FISIKA
Disusun Oleh :
Nama : Andi Eko Prasetyo
NIM : 18520511
NIM : 18520511
Isi dan format laporan ini telah disetujui serta disahkan sebagai syarat untuk
melengkapi pelaksanaan Praktikum Fisika apada Program Studi Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada:
Hari :
Tanggal :
Nilai :
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pebimbing
ii
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
NIM : 18520511
Jenis
NO Nilai Total
Penilaian
1 Keaktifan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
2 Ketrampilan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
3 Pemahaman 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
4 Kedisiplinan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NILAI
⁄4=
Pelaksanaan
Instruktur
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Rangkaian listrik, tidak lupa saya ucapkan banyak trimaksih kepada:
1. Didik Riyanto ST, M.Kom, Selaku dosen pembimbing praktikum Fisika yang
telah memberi bimbingan kepada kami.
2. Kepada teman-teman yang ikut membatu, sehinga laporan ini bisa tersusun.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan dating.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi para pembaca. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dihati dan tak lupa kami memohon akan adanya kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
v
4.5 Analisa ............................................................................................................. 13
4.6 Kesimpulan...................................................................................................... 16
8.1 Kesimpulan...................................................................................................... 30
8.2 Saran................................................................................................................ 31
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika adalah sains ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak
dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep
yang berkaitan seperti energi dan gaya.
Fisika dalam bidang teknik khususnya Teknik Elektro merupakan hal
yang sangat penting dan benar-benar harus dikuasai secara teori dan praktek.
Materi fisika yang harus di kuasai di teknik elektro antara lain viscostitas zat
cair, koefisien gerak, konstanta kekakuan pegas, percepatan gravitasi bumi,
hukum ohm, dan jembatan wheatstone.
Dalam percobaan viscositas zat cair yang dicari adalah berapa waktu
yang diperlukan suatu benda jatuh di dalam sebuah zat cair. Setelah diketahui
waktunya maka dimasukkan dalam persamaan yang sudah ada di materi
viscositas zat cair.
Pada percobaan konstanta kekakuan pegas juga mencari waktu yang
diperlukan dari suatu peer yang ditarik dan dilepas untuk mencapai sepuluh
getaran. Dalam percobaan tersebut juga akan diukur berapa panjang peer
setelah di berikan beban tertentu.
Selanjutnya percobaan koefisien gerak. Koefisien gerak yaitu bertujuan
menentukan koefisien gerak dinamis dan koefisien gerak gesek statis. Dalam
percobaan ini yang dicari adalah waktu yang diperlukan suatu benda meluncur
dari sudut kemiringan tertentu.
Percobaan selanjutnya yaitu percepatan gravitasi bumi. Percobaan
gravitasi bumi yaitu dengan menggantungkan sebuah bandul beban, lalu
diangkat dengan kemiringan tertentu kemudian dilepaskan. Percobaan tersebut
juga untuk mencari waktu.
Pada percobaan hukum ohm yang dicari adalah arus yang melewati
lampu yang disusun seri dan disusun parerel. Pada lampu yang disusun pararel
tegangan pada setiap lampu adalah sama, jika rangkaian seri maka arus yang
mengalir pada lampu satu dan lampu dua adalah sama.
1
2
1.3. Tujuan
Bila sebuah bola pada permulaannya bergerak tanpa kecepatan awal dalam
zat cair, dan mendapat percepatan maka = . . Gaya yang bekerja
pada bola tersebut adalah:
= − − = .
Gaya gesekan tersebut pertama kalinya dijabarkan oleh SirGeorge Stokes
pada tahun 1845 dan dikenal sebagai hokum stokes yang diberikan persamaan:
=6 …………………………………………………………..(1.1)
Pada saat bola tersebut menempuh jarak tertentu akhirnya bola tersebut
tidak mendapatkan percepatan (a = 0), sehingga bergerak dengan kecepatan
tetap vg.
Yang dikenal sebagai kecepatan akhir (therminal velocity). Dalam hal ini
berlaku F = W – B. Dengan memasukkan harga-harga dari F, W, dan B, maka
didapat persamaan:
2 ( − 0)
= 2
…………………………………………………….… (1.2)
9
Persamaan (1.2) hanya berlaku untuk ruang yang berdimansi besar (tak
terhingga). Jika percobaan dilakukan dalam tabung gelas yang terhingga maka
karena pengaruh dinding tabung tersebut, kecepatan akhir bola dalam zat cair
akan berkurang dengan faktor 1/(1 + 2,4 ( )). Vg dapat ditentukan dengan
mengukur jarak jatuh dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut. Persamaan (1.2) berubah menjadi:
2 ( − 0)
= 2 ….................................................................................. (1.3)
9 (1+2,4
3
4
Dimana:
w : berat bola g : gravitasi (cm/s2 )
Fa : gaya tekan ke atas oleh zat cair ρ : kerapatan bola (gr/cc).
Ff : gaya gesekan bola dengan zat cair ρ0 : kerapatan zat cair (gr/cc)
R : jari-jari tabung (cm) Vg : kecepatan tetap (cm/s).
r : jari-jari bola(cm) : viscositas zat cair (poise)
v : kecepatan relative bola terhadap zat cair s : jarak (cm)
t : waktu (s/cm).
2.5 Analisa
2 ( − 0)
3. = 2
=
2.(0,187)².980.1,48(203,7)
=
20662,93 = 26,89
9 (1+2,4 ) 9.70(1,22) 768,6
2 ( − 0)
2. = 2 = 2.(0,187)².980.1,48(203,7) = 20662,93 = 26,89
9 (1+2,4 ) 9.70(1,22) 768,6
2 ( − 0)
3. = 2 = 2.(0,175)².980.2,64(209,47) = 33193,87 = 43,54
9 (1+2,4 ) 9.70(1,21) 762,3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50
(Poise)
2.6 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah :
a. Kekentalan zat cair (viskositas) mengakibatkan terjadinya perubahan laju
atau kecepatan bola.
b. Semakin besar nilai koefisien kekentalan zat cair semakin lambat
kecepatan benda yang dimasukan kedalamnya.
c. Waktu yang diperlukan benda untuk mencapai titik tertentu tergantung
dari massa zat tersebut.
BAB III
KONSTANTA KEKAKUAN PEGAS
(a) (b)
Gambar 3 2 a. pegas berbeban dan tak berbeban
Gambar 3 2 b. pegas berbeban untuk getaran selaras
= √ .......................................................(3.2)
= (2 )2 .....................................................(3.4)
2
7
8
b. Getaran selaras
Simpangan x tetap (1,5 cm)=massa (m) berbeda
3.5Analisa
Hasil dari penghitungan konstanta pegas pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
.
a. = Pada Pegas kecil, semua satuan diubah ke satuan SI dimana satuan
massa menjadi kg dan satuan panjang menjadi m (meter).
1. Massa 70 gram (0,07 kg)
0,07 10
k= = 28 N/m
0,025
b. Ralat pada Getaran selaras pegas kecil Simpangan x (1,5 cm) dengan massa
(m) berubah
∑(k−k)̅ 2
13,46
1. Ralat Mutlak = k = √n(n−1) = √ = 2.24 = 1,49 cm
√
3(3−1)
R mutlak 1,49
2. Ralat relatif = R = x100% = 19.9 x100% = 7%
k̅
3.6 Kesimpulan
− = .
− − = .
= (1 + ) − 1(1 + ′√2 + 2 )
−
11
12
= (1 + ) − 1.
