0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan10 halaman
Bab 7 membahas peta kerja usulan yang mencakup deskripsi dan metode peta kerja serta lambang-lambang dan metode 5R untuk meningkatkan efisiensi kerja. Peta kerja berguna untuk menganalisis dan memperbaiki metode kerja dengan menggambarkan kegiatan secara sistematis. Metode 5R mencakup 5 tahapan (pemisahan, pengaturan, pembersihan, pemantapan, pembiasaan) untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif
Bab 7 membahas peta kerja usulan yang mencakup deskripsi dan metode peta kerja serta lambang-lambang dan metode 5R untuk meningkatkan efisiensi kerja. Peta kerja berguna untuk menganalisis dan memperbaiki metode kerja dengan menggambarkan kegiatan secara sistematis. Metode 5R mencakup 5 tahapan (pemisahan, pengaturan, pembersihan, pemantapan, pembiasaan) untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif
Bab 7 membahas peta kerja usulan yang mencakup deskripsi dan metode peta kerja serta lambang-lambang dan metode 5R untuk meningkatkan efisiensi kerja. Peta kerja berguna untuk menganalisis dan memperbaiki metode kerja dengan menggambarkan kegiatan secara sistematis. Metode 5R mencakup 5 tahapan (pemisahan, pengaturan, pembersihan, pemantapan, pembiasaan) untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas mulai dari awal sampai akhir proses. Didalam peta kerja terdapat banyak informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja. Fungsi peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjaan, sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja. Peta kerja dibedakan menjadi dua yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat (wignjosoebroto, 2000) Peta kerja keseluruhan merupakan suatu peta kerja yang didalamnya melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Macam-macam peta kerja keseluruhan menurut kegunaanya terdiri dari peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja, dan diagram alir (wignjosoebroto, 2000). Peta kerja setempat merupakan suatu peta kerja yang didalamnya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Macam-macam peta kerja setempat menurut kegunaannya terdiri dari peta pekerja dan mesin, dan peta tangan kiri tangan kanan.
7.1.2 lambang-lambang pada peta kerja
Pada tahun 1970 American Society of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar lambang-lambang yang terdiri dari lima macam lambang yang merupakan modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh gilbert. Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : (Sutalaksana, 2006) (Operasi) Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi. Mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu mesin atau sistem kerja. (Pemeriksaan) Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang pemeriksaan digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau membandingkan objek tertentu dengan suatu standar. Suatu pemeriksaan tidak menjuruskan bahan kearah menjadi suatu barang jadi. (Transportasi) Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas pada tempat bekerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung, bukanlah merupakan transportasi. (Menunggu) Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja ataupun perlengkapan tidak mengalami kegiatan apaapa selain menunggu (biasanya sebentar). Kejadian ini menunjukkan bahwa suatu objek ditinggalkan untuk sementara waktu tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali. (Penyimpanan) Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja di simpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mengalami penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu.
7.1.3 Metode 5R atau 5S
Metode 5S merupakan pendekatan yang mengatur lingkungan kerja untuk mengurangi waste-waste yang seringkali terjadi di dalam perusahaan sehingga terciptanya lingkungan kerja yang efektif, efisien dan produktif (Osada dalam Putra, 2014). Terciptanya budaya 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) dalam perusahaan dapat meningkatkan layanan bagi konsumen, serta penataan tempat kerja yang teratur dapat memperbaiki produktivitas kerja dalam perusahaan (Heizer & Render, 2014). Seiri (Pemilahan) Seiri adalah kegiatan membedakan antara barang yang masih diperlukan dan yang tidak diperlukan, serta membuang barang yang sudah tidak diperlukan lagi. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan memutuskan mana barang yang lebih penting dan mana yang kurang penting, kemudian menetapkan barang berdasarkan prioritas. Misalnya, barang A lebih sering diminati daripada barang B, maka barang A lebih diprioritaskan untuk dilakukan penataan, penyimpanan barang yang lebih diminati disimpan didekat kita sedangkan barang yang jarang diminati disimpan lebih jauh. Selain memisahkan barang sesuai prioritas, diperlukan juga kesadaran untuk membuang barang yang sudah rusak atau cacat. Seiton (Penataan) Dalam penerapan 5S Seiton yang berarti menyimpan barang pada tempat yang benar atau tata letak yang sesuai, sehingga saat diperlukan secara mendadak dapat digunakan dengan mudah. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melakukan pengelompokan barang. Salah satu kegiatan ini dapat menghilangkan pemborosan waktu dalam proses pencarian. Sasaran dari kegiatan Seiton ini diharapkan dapat menghasilkan tempat kerja yang rapi, tata letak dan penempatan lebih efisien sehingga terjaganya kemanan dan mutu, menghilangkan pemborosan waktu dalam proses pencarian. Dalam melakukan kegiatan Seiton agar berjalan dengan baik, dibutuhkan adanya aturan agar tidak sulit dalam melakukannya. Tentukan Tempat Barang yang Tepat. Menentukan tempat untuk menyimpan barang barang secara tepat yang mudah terjangkau. Selanjutnya Tentukan Bagaimana Menyimpan Barang. Menentukan penyimpanan barang agar mudah ditemukan dan di ambil saat barang dibutuhkan. Sehingga tidak membuang waktu proses pencarian. Dan Taati Aturan Penyimpanan. Mentaati peraturan untuk selalu menyimpan kembali barang yang diambil ke tempatnya semula. Budaya ini mudah untuk dilakukan, tetapi untuk mempertahankannya harus dibiasakan untuk selalu taat peraturan. Seiso (Pembersihan) Istilah Seiso secara umum yang berarti membersihkan barang-barang sehingga menjadi bersih. Pembersihan yang dilakukan dapat menjadi pemeriksaan pada kebersihan dan menciptakan lingkungan yang nyaman tanpa cacat cela (Osada, 2002), sehingga kegiatan seperti membuang sampah dan membersihkan kotoran menjadi hal yang semakin penting. Sasaran yang dari kegiatan Seiso diharapkan dapat mencapai tingkat kebersihan yang diharapkan. Kotoran mencapai angka nol, dapat menemukan permasalahan melalui pengawasan kebersihan, menumbuhkan pemahaman bahwa kegiatan pembersihan juga menjadi kegiatan pemeriksaan. Dalam melakukan kegiatan Seiso ada tiga macam tingkat pembersihan, pertama yaitu tingkat makro dengan membersihkan segala sesuatu dan menemukan penyelesaian dari penyebab yang berkaitan. Kedua, tingkat individual, melakukan pembersihan pada tempat kerja dan mesin. Ketiga, tingkat mikro, melakukan pembersihan pada persediaan dan peralatan, mencari dan memperbaiki penyebab kotoran. Dalam melakukan pembersihan tempat kerja Osada mengemukakan 4 langkah prosedur yang harus diikuti, sebagai berikut: Bagi daerah menjadi beberapa bagian dan mengalokasikan tanggung jawab untuk tiap bagian; Tentukan apa yang harus dibersihkan,urutan, dan pengerjaan. Untuk melakukan pembersihan, tiap orang harus paham pentingnya dari pembersihan agar dapat menemukan sumber permasalahan; Melakukan revisi cara melakukan pembersihan agar bagian yang sulit dibersihkan kedepannya lebih mudah dibersihkan; dan Menentukan standard kebersihan agar tingkat kebersihan barang sesuai dengan yang diinginkan. Seiketsu (Pemantapan) Pemantapan pada 5S dapat diartikan terus-menerus dan secara berulangulang dalam melakukan kegiatan 5S yang sebelumnya yaitu pemilahan, penataan, dan pembersihan. Yang berarti kegiatan pemantapan ini adalah melakukan pengulangan kembali kegiatan pemilahan, penataan, dan pembersihan untuk memastikan keadaan aktivitas 5S terpelihara dengan baik. Kegiatan pemantapan ini ditargetkan dapat menciptakan pemeliharaan atau konsistensi dari pemilahan, penataan, dan pembersihan yang baik. Melalui kegiatan pemantapan yang dilakukan dengan teratur akan menampakan keadaan yang tidak normal secara visual dan dapat melatih ketrampilan untuk menciptakan dan memelihara kontrol visual. Menemukan keadaan tidak normal secara visual biasanya akan ditemukan keadaan yang tidak sesuai dengan standard, misal seperti barang cacat. Untuk menemukan ketidak normalan dalam melakukan aktivitas dibutuhkan seseorang yang penuh perhatian dalam menemukan permasalahan, maka dibutuhkan pelatihan ketrampilan yang dapat memicu kewaspadaan dalam menciptakan kontrol visual yang baik. Untuk membantu memperlancar proses kontrol visual, biasanya diberikan alat kontrol visual yang mudah dipahami dengan memberi gambaran dari peragaan kontrol visual, contohnya :Peragaan membuang sampah pada tempatnya; Waspada terhadap bahaya; Indikasi peletakan barang; dan Peringatan berhati-hati dalam pengoperasian. Dalam pembuatan alat kontrol visual, ada hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Osada, (2002): Alat kontrol visual mudah dilihat dari jarak jauh; Memasang peragaan pada barang yang bersangkutan; Setiap orang dapat mengerti apa yang benar dan apa yang salah; Setiap orang dapat menggunakannya dengan mudah; Setiap orang dapat melakukannya dan mudah untuk melakukan koreksi; Usahakan supaya saat melaksanakan kontrol visual dapat membuat tempat kerja menjadi lebih teratur. Shitsuke (Pembiasaan) Kegiatan 5S tidak akan berhasil tanpa adanya pembiasaan. Kegiatan yang dilakukan dengan benar berulang-ulang, secara alami akan membentuk pembiasaan yang baik (Osada, 2002). Adanya kegiatan pembiasaan ini dapat melatih potensi karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih maksimal daripada sebelumnya. Untuk menciptakan kebiasaan yang baik dapat dilakukan dengan memberi pelatihan pada karyawan, apa yang harus dilakukan, dan memberi perintah pada karyawan. Menciptakan peraturan tegas dalam perusahaan akan membantu pendisiplinan karyawan dalam melatih pembiasaan diri, setelah melalui pendisiplinan yang dilakukan berulang-ulang, maka kebiasaan buruk pada karyawan akan tergantikan dengan kebiasaan baik yang dibentuk selama kegiatan pembiasaan.
