Anda di halaman 1dari 6

Penelitian Relevan

Hasil
No. Judul Masalah Tujuan Metode
1. Hubungan Masa Berdasarkan survei awal, Penelitian ini Jenis penelitian Hasil penelitian
Kerja, Jenis 7 dari 10 operator SPBU bertujuan untuk ini adalah menunjukan adanya
Kelamin dan melaporkan keluhan di menganalisis penelitian survei hubungan antara
Sikap Kerja bagian muskuloskeletal, hubungan masa analitik dengan keluhan
dengan Keluhan dengan kategori berat kerja, jenis rancangan musculoskeletal
Muskuloskeletal pada kaki kiri dan kanan kelamin dan sikap penelitian cross dengan masa kerja
pada Operator serta pada lengan atas kerja dengan sectional. (ρ-value 0,004), jenis
SPBU di Kota sedangkan bagian keluhan kelamin (ρ-value=
Kupang. punggung dan tubuh muskuloskeletal 0,007), dan sikap
lainnya tergolong pada operator kerja (ρvalue =
kategori sedang. Hal ini SPBU di Kota 0,001)
diduga karena pekerja Kupang.
berdiri cukup lama
dengan aktivitas kerja
yang padat.
2. Analisa Risiko Dari hasil wawancara Tujuan dari Metode QEC Dari hasil
Kerja Operator awal dengan pekerja analisa ini untuk (Perhitungan perhitungan dalam
Pengisian Bahan didapatkan hasil pekerja mengetahui Quick Exposure pengolahan data
Bakar Umum mengeluhkan sakit pada postur kerja pada Check) dan didapatkan bahwa
dengan Metode bahu 76%, lengan atas saat ini apakah OCRA hasil kuisioner QEC
Quick Exposure 75%, lengan bawah 81% dapat (Occupational bernilai 60,49 yang
Check (QEC) dan pergelangan tangan menimbulkan Repetitive menunjukkan jika
dan 88%. resiko cedera atau Action). pekerjaan perlu
Occupational. tidak terhadap penelitian lebih
pekerja lanjut dan
mengingat dilakukan
terdapat beberapa perubahan.
pekerja yang Sedangkan dengan
mengeluhkan rasa menggunakan
pegal dibagian metode OCRA
tertentu dari didapatkan faktor-
anggota tubuh faktor OCRA Index
seperti bahu dan pada operator
pergelangan pengisian BBM
tangan dengan untuk tangan kanan
menggunakan bernilai 1 (green)
metode QEC dan dan tangan kiri
OCRA. bernilai 1 (green)
yang berarti
pekerjaan ini tidak
berisiko terhadap
musculoskeletal atau
repetitive strain
injury.
3. Analisis Faktor Berdasarkan observasi Tujuan penelitian Penelitian ini Berdasarkan hal
Risiko Keluhan awal peneliti, pandai besi ini untuk bersifat tersebut peneliti
Muskuloskeletal bekerja dalam mengetahui kuantitatif menyimpulkan
pada Pandai lingkungan fisik yang faktor-faktor yang dengan desain walaupun kebisingan
Besi di panas dikarenakan berhubungan Crossectional menjadi faktor
Kecamatan Kota mereka menggunakan dengan keluhan dengan penguat pada
Kupang. tungku perapian untuk muskuloskeletal menggunakan peningkatan denyut
memanaskan besi atau pada pandai besi uji statistik Chi nadi yang menjadi
baja sebelum ditempa. di Kecamatan Square. variabel beban kerja,
Selain itu juga beberapa Alak Kota meningkatnya stres
aktitas kerja seperti Kupang Tahun akibat kerja yang
menempa dan 2018. biasanya diikuti
menggerinda besi juga dengan kesulitan
menimbulkan suara yang tidur dan stres juga
bising serta saat bekerja sering dikaitkan
menggunakan gerinda dengan peningkatan
sering terdapat serpihan konsumsi rokok,
yang cukup menyilaukan serta sikap kerja.
saat bekerja
4. Determinan Gangguan Penelitian ini Penelitian yang Hasil penelitian
Keluhan muskuloskeletal bertujuan untuk dilakukan menunjukkan tidak
Muskuloskeletal merupakan masalah mengetahui adalah terdapat hubungan
pada Tenaga kesehatan dan hubungan umur penelitian umur dengan
Kerja Wanita. keselamatan kerja yang tenaga kerja, korelatif metode keluhan gangguan
penting karena masih masa kerja, survei dengan muskuloskeletal (p =
berkontribusi pada indeks massa menggunakan 0,066), terdapat
penurunan produktivitas tubuh, dan sikap rancangan cross hubungan yang
kerja kerja dengan sectional. signifikan antara
keluhan gangguan masa kerja (p =
muskuloskeletal 0,044), indeks massa
pada tenaga kerja tubuh (p = 0,025),
wanita di unit dan sikap kerja (p =
produksi bagian 0,001) dengan
kupas di PT SSM keluhan gangguan
Kalimantan muskuloskeletal.
