memvisualisasikan atom dalam sebuah molekul atau zat padat seperti atom yang
di hubungkan oleh pegas [ CITATION Tip98 \l 1033 ].
Jika suatu benda dapat merenggang atau meyusut karna pengaruh gaya dari
luar dan dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis seperti
pegas.

Gambar 4.2.1 Pegas (Sumber[ CITATION Tip98 \l 1033 ])


Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa ml, maka gaya
yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut.
..................................................................................................... (4.2.2)
m.g = k.x

Dimana m = massa (g), g = percepatan grafitasi (m/s 2), k = Tetapan pegas


(N/m), dan x = pertambahan panjang pegas (m)
Dengan g adalah percepatan grafitasi. Selain dengan cara pembebanan,
konstanta pegas k dapat dicari dengan cara getaran pada pegas. Sebuah benda
bermassa m dibebankan pada pegas dan disimpangkan dari posisi etimbangnya,
maka akan terjadi getaran pegas dengan priode getaran T sebagai berikut.
………….....…………............................................................(4.2.3)
T = 2 √(m/k)

Dimana T = Periode getaran, m = massa benda, k = konstanta gaya pegas

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.1.1 Hukum Hooke
Bunyi hokum Hooke bila pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka
pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan basarnya gaya yang
mempengaruhi pegas tersebut.
Berdasarkan persamaan hukum Hooke diatas, pertambahan suatu panjang
suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan, materi penyusun, dan
dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi
yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun
diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi [ CITATION Gia01 \l 1033 ]

Gambar 4.2.2 Pegas (Sumber: Giancoli, 2001)


Pegas dalam keadaan tanpa beban di tarik oleh sebuah gaya yang (f)
sehingga bertambah panjang (∆x) menurut hukum Hooke :
F=k ∆ x ..................................................................…….............(4.2.4)
Dimana, F = gaya , k = konstanta gaya pegas, ∆x = selisih pertambahan
pajang
Perlu selalu di ingatkan bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah
elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda plastik. Menurut Hooke,
renggangan sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan
renggangan adalah presentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang
menegangkan per luas penampang [ CITATION Kee80 \l 1033 ].
2.1.2 Energi Potensial Pegas

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Energi potensial pegas yaitu pegas yang ditarik atau memiliki energi
potensial pegas. Gaya yang bekerja pada pegas (f) terhadap perubahan panjang
pegas (∆x) adalah Luas bidang yang di arsir menyatakan besar usaha yang
dilakukan gaya (f).

Grafik 4.2.1 Bidang yang diarsir (Sumber: Keenan, 1980)

1
...………………........................................................................................ (4.2.5)
W =∆ Ep= k ( ∆ x )2
2
Dimana : ∆ Ep= jumlah energi potensial (s), K = konstanta pegas (N/m),
∆ x= panjang (m), ΔEp = Ep2 – Ep, karena Ep1 = 0.

2.2. Gerakan Harmonika Sederhana


Gerakan harmonika sederhana adalah suatu gerak dimana resultan gaya
yang bekerja pada titik, seimbang selalu, mengarah ke titik kesetimbangan, dan
besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ketuk kesetimbangan
tersebut. Contohnya gerak getaran beban pegas dan gerak beban pada ayunan
sederhana persamaan simpangan (g).

Y = A sin ө
....................................................................................................................(4.2.6)
Y = A sin

Persamaan kecepatan (v)

dy
v=
....................................................................................................................(4.2.7)
dt

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
....................................................................................................................(4.2.8)
V = Wa Cos wt

Vmx = Wa
……………...................………..…………………………………….......(4.2.9)

V =w √ A 2−¿ Y 2 ¿
….........................................................................................………….....(4.2.10)

Persamaan percepatan (a)

dy
a=
……….....................................................................................…….........(4.2.11)
dt

.........................................................................................………….........(4.2.12)
a=−w 2 sin wt
Dimana : y = simpangan (m), A = amplitudo (m), Ө = sudut fare (ө)

2.3. Gerak Harmonika Sederhana Yang Berenergi


Gerakyang terjadi secara berulang dalam selang waktu yag lama yang sama
disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga
sebagai gerak harmonik/harmonis. Gerak partikel secara periodik pada lintasan
yang sama disebut gerak isolasi/getaran.
Gerak bolak balik benda yang bergetar terjadi tidak tepat sama karena
pengaruh gaya gesekan. Ketika kita main gitar, senar gitar tersebut akan berhenti
bergetar apabila kita menghentikan petikan. Demikian juga bandul yang berhenti
berayun jika tidak gerakan secara berulang. Hal ini disebabkan karena adanya
gaya gesekan di udara (gaya gesek diudara).
Benda yang melakukan gerak harmonik pasti memiliki energi kinetik dan
potensial serta yang penjumlahan antara energi kinetik dan potensial yang disebut
dengan energi mekanik.

2.4. Hukum Newton

2.4.1 Hukum Newton I

Setiap benda pada prinsipnya bersifat lembam, artinya bahwa benda itu
yang biasa mempunyai sifat untuk mempertahankan pada kedudukannya dan
sebuah benda dalam keadaan diam mempunyai kecenderungan untuk tetap diam

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dan jika benda sedang bergerak. Sifat yang dimiliki oleh benda seperti yang
disebut dengan sifat kelembaman atau sifat inersia.
Kecederungan atau sifat benda yang tetap diam atau bergerak, dirumuskan
oleh Sir Isaac Newton sebagai hukum 1 Newton menemui hukum Newton 1
adalah : “sebuah benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak lurus
beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan maka jumlah gaya yang bekerja
pada benda tersebut sama dengan nol.
Secara matematis, hukum 1 Newton dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut:

⅀ f =0
……………...………………...............................…………………........(4.2.13)

2.4.2 Hukum Newton II


Setelah dilakukan percobaan berulang kali dengan gaya penarik yang
berbeda- beda dan gaya penarik yang akan berbeda-beda pula, di ketahui bahwa
percepatan yang juga ditempuhnya akan semakin besar. Kemudian percepatan
akan berkurang. Jika massa benda semakin besar, dengan demikian, dapat di
simpulkan, percepatan yang bekerja pada benda atau suatu benda karena pengaruh
gaya yang bekerja pada benda, besarnya berbanding terbalik dengan massa
benda,. Dalam bentuk perkalian Hukum II Newton dapat dituliskan dalam bentuk:

…………………………................................................………………..(4.2.14)
f =m . a
Dimana ∑ f =¿ ¿resultan gaya, m = massa benda, dan a = percepatan benda

2.4.3 Hukum Newton III


Berdirilah didekat dinding memberikan pada ruangan kemudian dorongalah
dinding tersebut dengan benda tegangan. Jika kita memperhatikan secara seksama
maka kita akan merasakan dinding yang memberikan dorongan secara berlawanan
arah. Untuk menjelaskan kejadian tersebut maka Sir Isaac newton. Memberikan
ungkapan sebagai berikut, “jika anda menberikan gaya pada sebuah benda, maka
benda itu akan memberikan gaya pada anda yang sama besarnya, tetapi dengan
arah yang berlawanan dari anda.” Maka kita bisa jabarkan dengan rumus:
Faksi = -Freaksi ………………………………………….....................(4.2.15)

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dimana F aksi = gaya yang diberikan kepada benda diam, dan F reksi =
gaya yang dikembalika oleh benda diam.

2.5. Elastisitas

Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu
pegas yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan
sehari-hari. Misalnya, adalah shock braker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi
meredam getaran saat roda kendraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas yang
tersusun di dalam springbed dan beri kenyamanan pada saat orang tidur
(Mikarajuddin, 2008).
Elastis adalah kemampuan benda utuk kembali ke bentuk semula ketika
gaya yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan. Salah stu benda yang memiliki
sifat elastis yang cukup adalah karet. Selain memiliki sifat elastis benda ini juga
memiliki sifat plastis, yaitu ketika gaya yang bekerja pada benda ditiadakan maka
benda tidak dapat kembali ketempat semula. Sifat plastis timbul jika gaya yang
diberikan melebihi batas elastisitas benda. Beberapa benda yang memiliki sifat
plastis yang cukup besar, antara lain tanah lempung dan plastisin. Kedua sifat
plastis dan elastis tersebut dimiliki oleh benda padat. Akan tetapi kadar sifat
tersebut untuk setiap benda berbeda-beda. Karena karet memiliki sifat plastis yang
sangat rendah dan sifat elastis yang sangat tinggi [ CITATION Dud09 \l 1033 ]

2.6. Priode Dan Frekuensi Getaran


Getaran adalah gerak bolak balik secara terus menerus melalui titik
kesetimbangan. Periode (T) adalah waktu yang di butuhkan untuk melakukan
suatu geteran penuh ditulis:
.........................................................................................…………….....(4.2.16)
t
T=
n
Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang akan terjadi dalam satu satuan
waktu, di tuliskan :
n
F=
........................................................................................…………….....(4.2.17)
l

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Hubungan antara frekuensi dan getaran adalah

1 1
F= dan T =
.........................................................................................…………….....(4.2.18)
T f

Dimana : T = priode (s), f = frekuensi (H2), n = jumlah atau banyaknya


getaran.

2.7. Tetapan Pegas

Tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang disebabkan oleh


berbagai faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas. Semakin besar luas
permukaan suatu pegas maka akan semakin besar pula niali tetapannya, begitu
pula nilai tetapannya, begitupula sebaliknya. Yang kedua adalah suhu, semakin
tinggi suhu yang diterima oleh suatu pegas maka akan semakin kecil nilai
tetapannya, begitupun sebaliknya. Saat suhu tinggi, partikel-partikel penyusun
pegas mendapat energi dari luar sehingga memberikan energi pula kepada partikel
penyusun pegas untuk bergerak sehingga ikatan antar partikel merenggang. Yang
ketiga adalah diameter pegas, semakin besar diameter pegas akan semakin kecil
nlai tetapannya, begitupun sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan
pegas, semakin banyak jumlah lilitan pegas maka akan semakin besar pula nilai
tetapannya, begitupula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai
tetapan pegas tidak sama, tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap
masing-masing pegas [ CITATION Cro06 \l 1033 ]

2.8 Besaran dan Rumus dalam Hukum Hooke dan Elastis

2.8.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya,
sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya seutas kawat dengan luas
penampang xm2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar
N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan. Maka kawat
akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini
menggambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan:

F
σ=
A
konstanta Gaya Pegas
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
...................................................................................(4.2.19)

Dimana: F= Besar gaya Tarik (N), A= Luas penampang (m2), σ = Tegangan


(N/m2).
2.8.2 Renggangan
Renggangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat
dalam x meter dengan panjang awal kawat dalam x meter. Renggangan dapat
terjadi dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut
dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk awal. Hubungan ini secara
sistematis dapat dituliskan sebagai berikut:
∆l
e= ...........……………………………………………….
l0
(4.2.20)
Dimana: e = Renggangan, ∆ l= Pertambahan panjang benda (m), l 0=
Panjang mula-mula (m).
2.8.3 Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek
atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan
pada benda itu. Modulus elastisitas atau benda didefenisikan sebagai kemiringan
dari kurva tegangan-regangan diwilayah deformasi elastis.
Bahan kaku akan memiliki modulus elastisits yang lebih tinggi. Modulus
elastis dimana tegangan adalah gaya yang menyebabkan deformasi dibagi dengan
daerah dimana gaya diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan beberapa
parameter panjang yang disebabkaan oleh deformasi ke nilai asli dari parameter
panjang.
Dalam fisika modulus elastisitas disimbolkan dengan E. modulus elastisitas
menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami
bahan. Modulus elastis sebanding dengan tegangan dan berbanding dengan
renggangan.
σ
E= ..............……………………………………….……….(4.2.21)
e
Dimana: E= Modulus elastisitas (N/m2), e = Regangan, σ = Tegangan (N/m2)
2.8.4 Mampatan

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Mampatan adalah keadaan yang hampir sama dengan regangan. Bedanya
terlatak pada arah perpindahan molekul benda setelah diberi gaya tertentu. Ketika
mampatan diberi gaya maka molekul benda akan terdorong ke dalam. Jika sebuah
pegas diberi gangguan sehingga pegas meregang (berarti pegas ditarik) atau
merapat (berarti pegas ditekan) pada pegas akan bekerja gaya pemulihan yang
arahnya selalu menuju titik asal. Dengan kata lain besar gaya pemulihan pada
pegas ini sebanding dengan gangguan atau simpangan yang diberikan pada pegas.
Persamaan pada hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut:
F = -k. x ......…………………………………….………………(4.2.22)
Dimana: F= Gaya (N), k= Konstanta pegas (N/m), x= Perubahan panjang
pegas
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa m1, maka gaya
yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut,
sehingga berlaku rumus hukum Newton II sama dengan gaya pegas benda
(Tipler,1998):

mg = k.x ….........………………………………………………..(4.2.23)
Dimana: m= Massa (Kg), g= Percepatan gravitasi (m/s2), k= Konstanta gaya
pegas (N/m), x= Perubahan panjang pegas (m)

2.9 Energi Potensial Pegas

Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda disebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi benda. Energi potensial pegas
adalah usaha yang dilakukan pegas pada saat pegas mengalami pertambahan
panjang. Sebuah pegas dapat direnggangkan sehingga bertambah panjang 20 cm
dengan energi potensial 2 joule. Sedangkan energi pegas adalah energi yang
dimiliki oleh benda yang memiliki potensial atau benda yang elastis yang
mempunyai potensi. Sebuah pegas yang ditarik dengan gaya (F) menyebabkan
pegas merenggang (bertambah panjang). Besarnya energi yang dibutuhkan untuk
merenggakan pegas sama dengan energi yang tersimpan pada.pegas, yaitu Energi
potensial pegas. Untuk menghitung usaha sama dengan energi potensial pegas
dapat digunakan rumus [ CITATION Hal89 \l 1033 ]

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1
W= Ep= k (∆ x)2 …............……………………………………….(4.2.24)
2
Dimana: W= Usaha (N/m), Ep= Energi potensial (Nm), k= Konstanta gaya
pegas (N/m).

2.10 Susunan Pegas


Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas-pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami
pertambahan panjang sesuai gaya yang diberikan pada pegas tidak melampaui
batas renggangan pegas maka gaya sebanding lurus dengan pertambahan
panjangnya. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis
rangkaian pegas [ CITATION You14 \l 1033 ]
2.10.1 Rangkaian Pegas seri
Gaya pegas pertama akan menarik pegas pertama, setelah pegas pertama
bertambah panjang sebesar x selanjutnya pegas pertama akan meneruskan ke
pegas kedua dengan menggunakan hukum Hooke, maka kontanta pengganti untuk
susunan pegas seri. Susunan seri ditunjukkan untuk memperkecil konstanta pegas
sehingga pertambahan panjang yang dialami sistem pegas akan lebih besar.

Gambar 4.2.3 Rangkaian Pegas Seri (Sumber: [ CITATION Hal99 \l 1033 ])


Dimana: ks= Konstanta pegas pengganti (N/m), k1= Konstanta pegas 1
(N/m), k2=Konstanta pegas 2 (N/m), k3= Konstanta pegas 3 (N/m)
2.8.1 Rangkaian Pegas Paralel
Ketika pegas disusun paralel maka gaya total pegas adalah sama dengan
jumlah gaya yang dialami oleh masing masing pegas. Namun, pertambhan
panjang total pegas adalah sama dengan pertambahan panjang masing-masing

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pegas. Susunan paralel bertujuan untuk memperbesar konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang sistem lebih kecil dibandingkan susunan pegas seri.

Gambar 4.2.4 Rangkaian Pegas Paralel


(sumber: [ CITATION Hal99 \l 1033 ]
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami
gaya Tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang s sebesar ∆ x 1.

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat-alat yang Digunakan

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 4.3.1 Peralatan Percobaan Konstanta Gaya Pegas


(a) Tiang konstanta gaya pegas (b) pegas (c) stopwatch, (d) ember beban
(e) beban

3.2 Prosedur Percobaan

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Prosedur percobaan yang pertama menggunakan pegas kondisi statis,
langkah pertama kami menggantung ember beban pada pegas dan mengatur
sedemikian rupa sehingga jarum menunjukkan skala 0. Kemudian kami menaruh
beban sebesar 10 gram. Setelah itu, kami mengamati dan mencatat perubahan
panjang yang terjadi terhadap pegas statis dalam keadaan diam. Setelah itu kami
ulangi pada beban yang berbeda. Selanjutnya kami menggunakan pegas kondisi
dinamis, langkah pertama kami menggantung ember beban ke pegas kondisi
dinamis, lalu kami gantung di alat peraga. Kemudian, kami berikan beban sebesar
10 gram. Sebelum melakukan prosedur percobaan ini, kami terlebih dahulu
menentukan berapa frekuensi yang digunakan, lalu kami menarik pegas ke bawah.
Jika pegas tersebut sudah dalam kondisi stabil, maka kami mulai mengukurnya
dengan stopwatch. Selanjutnya kami ulangi prosedur percobaan tersebut pada
beban yang berbeda.

