Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al-Azhar Indonesia, Komplek Masjid Agung Al-
Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
E-mail: yulisriwahyuni23@gmail.com
Abstrak – Penjadwalan merupakan suatu merupakan metode yang memiliki Mean Flow
kegiatan pengalokasian sumber daya yang Time (MFT) terkecil atau rata – rata waktu
terbatas untuk mengerjakan sejumlah penyelesain tercepat. Stasiun kerja mesin CNC
pekerjaan. Proses penjadwalan timbul jika sebesar 240,67, stasiun kerja 3D printing sebesar
terdapat keterbatasan sumber daya yang 390,67 detik, stasiun meja kerja meja kerja
dimiliki, karena pada saat ini perusahaan sebesar 1.233,33 detik, stasiun kerja
menerapkan sistem penjadwalan manual penyolderan sebesar 2.402,86, dan stasiun kerja
dimana dengan penjadwalan tersebut masih meja rakit sebesar 330 detik.
terdapat beberapa produk yang terlewati,
sehingga menyebabkan keterlambatan dalam Abstract – Scheduling is an activity of
proses produksi. Praktikum kali ini dilakukan allocating limited resources to do a number
analisis penjadwalan pada proses pembuatan of jobs. The scheduling process arises if
Keyboard EBT 212 untuk setiap stasiun kerja. there are limited resources, because at this
Tujuan penjadwalan tersebut adalah untuk time the company applies a manual
meningkatkan produktivitas mesin, mengurangi
persediaan barang setengah jadi, dan
scheduling system where with this
mengurangi keterlambatan karena telah scheduling there are still some products that
melampaui batas waktu. Penjadwalan dapat are missed, causing delays in the production
dilakukan dengan berbagai macam metode process. In this practicum, scheduling
diantaranya adalah Shortest Processing Time analysis was carried out on the process of
(SPT), Earliest Due Date (EDD), dan Hodgson making EBT 212 Keyboard for each work
Algorithm (HA). Perhitungan menggunakan station. The purpose of the scheduling is to
ketiga metode tersebut dilakukan untuk increase machine productivity, reduce
mendapatkan nilai Maximum Lateness, Mean inventories of semi-finished goods, and
Flow Time, dan Mean Lateness. Berdasarkan reduce delays due to overdue. Scheduling
hasil pengumpulan data dan dilakukan analisis
can be done with various methods including
dengan penjadwalan metode Shortest Processing
Time (SPT), Earliest Due Date (EDD), dan
Shortest Processing Time (SPT), Earliest
Hodgson Algorithm (HA), dapat disimpulkan Due Date (EDD), and Hodgson Algorithm
bahwa metode paling efisien untuk melakukan (HA). Calculations using these three
penjadwalan produksi Keyboard EBT 212 yang methods are carried out to obtain the
memiliki 5 work center adalah dengan Maximum Lateness, Mean Flow Time, and
menggunakan metode Shortest Processing Time Mean Lateness values. Based on the results
(SPT) untuk stasiun kerja mesin CNC, meja of data collection and analysis by scheduling
kerja, penyolderan, dan meja rakit, dan the Shortest Processing Time (SPT), Earliest
menggunakan Hodgson Algorithm (HA) untuk Due Date (EDD), and Hodgson Algorithm
stasiun kerja mesin 3D printing. Hal tersebut (HA) methods, it can be concluded that the
disebabkan oleh metode SPT dan HA
41
Penjadwalan Proses Produksi Keyboard EBT 212 pada Setiap Stasiun Kerja dengan Menggunakan Metode Shortest
Processing Time, Earliest Due Date dan Hodgson Algorithm
arus produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan 2. Metode Longest Processing Time merupakan
waktu yang direncanakan [2]. Metode penjadwalan yang memberikan prioritas
tertinggi pada waktu penyelesaian job paling lama
Tujuan Penjadwalan
diselesaikan. Adapun algoritma LPT sebagai
Proses penjadwalan memiliki beberapa tujuan, hasil berikut [3]:
penjadwalan terbaik akan mendapatkan nilai 1. Urutkan semua tugas menurut waktu proses
optimal sesuai dengan yang diharapkan. Secara terpanjang (Longest Processing Time).
umum tujuan penjadwalan tersebut adalah : Pekerjaan yang memiliki waktu yang
terpanjang dapatkan pada urutan pertama.
