Anda di halaman 1dari 48

SKRIPSI

HUBUNGAN POSTUR TUBUH TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS


(MSDs) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM (RSU) YARSI
JAKARTA TAHUN 2017 DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM

SELY ROHMANIAH
1102014241

Dosen Pembimbing Klinisi : dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK.


Dosen Pembimbing Agama : Drs. M Arsyad, MA.

Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
2017
I. LATAR BELAKANG

 ILO (2013) : 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena


kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat
kerja
(Depkes RI, 2014).
 WHO (2016) : MSDs mencapai 60 % dari semua penyakit akibat
kerja.

 DEPKES RI (2007) : 40 % pekerja di Indonesia mengeluh karena


pekerjaannya, MSDs 16 mencapai 16 %, di
Jakarta 47,1% sakit akibat kerja
 Pada MSDs yang paling berisiko terkena adalah tubuh bagian
bawah, salah satu penyebab utamanya adalah postur janggal.
(Tinubu, dkk, 2010).
 Kebiasaan merokok , umur, dan kebiasaan olahraga, serta
pengetahuan ergonomi yang rendah juga bisa meningkatkan risiko
MSDs.
(Handayani, 2011).
 Keluhan MSDs berisiko dialami oleh pekerja proyek pembangunan
RSU YARSI di seluruh bagian pekerjaan mereka.
Dari segi pandangan Islam juga menjelaskan bahwa bekerja dengan posisi yang
salah atau tidak sehat akan mengakibatkan hasil pekerjaan menjadi tidak
sempurna, dan akan menyebabkan nyeri sendi.
Dalam falsafah gerakan, sikap tubuh yang dianjurkan adalah sikap stasis,
artinya adalah sikap yang tidak monoton dan selalu berusahan mencari
terobosan baru
(Tasmara, Toto;, 2002).
Perumusan Masalah
Postur tubuh sangat penting untuk diperhatikan, yang jika terus
dipertahankan dalam posisi janggal akan berpotensi menimbulkan
keluhan MSDs. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya difokuskan pada
hubungan postur tubuh terhadap keluhan MSDs pada pekerja proyek
pembangunan RSU YARSI Jakarta tahun 2017

Pertanyaan Penelitian
1. Apakah ada hubungan antara postur tubuh dengan keluhan
MSDs pada pekerja proyek RSU YARSI Jakarta tahun 2017 ?
2. Dimana letak keluhan MSDs pada bagian tubuh yang paling
sering dirasakan pekerja proyek RSU YARSI sebelum dan
sesudah bekerja ?
3. Bagaimana pandangan Islam tentang postur tubuh atau
sikap tubuh pekerja terhadap keluha MSDs ?
Manfaat Penelitian

Dapat menambah pengetahuan dan pemahamanan


tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
TEORITIS khususnya mengenai penyakit akibat kerja yakni MSDs yang
berhubungan dengan postur tubuh pekerja saat sedang
melakukan pekerjaan
Dapat lebih membantu mengembangkan identifikasi
masalah dari salah satu faktor yang sangat berhubungan
METODOLOGIK dengan MSDs yakni postur tubuh pekerja saat sedang
melakukan pekerjaan.
- .
- 1. Dapat berguna bagi kalangan akademis sebagai informasi yang
berkaitan dengan penyakit akibat kerja.
- 2. Dapat memberi pengetahuan bahaya yang akan terjadi terhadap
APLIKATIF
keluhan MSDs.
- 3. Dapat dijadikan data keluhan MSDs dari data global, Indonesia,
Jakarta, dan lingkungan YARSI bagi penelitian selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA

M Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah gangguan


muskuloskeletal yang cidera atau gangguan yang
DEFINISI MSDs memengaruhi gerakan sistem muskuloskeletal manusia
(yaitu otot, tendon, ligamen, saraf, dan pembuluh darah, serta
yang lainnya) (Middlesworth, 2015).
Menurut National Institute For Occupational Safety and
Health Gejala MSDs termasuk adalah kelelahan otot, sakit,
GEJALA MSDs perasaan geli, mati rasa, kekakuan otot, kram, dan sensasi
terbakar