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan Kondisi Statis

Massa Simpangan (m)


No Keterangan
Benda (Kg) Xa Xb Xc Xd
1 0,01 0,018 0,015 0,018 0,019
Mp = 0,0351 Kg
2 0,02 0,028 0,029 0,029 0,031
Me = 0,0612 Kg
3 0,03 0,056 0,056 0,057 0,056

4.2 Data Pengaatan Kondisi Dinamis

Massa Waktu (s)


No Keterangan
Benda (Kg) Ta Tb Tc Td
1 0,01 7,86 7,60 7,52 7,80 Mp = 0,0351 Kg
n 0,02 8,10 8,05 8,10 8,12 Me = 0,0612 Kg
3 0,03 8,87 8,85 8,44 8,82 n = 10

Hari/Tanggal praktikum : Rabu, 27 Oktober 2021


Frekuensi ꞉1
Anggota kelompok ꞉Resky Jaya (09220210009)

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Waode Uwi Anafsia (09220210012)
Daffa Putri Balqis (09220210073)
Muh.Alief Ramadhan
(09220210075)

Makassar, November 2020


Asisten

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan statis untuk
setiap beban dalam satuan 𝑁⁄𝑚 .

Fn = m . g
F1 = m1 . g
F1 = 0,01 Kg . 10 m/s2 = 0,1N
F2 = m 2 . g
F2 = 0,02 Kg . 10 m/s2 = 0,2 N
F3 = m 3 . g
F3 = 0,03 Kg. 10 m/s2 = 0,3 N
Xa+Xb+Xc+Xd
∑ xn =
n
0,0 18 + 0,015 + 0,018 + 0, 019
∑ x1 =
4
= 0,0175 m
0,0 28 + 0,029 + 0, 029 + 0, 031
∑ x2 =
4
= 0,0292 m
0,0 56 + 0,056 + 0,05 7 + 0,0 56
∑ x3 =
4
= 0,0562 m
Fn
Kn =
∑ Xn
0, 1 N N
K1 = = 5,7142
0, 0175 m m

0, 2 N N
K2 = = 6,8493
0, 0292 m m

0, 3 N N
K3 = = 5,3380
0,0 562 m m

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
5. 2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaaan dinamis
untuk setiap beban.

4 π2
K = (me + mb + mp)
T2
T
Tn =
jumlah getaran
7 ,86
Ta1 = = 0,786 s
10
7, 60
Tb1 = = 0,760 s
10
7, 52
Tc1 = = 0,752 s
10
7, 80
Td1 = = 0,780 s
10
8,10
Ta2 = = 0,810 s
10
8,05
Tb2 = = 0,805 s
10
8,10
Tc2 = = 0,810 s
10
8,12
Td2 = = 0,812 s
10
8, 87
Ta3 = = 0,887 s
10
8, 85
Tb3 = = 0,885 s
10
8, 44
Tc3 = = 0,844 s
10
8, 82
Td3 = = 0,882 s
10

∑T Ta n + Tbn + Tcn + Tdn


T= = = Tn2
n n

T1 =
∑T =
0,786+ 0,760+ 0,752+ 0,780
= 0,7692 = 0,591 s 2
n 4

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

T2 =
∑ T = 0, 810 + 0,805 + 0, 810 + 0, 812 = 0,8092 = 0,654 s2
n 4

T3 =
∑T =
0,887+0,885+ 0,844+0,882
= 0,8742 = 0,763 s2
n 4

4 π2
Kn = 2 (me + mb + mp)
T

4 . 3,14
K1 = (0,0634 + 0,01 + 0,05333) Kg
0,223 s2
= 22,40 N/m
4 . 3,14
K2 = (0,0634 + 0,02 + 0,05333) Kg
0,263 s2
= 20,49 N/m
4 . 3,14
K3 = (0,0634 + 0,03 + 0,05333) Kg
0,330 s2
= 5,58 N/m

konstanta Gaya Pegas


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

konstanta Gaya Pegas

Anda mungkin juga menyukai