Dalam Penyusunan tugas akhir ini, juga mengacu pada hasil penelitian penelitian terdahulu yang sesuai dengan judul yang diangkat penulis. Hasil penelitian yangg digunakan sebagai tinjauan pustaka dapat dilihat pada tabel 1.1 Table 1.1 Hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai kajian pustaka
No Penelitian Judul Objek Tujuan Metode Hasil
. 1. Ayu ANALISIS Peker Untuk Rapid pekerja di Sentra Setiorini, POSTUR ja menget Entire Industri Tas Kendal Siti KERJA sentra ahui Body pada bagian pola dan Musyarofa DENGAN indust risiko Assess gudang hasil akhir h, METODE ri tas dengan ment penilaian menggunakan Mushidah, REBA DAN kenda tingkat (REBA metode REBA yaitu Baju GAMBAR l keluhan ) tingkat risiko tinggi, Widjasena AN subjekti sehingga perlu tindakan KELUHAN f investigasi dan SUBJEKTI Muscul perubahan segera. F oskelet Penelitian terkait MUSCULO al gambaran keluhan SKELETAL Disord subjektif DISORDER ers musculoskeletal S (MSDs) pada disorders yang (PADA pekerja dirasakan pekerja pada PEKERJA aktifitas bagian pola SENTRA dan gudang di Sentra INDUSTRI Industri Tas Kendal, TAS tahun 2017adalah KENDAL postur janggal, postur TAHUN statis, durasi, dan 2017) frekuensi. 2. Dian Metode Peker menget Hasil penelitian Mengg Palupi REBA ja di ahui menunjukkan 6 postur unakan Restuputri, Untuk ruang penyeb kerja dengan level metode M. Pencegahan produ ab risiko “sedang”, 4 REBA Lukman, Musculoske ksi terjadin postur kerja dengan (Rapid Wibisino letal CV. ya resiko “tinggi”. Seluruh Entire DisorderTen Wijay keluhan postur kerja di proses Body aga Kerja a muscul produksi Assess Kusu oskelet sanitairmemerlukan ment) ma al tindakan perbaikan dan disorde postur kerja. NBM rs(MSD (Nordic s) Body tenaga Map) kerja. 3. Fahmi ANALISIS Peker mengur Sebelum perbaikan Mengg Sulaiman POSTUR ja di angi postur kerja telah unakan dan Yossi KERJA UKM potensi menghasilkan postur metode Purnama PEKERJA penga terjadin kerja level 3 dengan REBA Sari PROSES sahan ya tingkatan resiko pada (Rapid PENGEAS batu muscul level ini tinggi. Maka Entire AHAN akik oskletal sangat perlu dilakukan Body BATU disorde perbaikan postur kerja Assess AKIK rs pada untuk mengurangi ment) DENGAN tubuh resiko kerja. MENGGU pekerja. NAKAN METODE REBA Menurut (Setiorini et al., 2017) dengan judul analisis potur kerja dengan menggunakan metode REBA dan gambaran keluhan subjektif musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerka sntra industri tas Kendal dengan objek penelitian yaitu pekerja sentra industri kendal dengan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko dengan tingkat keluhan subjektif Musculoskeletal Disorders pada pekerja. Hasil penelitian ini yaitu pekerja di Sentra Industri Tas Kendal pada bagian pola dan gudang hasil akhir penilaian menggunakan metode REBA yaitu tingkat risiko tinggi, sehingga perlu tindakan investigasi dan perubahan segera. Penelitian terkait gambaran keluhan subjektif musculoskeletal disorders yang dirasakan pekerja pada aktifitas bagian pola dan gudang di Sentra Industri Tas Kendal, tahun 2017adalah postur janggal, postur statis, durasi, dan frekuensi. Menurut (Restuputri & Wibisino, 2017) dengan judul Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal DisorderTenaga Kerja dengan objek penelitian yaitu Pekerja di ruang produksi CV. Wijaya Kusuma. Metode pada penilitian ini menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan NBM (Nordic Body Map). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya keluhan musculoskeletal disorders(MSDs) tenaga kerja. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan 6 postur kerja dengan level risiko “sedang”, 4 postur kerja dengan resiko “tinggi”. Seluruh postur kerja di proses produksi sanitairmemerlukan tindakan perbaikan postur kerja. Menurut (Sulaiman & Sari, 2018) dengan judul analisis postur kerja pekerja proses pengeasahan batu akik menggunakan metode REBA dengan objek penelitian Pekerja di UKM pengasahan batu akik. Metode pada penelitian ini menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya musculoskletal disorders pada tubuh pekerja. Hasil dari penelitian ini yaitu Sebelum perbaikan postur kerja telah menghasilkan postur kerja level 3 dengan tingkatan resiko pada level ini tinggi. Maka sangat perlu dilakukan perbaikan postur kerja untuk mengurangi resiko kerja. 