Anda di halaman 1dari 14

Source: id.hrnote.

asia/
DEFINISI METODE 5S DAN 8
TIPS TERAPANNYA DI
LINGKUNGAN KERJA

Pernahkah Anda menemukan kondisi dimana Anda


kehilangan sebuah tools/dokumen perusahaan akibat
keteledoran salah satu team Anda dalam menyimpannya?
Atau Anda menemukan banyak komponen dan
barang expired yang bisa jadi berisiko jika tercampur
dengan komponen atau barang baru?

Kondisi nya sama sekali tidak nyaman, tentu Anda ingin


melakukan sesuatu

Adalah dikenal dengan sebutan 5S, yaitu sebuah inisiatif


dalam membuat lingkungan kerja menjadi lebih rapi,
terstruktur, dan efisien. Tidak mengherankan banyak
perusahaan yang menerapkan inisiatif tersebut.

Jika Anda salah satu yang ingin mencoba menerapkan 5S


ke dalam perusahaan Anda, mungkin Anda ingin tahu
informasi mengenai 5S. Berikut kami sajikan informasi
tersebut.

APA ITU METODE 5S?

Bagi mereka yang berkecimpung di industri manufaktur,


mungkin istilah metode 5S tidak asing didengar.

5S merupakan istilah yang paling banyak didengar dan


diterapkan oleh mereka yang menjalankan profesi di dunia
manufaktur, khususnya di perusahaan Jepang.
Mengutip LPM Industria, menurut buku Managing The
Global Supply Chain karangan (Chad dkk, 2013), 5S
adalah metodologi untuk menyederhanakan,
membersihkan, serta mempertahankan lingkungan
kerja yang produktif. 5S akan menciptakan suasana
kerja yang nyaman dan teratur, sehingga akan
meningkatkan produktivitas kerja dan keselamatan bagi
pekerja.

5S awalnya diperkenalkan oleh Henry Ford pada tahun


1972 dengan judul CANDO; Cleaning up, Arranging,
Neatness, Discipline, Ongoing improvement. Setelah itu,
dimodifikasi oleh Hiroyuki Hirano di tahun 1980 menjadi 5S
seperti yang kita kenal saat ini.

5S yang dimaksud dalam bahasa Jepang tersebut


diantaranya adalah Seiri, Seiton, Sheisou, Seiketsu,
dan Shitsuke. Dalam bahasa Indonesia sendiri, 5S
memiliki padanannya sendiri, yaitu 5R. 5R yang dimaksud
adalah Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin.

Berikut ini penjelasan dari masing-masingnya:

SEIRI/RINGKAS

Seiri/Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan


barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala
barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang
benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.

Ini berdampak pada laju material bisa lancar tanpa


mengalami hambatan seperti adanya penumpukan dalam
suatu proses yang akan berdampak kepada sulitnya
ditemukan permasalahan yang terjadi karena tertumpuk
oleh material-material lainnya.
Tujuan dari Seiri/Ringkas adalah menyingkirkan atau
membuang dari tempat kerja semua item yang tidak
digunakan lagi dalam pelaksanaan tugas atau aktivitas.
Jika suatu item diragukan apakah masih digunakan atau
tidak, item tersebut perlu disingkirkan dari tempat kerja,
dan disimpan di gudang. Apabila tidak digunakan
lagi, item itu langsung dibuang.

SEITON/RAPI

Seiton/Rapi, artinya segala sesuatu harus diletakkan


sesuai posisi yang ditetapkan sehingga siap
digunakan pada saat diperlukan. Metode Seiton/Rapi ini
adalah merapikan kondisi seputar tempat bekerja.

Merapikan barang atau material dengan menggunakan


konsep 5S pada penerapan seiton berfungsi untuk
mengidentifikasi alat yang dibutuhkan dan memudahkan
dalam mencari barang yang dibutuhkan maupun akan
dibutuhkan.