- Menurut The Institute of 0ccupational Safety and Health


(IOSH) MSDs dapat berkembang secara bertahap dari keluhan
KELUHAN MSDs ringan sampai berat, yakni dari tahap awal, tahap peralihan,
hingga tahap akhir.
Faktor Risiko MSDs

FAKTOR PRIMER

Menurut Peter Vi (2000))


FAKTOR SEKUNDER

FAKTOR PEKERJAAN

Menurut Humantech (1995)

FAKTOR PEKERJA

FAKTOR
LINGKUNGAN
Menurut Johansson &
FAKTOR
Rubenowitz (1994)
PSIKOSOSIAL
FAKTOR PRIMER
A. FAKTOR PEKERJA
Skema 1. Kerangka Teori
(INDIVIDU)
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Waktu kerja
4. Masa kerja
5. Kebiasaan merokok
6. Kebiasaan olahraga
7. Indeks Masa Tubuh (IMT)
8. Peregangan otot
9. Aktivitas fisik
10.Riwayat penyakit MSDs
B. FAKTOR PEKERJAAN
11.Postur kerja
12.Beban angkut (beban kerja)
13.Frekuensi kerja
14.Durasi KELUHAN MSDs
15.Repetisi (aktivitas berulang
FAKTOR SEKUNDER
1. Suhu (mikrolimat) dan
kelembaban
2. Getaran
3. Kebisingan
4. Tekanan
FAKTOR PSIKOSOSIAL
a. Pengaruh dan control pekerjaan Sumber : Humantech 1995 ; Teori Peter Vi
b. Rangsangan dari kerja itu sendiri
c. Hubungan dengan rekan kerja 2000; Johansson & Rubenowitz (1994).
d. Beban kerja secara psikologis
Skema 2. Kerangka Konsep

POSTUR TUBUH pekerja saat


bekerja yakni dari leher, tulang
punggung, kaki, lengan atas,lengan KELUHAN MSDs
bawah, dan pergelangan tangan, serta pekerja RSU YARSI
dilihat dari berat beban yang
sesuai dengan NBM
diangkat, genggaman,dan aktivitas
fisik.
Alur Penelitian
Jadwal Penelitian
SKRIPSI
HUBUNGAN POSTUR TUBUH TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS
(MSDs) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM (RSU) YARSI
JAKARTA TAHUN 2017 DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM

SELY ROHMANIAH
1102014241

Dosen Pembimbing Klinisi : dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK.


Dosen Pembimbing Agama : Drs. M Arsyad, MA.

Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
2017
I. LATAR BELAKANG

 ILO (2013) : 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena


kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat
kerja
(Depkes RI, 2014).
 WHO (2016) : MSDs mencapai 60 % dari semua penyakit akibat
kerja.

 DEPKES RI (2007) : 40 % pekerja di Indonesia mengeluh karena


pekerjaannya, MSDs 16 mencapai 16 %, di
Jakarta 47,1% sakit akibat kerja
 Pada MSDs yang paling berisiko terkena adalah tubuh bagian
bawah, salah satu penyebab utamanya adalah postur janggal.
(Tinubu, dkk, 2010).
 Kebiasaan merokok , umur, dan kebiasaan olahraga, serta
pengetahuan ergonomi yang rendah juga bisa meningkatkan risiko
MSDs.
(Handayani, 2011).
 Keluhan MSDs berisiko dialami oleh pekerja proyek pembangunan
RSU YARSI di seluruh bagian pekerjaan mereka.
Dari segi pandangan Islam juga menjelaskan bahwa bekerja dengan posisi yang
salah atau tidak sehat akan mengakibatkan hasil pekerjaan menjadi tidak
sempurna, dan akan menyebabkan nyeri sendi.
Dalam falsafah gerakan, sikap tubuh yang dianjurkan adalah sikap stasis,
artinya adalah sikap yang tidak monoton dan selalu berusahan mencari
terobosan baru
(Tasmara, Toto;, 2002).
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis Univariat MSDs
Tabel 5. Gambaran Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Tabel 6. Distribusi Keluhan MSDs pada pekerja
pekerja RSU YARSI berdasarkan Nordic Body Map (NBM) RSU YARSI Jakarta tahun 20172017
Pembahasan
A. Gambaran Keluhan MSDs
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
(Handayani, 2011) yang menyatakan bahwa pada pekerja
polishing prevalensi tertinggi keluhan MSDs pada pinggang
dan bahu kanan-kiri.