3.1. Landasan Teori 1. Ergonomi Ergonomi merupakan istilah dari Bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek manusia didalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain perancangan. Ergonomic berkenaan juga dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat bekerja, dirumah maupun ditempat rekreasi. Didalam ergonomic dibutuhkan studi mengenai system dimana manusia, lingkungan mapun fasilitas kerja dapat berinteraksi dengan tujuan menyesuaikan suasana kerja manusianya. Ergonomic juga merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari Antara manusia dengan pekerjaan. Tujuan dari ergonomic yaitu untuk mencapai kesesuaian Antara manusia dengan pekerjaan ataupun kegiatannya, sehingga munculah kenyamanan. Factor ergonomic dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja, yang disebebkan dari ketidaksesuaian Antara fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap kerja. 2. Postur Kerja Sikap atau postur dalam bekerja merupakan hal yang menentukan dalam analisis efektivitas kerja. Jika operator memiliki postur kerja yang baik dan nyaman, maka postur operator dapat dipastikan baik. Namun, jika postur pekerja tidak tepat atau tidak sesuai dengan pekerjaannya, maka pekerja akan mudah lelah dan berdampak pada tulang pekerja yang mengalami kelainan. Jika operator mudah lelah, kinerja operator juga akan berkurang dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. ostur kerja didasarkan pada jenis pekerjaan, beban kerja, dan frekuensi kerja, ada 2 macam postur kerja yaitu dinamis dan statis. Postur statis menyebabkan kelelahan otot yang menjaga sebagian besar tubuh tetap diam untuk waktu yang lama dan mendukung posisi tubuh. Postur dinamis di mana posisi tubuh yang diperlukan berubah berulang kali atau secara acak 3. Musculoskeletal Disorders (MSDs) Musculoskeletal Disorders merupakan akumulasi cidera dan nyeri pada system musculoskeletal yang ditandai oleh luka pada otot, tendon, kartilago, ligament, rangka, system vascular, dan saraf. Terdapat banyak factor penyebab terjadinya MSDs terkait dengan pekerjaan, salah satunya yaitu factor fisik, ergonomis, dan psikososial. Ada beberapa factor penyebab keluhan musculoskeletal yaitu diantaranta factor pekerjaan, karakteristik, individu, maupun lingkungan. Factor pekerjaan yaitu gaya atau beban, postur kerja, frekuensi, repetitive motion, durasi kerja, dan stress mekanik. Untuk factor lingkungannya yaitu paparan ditempat kerja yang dapat mengakibatkan MSDs diantaranya suhu, getaran, tekanan, dan pencahayaan. Kemudian karakter individu yaitu seperti jenis kelamin, umur, antropometri, status kesehatan, gizi, kebiasaan merokok, dan kesegaran jasmani 4. Nordic Body Map Nordic Body Map merupakan salah satu metoda pengukuran untuk mengukur rasa sakit otot para pekerja. Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomi. Dengan Nordic Body Map dapat melakukan identifikasi dan memberikan penilaian terhadap keluhan rasa sakit yang dialami. Kuesioner Nordic Body Map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja karena sudah terstandarisasi dan tersususn rapi. Pengumpulan data dengan menggunakan metode Nordic Body Map dilakukan dengan menggunakan kuesioner. 5. REBA (Rapid Entire Body Assessment) REBA adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja pada postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban external yang dialami oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Salah satu hal yang membedakan metode REBA dengan metode analisa lainnya adalah bahwa metode ini menganalisi seluruh bagian tubuh pekerja melalui fokus terhadap keseluruhan postur tubuh yang diharapkan bisa mengurangi potensi terjadinya musculoskletal disorders pada tubuh pekerja. Pekerjaan dengan beban yang berat mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan merupakan resiko terjadinya keluhan musculoskletal dan kelelahan dini. Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas yang kurang sesuai dengan anthropometri sehingga mempengaruhi kinerja yang tidak alami menyebabkan ketidaknyamanan