Timur.
5. Gambaran Dalam menjalankan Penelitian ini Penelitian ini Dari penelitian ini,
Keluhan tugasnya, operator bertujuan untuk merupakan didapatkan Keluhan
Muskuloskeletal SPBU bekerja dalam mengetahui penelitian muskuloskeletal
dan Gangguan posisi berdiri. Berdiri gambaran keluhan deskriptif yang dialami
Kesehatan pada untuk waktu yang lama muskuloskeletal dengan operator SPBU di
Operator SPBU tanpa diselingi istirahat dan gangguan pendekatan Denpasar terbanyak
di Denpasar. dapat menimbulkan kesehatan pada cross sectional. pada bagian betis
berbagai komplikasi. operator SPBU di kiri 29 orang (58%),
Pekerja yang berdiri Denpasar. betis kanan 28 orang
terlalu lama mengalami (56%), kaki kiri 27
rasa tidak nyaman pada orang (54%), kaki
kaki, lengan dan leher. kanan 27 orang
Jika diteruskan untuk (54%), pergelangan
jangka waktu yang tangan kanan 18
panjang bisa orang (36%), dan
menimbulkan masalah tangan kanan 15
kesehatan serius seperti orang (30%). Hal ini
gangguan vena kronis, disebabkan postur
kemungkinan kerja operator yang
peningkatan risiko berdiri statis dalam
stroke, gangguan waktu lama.
degeneratif pada sendi- Gangguan kesehatan
sendi, dan yang dialami adalah
artherosklerosis karotis. pusing 16 orang
(32%) dan sesak
nafas 16 orang
(32%).
6. Hubungan Stress yang dialami oleh Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini
Kelelahan Kerja petugas diakibatkan oleh bertujuan untuk menggunakan menunjukan bahwa
dengan Stress kelelahan pada saat mengetahui metode terdapat hubungan
Kerja pada bekerja karena pada apakah ada kuantitatif bermakna
Karyawan di setiap hari petugas harus hubungan antara dengan antara kelelahan
SPBU menyediakan waktu kira- kelelahan kerja rancangan kerja dengan stress
Kabupaten kira 7 jam lebih untuk dengan stress penelitian kerja dengan nilai
Minahasa. berdiri, karena untuk kerja pada Analitik p<0,05 yaitu 0,003 <
menjaga jalur pengisian karyawan di Observasional 0,05 terdapat
bensin para petugas SPBU Kabupaten dengan cross hubungan yang
diharuskan untuk berdiri Minahasa. sectional. signifikan dan positif
dan dalam sehari petugas antara kelelahan
menggungkapkan bahwa kerja dengan stress
banyak sekali konsumen kerja pada karyawan
yang datang terus di
menerus untuk mengisi SPBU Kabupaten
BBM sehingga jarang Minahasa.
sekali para petugas untuk
duduk dan
mengistirahatkan diri.
7. Hubungan Lama Otot yang menerima Tujuan dalam Metode Hasil penelitian
Kerja, Sikap beban statis secara terus penelitia ini penelitian yang menunjukkan bahwa
Kerja dan Beban menerus dengan adalah untuk digunakan ada hubungan secara
Kerja dengan posisi yang keliru dan mengetahui observasional stasistik (ρ < 0,008)
Muskuloskeletal dalam waktu yang lama hubungan lama analitik dengan variabel lama kerja
Disorders bisa menyebabkan suatu kerja sikap kerja desain studi (ρ = 0,005) dan sikap
(MSDs) pada keluhan pada bagian- dan beban kerja cross sectional. kerja (ρ < 0,018)
Petani Padi di bagian otot skeletal. dengan serta beban kerja
Desa Ahuhu Studi tentang MSDs pada muskuloskeletal yaitu (ρ < 0,00) pada
Kecamatan berbagai industri disororders pada petani padi di desa
Meluhu menunjukkan bahwa petani ahuhu kecamatan
Kabupaten keluhan otot yang padi didesa meluhu kabupaten
Konawe Tahun sering dirasakan pekerja Ahuhu kecamatan konawe.
2017. antara lain otot otot leher, meluhu.
bahu, lengan, tangan,
jari, punggung, pinggang
dan otot-otot bagian
bawah Kebanyakan
kejadian muskuloskeletal
tidak mengakibatkan
kecacatan tapi
menyebabkan gangguan
aktivitas kerja.
8. Keluhan Keluhan musculoskeletal Tujuan penelitian Penelitian ini Hasil penelitian yang
Musculoskeletal sering menyebabkan ini adalah untuk merupakn dilakukan pada 58
pada ketidaknyamanan saat mengetahui penelitian responden
Pramuniaga bekerja yang dapat keluhan observasional menyatakan bahwa
yang Bekerja di memicu stress atau musculoskeletal dengan desain responden dengan
Ramayana ketidakpuasan dalam dan tingkat risiko studi cross skor 2 (agak sakit)
Department bekerja, tidak mampu yang dialami sectional. mengalami sakit
Store Denpasar. dalam menyelesaikan pramuniaga yang pada bagian kaki kiri
pekerjaan dengan baik bekerja di (43,1%), bahu
dan penurunan Ramayana kanan, betis kiri dan
produktivitas.Pramuniaga Department Store pergelangan kaki
saat melakukan Denpasar. kanan (41,4%),
pekerjaannya, cenderung responden dengan
melakukannya dalam skor 3 (sakit)
posisi berdiri karena mengalami keluhan
harus melayani para pada bagian
pengunjung, sehingga pinggang (27,6%),
memiliki risiko tinggi punggung, betis
mengalami keluhan kanan dan kaki
musculoskeletal. kanan (25,9%) dan
pramuniaga yang bekerja untuk responden
di Ramayana Department dengan skor 4 (sakit
Store Denpasar adalah 8 sekali) mengalami
jam setiap shiftnya serta keluhan pada bagian
dalam waktu 8 jam punggung, betis kiri
tersebut dari 5 dan betis kanan
pramuniaga mengatakan (3,4%). Hasil ini
bahwa terdapat keluhan menunjukkan bahwa
musculoskeletal yang bekerja dengan
dirasakan seperti nyeri posisi berdiri dalam
dan pegal-pegal pada waktu yang lama
area punggung serta kaki dapat menimbulkan
akibat dari lamanya terjadinya keluhan
berdiri saat bekerja. musculoskeletal.
9. Hubungan Profil masalah kesehatan Tujuan dari ini Jenis penelitian
Tingkat Risiko di Indonesia Penelitian ini yang dilakukan
Ergonomi Dan berdasarkan dari hasil untuk adalah
Masa Kerja studi Departemen menganalisis penelitian
Dengan Keluhan Kesehatan tahun 2005, hubungan tingkat kuantitatif
Muskuloskeletal menunjukkan bahwa risiko ergonomi dengan
Pada Pekerja sekitar 40,5% penyakit dan masa kerja menggunakan
Pemecah Batu. yang diderita pekerja dengan metode
sehubungan dengan gangguan observasi
pekerjaannya. Menurut muskuloskeletal dengan
penelitian yang pada pekerja pendekatan
dilakukan terhadap stone crusher. cross sectional.
9.482 pekerja di 12
kabupaten atau kota di
Indonesia, umumnya
berupa penyakit
muskuloskeletal(16%),ka
rdiovaskuler (8%),
gangguan saraf (3%) dan
gangguan THT
(1,5%).

10. Hubungan Paparan bensin ke Tujuan penelitian Penelitian ini Hasil penelitian
Paparan Uap manusia yang paling ini untuk menggunakan menunjukkan
Bensin terhadap umum terjadi adalah mengetahui metode responden yang
Kejadian melalui inhalasi terutama hubungan paparan observasional terpapar uap bensin
Dispnea pada saat sedang mengisi uap bensin analitik dengan sebanyak 38 orang
Pegawai SPBU. bahan bakar di SPBU. dengan kejadian pendekatan (92,7%) yang terdiri
Banyak efek berbahaya dispnea pada kohort dari 7 orang (17,1%)
dari bensin disebabkan pegawai SPBU. retrospektif, mengalami dispnea
oleh bahan kimia menggunakan dan 31 orang
individul dalam bensin, Uji Chi-Square (75,6%) tidak
terutama BTEX mengalami dispnea,
(benzena, etilebenzena, sedangkan pegawai
toluena, dan xilena). SPBU yang tidak
Menghirup uap bensin terpapar uap bensin
dalam jumlah sedikit sebanyak 3 orang
dapat menyebabkan (7,3%) yang terdiri
iritasi hidung dan dari 2 orang (4,9%)
tenggorokan, sakit mengalami dispnea
kepala, pusing, mual, dan 1 orang (2,4%)
muntah, kebingungan, tidak mengalami
dan sulit bernafas. dispnea.
Dilaporkan dari beberapa
SPBU di daerah DKI
Jakarta kurang lebih ada
sekitar sepuluh orang
pegawai dari tiap SPBU
mengeluhkan sesak
napas setiap harinya,
sesak napas itu akan
terasa lebih parah ketika
pegawai tersebut
mengalami penyakit lain
contohnya seperti flu.

Anda mungkin juga menyukai