5.1 PENDAHULUAN
5.1.1 Latar Belakang
Pada era modern saat ini, masyarakat yang saling berkompetisi
dalam bekerja di dalam ruangan yang sejuk dan dingin atau di luar
ruangan yang cenderung lebih panas dibandingkan dengan bekerja di
dalam ruangan. Kondisi lingkungan kerja tersebut akan mempengaruhi
kinerja yang berkaitan keefektifan dan keefisienan pekerja tersebut,
karena kondisi lingkungan kerja merupakan seluruh keadaan yang ada
di sekitar tempat kerja seperti temperatur, sirkulasi udara, kelembaban
udara, pencahayaan, getaran mekanis, kebisingan, aroma-aroma, serta
hal-hal lain yang terkait dengan lingkungan fisik. Hal ini akan sangat
mempengaruhi hasil dari pekerjaan orang tersebut, kondisi tubuh dari
pekerja tersebut akan mengalami perubahan-perubahan secara otomatis
menyesuaikan dengan lingkungan di sekitar ia melakukan pekerjaan.
Tubuh mempunyai batas untuk penyesuaian terhadap suhu di luar, batas
tersebut tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk
kondisi dingin. Dengan lingkungan kerja yang baik dan sesuai, maka
kinerja dari pekerja akan lebih maksimal sehingga hasil pekerjaan dapat
memuaskan. Namun sebaliknya, jika lingkungan kerja kurang baik dan
cenderung tidak sesuai dengan kondisi tubuh dari pekerja, maka kinerja
dari pekerja cenderung kurang maksimal dan akan berdampak buruk
dengan hasil pekerjaan kurang memuaskan
Oleh sebab itu, sangat diperlukan kajian lebih lanjut mengenai
penyesuaian lingkungan fisik terhadap pekerja. Untuk mempelajari
tentang kondisi lingkungan fisik, maka dilakukan beberapa percobaan
di laboratorium dengan suhu yang berbeda (dingin, normal, dan panas)
untuk mengetahui produktivitas kerja dari operator dalam menghitung
data pada tiga suhu tersebut (dingin, normal, dan panas).
5.1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan temperatur terhadap hasil
kerja.
2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan temperatur terhadap kondisi
fisiologi kerja.
3. Menentukan tingkat temperatur yang optimal.
5.1.3 Manfaat
1. Mengetahui tingkat keseriusan dalam bekerja di kondisi tingkat
suhu tinggi.
2. Memahami dan teliti dalam pekerjaan.
3. Dapat lebih jelas mengetahui kesalahan dan kebenaran dalam
setiap pekerjaan dalam berbagai keadaan suhu ruangan.
Gambar 5.5 Grafik hubungan antara temperatur efektif dengan kerja total
5.3 HASIL
5.2.1 Peralatan Praktikum
7 -2,67 7,1289
11 1,33 1,7689
Ilham 29 9,67 10,6667 2,30
11 1,33 1,7689 9
12 0,33 0,1089
11 -0,67 0,4489
Riski 35 11,67 0,6667 0,57
12 0,33 0,1089 7
5.2.4 Perhitungan
Contoh 1 :
Data Ilham (cold 18°c)
X = 12, 12, 12
∑X = 12 + 12 + 12 = 36
XX = 36 / 3 = 12
X - XX = 12 – 12 = 0
12 – 12 = 0
12 – 12 = 0
(X - XX)² = 0² = 0
0² = 0
0² = 0
∑(X - XX)² = 0 + 0 + 0 = 0
X − X́
σx = ∑¿ )²
√¿
n -1
= √0/3-1
= √0/2
=0
5.4 PEMBAHASAN
5.5.2 Saran
Sebaiknya alat penunjang praktikum yang ada di laboratorium
ergonomi yang sudah tidak memenuhi standar diganti dengan yang baru,
sehingga data praktikan selama praktikum menjadi valid dan akurat serta
sesuai dengan kenyataan.
Sedikit kritik dan saran dari kami. Semoga dapat dijadikan acuan
agar praktikum selanjutnya dapat lebih baik dan para praktikan lebih giat
belajar.
DAFTAR PUSTAKA