Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

1.1. Kajian Penelitian Terdahulu


Dalam Penyusunan tugas akhir ini, juga mengacu pada hasil penelitian penelitian
terdahulu yang sesuai dengan judul yang diangkat penulis. Hasil penelitian yangg
digunakan sebagai tinjauan pustaka dapat dilihat pada tabel 1.1
Table 1.1 Hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai kajian pustaka

No Penelitian Judul Objek Tujuan Metode Hasil


.
1. Ayu ANALISIS Peker Untuk Rapid pekerja di Sentra
Setiorini, POSTUR ja menget Entire Industri Tas Kendal
Siti KERJA sentra ahui Body pada bagian pola dan
Musyarofa DENGAN indust risiko Assess gudang hasil akhir
h, METODE ri tas dengan ment penilaian menggunakan
Mushidah, REBA DAN kenda tingkat (REBA metode REBA yaitu
Baju GAMBAR l keluhan ) tingkat risiko tinggi,
Widjasena AN subjekti sehingga perlu tindakan
KELUHAN f investigasi dan
SUBJEKTI Muscul perubahan segera.
F oskelet Penelitian terkait
MUSCULO al gambaran keluhan
SKELETAL Disord subjektif
DISORDER ers musculoskeletal
S (MSDs) pada disorders yang
(PADA pekerja dirasakan pekerja pada
PEKERJA aktifitas bagian pola
SENTRA dan gudang di Sentra
INDUSTRI Industri Tas Kendal,
TAS tahun 2017adalah
KENDAL postur janggal, postur
TAHUN statis, durasi, dan
2017) frekuensi.
2. Dian Metode Peker menget Hasil penelitian
Mengg
Palupi REBA ja di ahui menunjukkan 6 postur
unakan
Restuputri, Untuk ruang penyeb kerja dengan level
metode
M. Pencegahan produ ab risiko “sedang”, 4
REBA
Lukman, Musculoske ksi terjadin postur kerja dengan
(Rapid
Wibisino letal CV. ya resiko “tinggi”. Seluruh
Entire
DisorderTen Wijay keluhan postur kerja di proses
Body
aga Kerja a muscul produksi
Assess
Kusu oskelet sanitairmemerlukan
ment)
ma al tindakan perbaikan
dan
disorde postur kerja.
NBM
rs(MSD
(Nordic
s)
Body
tenaga
Map)
kerja.
3. Fahmi ANALISIS Peker mengur Sebelum perbaikan
Mengg
Sulaiman POSTUR ja di angi postur kerja telah
unakan
dan Yossi KERJA UKM potensi menghasilkan postur
metode
Purnama PEKERJA penga terjadin kerja level 3 dengan
REBA
Sari PROSES sahan ya tingkatan resiko pada
(Rapid
PENGEAS batu muscul level ini tinggi. Maka
Entire
AHAN akik oskletal sangat perlu dilakukan
Body
BATU disorde perbaikan postur kerja
Assess
AKIK rs pada untuk mengurangi
ment)
DENGAN tubuh resiko kerja.
MENGGU pekerja.
NAKAN
METODE
REBA
Menurut (Setiorini et al., 2017) dengan judul analisis potur kerja dengan
menggunakan metode REBA dan gambaran keluhan subjektif musculoskeletal disorders
(MSDs) pada pekerka sntra industri tas Kendal dengan objek penelitian yaitu pekerja
sentra industri kendal dengan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui risiko dengan tingkat keluhan subjektif Musculoskeletal
Disorders pada pekerja. Hasil penelitian ini yaitu pekerja di Sentra Industri Tas Kendal
pada bagian pola dan gudang hasil akhir penilaian menggunakan metode REBA yaitu
tingkat risiko tinggi, sehingga perlu tindakan investigasi dan perubahan segera. Penelitian
terkait gambaran keluhan subjektif musculoskeletal disorders yang dirasakan pekerja
pada aktifitas bagian pola dan gudang di Sentra Industri Tas Kendal, tahun 2017adalah
postur janggal, postur statis, durasi, dan frekuensi.
Menurut (Restuputri & Wibisino, 2017) dengan judul Metode REBA Untuk
Pencegahan Musculoskeletal DisorderTenaga Kerja dengan objek penelitian yaitu
Pekerja di ruang produksi CV. Wijaya Kusuma. Metode pada penilitian ini menggunakan
metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan NBM (Nordic Body Map).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya keluhan musculoskeletal
disorders(MSDs) tenaga kerja. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan 6 postur
kerja dengan level risiko “sedang”, 4 postur kerja dengan resiko “tinggi”. Seluruh
postur kerja di proses produksi sanitairmemerlukan tindakan perbaikan postur kerja.
Menurut (Sulaiman & Sari, 2018) dengan judul analisis postur kerja pekerja
proses pengeasahan batu akik menggunakan metode REBA dengan objek penelitian
Pekerja di UKM pengasahan batu akik. Metode pada penelitian ini menggunakan metode
REBA (Rapid Entire Body Assessment). Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi
potensi terjadinya musculoskletal disorders pada tubuh pekerja. Hasil dari penelitian ini
yaitu Sebelum perbaikan postur kerja telah menghasilkan postur kerja level 3 dengan
tingkatan resiko pada level ini tinggi. Maka sangat perlu dilakukan perbaikan postur kerja
untuk mengurangi resiko kerja.
3.1. Landasan Teori
1. Ergonomi
Ergonomi merupakan istilah dari Bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos
(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek manusia didalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen, dan desain perancangan. Ergonomic berkenaan juga dengan optimasi,
efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat bekerja,
dirumah maupun ditempat rekreasi. Didalam ergonomic dibutuhkan studi mengenai
system dimana manusia, lingkungan mapun fasilitas kerja dapat berinteraksi dengan
tujuan menyesuaikan suasana kerja manusianya. Ergonomic juga merupakan disiplin
keilmuan yang mempelajari Antara manusia dengan pekerjaan. Tujuan dari
ergonomic yaitu untuk mencapai kesesuaian Antara manusia dengan pekerjaan
ataupun kegiatannya, sehingga munculah kenyamanan. Factor ergonomic dapat
mempengaruhi aktivitas tenaga kerja, yang disebebkan dari ketidaksesuaian Antara
fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat
terhadap kerja.
2. Postur Kerja
Sikap atau postur dalam bekerja merupakan hal yang menentukan dalam analisis
efektivitas kerja. Jika operator memiliki postur kerja yang baik dan nyaman, maka
postur operator dapat dipastikan baik. Namun, jika postur pekerja tidak tepat atau
tidak sesuai dengan pekerjaannya, maka pekerja akan mudah lelah dan berdampak
pada tulang pekerja yang mengalami kelainan. Jika operator mudah lelah, kinerja
operator juga akan berkurang dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. ostur kerja
didasarkan pada jenis pekerjaan, beban kerja, dan frekuensi kerja, ada 2 macam
postur kerja yaitu dinamis dan statis. Postur statis menyebabkan kelelahan otot yang
menjaga sebagian besar tubuh tetap diam untuk waktu yang lama dan mendukung
posisi tubuh. Postur dinamis di mana posisi tubuh yang diperlukan berubah berulang
kali atau secara acak
3. Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Musculoskeletal Disorders merupakan akumulasi cidera dan nyeri pada system
musculoskeletal yang ditandai oleh luka pada otot, tendon, kartilago, ligament,
rangka, system vascular, dan saraf. Terdapat banyak factor penyebab terjadinya
MSDs terkait dengan pekerjaan, salah satunya yaitu factor fisik, ergonomis, dan
psikososial. Ada beberapa factor penyebab keluhan musculoskeletal yaitu diantaranta
factor pekerjaan, karakteristik, individu, maupun lingkungan. Factor pekerjaan yaitu
gaya atau beban, postur kerja, frekuensi, repetitive motion, durasi kerja, dan stress
mekanik. Untuk factor lingkungannya yaitu paparan ditempat kerja yang dapat
mengakibatkan MSDs diantaranya suhu, getaran, tekanan, dan pencahayaan.
Kemudian karakter individu yaitu seperti jenis kelamin, umur, antropometri, status
kesehatan, gizi, kebiasaan merokok, dan kesegaran jasmani
4. Nordic Body Map
Nordic Body Map merupakan salah satu metoda pengukuran untuk mengukur rasa
sakit otot para pekerja. Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk
kuesioner checklist ergonomi. Dengan Nordic Body Map dapat melakukan
identifikasi dan memberikan penilaian terhadap keluhan rasa sakit yang dialami.
Kuesioner Nordic Body Map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk
mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja karena sudah terstandarisasi dan
tersususn rapi. Pengumpulan data dengan menggunakan metode Nordic Body Map
dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
5. REBA (Rapid Entire Body Assessment)
REBA adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan
dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja pada postur leher, punggung,
lengan, pergelangan tangan, dan kaki. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor
coupling, beban external yang dialami oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Salah satu
hal yang membedakan metode REBA dengan metode analisa lainnya adalah bahwa
metode ini menganalisi seluruh bagian tubuh pekerja melalui fokus terhadap
keseluruhan postur tubuh yang diharapkan bisa mengurangi potensi terjadinya
musculoskletal disorders pada tubuh pekerja. Pekerjaan dengan beban yang berat
mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan merupakan resiko terjadinya
keluhan musculoskletal dan kelelahan dini. Postur kerja yang salah sering diakibatkan
oleh letak fasilitas yang kurang sesuai dengan anthropometri sehingga mempengaruhi
kinerja yang tidak alami menyebabkan ketidaknyamanan

Anda mungkin juga menyukai