1. Meningkatkan produktivitas mesin, yaitu
2. Urutkan masing-masing tugas sesuai
dengan mengurangi waktu menganggur.
dengan waktu proses terpanjang pada
2. Mengurangi persediaan barang setengah
jadi dengan cara mengurangi jumlah rata- masing-masing mesin sesuai dengan aturan
rata pekerjaan yang menunggu dalam waktu proses terpanjang.
antrian suatu mesin karena mesin tersebut 3. Setelah semua tugas-tugas selesai
sibuk, diurutkan, balikkan urutannya pada
3. Mengurangi keterlambatan karena telah masing-masing mesin sesuai dengan aturan
melampaui batas waktu dengan cara waktu proses terpanjang.
mengurangi maksimum keterlambatan dan 3. Earliest Due Date (EDD)
mengurangi jumlah pekerjaan yang Metode Earliest Due Date mengurutkan pekerjaan-
terlambat [1]. pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo (due
date) yang terdekat. Metode ini dapat digunakan
Masalah Penjadwalan untuk penjadwalan pada satu mesin (single
Pada saat merencanakan suatu jadwal produksi, machine) maupun untuk penjadwalan beberapa
yang harus dipertimbangkan adalah ketersediaan mesin (parallel machine). Metode penjadwalan
sumber daya yang dimiliki, baik berupa tenaga yang menghasilkan maximum tardiness yang paling
kerja, peralatan ataupun bahan baku. Karena minimum adalah metode Earliest DueDate.
sumber daya yang dimiliki dapat berubah- ubah Parameter-parameter yang diperlukan dalam
(terutama operator dan bahan baku), sehingga dapat penjadwalan dengan metode Earliest Due Date ini
dikatakan penjadwalan merupakan proses yang adalah waktu pemrosesan dan due date tiap
dinamis. Masalah penjadwalan muncul karena pekerjaan. Langkah-langkah penggunaan metode
adanya keterbatasan, diantaranya adalah waktu, ini antara lain [4]:
tenaga kerja, jumlah mesin, sifat dan syarat
pekerjaan [1]. 1. Langkah 1: Urutkan pekerjaan
berdasarkan tanggal jatuh tempo
Metode Penjadwalan Produksi terdekat.
2. Langkah 2: Ambil pekerjaan satu
1. Shortest Processing Time (SPT)
persatu dari urutan berdasarkan tanggal
Metode Shortest Processing Time adalah metode
jatuh tempo itu lalu jadwalkan pada
penjadwalan yang memberikan prioritas tertinggi
mesin dengan beban yang paling
pada waktu penyelesaian job paling cepat
minimum. Jika ada dua mesin atau
diselesaikan. Adapun algoritma SPT sebagai
lebih yang bebannya paling minimum,
berikut [3]:
jadwalkan pekerjaan.
1. Dimulai dengan urutan job yang tidak 4. Earliest Due Date with Hodgsn Algoritm
mengacu pada aturan SPT. Aturan Algortm Hodgson membantu untuk mencari
2. Alokasikan dua pekerjaan sebagai job i dan jumlah minimal pekerjaan yang terlambat pada
j, dimana i mengikuti j dengan syarat pi < operasi dengan satu prosesor [4].
pj. c. 5. Weighted Shortest Processing Time (WSPT)
3. Ubah urutan antara job i dan j. d. Kembali Bertujuan untuk meminimalkan rata-rata
ke langkah 2. sampai urutan SPT terbentuk. kelambatan pada satu prosessor. - Pendekatan
WSPT digunakan karena mungkin saja terjadi
43
Penjadwalan Proses Produksi Keyboard EBT 212 pada Setiap Stasiun Kerja dengan Menggunakan Metode Shortest
Processing Time, Earliest Due Date dan Hodgson Algorithm
[5]:
1. Beri bobot pada masing-masing pekerjaan Identifikasi
Masalah
(Wi).
2. Hitung nilai ti/Wi
3. Urutkan pekerjaan berdasarkan nilai no. 2 Studi Literatur
mulai dari yang terkecil ke nilai terbesar.
4. Hitung waktu alir rata-rata pembobotan.
Pengumpulan Data
6.Hodgson Algortihm
Aturan Algoritma Hodgson digunakan untuk Waktu
Data
Due Date Stasiun
mencari jumlah minimal pekerjaan yang terlambat Proses
Kerja
pada operasi dengan satu prosesor. Adapun
prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut [5]:
Pengolahan Data
1. Tahap I : Urutkan job berdasarkan EDD, dengan Metode
nyatakan sebagai set job E. Penjadwalan
2. Tahap II : Jika tidak ada job yang terlambat
pada E, penjadwalan tersebut sudah Shortest
Earliest Due Hodgson
optimal, jika tidak, job yang pertama Processing Time
Date (EDD) Algorithm (HA)
(SPT)
terlambat, nyatakan sebagai job ke k.
3. Tahap III : Pilih job yang memiliki
processing time yang terpanjang diantara k Hasil Perhitungan
Setiap Stasiun
job dan pindahkan job tersebut ke set T, Kerja dari Ketiga
sesuailan waktu penyelesaian untuk semua Metode
job, kembali ke tahap II.
Analisis Data
Kesimpulan
Penelitian
End
Tabel 2. Work Center Due Date (EDD), dan Hodgson Algorithm (HA).
Dari ketiga metode dipilih nilai Mean Flow Time
Work Center Nama Kegiatan (MTF) terkecil yang merupakan rata – rata waktu
1 Stasiun Kerja Mesin CNC yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses
2 Stasiun Kerja Mesin 3D Printing pembuatan Keyboard EBT 212.
3 Meja Kerja
Shortest Processing Time (SPT)
4 Stasiun Kerja Penyolderan
5 Meja Rakit Proses pekerjaan pada metode SPT diurutkan
berdasarkan waktu pemprosesan terpendek.
Tabel 2 merupakan work center yang digunakan
pada proses pembuatan Keyboard EBT 212. Work Tabel 3. Hasil SPT Stasiun Pertama
center yang digunakan sebanyak 5, diantaranya
Saat Selesai Batas
yaitu stasiun kerja mesin CNC, stasiun kerja mesin Bagian Proses (i) Stasiun Kerja Waktu
Keterlambatan
3D printing, meja kerja, stasiun kerja penyolderan, (Li) = Ci - di
(Ci) (di)
meja rakit. Body Keyboard 60 900 -840
Body Keyboard 361.33 600 -238.67
Maximum Lateness 0
Pengolahan Data Mean Lateness -539.33
Mean Flow Time 240.67
Tardy Job None
Setelah data jumlah pekerjaan, data waktu proses
pembuatan, data batas waktu proses dan daftar work
center terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan Tabel 3 merupakan hasil perhitungan SPT pada
data dengan menggunakan metode penjadwalan. stasiun kerja mesin CNC. Nilai Mean Flow Time
Metode penjadwalan yang digunakan diantaranya atau rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk
adalah Shortest Processing Time (SPT), Earliest menyelesaikan pekerjaan pada stasiun pertama
45
Penjadwalan Proses Produksi Keyboard EBT 212 pada Setiap Stasiun Kerja dengan Menggunakan Metode Shortest
Processing Time, Earliest Due Date dan Hodgson Algorithm
Tabel 6. Hasil SPT Stasiun Keempat Tabel 8. Hasil EDD Stasiun Pertama
46
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira Ramadhina1,
Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1
Tabel 18. Hasil HA Stasiun Ketiga Tabel 20 merupakan hasi perhitungan HA pada
stasiun kerja penyolderan. Nilai Mean Flow Time
Saat Selesai Batas
Keterlambatan atau rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk
Bagian Proses (i) Stasiun Kerja Waktu menyelesaikan pekerjaan pada stasiun keempat
(Li) = Ci - di
(Ci) (di)
adalah sebesar 3.342,67 detik atau kurang lebih
PCB 100 720 -620
Piezoelectric 300 900 -600
55,71 menit dan terdapat dua pekerjaan yang
AC DC Rectifier 450 900 -450 mengalami keterlambatan (tardy job) yaitu pada
DC DC Setup 600 900 -300 proses penyolderan Wireless Transmitter dengan
Lithium Battery 750 900 -150 komponen lain dan proses inspeksi komponen
Wireless Transmitter 900 900 0 dalam, artinya proses tersebut dapat diselesaikan
Maximum Lateness 0 melebihi batas waktu yang telah ditentukan.