Begitu juga dengan hasil penelitian (Riyadina, W; Suharyanto,


F; Tana, L;, 2008) pada pekerja industri prevalensi tertinggi
keluhan MSDs pada pinggang dan kaki.

POSTUR TUBUH JANGGAL/SIKAP


TIDAK ALAMIAH
B. Analisis Univariat Postur Tubuh

Tabel 7. Posisi Leher Pekerja

Tabel 9. Posisi Badan Pekerja

Tabel 11. Posisi Lengan Bawah Pekerja


Tabel 8. Posisi Kaki Pekerja

Tabel 10. Posisi Pergelangan Tangan Pekerja

Tabel 12. Posisi Lengan Atas Pekerja


Tabel 13. Penilaian Berat Beban Pekerja

Tabel 14. Penilaian Genggaman Pekerja

Tabel 15. Aktivitas Fisik Pekerja


Tabel 16. Akumulasi Posisi Tubuh Pekerja
Analisis Bivariat
Tabel 16. Analisis Hubungan Postur Tubuh Terhadap Keluhan MSDs Pekerja
Proyek

Hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji chi squre kolmogorov smirnov diperoleh
(nilai p = 0.007), karena nilai p < 0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara postur
tubuh dengan keluhan MSDs pada pekerja RSU YARSI Jakarta tahun 2017.
Pembahasan
B. Faktor Postur Tubuh yang Berhubungan dengan Keluhan MSDs Responden
Dikuatkan juga dengan hasil penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Simanjuntak, Desindah Loria;, 2017)
(Octaviani, Dian;, 2017) pada sopir bus antar provinsi pada perawat instalasi Rawat Inap
bandar lampung dengan menggunakan metode REBA, RSUD Moeloek, bahwa terdapat
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara postur
hubungan yang signifikasi antara
tubuh dengan keluhan MSDs.
postur tubuh dengan keluhan MSDs.

Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian


(Hasrianti, Yulvi;, 2016) pada pekerja PT. Maruki
Internasional Makassar dengan menggunakan metode
REBA, bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara postur tubuh dengan keluhan MSDs.
Kesimpulan Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini, efek postur tubuh yang janggal paling banyak pada tubuh bagian
bawah, yakni pinggang dan betis. Hal ini dikarenakan semua jenis pekerjaan pada
proyek pembangunan RSU YARSI, seperti besi, kayu, plafon, pengangkat material, dan
sebagainya menitik beratkan berat badannya pada tubuh bagian bawah
1. Menggunakan desain cross-sectional
2. Tidak meneliti faktor risiko lain yakni faktor pekerja
(umur, jenis kelamin, waktu kerja, masa kerja, dan
riwayat penyakit MSDs), faktor sekunder (suhu, getaran
dan kebisingan), dan faktor psikososial, karena
KETERBATASAN
keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan.
PENELITIAN 3. Kuesioner Nordic Body Map (NBM) sangat bergantung
pada subjektifitas
4. Pengambilan gambar untuk menilai variabel independen
postur tubuh tidak dilakukan dari segala arah karena
tempat kerja yang tidak mendukung.
BAB V
HUBUNGAN POSTUR TUBUH TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL
DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA PROYEK RUMAH SAKIT UMUM
YARSI JAKARTA TAHUN 2017 DITINJAU DARI ISLAM
Tinjauan Islam
Etos Kerja dalam Perspektif Islam

