Anda di halaman 1dari 32

SKRIPSI

Hubungan Faktor Pekerja dengan Kejadian Musculoskeletal Disorders


(MSDs) Pada Nelayan di Desa Sidakaya

oleh:
Mizyal Wibawaningrum Aniesiyah
G1A015113

Penelaah : Nur Ulfah, S.KM, M.Kes.


Pembimbing 1 : Dr. dr. Nendyah Roestijawati, M.KK
Pembimbing 2 : dr. Yudhi Wibowo, MPH
Wakil Komisi : Rahmawati Wulansari, Psi, M.Si

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
 
2019
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Musculoskeletal MSDs 20-33% 31,2% MSDs pada Faktor resiko MSDs


Disorders, populasi dunia, 60% pekerja terjadi pada pada nelayan
PAK (WHO). 11% petani, buruh, dan
terdiagnosa, 24,7% nelayan
gejala (Riskesdas).
B. RUMUSAN MASALAH

Adakah hubungan antara usia, kebiasaan merokok, IMT, dan kebiasaan olahraga
dengan Kejadian MSDs pada nelayan di Desa Sidakaya?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum Tujuan Khusus

usia Kebiasaan
FAKTOR Olahraga
PEKERJ MSDs
A
IMT Kebiasaan
Merokok
D. MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT TEORITIS MANFAAT PRAKTIS

Pengetahuan Memberikan informasi

Memberikan kontribusi

Menambah pengetahuan
KEASLIAN PENELITIAN

No. Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


Mayona, Maharani Faktor-Faktor Yang Variabel terikat: Variabel bebas: faktor
1. (2016) Berhubungan Dengan Kejadian MSDs pekerja dan faktor
Keluhan Musculoskeletal   pekerjaan
Disorders (Msds) Pada Sampel: Nelayan  
Nelayan Di Kecamatan   Lokasi penelitian:
Pariaman Selatan Kota Desain Kota Pariaman
Pariaman Tahun 2016 penelitian: cross-  
sectional  
 
Krisdianto, et al Hubungan Faktor Individu Variabel terikat: Variabel bebas: faktor
2. (2015) Dan Faktor Pekerjaan Kejadian MSDs individu dan faktor
Dengan Keluhan   pekerjaan
Muskuloskeletal Akibat Sampel : Nelayan  
Kerja (Studi Pada Nelayan   Lokasi penelitian:
Di Desa Puger Wetan Desain Kabupaten Jember
Kecamatan Puger penelitian: cross-  
Kabupaten Jember) sectional  
 
 
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
ERGONOMI

Ergonomi : Ilmu dalam merancang peralatan dan


rincian pekerjaan sesuai dengan postur dan
kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah
Faktor Resiko Kesalahan Ergonomi
dan meminimalisir cidera pada pekerja • Repetitif
(OSHA,2000) • Beban berat
• Postur kaku
Konsep Dasar Ergonomi • Beban statis
• Tekanan
WORK CAPACITY TASK DEMAND
• Getaran
MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS)

Peregangan otot
MSDs : cedera dan gangguan sistem berlebihan
musculoskeletal, meliputi otot, tendon,
saraf, pembuluh darah, sendi, dan Penyebab MSDs Repetitif
ligamen (OHSCO, 2007).
• Sementara
• Permanen Awkward posture
FAKTOR RESIKO MSDS

Jenis
Usia IMT Merokok Olah raga
Kelamin

Pekerja

Pekerjaa
n

Beban Durasi Postur Repetitif


MSDs berdasarkan lokasi
Contoh MSDs
Neck
pain Tendinitis Bursitis

Shoulder
pain CTS Tenosinovitis

Back
pain
NORDIC BODY MAP (NBM)

NBM : kuesioner untuk mengukur


keluhan musculoskeletal

Bersifat subjektif, namun


terstandarisasi dan tersusun rapi.