7.1.4 Gerakan Dasar Gilbert
Gilbreth membagi elemen gerakan dasar menjadi tujuh belas elemen gerakan yang disebut Therblig. Ketujuh belas elemen Therblig tersebut dapat diklasifikasikan menjadi Therblig efektif dan Therblig inefektif. Therblig efektif adalah semua elemen dasar yang berkaitan langsung dengan aktivitas kerja. Therblig ini sulit untuk dihilangkan, tetapi waktu gerakannya dapat diperpendek. Therblig tidak efektif adalah elemen therblig yang tidak berkaitan dengan aktivitas penyelesaian pekerjaan secara langsung dan seharusnya dihilangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar analisa operasi kerja dan ekonomi gerakan.(Sutalaksana, 1979). A. Therblig Efektif 1. Menjangkau (Reach) Menjangkau adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas (Release) dan diikuti oleh gerakan memegang (Grasp). Therblig ini dimulai pada saat tangan mulai berpindah dan berakhir pada saat tangan sudah berhenti. 2. Memegang (Grasp) Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau (Reach) dan dilanjutkan oleh gerakan membawa (Move). Gerakan ini merupakan gerak yang efektif yang sulit untuk dihilangkan meskipun masih dapat dikurangi dalam beberapa keadaan. 3. Membawa (Move) Gerakan ini merupakan gerakan perpindahan tangan dalam keadaan dibebani oleh suatu benda. Gerakan membawa biasanya didahului oleh gerakan memegang (Grasp) dan dilanjutkan oleh melepas (Release) atau dapat juga oleh gerakan mengarahkan (Position). 4. Melepas (Release Load) Gerakan ini terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek tang dipegangnya. Gerakan ini merupakan gerakan yang terjadi relatife singkat dibandingkan gerakan Therblig lainnya. Therblig ini dimulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarinya sudah tidak menyentuh objek lagi. 5. Mengarahkan sementara (Pre-position) Mengarahkan sementara adalah gerakan mengarahkan objek pada suatu tempat secara sementara. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemegangan apabila objek tersebut akan dipakai kembali. 6. Memakai (Use) Gerakan memakai terjadi bila satu atau kedua tangan dipakai untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang digunakan untuk gerak ini tergantung dari jenis pekerjaan dan keterampilan dari pekerjanya. 7. Merakit (Assembly) Merakit adalah gerakan menggabungkan suatu objek dengan objek lain sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh Therblig membawa (Move) atau mengarahkan (Position) dan dilanjutkan oleh Therblig melepas (Release). 8. Lepas Rakit (Disassembly) Therblig ini merupakan kebalikan dari Therblig merakit (Assembly), yaitu gerakan melepaskan dua bagian objek dari satu kesatuan. B. Therblig Tidak Efektif 1. Mencari (Search) Mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi suatu objek. Biasanya yang banyak bekerja dalam gerakan ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan. 2. Memilih (Select) Memilih adalah gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih, dan berakhir bila objek sudah ditemukan. 3. Mengarahkan (Position) Gerakan ini mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan membawa (Move) dan diikuti oleh gerakan merakit (Assembly). Gerakan ini dimulai sejak tangan mengendalikan objek dan berakhir pada saat gerakan merakit (Assembly) atau memakai (Use) dimulai. 4. Memeriksa (Inspection) Gerakan ini merupakan gerakan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. 5. Merencanakan (Plan) Merencanakan merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Biasanya gerakan ini terjadi pada seorang pekerja baru. 6. Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable Delay) Keterlambatan ini diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan mengangur sedangkan tangan lain bekerja. 7. Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay) Keterlambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya pekerja merokok ketika sedang bekerja. 8. Istirahat untuk menghilangkan lelah (Rest to Overcome Fatigue) Hal ini terjadi secara periodik pada setiap siklus kerja. Waktunya tergantung kepada jenis pekerjaan dan individu pekerjanya. 9. Memegang untuk memakai (Hold) Gerakan ini memegang objek tanpa menggerakkan objek tersebut. Pada gerakan memegang (Grasp), gerakan dilanjutkan dengan membawa (Move), sedangkan pada gerakan ini tidak demikian.