Tujuan dari Seiton/Rapi adalah mengatur atau


menyusun items yang diperlukan dalam area kerja,
kemudian mengidentifikasi dan memberikan label atau
tanda, sehingga setiap orang dapat menemukan barang-
barang itu secara mudah dan cepat.
SEISOU/RESIK

Seisou/Resik, merupakan kegiatan membersihkan


peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan
kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik. Maksudnya
adalah membersihkan area tempat kerja setiap saat,
misalnya dengan melakukan pembersihan sisa kain, debu
dan kotoran lain setiap sebelum kerja dan sesudah kerja.

Penerapan metode 5S dengan konsep ini berfungsi untuk


memastikan rasa kepemilikan setiap karyawan terhadap
kualitas produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan
tersebut. Tujuan dari Seisou/Resik adalah menjaga atau
memelihara agar area kerja tetap bersih dan rapi.

SEIKETSU/RAWAT

Seiketsu/Rawat, merupakan kegiatan menjaga


kebersihan pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap
sebelumnya.

Konsep seiketsu/rawat adalah melakukan usaha seiri,


seiton dan seiso secara rutin dan jika perlu dilakukan
sebuah pemeriksaan rutin yang melibatkan manajemen
dalam mengontrol dan mengawasi usaha yang telah
dilakukan karyawan.

Peran serta level manajemen dibutuhkan karena tanpa


adanya dukungan dari manajemen dalam pelaksanaan 5S
ini, sudah dipastikan konsep ini hanya sebatas konsep
bukan pelaksanaan yang semestinya.
Tujuan diterapkannya konsep seiketsu/rawat adalah untuk
menstandardisasikan atau menciptakan konsistensi
implementasi seiri, seiton dan seiso. Serta memastikan
bahwa seiri, seiton dan seiso berjalan sesuai dengan yang
diharapkan serta semua pihak ikut andil dalam hal ini
adalah dukungan penuh terhadap pelaksanaan konsep
5S.

SHITSUKE/RAJIN

Shitsuke/Rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi


masing-masing pekerja dalam menjalankan seluruh
tahap 5S. Penerapan konsep shitsuke/rajin adalah
membuat agar kedisiplinan menjadi suatu kebiasaan.

Tujuan diterapkannya shitsuke/rajin adalah menjamin


keberhasilan dan kontinuitas program 5S sebagai suatu
disiplin.
MANFAAT UTAMA MENERAPKAN 5S

Menerapkan 5S memiliki banyak manfaat baik bagi


perusahaan maupun karyawan. Berikut ini manfaat utama
menerapkan 5S:

Efisiensi

Sistem 5S mendorong perusahaan untuk meningkatkan


upaya yang bertujuan menghilangkan pemborosan dari
proses manufaktur dan secara keseluruhan meningkatkan
laba perusahaan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
produk dan layanan, dan dengan demikian menurunkan
biaya.
.
Memberi Ruang yang Lebih Besar

Implementasi standar 5S menghasilkan pengurangan


yang signifikan dalam luas ruang yang dibutuhkan untuk
operasi yang ada. Sistem ini melibatkan pembuangan
barang-barang yang tidak perlu dari fasilitas produksi
sehingga membebaskan ruang yang dapat digunakan
secara lebih efektif.

Peningkatan Keselamatan

“Limbah” yang akan dihilangkan dapat


meningkatkan keselamatan pekerja, contohnya jika
terdapat “limbah” yang berpotensi menyebabkan pekerja
tersandung dan terluka.

Meningkatkan semangat kerja

Menjadikan rutinitas untuk menerapkan prosedur dan


disiplin yang tepat untuk menghindari kemunduran adalah
salah satu tujuan utama dari 5S. Praktik ini meningkatkan
peluang untuk menghindari tempat kerja yang gelap, kotor,
tidak teratur, yang dapat menurunkan semangat kerja
karyawan.

5S menciptakan lingkungan yang teratur dan bersih.


Karyawan senang bekerja di tempat kerja yang bersih dan
menyenangkan.
Mengidentifikasi dan menghilangkan
Pemborosan

Tanpa 5S akan membawa banyak pemborosan ke


permukaan (produksi berlebih, gerakan berlebih, dll.)
Melalui penerapan 5S, karyawan dapat mulai mengurangi
pemborosan dan meningkatkan produktivitas.

Mengidentifikasi jika terjadi masalah dan


kelainan

Dengan menerapkan 5S, kebocoran oli, kebocoran udara,


getaran mesin, atau kekurangan suku cadang dapat
diidentifikasi dengan mudah dan segera diatasi atau
diperbaiki.

Meningkatkan Kualitas

Dengan membuat tempat kerja terlihat dan bersih, kualitas


keseluruhan meningkat karena cacat tidak dapat
disembunyikan. Cacat mulai berkurang dan peningkatan
First Time Acceptance (FTA) akan meningkat.
Peningkatan Moral Karyawan dan Sikap
Positif

5S menciptakan sikap positif dan memulai perubahan


budaya di perusahaan. Karyawan mulai menghargai
tempat kerja, peralatan, bahkan tercipta rasa memiliki
(ownership) terhadap perusahaan.

CONTOH PENERAPAN 5S DI
LINGKUNGAN KERJA
Seiri/Ringkas

Metode yang diterapkan pada konsep 5S


untuk seiri ‘ringkas’ adalah mendekatkan barang atau alat-
alat yang dibutuhkan dalam sebuah proses. Penerapan
5S seiri berfungsi untuk mengurangi pemborosan
pencarian atau dalam arti lebih luas adalah penghematan
waktu pencarian dan waktu pengambilan alat/material
yang dibutuhkan.

Implementasi seiri dapat menggunakan “Red Tag


System”, yaitu metode untuk mengidentifikasi informasi
dan barang-barang dalam area kerja yang tidak diperlukan
lagi dalam pekerjaan sehari-hari.

Setiap red-tagged item dicatat tanggalnya dan dipisahkan


ke area penyimpanan atau gudang. Jika item itu tidak
digunakan setelah periode waktu tertentu, katakanlah
antara satu sampai enam bulan, maka item itu dapat
dibuang.

Seiton/Rapi

Pada umumnya penerapan seiton dapat dilakukan dengan


menempatkan barang ataupun material
menggunakan shadow board yang merupakan visual
yang akan sangat mudah dipahami oleh setiap level.

Contoh dari shadow board seperti jika kita menyediakan


tempat untuk obeng, maka dalam papan tersebut dibentuk
gambar obeng sesuai dengan bentuk dan ukuran obeng
itu, karena hal ini akan sangat memudahkan penggunanya
mengidentifikasi barang mereka.

Seisou/Resik

Contoh penerapan 5S di perusahaan dengan


menggunakan metode seiso yaitu membersihkan tempat
kerja diawal 5 menit sebelum kerja dan 5 menit sebelum
pulang setiap hari.

Bisa juga dengan cara membersihkan tumpukan-


tumpukan kotoran seperti sisa-sisa potongan bahan dari
hasil potongan bahan atau material yang akan dibuat
menjadi produk.

Seiketsu/Rawat

Penerapan dari seiketsu/rawat adalah pembiasaan yang


melibatkan semua pihak. Pembiasaan ini bisa dilakukan
dalam lingkup operasional perusahaan dan menjadi hal
yang dilakukan terus menerus untuk hasil yang maksimal.

Pembiasaan ini juga perlu melibatkan pihak manajemen.


Misalnya, dengan cara pembuatan prosedur yang
mengatur seberapa sering kegiatan tersebut harus
dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana cara
membersihkannya dan dengan apa. Semua praktik kerja
harus berjalan dengan konsisten dan terstandar agar
tidak terjadi kemunduran kualitas.
Shitsuke/Rajin

Penerapan Shitsuke/rajin adalah mempertahankan dan


memperbaiki secara berkelanjutan dari 4S
sebelumnya. Aktivitas pada langkah ini adalah
memelihara dan meninjau hal-hal yang telah terstandar
secara berkala.

PENUTUP
Dapat disimpulkan, 5S ini merupakan suatu metode yang
dapat membantu meningkatkan efektivitas proses kerja,
terutama bagi perusahaan manufaktur. Dengan
menerapkan tahapan dari 5S ini maka akan terbentuk
suatu budaya kerja yang efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai