GERAK MENGGELINDING
O v
ω
R
x=2πR
1
Bila roda berputar satu putaran, maka sumbu roda sudah bergerak ke
kanan sejauh keliling roda. Sudut tempuh untuk satu putaran terlihat pada
persamaan (5.1).
θ = 2π (5.1)
Jarak tempuh roda ke arah kanan adalah seperti terlihat pada persamaan (5.2)
x=Rθ
x=2πR (5.2)
θ = 2π = ω t
x=2πR=vt
Sehingga berlaku
v=ωR (5.3)
2
O a
ω α
R
x=2πR
Sudut tempuh
θ=2π
1 2
θ αt
2
x=2πR
1 2
x at
2
Sehingga berlaku
a=Rα (5.4)
3
Contoh soal 5.1
Silinder pejal bermassa m dan jari-jari Rditarik dengan gaya F ke kanan. Silinder
bergerak tanpa selip. Tentukan percepatan linier pusat massa silinder tersebut!
O F
W
fg
Jawab:
Menurut hukum Newton kedua pada gaya arah sumbu x, sumbu y dan momen
terhadap sumbu putar berlaku
Arah sumbu x
ΣFx = F - fg = m ax
F fg
ax
m (S.1)
Arah sumbu y
N=W (S.2)
4
Momen terhadap sumbu putar
ΣMO = Io α
fg R = Io α
Io α
fg
R
1
m R2 α
2 1
fg mRα
R 2 (S.3)
1 1
F- m R α F m ax
ax 2 2
m m
1
m ax F m ax
2
3
m ax F
2
2 F
ax
3m (S.4)
Besarnya percepatan ini lebih kecil dari pada percepatan benda yang bergerak
linier saja. Benda bermassa m yang bergerak linier (meluncur) bila terkena gaya F
ke kanan maka percepatannya seperti pada persamaan (S.5).
5
F
ax
m (S.5)
O y
fg W sin θ
W cos θ
W
x
Jawab:
Sumbu x dan y untuk soal ini didefinisikan seperti pada gambar yang sebelah
kanan. Hukum Newton kedua diberlakukan pada arah x dan y.
ΣFx W sin θ f g m a x
Wsin θ f g
ax
m (S.1)
Jumlah gaya pada sumbu y
6
ΣFy N Wcos θ 0
N Wcos θ (S.2)
Jumlah momen terhadap pusat massa sama seperti pada gerak menggelinding
pada tanah datar
ΣMO = Io α
fg R = Io α
Io α
fg
R
1
m R2 α
2 1
fg mRα
R 2
1
fg m ax
2 (S.3)
1
Wsin θ m a x
ax 2
m
3
m a x Wsin θ
2
2 2
m ax W sin θ m g sin θ
3 3 (S.4)
2
ax g sin θ
3
7
Besarnya percepatan ini lebih kecil dibandingkan bila roda meluncur menuruni
bidang miring tanpa gesekan yang besarnya seperti terlihat pada persamaan (S.5).
ax = g sin θ (S.5)
1
Ek m v2 (J)
2 (5.5)
1
Ek Ioω2 (J)
2 (5.6)
Apabila pada benda memiliki ketinggian dari titik datum, maka benda
tersebut memiliki energi potensial, Apabila terjadi pergerakan benda dalam arah
vertikal maka benda tersebut juga terjadi perubahan energi potensial. Energi
potensial karena benda pada ketinggian tertentu bisa dilihat pada persamaan (5.7).
Ep = m g h (J) (5.7)
8
diciptakan atau dihilangkan, namun energi bisa diubah dari bentuk energi satu ke
bentuk energi yang lain.
θ 2
x
Jawab:
Kita perhatikan benda bergerak dari posisi 1 ke posisi 2. Pada posisi 1 roda dalam
keadaan diam sehingga hanya memiliki energi potensial. Ketika bergerak turun
maka energi potensialnya berkurang dan energi kinetiknya bertambah. Ketika
sampai ke titik 2 energi potensial menjadi nol dan semua berubah menjadi energi
kinetik. Penjelasan di atas bisa dibuat menjadi rumus kekekalan energi mekanik
sebagai berikut.