• Etos berasal dari Bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga
oleh sekelompok bahkan masyarakat. Etos kerja adalah sikap atau keyakinan dalam bekerja
(Tasmara, Toto;, 2002).
• Secara umum bekerja dalam Islam dapat diartikan seluruh perbuatan atau usaha manusia
baik yang ditujukan untuk dunianya maupun yang ditujukan untuk akhiratnya.
(Saefullah, Eef;, 2017)
Allah Swt berfirman:

Artinya:
“Apabila kamu telah selesai melaksanakan sholat, maka menyebarlah kamu di muka bumi, carilah
sebagian karunia Allah dan perbanyaklah mengingat (berzikir kepada) Allah, semoga kamu
beruntung” (QS. Al-Jumu’ah (62): 10).
Tinjauan Islam

Postur atau Sikap Tubuh dalam Bekerja Ditinjau dari Pandangan Islam

• Postur tubuh atau sikap tubuh dikenal dengan istilah “Falsafah Gerak”, dikatakan sebagai
aktivitas atau sikap dinamis, mempunyai makna seluruh kegiatan yang dilakukan seorang
muslim harus penuh dengan tantangan (challenging), tidak monoton, dan selalu berupaya
untuk mencari terobosan-terobosan baru (innovate) dan tidak pernah merasa puas dalam
berbuat.
(Tasmara, Toto;, 2002).
• Selain itu juga, bekerja harus mengetahui kapasitas diri sendiri sesuai dengan keadaan,
kempuan, dan kesanggupan diri.
Allah Swt berfirman:

Artinya:
“Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, (‘ala maka natikum),
Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui!” (Q.S Az-zumar (39):
39).
Tinjauan Islam

Musculoskeletal Disorders (MSDs) menurut Pandangan Islam

• Pada Islam dikenal dengan istilah nyeri sendi atau nyeri otot, di dalam Islam juga terdapat
pengobatan nyeri sendi itu sendiri.
• Salah satu penyebab dari nyeri sendiri dalam Islam adalah jam kerja yang panjang. Pandangan
Islam dalam membatasi jam kerja-berdasarkan riwayat ini-tidak lebih dari enam jam. Seorang
buruh tidak boleh melakukan pekerjaan yang melibihi kemampuannya. Sebab, itu dapat
menghancurkan dirinya.
Allah Swt berfirman :
Artinya:
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik” (Q.S Al-Baqarah: (2): 195).
Tinjauan Islam

Kaitan Pandangan antara Kedokteran dengan Islam tentang Musculoskeletal Disorders (MSDs) dan
Postur Tubuh Pada Pekerja Proyek

Musculoskeletal Disorders
• Dari segi kedokteran MSDs merupakan gangguan muskuloskeletal yang cidera atau gangguan yang
memengaruhi gerakan atau muskuloskeletal sistem tubuh manusia (yaitu otot, tendon, ligamen,
saraf, dan pembuluh darah, serta yang lainnya) (Middlesworth, 2015).
• Dari segi Islam MSDs dikenal dengan istilah nyeri sendi.
• Diantara kedokteran dan Islam keduanya memiliki pandangan yang sama, karena sama-
sama merupakan gangguan muskulosketal tubuh manusia