Skala:
Rendah : 28-49
Sedang : 50-70
Tinggi : 71-91
Sangat tinggi : 91-112 (Ariani, 2009)
NELAYAN DAN MSDS

Persiapan

Nelayan : orang yang hidup dari


Pengangku Penurunan
mata pencaharian hasil laut -tan hasil Jaring
(Sastrawidjaya)

Penarikan
jaring
Faktor Pekerja Faktor Pekerjaan

Usia Postur Kerja


Kerangka Teori Penelitian Kebiasaan Merokok Gerakan Repetitif
Kebiasaan Olah Raga Berat Beban
Jenis Kelamin Durasi Kerja
IMT

_________
Variabel yang diteliti
Paparan terus-menerus
--------------- Variabel yang tidak Penurunan kekuatan otot,
diteliti peningkatan respon Peningkatan kontraksi
inflamasi, otot lebih dari normal

Iskemik/nekrosis otot,
peningkatan inflamasi
otot

Kompresi sistem saraf,


degenerasi diskus spinal

Peningkatan rasa
nyeri

Keluhan Musculoskeletal
Disorders
Kerangka Konsep Penelitian

Usia

Kebiasaan Merokok
Musculoskeletal
Disorders
Indeks Masa Tubuh

Kebiasaan olah raga


HIPOTESIS PENELITIAN

1. Terdapat hubungan antara usia dengan kejadian MSDs


pada nelayan di Desa Sidakaya

2. Terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian MSDs


pada nelayan di Desa Sidakaya

3. Terdapat hubungan antara kebiasaan olahraga dengan


kejadian MSDs pada nelayan di Desa Sidakaya

4. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan


kejadian MSDs pada nelayan di Desa Sidakaya
BAB III: METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
 

Rancangan Penelitian: Besar sampel


Observasional analitik dengan
design cross-sectional

Populasi:
• Populasi target
Variabel:
Semua nelayan 1. Bebas : Usia, IMT, Kebiasaan merokok,
• Populasi terjangkau Olahraga
Nelayan di Desa Sidakaya 2. Terikat : MSDs
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala
Musculoskeletal Keluhan yang biasa dirasakan oleh responden seperti 1. Rendah Ordinal
Disorders (MSDs) perasaan nyeri, pegal-pegal, dan sakit pada otot 2. Sedang
skeletal 3. Tinggi
4. Sangat Tinggi
Usia Jarak waktu dari kelahiran subjek penelitian sampai 1. <50 tahun Ordinal
saat dilakukan penelitian 2. >50 tahun
Indeks Masa Tubuh Pengukuran komposisi tubuh dengan mengukur berat 1. Underweight Ordinal
(IMT) badan dan tinggi badan subjek 2. Normal
3. Overweight
Kebiasaan Merokok Kebiasaan mengkonsumsi rokok yang dilakukan oleh 1. Perokok Ringan Ordinal
subjek, yang dibagi menjadi beberapa klasifikasi 2. Perokok Sedang
menggunakan Indeks Brinkman. 3. Perokok Berat
Kebiasaan Olahraga Melakukan aktivitas fisik aerobik seperti jalan, senam, 1. Ya Nominal
bermain basket, sepak bola, dan lain-lain selama 2. Tidak
minimal 20 menit dengan frekuensi 3 kali seminggu.
Pengumpulan Data Analisis Data
• Kuesioner
• Pengukuran tinggi dan berat badan • Univariat
• Bivariat
Tata Urutan Kerja

Persiapan Pelaksanaan Waktu dan tempat


Waktu : Oktober – Desember 2018
Tempat : Desa Sidakaya Cilacap

Pengolahan
Penyusunan
dan Analisis
Laporan
Data
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

Desa Sidakaya, Pengisian informed consent


Kabupaten Cilacap 2 Oktober 2018 44 responden dan kuisioner, pengukuran
tinggi badan dan berat badan

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Variabel Rerata + Simpangan Median (Nilai Minimum – Nilai
Baku Maksimum)
Usia (tahun) 61,07 + 11,27 60 (39 - 84)
Tinggi Badan (cm) 160,91 + 5,13 162 (148 - 176)
Berat Badan (kg) 61,72 + 10,42 61 (42 - 93)
IMT (kg/m2) 23,62 + 3,59 23,48 (17,47 - 34,58)
Musculoskeletal Disorders pada Nelayan
2 (5%)

11 (25%)

32 (70%)

MSDs Ringan MSDs Sedang MSDs Berat


USIA

Analisis Univariat Analisis Bivariat


MSDs MSDs MSDs
14% Usia Ringan Sedang Berat Nilai P
n (%) n (%) n (%)
<50 Tahun 4 (66,7) 1 (16,7) 1 (16,7)

1,000
> 50 tahun 27 (71,1) 10 (26,3) 1 (2,6)

86%

Penelitian Fuady (2013) menyatakan bahwa tidak terdapat


< 50 tahun > 50 tahun hubungan antara usia dengan MSDs. Hal ini karena usia bukan
merupakan faktor utama MSDs (Tarwaka, 2004)
INDEKS MASA TUBUH

Analisis Univariat Analisis Bivariat


MSDs MSDs MSDs
IMT Ringan Sedang Berat Nilai P
n (%) n (%) n (%)
5%
Underweight 2 (100) 0 (0) 0 (0)
34% 0,965
Normal 20 (74,1) 6 (22,2) 1 (3,7)

Overweight 9 (60) 5 (33,3) 1 (6,7)

61%

Penelitian Fuady (2013) menyatakan bahwa tidak terdapat


hubungan antara IMT dengan MSDs. Hal ini karena
Underweight Normal adanya faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap MSDs
Overweight (Devi dkk, 2017)
KEBIASAAN MEROKOK

Analisis Univariat Analisis Bivariat


MSDs MSDs MSDs
3% Kebiasaan Ringan Sedang Berat
Nilai P
Merokok n (%) n (%) n (%)

Ringan 24 (92,3) 2 (7,7) 0 (0)


34%
Sedang 6 (40) 8 (53,3) 1 (6,7) 0,005
59%

Berat 1 (33,3) 1 (33,3) 1 (33,3)

Penelitian Rahman (2017) menyatakan bahwa terdapat


Perokok Ringan Perokok Sedang
hubungan antara kebiasaan merokok dengan MSDs. Perokok
Perokok Berat memiliki resiko MSDs 50% lebih besar (Tarwaka, 2004)
KEBIASAAN OLAHRAGA

Analisis Univariat Analisis Bivariat


MSDs MSDs MSDs
Kebiasaan Ringan Sedang Berat
Nilai P
27% Olahraga n (%) n (%) n (%)

Ya 8 (66,7) 3 (25) 1 (8,3)


1,000
Tidak 23 (71,9) 8 (25) 1 (3,1)

73%

Penelitian Krsidianto (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat


Ya Tidak hubungan antara kebiasaan olahraga dengan MSDs. Hal ini
karena beban kerja lebih berpengaruh(Tarwaka, 2004)
Keterbatasan Penelitian Kesimpulan

Kebiasaan
Kuisioner subjektif Usia MSDs MSDs
Merokok

Kebiasaan
IMT MSDs MSDs
Olahraga
Bias informasi
Saran
Menghentikan kebiasaan merokok
Tidak ada kendali
faktor yang tidak Meneliti variabel yang lain
diteliti Desain penelitian yang lebih baik
Pemeriksaan yang lebih objektif
DOKUMENTASI
PENELITIAN
Daftar Pustaka

American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2007. Clinical Practice Guideline On The Diagnosis Of Carpal Tunnel
Syndrome. 2007;(May):3.
Andini, F. 2015. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. J Majority 4(1): 12-19
Ariani, T. 2009. Gambaran Risiko Musculoskeletal Disorders (MDs) dalam Pekerjaan Manual Handling pada Buruh
Angkut Barang (Porter) di Stasiun Kereta Jatinegara pada Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia, Depok.
Bahrudin, M. 2011. Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Saintika Medika 7(14) : 78-87
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Kemenkes RI, Jakarta.
Bennett, Robert M. (1966). Bursitis, Tendinitis, Myofascial Pain, and Fibromyalgia In Conn’s Current Therapy ed.
Robert E. Rakel. W. B. Saunders Co, Philadelphia.
Bernard, B.P. 1997. Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors. National Institute For Occupationa Safety And
Health, USA
Buckwalter J.A., Woo SL-Y. Goldberg V.M., Hadley E.C., Booth F, Oegama TR, dkk. 1993. Soft Tissue aging and
musculoskeletal function. J Bone Joint Surg (Am) 75A(10) : 1533-1548
Burton, C., Chesterton, L.S., Davenport, G. 2014. Diagnosing and managing carpal tunnel syndrome in primary care. The
British journal of general practice : the journal of the Royal College of General Practicioners 64(622): 262-3
Charnoff J, Naqvi U. 2017. Tendinosis (Tendinitis) [Updated 2017 Oct 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2018 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448174/
Daniels, S.R. dkk. 1997. The utility of body mass index as the measure of body fatness in children and adolscents:
Differences by race and genders. Pediatrics 99(6): 804-807
Dean, E., Söderlund, A. 2015. What is the role of lifestyle behaviour change associated with non-communicable disease
risk in managing musculoskeletal health conditions with special reference to chronic pain. BMC Musculoskeletal
Disorders 16:87
Grafton, C.H. 2009. Carpal Tunnel Syndrome. CME Resource 17(3):1-22
Guo H. R, Tanaka S., Cameron L., Seligman P. J. , Behrens V. J., Ger J, dll. 1995. Back pain among workers in the
United States : national estimates and workers at high risk. Am J Ind Med 28 (5): 591-602
Jeyaratnam, J. 2009. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. EGC, Jakarta.
Kusumaningtyas, D.N. 2011. Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang terhadap Penurunan Presentase
Lemak Badan. Surakarta: Universitas Muhammadyah.Kroemer, K.H.E, H.B. Kroemer, dan K.E. Kroemer-Elbert.
2001. Ergonomics How To Design For Ease And Efficiency. Prentice Hall, New Jersey.
Manuaba. 2000. Hubungan Beban Kerja Dan Kapasitas Kerja. Rinek Cipta, Jakarta.
NIOSH. 1997. Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors: A Critical Review of Epidemiologic Evidence fork
Work Related Musculoskeletal Disorders. NIOSH: Centers of Disease Control and Prevention. Diakses pada 10
April 2018.
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta, Jakarta.
Octafrida M, D. 2011. Hubungan Merokok dengan Katarak di Poliklinik Mata Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan. (KTI). Universitas Sumatera Utara. Medan.
OHSA. 2000. Ergonomy : The Study of Work. Departement of Labor, US.
OHSCO. 2007. Musculoskeletal Disorders Prevention Series Part 1: MSD Prevention Guideline for OntarioOSHA.
2000. Ergonomy : the study of work. DI download 18 April 2018 https://www.osha.gov/Publications/osha3125.pdf
Rahayu, Agustin Winda. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan Muskuloskeletal padapekerja angkat-
angkut industry pemecah batu di Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. Thesis. Fakultas Kesehatan
Masyrakat. Universitas Diponegoro, Semarang.
Ramadhani, S. 2016. Ergonomi dalam Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua (Revisi), Budiono, A.M. Sugeng,
Jusuf, R.M.S. & Pusparini, Adriana, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Riskesdas.2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Samara, Diana. 2007. Nyeri muskuloskeletal pada leher pekerja dengan posisi pekerjaan yang statis. Universa Medicina
26(3): 137-142
Sastrawidjaya. 2002. Nelayan Nusantara. Pusat Riset Pengolahan Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan,
Jakarta.
Schwartz, S. I., Shires, G.T., dan Spencer. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. EGC, Jakarta.
Sekaaram, V., Ani, L. S. 2017. Prevalensi musculoskeletal disorders(MSDs) pada pengemudi angkutan umum di
terminal mengwi, kabupaten Badung-Bali. Intisari Sains Medis 8 (2) : 118-124.
Simoneau, S., ST-Vincent, M., Chicoine, D. 1996. Work Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs) : A Better
Understanding for More Effective Prevention. IRRST.
Somaiah Aroori, Roy AJ Spence. 2008. Carpal tunnel syndrome .Ulster Med J 2008 77(1) 6 -17
Suhardi B. 2008. Perancang Sistem Kerja Dan Ergonomi Industri. Pusat Perbukuaan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta. [ebook].
Suparsiasi, I.D. 2001. DKK. Penilaian status gizi. EGC, Jakarta.
Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri:Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press.
Surakarta.
Thompson P, Morris D, Saynor M, Hill J. 2013. Neck pain. Arthritis Research UK.

Anda mungkin juga menyukai