Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Dinda Ghefira Suherman

182220048 – 2B

Identitas Jurnal
Penerapan Material Handling Equipment
Judul
untuk Penanganan Barang
Nama Penulis Faisal Aji Nugroho
Tahun 2022
Program Studi Administrasi Bisnis: Institut
Nama Penerbit Jurnal
Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957
Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Bisnis, Logistik
Journal (Volume, issue, nomor, halaman)
dan Supply Chain. Halaman 64 - 71
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Material Handling
Equipment(MHE) yang dilakukan oleh Gudang dalam penanganan barang agar
bekerja dengan efektif dan efisien. Metode yang digunakan adalah metode studi
kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara. Informan pada penelitian ini adalah Kepala Bagian Warehouse, KA.
Seksi Warehouse A3&K, KaRu Warehouse A3 dan Operator Warehouse. Hasil
penelitian menemukan bahwa, pemilihan MHE pada Gudang sudah sesuai dengan
prinsip material handlingyaitu prinsip perencanaan dan prinsip keuangan, rak yang
digunakan, serta kondisi gudang. Penerapan MHE untuk penanganan barang sudah
memilih operator MHE yang berpengalaman dan bersertifikat agar menghindari
barang jatuh/rusak akibat kurang ahlinya dalam menggunakan peralatan
penanganan barang. Peralatan penanganan barang yang digunakan untuk
menangani barang ketika jam kerja berlangsung tidakpernah terjadi masalah.
Pemilihandan penerapan yang tepat memberikan dampak keefektifan dan
keefisienan.
Aim of Study (Purpose)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Material Handling
Equipment(MHE) yang dilakukan oleh Gudang dalam penanganan barang agar
bekerja dengan efektif dan efisien.
Research Question / Research Problem
1. Tingkat keefektifan dalam pemilihan material handling equipment dari diesel ke
electric
2. Kualifikasi karyawan untuk menjadi operator material handling equipment
3. Keselamtan kerja serta sanski jika melanggar SOP keselamatan kerja
4. Masalah dalam mengoperasikan material handling equipment
5. Mobilitas material handling equipment yang mengakibatkan barang rusak
6. Perencanaan penanganan barang Ketika barang overload atau menumpuk
7. Pemeriksaan barang oleh checker Ketika bongkar muat barang
8. Cara penangan dan pengangkutan barang yang akan diput away menuju storage
9. Kegiatan picking dan shipping saat overload
Literatur
1. Peran penanganan barang (material handling) sangat penting dalam perusahaan,
terutama bagi perusahaan yang bergerak dalam penanganan material yang rawan
rusak dan pecah. Sistem atau metode yang benar dalam pemindahan barang dapat
mengurangi kerugian perusahaan dan memastikan keberlangsungan proses
produksi secara efisien.
2. Pemilihan kriteria peralatan penanganan material (Material Handling
Equipment/MHE) dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor tertentu seperti
jenis operasional, kategori peralatan, biaya, manfaat, dan kompatibilitas.
3. Masalah yang sering terjadi pada MHE di gudang meliputi ketidaksesuaian antara
kapasitas MHE dengan berat barang yang diangkut, ketidaksesuaian dalam
penanganan barang yang menyebabkan kerusakan pada packaging atau isinya, dan
ketidakefektifan dalam menangani barang yang disebabkan oleh ketidaksesuaian
operator MHE.
4. Tanpa sistem penanganan material yang dirancang dengan baik dan fungsional,
operasi manufaktur dapat mengalami penundaan, waktu operasional meningkat,
produk bisa rusak, dan biaya pergerakan dalam fasilitas dapat meningkat, yang
pada akhirnya meningkatkan biaya operasi perusahaan.
5. Sistem penanganan material yang direncanakan dengan baik dan tepat dapat
membantu meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk, dan
mengurangi biaya operasi perusahaan.
Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Teknik
pengambilan sampel penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan
penentuan sampel snowball. Uji keabsahan data yang telah diambil oleh peneliti
menggunakan confirmability yaitu menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang
dilakukan dengan hasil penelitian yang telah disepakati oleh banyak orang.
Significant Findings
Proses pemilihan MHE (Material Handling Equipment)
1. Kesesuaian dengan Prinsip Material Handling
− Prinsip Perencanaan: alam prinsip ini, pemilihan Material Handling
Equipment (MHE) didasarkan pada pertimbangan luas gudang, tinggi rak,
dan berat maksimal barang. Diberikan kondisi gudang dengan luas 9.720
m2, lebar lorong 4 meter, dan tinggi rak gudang A3 sebesar 6 meter, jenis
MHE yang dipilih adalah Forklift dan Reach Truck.
Forklift dipilih karena memiliki lebar 1,1 meter, jangkauan lift 5 meter, dan
kapasitas angkut 2,5 ton. Reach Truck juga dipilih dengan lebar 1,1 meter,
jangkauan lift 8 meter, dan kapasitas angkut 1,8 ton. Pemilihan ini
memastikan mobilitas MHE serta penanganan material yang baik dalam
gudang tersebut.
− Prinsip Keuangan: pemilihan MHE Electric adalah pilihan yang lebih bijak karena
akan mengurangi biaya operasional dan perawatan, serta mengurangi polusi udara di
dalam gudang. Hal ini tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga
mendukung kesehatan dan kesejahteraan para pekerja di dalam gudang.
2. Kesesuaian dengan Racking
Perusahaan menggunakan tipe racking selective, yang merupakan desain yang
umum digunakan di banyak gudang. Tipe ini memungkinkan penyusunan barang
hingga kapasitas yang cukup tinggi sesuai dengan pemanfaatan ruang pada tinggi
gudang. Sistem FIFO (First In, First Out) dapat diterapkan dengan baik pada tipe
ini, sesuai dengan praktik yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan
demikian, pemilihan tipe racking selective sesuai dengan kebutuhan perusahaan
untuk mengoptimalkan ruang dan memastikan pengelolaan stok barang yang
efisien.
3. Kesesuaian dengan Kondisi Gudang
Perusahaan memiliki gudang seluas 9.720 m2 dengan lebar lorong masing-masing
4 meter. Jenis Material Handling Equipment (MHE) yang sesuai dengan lebar
lorong tersebut adalah Forklift dan Reachtruck. Perusahaan telah memilih jenis
MHE yang tepat untuk kondisi gudangnya, yaitu Forklift CB Electric dan
Reachtruck CB Electric. Dengan demikian, pemilihan MHE sudah sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik gudang, yang akan mendukung efisiensi operasional
dan penanganan barang yang baik di dalam gudang tersebut.

Penerapan MHE dalam penanganan barang di Gudang


1. Operator Material Handling EquipmentharusBersertifikat dan Berpengalaman
Pemilihan karyawan untuk mengoperasikan Forklift dan ReachTruck di
perusahaan telah tepat karena mereka terlibat langsung dalam pemindahan barang
dari satu area ke area lain. Karyawan harus dilatih dengan baik agar
mengoperasikan peralatan dengan aman dan efisien sesuai dengan prinsip
keselamatan kerja. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan barang dan
memastikan keamanan di area gudang.
2. Tidak Adanya Material Handling Equipmentyang Bermasalah
Perusahaan tersebut jarang mengalami masalah dalam pengoperasian Material
Handling Equipment (MHE), kecuali satu insiden di mana roda MHE mengalami
kegompalan. Namun, perusahaan merespons cepat dengan melakukan perbaikan
dan penggantian peralatan yang rusak dengan yang lebih baik. Respons cepat ini
menunjukkan perhatian perusahaan terhadap pemeliharaan peralatan untuk
meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan menjaga keselamatan operasional.
Prinsip pemeliharaan peralatan, seperti yang dinyatakan oleh Siddharta (2017),
diterapkan di mana operator harus memeriksa kondisi peralatan setiap hari dan
melaporkan kerusakan agar dapat segera diperbaiki.
3. Pemeriksaan Barang saat Bongkar Muat Barang
pemeriksaan awal yang dilakukan oleh checker sebelum proses bongkar muat
sangat penting untuk mencegah masuknya barang rusak ke dalam gudang.
Meskipun Material Handling Equipment (MHE) seperti Forklift atau ReachTruck
bertanggung jawab atas pengangkutan barang menuju storage, kerusakan barang
terutama terjadi saat proses bongkar muat di mobil. Hal ini disebabkan oleh
kondisi tidak sesuai standar saat memuat barang di pelabuhan asal, seperti
menumpuk barang kecil dengan barang besar dan berat, yang dapat merusak baik
packaging maupun barang itu sendiri.
Oleh karena itu, pemeriksaan awal yang cermat dan responsif terhadap barang
yang rusak sangat penting untuk memastikan kualitas barang yang masuk ke dalam
gudang. Diperlukan koordinasi yang baik antara checker, operator MHE, dan
pihak terkait untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi kerusakan barang
sebelum barang masuk ke dalam gudang. Ini akan membantu meningkatkan
efisiensi operasional dan menjaga kualitas barang serta keamanan di area gudang.
4. Cara Penanganan Barang dan Pengangkutanyang Dilakukan Menuju Storage
Setelah barang melewati pengecekan dan dianggap baik, mereka tetap dalam tahap
penerimaan sebelum dipindahkan menggunakan Forklift, ReachTruck, atau tenaga
manusia. Penanganan barang di gudang mengikuti standarisasi perusahaan, tanpa
pembedaan, dan dilakukan dengan hati-hati. Barang yang akan disimpan di gudang
dipindahkan sesuai dengan layout gudang, sementara untuk barang yang akan
keluar, digunakan Forklift dan ReachTruck untuk pengambilan sesuai dengan
picklist. Proses transportasi melibatkan Handlift dan tenaga manusia untuk
menyusun barang agar tertata rapi.
5. Barang Overloadpada Gudang MenyebabkanMobilitas Material Handling
Equipmentterganggu
Pada kondisi tersebut, overload barang dapat mengganggu mobilitas Material
Handling Equipment (MHE) dan meningkatkan risiko senggolan barang yang
dapat menyebabkan kerusakan saat proses bongkar muat. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa operator MHE lebih mengeluhkan tentang penempatan
barang daripada mobilitas peralatan. Hal ini disebabkan karena area penyimpanan
di gudang sudah penuh, menyebabkan kebingungan dalam penempatan barang.
Bukan mobilitas MHE yang menjadi perhatian, melainkan kurangnya moda
transportasi yang mengakibatkan penumpukan barang di area staging outbound
karena pengiriman tidak dilakukan sekaligus.
Conclusion/Implication/Suggestion
Berdasarkan temuan penelitian dan diskusi, perusahaan telah memilih peralatan
penanganan material yang sesuai dengan prinsip handling material, racking yang
digunakan, dan kondisi gudang. Selain itu, perusahaan telah memilih operator MHE yang
berpengalaman dan bersertifikat untuk menerapkannya. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk
menggunakan peralatan penanganan barang, yang dapat menyebabkan barang rusak.

Selain itu, sebagai upaya untuk mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi
selama pengoperasian MHE, perusahaan telah mewajibkan operator untuk menggunakan
peralatan keselamatan kerja seperti sepatu pengaman dan helm keselamatan.

Namun, kekurangan koordinasi dengan pusat menyebabkan barang dikirim dari pusat
meskipun gudang terlalu penuh. Hasilnya, barang harus disimpan sementara di area
lalulintas MHE, menghambat mobilitas MHE, dan ada risiko barang yang disimpan
tersenggol oleh MHE. Masalah ini dapat dihindari dengan mengintegrasikan rantai
pasokan antara gudang cabang (internal) dan pusat (eksternal). Dengan mengintegrasikan
sistem informasi antara internal dan eksternal, rantai pasokan dapat dipermudah.

Anda mungkin juga menyukai