Postur Tubuh
• Dari segi kedokteran postur tubuh atau sikap tubuh dibagi menjadi dua yakni sikap tubuh normal
dan sikap tubuh janggal.
• Dari segi Islam postur tubuh atau sikap tubuh dalam bekerja termasuk dalam “Falsafah Gerakan”
• Dari segi kedokteran dan Islam keduanya memiliki pandangan yang sama, yakni postur
tubuh atau sikap tubuh yang benar dengan posisi dinamis akan menyebabkan
berkurangnya risiko nyeri sendi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Dari total 120 responden, keluhan terbanyak adalah keluhan ringan MSDs sebanyak 105
pekerja (87.5%) dan tidak ada pekerja yang mengalami keluhan berat.
2. Dari 28 area/bagian tubuh paling banyak mengalami keluhan adalah pada pinggang
sebanyak 55 pekerja dan betis kiri sebanyak 54 pekerja, serta yang paling sedikit
mengalami keluhan adalah bagian pantat sebanyak 11 pekerja.
3. Berdasarkan faktor risiko MSDs yakni postur tubuh, level risiko terbanyak adalah level
risiko sedang sebanyak 75 pekerja (62.5 %) dan level risiko terendah adalah level risiko
tinggi sebanyak 4 pekerja (3.3 %).
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara postur tubuh dengan keluhan MSDs pada
pekerja RSU YARSI yakni dengan p value = 0,007.
5. Pandangan Islam tentang postur tubuh atau sikap tubuh yang sehat saat bekerja
bergantung pada posisi yang benar yakni posisi dinamis dan penyesuaian pekerjaan
dengan atribut/keadaan manusia itu sendiri, sesuai dengan firman Allah pada surah Q.S
Az-zumar ayat 39. Posisi yang baik akan mengurangi risiko keluhan MSDs atau nyeri
sendi.
Saran
Diharapkan istirahat bila sudah mulai merasakan
nyeri pada sendi dan otot, mencari tahu dan
mempelajari aturan umum ergonomic dan membaca
Bagi Pekerja Proyek risiko dari pekerjaannya, diharapkan memvariasikan
aktivitas, dan menggunkan APD, serta bila mengalami
keluhan MSDs sebaiknya langsung di periksakan ke
dokter

Sebaiknya melakukan intervensi ergonomis


Bagi Pimpinan Proyek pekerjaan seperti rekayasa teknik pada desain
Pembangunan RSU YARSI stasiun dan alat kerja, dan rekayasa manajemen
pada kriteria dan organisasi kerja.

Diharapkan untuk meneliti faktor risiko lain terhadap


keluhan MSDs dan bagaimana sebab-akibat dari timbulnya
Bagi Penelitian Selanjutnya keluhan MSDs dan dalam pengambilan data keluhan MSDs
tidak hanya menggunakan kuesioner karena sangat bersifat
subjektif, sebaiknya dilakukan juga dengan pemeriksaan
fisik
Daftar Pustaka
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhā rī, Ṣ aḥ īḥ Bukhā rī (Mesir: Maktabah„Ibad al-Rahman, 2008),
771 (Dalam Husin, Achmad Fuadi;. (2014).
Al-Qarasyi, Baqir Syarif;. (2007). Haququl "Amil Fil Islam. Jakarta: Al-Huda.
Andini, F. (2015). Risk Factors of Low Back Pain in Workers. Artikel Review.
Anthony, D. (2012). Low Back Pain. Diambil dari orthopt.org: http://www.orthopt.org/.
Aziz, Abdul;. (2013). Etika Bisnis Perspektif Islam. Bandung: Alfabeta.
Bergsten, E., Mathiassen , S., & Vingard. (2015, october 19). Psychosocial Work Factors and Musculoskeletal
Pain: A Cross-Sectional Study among Swedish Flight Baggage Handlers. Diambil dari pubmed:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles.
Bridger, R. S. (1995). Introduction to the Ergonomic. International Edition Singapore: McGraw Hill Inc
(Dalam Susihono, 2012).
Depkes RI. (2014). Angka Penyakit Akibat Kerja. Diakses pada tanggal 26 Maret 2017.
Feng, Q., Liu, S., Yang, L., Xie, M., & Zhang, Q. (2016, October 3). The Prevalence of and Risk Factors
Associated with Musculoskeletal Disorders Among Aonographers In Central China. Diambil dari
Pubmed: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.
Gangopadhyay, Somnath; Ghosh, Tirthankar; Das, Tamal; Ghoshal, Goutam; Das Banibrata;. (2010). Effect
Of Working Posture On Occurrence Musculoskeletal Disorders Among The Sand Core Making Workers
Of West Bengal. Cent Eur J Public Health , 38-42.
George, E. E. (2003). Musculoskeletal Disorders. Diambil dari who.int/bulletin:
http://www.who.int/bulletin/volumes/81/9/Ehrlich.
Handayani, W. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders.
Diambil dari Users: file:///C:/Users/USER1/Downloads/.
Hasrianti, Yulvi. (2016). Hubungan Postur Kerja dengan Keluhan MSDs Pada Pekerja DI PT. MARUKI
INTERNASIONAL INDONESIA Makassar. SKRIPSI. Diakses pada tanggal 23 Maret 2017 Pukul 21:53
WIB.
HD, Kaelany;. (2005). Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Husin, Achmad Fuadi;. (2014). Islam dan Kesehatan. Islamuna Volume 1 Nomor 2 , 195-209.
Hendra. (2009). Risiko Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal Disorders Pada Pemanen Kelapa Sawit.
Prosiding Seminar Ergonomi. Diambil dari http:
//staff.ui.ac.id/internal/132255817/publikasi/D11.pdf. DSiakses pada 23 Maret 2017).
Hiperkes,dkk. (2008). Bunga Rampai. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Humantech. (1995). Applied Ergonomics Training Manual. Humantech Inc : Berkeley Australia. pp. 101-
105.
I. Kuorinka, B. J.-S. (1987). Standardised Nordic. Diambil dari uresp.ulaval.ca: http://www.uresp.ulaval.ca/.
International Labour Organization, “List of Occupational Disease “ . Diambil dari http://www.ilo.org,
pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 23:21 WIB.
Iridiastadi, Hardianto dan Yassierli. (2016). Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Jalajuwita, Rovanaya Nurhayuning; Paskarini, Indriati;. (2015). Hubungan Posisi Kerja dengan Keluhan
Muskuloskeletal Pada Unit Pengelasan PT. X Bekasi. The Indonesian Journal of Occupational Safety
and Health, 33-42.
Joanne, O. C. (2007). The Nordic Musculoskeletal Questionnaire. Diambil dari academic.oup.com:
https://academic.oup.com.
J.A. Johansson, R. Kadefors, S. Rubenowitz, U. Klingenstiema, I. Lindstorm, T. Engstorm and M.
Johansson. (1993). Mosculoskeletal Symptoms, Ergonomic Aspects and Psychosocial Factors in Two
Different Truck Assembly Concepts. Itllernational Journal of Industrial Ergonomics. 12, 35-48
(Dalam Rahardjo, 2005).
L, L., G, C., C, T., S, W., H, H., & H, Q. (2010). How Work Organization Affects the Prevalence of WMSDs: A
Case-control Study. Diambil dari pubmed: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.
Lofquist , L., O. A., B. L., & P. S. (2014). An analytical ergonomic risk evaluation of body postures during
daily cleaning tasks in horse stables. Diambil dari from pubmed:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.
Medical Dictionary “ Carpal Tunnel Syndrome “ , diambil dari http://medical
dictionary.thefreedictionary.com, pada tanggal 12 Desember 2016 pukul 11:58 WIB.
Menckhen, H. L. (25 Maret 2017). Risk Factors for Musculoskeletal Disorders. Diambil kembali dari
saveyourhands: https://www.saveyourhands.com.
Middlesworth, M. (2015). Ergonomics Plus. Diambil dari ergo-plus.com: http://ergo-
plus.com/musculoskeletal-disorders-msd/. National Institute for Occupational Safety and
Health “Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors “ Diambil dari
https://www.cdc.gov/niosh , pada tanggal 12 Desember 2016, pukul 12:22 WIB.
Notoatmodjo, P. D. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Nurliah, A. (2012). Analisa Resiko Musculoskeletal Disorder ( MSDs ) pada operator forklift .
Diambil dari ui: http://lib.ui.ac.id.
Nuryaningtyas, Binarfika & Martiana, Tri. (2014). Analisis Tingkat Risiko Musculoskeletal Disorders
(MSDs) Dengan The Rapid Upper Limbs Assessment (RULA) Dan Karakteristik Individu
Terhadap Keluhan MSDs. Diambil dari http://www.journal.unair.ac.id pada tanggal 23
Maret 2017 pukul 19:29.
Octaviani, Dian;. (2017). Hubungan Postur Kerja dan Faktor Lain Terhadap Keluhan
Musculoskeletal DIsorders Pada Sopir Bus Antar Provinsi Bandar Lampung. SKRIPSI. Diambil
dari http://digilib.unila.ac.id/
Occupational Safety and Health Administration, “Prevention of Musculoskeletal Disorders in the
Workplace”, diambil dari https://www.osha.gov, pada tanggal 3 Desember 2016 pukul
13:02 WIB.
Pangaribuan, D. M. (2009). Analisa Postur Kerja Dengan Metode RULA pada Pegawai Bagian
Pelayanan Perpustakaan USU Medan. SKRIPSI. Medan:Universitas Sumatera Utara.
Peter, Vi. (2000). Musculoskeletal Disorders. (Sitasi 25 Maret 2017).
Pnj, Yahya Ali;. (2007). Kerja Buruh. Jakarta: Al-Huda.
Rahardjo, W. (2005). Peran Faktor-Faktor Psikososial dan Keselamatan Kerja Pada Jenis Pekerjaan
Yang Bersifat Iso-Strain. Seminar Nasional Universitas Gunadarma.
Riyadina, W; Suharyanto, F; Tana, L;. (2008). Keluhan Nyeri Pad Muskuloskeletal Pada Pekerja
Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Jurnal Kedokteran Indonesia Vol 58, 8-12.
Saefullah, Eef;. (2017). Bekerja dalam Perspektif Ekonomi Islam. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Services, w. s. (2011). Preventing Musculoskeletal Disorders (MSDs). Diambil: http://www.wsps.ca
Simanjuntak, Desindah Loria;. (2017). Hubungan Postur Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal
Disorders Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD ABDUL. SKRIPSI.
Straker, L.M. (2000). An Overview of Manual Handling Injury Statistic in Ergonomic Methods. USA:
CRC Press.
Susihono, W. Prasetyo, W. (2012). Perbaikan Postur Kerja Untuk Mengurangi Keluhan Musculoskeletal
dengan Pendekatan Metode OWAS. Studi Kasus di UD. Rizki Ragil Jaya-Kota Cilegon.
Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri, Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Kerja. Penerbit: Harapan Press Solo.
Tighe, C. (2014). Low Back Pain Fact Sheet. Diambil dari lb7.uscourts.gov:
http://www.lb7.uscourts.gov.
Tinubu, B., Mbada, C., Oyeyemi, A., & Fabunmi, A. (2010). Work-Related Musculoskeletal Disorders
among Nurses in Ibadan, South-west Nigeria: a cross-sectional survey. Diambil dari pubmed:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc.
Umami AR, Hartanti RI, Dewi A. Hubungan Antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja
Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Pekerja Batik Tulis. E-
journal Pustaka Kesehatan 2013; 2: 72-7.
Undang-Undang Republik Indonesia. (2017, Maret 25). Diambil dari http://luk.staff.ugm.ac.id.
Wijaya, A. (2008). Analisa Postur Kerja dan Perancangan Alat Bantu untuk Aktivitas Manual
Material Handling Industri Kecil. SKRIPSI. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
World Health Organization, “Occupational and Work-Related Diseases”. Diambil dari:
http://www.who.int, pada tanggal 19 Oktober 2016 pukul 21:37 WIB.
World Health Organization. (2016, Agustus 26). Penyakit Akibat Kerja. Bulletin WHO.
Nordic Body Map
Rapid Entire Body Assessment (REBA)

Anda mungkin juga menyukai