Mean Lateness -353.33
Mean Flow Time 1350 Tabel 21. Iterasi I Stasiun Kelima
Tardy Job None
Iterasi I
Tabel 18 merupakan hasi perhitungan HA pada Task (i) 1 2
stasiun kerja meja kerja. Nilai Mean Flow Time atau
Processing Time (ti) 120 300
rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan pada stasiun ketiga adalah Completion Time (Ci) 120 420
sebesar 1.350 detik atau kurang lebih 22,5 menit Due Date (di) 600 900
dan tidak terdapat pekerjaan yang mengalami Lateness (Li) -480 -480
keterlambatan (tardy job), artinya semua proses
pekerjaan dapat diselesaikan kurang dari batas Tabel 21 merupakan perhitungan iterasi pertama
waktu yang telah ditentukan. pada stasiun kerja meja rakit. Nilai lateness pada
iterasi pertama sudah bernilai negatif, maka tidak
Tabel 19. Iterasi I Stasiun Keempat dilanjutkan pada perhitungan iterasi kedua hanya
Iterasi I
sampai dengan iterasi pertama untuk stasiun kelima.
Task (i) 1 2 3 4 5 6 7
Processing Time (ti) 251 300 300 252 300 401 60
Completion Time (Ci) 251 551 851 1102 1402 1803 1863 Tabel 22. Hasil HA Stasiun Kelima
Due Date (di) 900 1800 1800 1800 1800 1800 1800
Lateness (Li) -649 -1249 -949 -698 -398 3 63
Saat Selesai Batas
Keterlambatan
Bagian Proses (i)Stasiun Kerja Waktu
Tabel 19 merupakan perhitungan iterasi pertama (Ci) (di)
(Li) = Ci - di
pada stasiun kerja penyolderan. Nilai lateness pada Keyboard EBT 212 120 600 -480
iterasi pertama ada yang bernilai positif tetapi Keyboard EBT 213 420 900 -480
diakhir urutan, maka tidak dilanjutkan pada Maximum Lateness 0.00
perhitungan iterasi kedua hanya sampai dengan Mean Lateness -480
iterasi pertama untuk stasiun keempat. Mean Flow Time 330
Tardy Job None
Tabel 20. Hasil HA Stasiun Keempat
Tabel 22 merupakan hasi perhitungan HA pada
Saat Selesai Batas
Keterlambatan
stasiun kerja meja rakit. Nilai Mean Flow Time atau
Bagian Proses (i) Stasiun Kerja Waktu
(Li) = Ci - di rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk
(Ci) (di) menyelesaikan pekerjaan pada stasiun kelima
PCB 250.73 900 -649.27
adalah sebesar 330 detik atau kurang lebih 5,5
Piezoelectric 550.73 1800 -1249.27
AC DC Rectifier 850.73 1800 -949.27
menit dan tidak terdapat pekerjaan yang mengalami
DC DC Setup 1102.32 1800 -697.68 keterlambatan (tardy job), artinya semua proses
Lithium Battery 1402.32 1800 -397.68 pekerjaan dapat diselesaikan kurang dari batas
Wireless Transmitter 1803.08 1800 3.08 waktu yang telah ditentukan.
Komponen Dalam 1863.08 1800 63.08
Maximum Lateness 63.08 Hasil Akhir
Mean Lateness -553.86
Mean Flow Time 3342.67
Setelah dilakukan perhitungan dengan metode
Tardy Job 2
Shortest Processing Time (SPT), Earliest Due Date
(EDD) dan Hodgson Algorithm (HA), kemudian
49
Penjadwalan Proses Produksi Keyboard EBT 212 pada Setiap Stasiun Kerja dengan Menggunakan Metode Shortest
Processing Time, Earliest Due Date dan Hodgson Algorithm
Tabel 38 merupakan hasil akhri perbandingan dari inspeksi body Keyboard kemudian proses
ketiga metode pada stasiun kerja mesin CNC. pencetakan body Keyboard. Tidak terdapat
Metode penjadwalan yang dipilih pada stasiun kerja pekerjaan yang mengalami keterlambatan (tardy
mesin CNC adalah Shortest Processing Time (SPT) job), artinya semua proses pekerjaan dapat
dengan nilai Mean Flow Time (MTF) sebesar diselesaikan kurang dari batas waktu yang telah
240,67 detik, max lateness sebesar 0 detik, dan ditentukan.
mean lateness sebesar -539 detik. Dengan
menggunakan metode SPT, urutan bagian proses
pada stasiun kerja mesin CNC adalah proses
Tabel 39 merupakan hasil akhri perbandingan dari stasiun kerja mesin 3D printing adalah proses
ketiga metode pada stasiun kerja mesin 3D printing. inspeksi tombol Keyboard kemudian proses
Metode penjadwalan yang dipilih pada stasiun kerja pencetakan tombol Keyboard. Tidak terdapat
mesin 3D printing adalah Hodgson Algorithm (HA) pekerjaan yang mengalami keterlambatan (tardy
dengan nilai Mean Flow Time (MTF) sebesar job), artinya semua proses pekerjaan dapat
390,67 detik, max lateness sebesar 0 detik, dan diselesaikan kurang dari batas waktu yang telah
mean lateness sebesar -389,33 detik. Dengan ditentukan.
menggunakan metode ha, urutan bagian proses pada
50
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira Ramadhina1,
Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1
Tabel 40 merupakan hasil akhri perbandingan dari PCB, penempelan AC DC rectifier, penempelan
ketiga metode pada stasiun kerja meja kerja. DC DC setup, penempelan lithium battery,
Metode penjadwalan yang dipilih pada stasiun kerja penempelan wireless transmitter, dan terakhir
meja kerja adalah Shortest Processing Time (SPT) penempelan piezoelectric. Tidak terdapat pekerjaan
dengan nilai Mean Flow Time (MTF) sebesar yang mengalami keterlambatan (tardy job), artinya
1.233,33 detik, max lateness sebesar 0 detik, dan semua proses pekerjaan dapat diselesaikan kurang
mean lateness sebesar -387 detik. Dengan dari batas waktu yang telah ditentukan.
menggunakan metode SPT, urutan bagian proses
pada stasiun kerja meja kerja adalah penyetelan
Tabel 40 merupakan hasil akhri perbandingan dari penyolderan, dan meja rakit, dan menggunakan
ketiga metode pada stasiun kerja meja rakit. Metode Hodgson Algorithm (HA) untuk stasiun kerja mesin
penjadwalan yang dipilih pada stasiun kerja meja 3D printing. Hal tersebut disebabkan oleh metode
rakit adalah Shortest Processing Time (SPT) SPT dan HA merupakan metode yang memiliki
dengan nilai Mean Flow Time (MTF) sebesar 330 Mean Flow Time (MFT) terkecil atau rata – rata
detik, max lateness sebesar 0 detik, dan mean waktu penyelesain tercepat. Stasiun kerja mesin
lateness sebesar -480 detik. Dengan menggunakan CNC sebesar 240,67, stasiun kerja 3D printing
metode SPT, urutan bagian proses pada stasiun sebesar 390,67 detik, stasiun meja kerja meja kerja
kerja meja rakit adalah proses perakitan semua sebesar 1.233,33 detik, stasiun kerja penyolderan
bagian Keyboard dan proses terakhir inspeksi sebesar 2.402,86, dan stasiun kerja meja rakit
Keyboard EBT 212. Tidak terdapat pekerjaan yang sebesar 330 detik.
mengalami keterlambatan (tardy job), artinya
semua proses pekerjaan dapat diselesaikan kurang
dari batas waktu yang telah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Krisnadewara, Analisis Sistem Penjadwalan
Produksi Berdasarkan Pesanan Pelanggan
KESIMPULAN dengan Metode Sequencing (Studi Kasus pada
Pabrik Tegel Cap Kunci Yogyakarta),
Berdasakran hasil pengumpulan data dan dilakukan
Yogyakarta: Program Studi Manajemen,
analisis dengan penjadwalan metode Shortest
Processing Time (SPT), Earliest Due Date, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya
Hodgson Algorithm (HA), dapat disimpulkan Yogyakarta, 2018.
bahwa metode paling efisien untuk melakukan
penjadwalan produksi Keyboard EBT 212 yang [2] E. Faraouq, Simulasi Aturan Johnson Untuk
memiliki 5 work center (stasiun kerja mesin CNC, Penjadwalan Produksi Flowshop di Perusahaan
stasiun kerja mesin 3D printing, meja kerja, stasiun Furniture, Malang: Universitas Brawijaya,
kerja penyolderan, meja rakit) adalah dengan 2013.
menggunakan metode Shortest Processing Time
(SPT) untuk stasiun kerja mesin CNC, meja kerja,
52
Mochamad Putra Perdana1, Muhammad Farhan Mulyadi1, Septalia Rakhmaputri1, Yuli Sri Wahyuni1, Mira Ramadhina1,
Sopian Maulana1, Widya Nurcahayanty Tanjung1