−
= (1 + ) − 1 ……………………………………. (4.6)
−
Keterangan:
µ : koefisien gesek dinamis µ : koefisien gesek benda A dengan bidang
d
m : massa benda C µ’ : koefisien gesek katrol dengan tali
M : massa benda A T : tegangan tali
g : gravitasi bumi
4.5 Analisa
1. Sudut 300
=
50 50
= 200 300 =200 × 0,5 = 0,5
14
2. Sudut 350
=
50 50
= 200 350 =200 × 0,57 = 0,43
3. Sudut 400
=
50 50
= 200 400 200 × 0,6 = 0,41
=
4. Sudut 450
=
=
50 50
= 200 450 =200 × 0,7 = 0,35
b. Besar percepatan
= 2 2.0,51
1. 2 = = 1,41
0,852
2. = 2 = 2.0,51 = 1,59
2 0,82
3. = 2 = 2.0,51 = 2
2 0,722
4. = 2 = 2.0,51 = 2.55
2 0,642
9,8
=
9,8 − 1,41 (1 + 0,5. sin30) − 1
1
= 1 − 1,41 (1,525) − 1
15
= 1,525(1 − 1,41) − 1
= (1,525 − 2.15) − 1
= (−1,525 + 2.15) = 0,625
Maka,
+ 1 = (0,625 )(0,625) = 0.390625
2. = (1 + . )−1
−
9,8
=
9,8 − 1,59 (1 + 0,43. sin35) − 1
1
= 1 − 1,59 (1,245) − 1
= 1,245(1 − 1.59) − 1
= (1,245 − 1.97) − 1
= (− 1,245 + 1.97) = 0,725
Maka,
3. = (1 + . )−1
−
9,8
= 9,8−2 (1 + 0,41. sin40) − 1
1
= 1 − 2 (1.262) − 1
= 1,262(1 − 2) − 1
= (1.262 − 2.524) − 1
= (- 1,262 + 2,524) = 1,262
Maka,
4. = (1 + . )−1
−
= 9,8
(1 + 0,35. sin45) − 1
9,8−2,55
1
= 1 − 2,55 (1.247) − 1
16
= 1,247(1 − 2,55) − 1
= (1.262 − 3.179) − 1
= (- 1,262 + 3,179) = 1,917
Maka,
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
4.6 Kesimpulan
Bila sebuah bandul digantung dengan benang dna diberi simpangan kecil
kemudian dilepaskan, maka bandul tersebut akan melakukan ayunan dengan
getaran selaras seperti gambar 5.1
= 1√ …………………………… (5.1)
2
= 1 = √ …………………………. (5.2)
Dimana : f : frekuensi
T : periode getaran
g : gravitasi
l : panjang tali
Gambar 5 1 beban
17
18
d. Gaya puntiran (teori) harus tidak ada, tali penggantung tidak boleh
terpuntir.
Tabel 5 1 Dengan panjang tali dan massa tetap, sudut berubah (periode 10x).
No m (gr) L (cm) ϴ t (s)
1. 152 gr 30 cm 600 136
2. 152gr 30 cm 600 125
3. 152gr 30 cm 400 120
4. 152gr 30 cm 200 114
19
Tabel 5 2 Dengan massa berbeda, panjang dan sudut sama (periode 10x).
m (gr) L (cm) ϴ t (s)
1. 152 gr 30 cm 600 125
2. 100 gr 30 cm 600 123
3. 50 gr 30 cm 600 122
4. 20 gr 30 cm 600 120
Tabel 5 3 Dengan panjang tali berbeda, sudut dan massa sama (periode 10x).
No m (gr) L (cm) ϴ t (s)
1. 152 gr 30 cm 600 125
2. 152 gr 32 cm 600 124
3. 152 gr 34 cm 600 127
4. 152 gr 36 cm 600 131
5.5 Analisa
1. Dengan L = 30 cm = 0,3 m
13,6
= =
10 = 1,36
)
= (4
2
2
2
= (4. 3,14 . 0,3) = 6,4 / 2
1,84
2. Dengan L = 32 cm = 0,32 m
12,4
= = 10 = 1,24
2
= (4 )
2
2
= (4. 3,14 . 0,32) = 8,21 / 2
1,53
20
e. Dengan L = 34 cm = 0,34 m
12,7
= = 10 = 1,27
2
= (4 )
2
2
= (4. 3,14 . 0,34) = 8,32 / 2
1,61
f. Dengan L = 36 cm = 0,36 m
13,1
= = 10 = 1,31
2
= (4 )
2
2
= (4. 3,14 . 0,36) = 8,28 / 2
1,71
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
l ( m)
5.6 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah saya lakukan dengan menggunakan tali dan
beban. Saya dapat menyimpulkan :
a. Semakin panjang tali semakin besar pula nilai periode
b. Massa beban tidak mempengaruhi nilai periode
c. Apabila panjang tali yang digunakan lebih pendek maka waktu yang di
perlukan untuk menghitung waktu ayunan bandul lebih sedikit dan
sebaliknya.
d. Dalam melakukan percobaan ini harus dilakukan scara berulang-ulang,
karena jika hanya melakukan satu kali percobaan , tingkat ketepatan akan
berkurang.
BAB VI
HUKUM OHM
Dimana :
V : beda tegangan antara kutub penghantar
R : tahanan penghantar (ohm)
I :arus yang melalui penghantar
22
23
6.5 Analisa
a. Dengan 1 lampu
1. Lampu A
8
= = 0,47 = 17 ℎ
= = 10
= 19,2 ℎ
0,52
= = 12 = 20,6 ℎ
0,58
2. Lampu B
8
= = 0,15 = 53,3 ℎ
24
= = 10 = 55,55 ℎ
0,18
12
= = = 63,1 ℎ
0,90
b. Dengan 2 lampu
1. Rangkaian seri
8
= = 0,15 = 53,3 ℎ
= = 10 = 58,8 ℎ
0,17
= = 12 = 66,6 ℎ
0,18
2. Rangkaian paralel
8
= = 0,63 = 12,6 ℎ
10
= = 0,71 = 14,0 ℎ
= = 12 = 15,5 ℎ
0,77
∑(k−k)̅ 2
1. Ralat Mutlak = k = √ =√ 6,19 = √ 6,19 = 1.03
n(n−1) 3(3−1) 6
̅ 2
−k)
1. = = √∑( = √
52.58
= 8,7 cm
( −1) 3(3−1)
= 14
b) = 100% = 100% = 23%
59.5
c) = 100% − 23% = 77%
f. Hasil Ralat Perhitungan R pada Lampu Paralel
̅ 2
−k)
a) = = √∑( =√ 4,21 = 0,70 cm
( −1) 3(3−1)
b) = = 100% =
0,7
100% = 4%
k̅ 14.03
c) = 100% − 4% = 96%
6.6 Kesimpulan
Dimana :
R1R 2 : tahanan variable
Rs : tahanan standard
R : tahanan yang akan ditentukan besarnya
x
G : galvanometer
D : sumber daya
S : saklar
1 = ( )
= 4 2.
…………………………………………… (7.1)
2
1
Jika R1,R 2 dan R4 diketahui tahanannya, maka besarnya tahanan Rs dapat
dihitung. Bila rangkaian jembatan wheatstone tersebut menggunakan kawat
geser, sehingga rangkaian dapat digambarkan seperti gambar 6.2
Sehingga persamaan (6.1) dapat ditulis menjadi:
2.
= ……………………………………………………………. (7.2)
1
26
27
7.5 Analisa
a. Dengan R = 18 ohm
s
2.
=
1
= 45 ×18
55
= 14,72 ℎ
28
b. Dengan R = 22 ohm
s
2.
=
1
= 51×22
49
= 22,89 ℎ
c. Dengan R = 27 ohm
s
2.
=
1
= 53×27 = 30,44 ℎ
47
d. Dengan R = 15 ohm
s
2.
=
1
= 43×15
57
= 11,31 ℎ
e. Dengan R = 12 ohm
s
2.
=
1
= 39×12
61
= 7,67 ℎ
7.6 Kesimpulan
8.1 Kesimpulan
30
Hasil yang diperoleh sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai macam hal,
secara garis besar dapat dikatakan berdasarkan beberapa aspek:
a. Ketelitian pengamatan praktikum.
b. Ketelitian alat yang dipakai
c. Keadaan dan situasi praktikum
8.2 Saran
Ada juga keadaan yang kurang sesuai seperti benda / alat ukur berada pada
permukaan yang kurang datar sehingga pada suatu pengukuran dapat
menyebabkan nilainya mengalami penggeseran, walau penggeseran tersebut
hanya sedikit tetapi dapat berpengaruh pada hasil akhirnya
Dan pada akhirnya, penulis berharap melalui laporan ini dapat memberikan
manfaat kepada siapapun yang membutuhkannya.
31
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
32
LAMPIRAN
33
34
NIM : 18520511
36
37