Em1 = Em2
9
EK(T)1 + EK(T)1 + EP1 = EK(T)2 + EK(R)2 + EP2
1 1 1 1
m v12 I o ω12 m g h 1 m v 22 I o ω 22 m g h 2
2 2 2 2
2
1 11 v
0 0 m g (x sin θ) m v 22 mR 2 22 0
2 22 R
1 1
m g (x sin θ) m v 22 m v 2
2 4
3 2
g (x sin θ) v
4
4
v2 g (x sin θ)
3
v 22 v12 2 a x x
v 22 2 a x x
4
g (x sin θ)
ax
3 2 g sin θ
2x 3
3. Sumbu Sesaat
Pembahasan sebelumnya, gerak menggelinding pada gerakan benda
dipandang sebagai getak translasi dan rotasi. Gerakan menggelinding juga bisa
dipandang sebagai sebuah gerakan rotasi murni pada titik tumpu antara roda
dengan lantai. Titik tumpu ini bukan pada pusat massa, namun berupa pusat sesaat
dan setiap saat berubah posisi.
10
Perhatikan Gambar 5.3 untuk menggambarkan penjelasan di atas. Titik G
sebagai pusat sesaat dari rotasi roda. Sebelumnya kita harus menentukan momen
inersia massa pada titik G. Pada Bab sebelumnya sudah pernah dibahas momen
inersia pada suatu titik bisa dicari apabila momen inersia pada titik tertentu sudah
diketahui. Momen inersia roda pada pusa massa bisa diketahui.
O F
IG Io m r 2 (5.8)
1
Ek IG ω2
2 (5.9)
11
N
O
fg W sin θ
W cos θ
G
W
Jawab:
Besarnya torsi terhadap sumbu sesaat G
TG = m g sin θ . R
IG = Io + m R2
1 3
IG m R2 m R2 m R2
2 2
TG = IG α dimana α adalah percepatan sudut sesaat roda terhadap G
TG m g R sin θ 2g sin θ
α
IG 3 3R
m R2
2
12
a=Rα
2
a g sin θ
3
Jawab:
Untuk mengerjakan soal ini cukup menggunakan kekekalan energi mekanik
dengan penambahan atau pengurangan energi lainnya.
V2 = 0,513 m/s
Soal-soal
1. Tunjukkan bahwa sebuah silinder dan bola yang berdiameter sama dan
bermassa sama akan mempunyai kecepatan yang berbeda bila menuruni sebuah
bidang miring yang sama. Kedua roda dan bola sama-sama tidak terjadi selip.
2. Seperti pada soal nomor 1, tunjukkan dan bandingkan apabila gerakannya
meluncur tanpa selip.
3. Sebuah mobil mempunyai massa seluruhnya 2000 kg. Mobil mula-mula diam
kemudian dipercepat hingga kecepatannya 50 km/jam dalam waktu 12 detik.
13
Mobil memiliki 4 buah roda, masing-masing rodanya mempunya massa 30 kg
dengan jari-jari 30 cm dan jari-jari roda 35 cm. Tentukan energi kinetik masing-
masing roda pada akhir selang waktu itu. Tentukan juga energi kinetik total
mobil tersebut.
4. Sebuah gerbong mempunyai massa 32 ton sudah termasuk massa dua pasang
roda kanan dan kiri @2 ton. Jari-jari girasi 76 cm dan diameter roda 80 cm.
Gerbong bergerak dari titik 1 ke titik 2 sejauh 500 m dengan kecepatan awal 1
m/s. Rel dimiringkan dengan sudut 2 derajat. Pada roda terdapat hambatan
sebesar 30 N tetapi selama perjalanan mendapat tambahan energi sebesar
100.000 J. Tentukan energi gerbong di titik 2 dan kecepatan gerbong ketika
sampai di titik 2
5. Sebuah roda dengan massa m dan jari-jari R diam di atas lantai datar yang
sangat licin. Pada tepi roda diberi gaya F ke kanan sehingga roda
menggelinding. Tentukan besarnya percepatan sudut dan percepatan linier roda
tersebut.
14