7.1.5 Dot and Check Technique
Dot and check technique merupakan cara analisis peta kerja dengan mengajukan lima pertanyaan pada setiap peta kerja (Sutalaksana, 1979) Tabel 7.1 Dot and chech Technique No Pertanyaan Berikutnya Tindakan yang Mungkin Dilakukan 1 Apa tujuannya? Mengapa? Menghilangkan aktivitas yang tidak perlu Menggabungkan atau mengubah tempat 2 Dimana dikerjakan? Mengapa? kerja Menggabungkan/merubah waktu/urutan 3 Kapan dikerjakan? Mengapa? proses Menggabungkan atau mengubah jumlah 4 Siapa yang mengerjakan? Mengapa? orang 5 Bagaimana Mengapa? Menyederhanakan atau memperbaiki mengerjakannya? metode Analisis subjektif dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan perubahan terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator antara metode kerja lama dengan baru. Kegiatan analisis menggunakan dot and check technique (Sutalaksana, 1979).
7.2 Hasil dan Pembahasan
Hasil adalah sesuatu yang didapatkan dari pengamatan tentang penurunan konsep sedangkan pembahasan adalah memaparkan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan oleh seseorang. Berikut ini merupakan hasil dan pembahasan peta kerja usulan
7.2.1 Daftar Peryantaan dan Perbaikan
Daftar pertanyaan perbaikan merupakan faktor yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses kerja. Daftar masalah perbaikan ini diusulkan untuk memungkinkan penulis memiliki bahan untuk memperbaiki dan menganalisis diagram kerja yang akan dijelaskan. Daftar masalah pemeliharaan akan disusun berdasarkan faktor-faktor seperti operasi, inspeksi, transportasi, menunggu, bahan, peralatan, mesin, peralatan, pekerja, dan lingkungan kerja. Berikut adalah daftar pertanyaan pada peta kerja usulan proses pembuatan tempat penyimpanan parfum konsep terpilih. Tabel 7.2 Tabel Perbaikan Peta Kerja Operas No Peta Hubungan Pertanyaan Mengapa? Alasan i Tujuan dari operasi ini yaitu Apa sesungguhnya ukuran yang sesuai dengan yang tujuan dari operasi diinginkan. Operasi ini dapat 1, 2, 3, ini? Adakah cara 1. PPO Operasi mengganti alat menjadi 4, 5 lain untuk mencapai tujuan ini? menggunakan meja fabrikasi sehingga dapat mempersingkat waktu. Ya terdapat perbaikan, karena Adakah perbaikan dapat mempermudah pekerja 16, 17, diperoleh jika 2. PPO Operasi dalam proses perakitan dan 18, 19 urutan-urutan operasi diubah? mempersingkat waktu penyelesaian pembuatan produk. 3. PPO - Operasi Apakah hasil Kegiatan mengecat dan pengemasan dibutuhkan karena operasi ini betul- produk dapat bertahan lama, betul dibutuhkan? sedangkan pengemasan dapat Jika ada, mengapa melindungi produk dan dapat dibutuhkan? menambah nilai jual dari produk. Jarak dari stasiun penghalusan Dapatkah jarak menuju stasiun perakitan perpindahan Transportas dikurangi sehingga dapat 4. PAP - dikurangi dengan i mempersingkat waktu mengubah susunan penyelesaian serta mengurangi tempat kerja? waktu menganggur. Dapatkah sejumlah persiapan mesin Ya, dengan mengganti amplas dikurangi dengan 5. PPO - Mesin kertas menjadi mesin amplas pada jalan mengadakan proses penghalusan persediaan yang tepat?
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional