Anda di halaman 1dari 17

MODUL 4

TUJUAN
❑ Menghitung Ongkos Pemindahan Material (OMH)
❑ Membuat Matriks Ongkos (From-To Chart)
❑ Membuat Matriks Aliran (Inflow dan Outflow)
❑ Membuat Skala Prioritas
❑ Membuat Tata Letak (Layout) Awal

LANDASAN TEORI
Perhitungan Ongkos Pemindahan Material
Merupakan penentuan biaya perpindahan bahan baku atau part dari tiap-tiap lantai. Ongkos
pemindahan material merupakan ongkos yang harus dikeluarkan untuk pengangkutan
material dari suatu tempat ke tempat lainnya dimana material tersebut akan diproses.
Pemindahan material dilakukan mulai dari bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi
dari receiving sampai ke shipping. Perhitungan ongkos pemindahan material berguna dalam
pertimbangan harga jual produk dan ukuran performansi perusahaan. Perhitungan ongkos
dihitung untuk tiap shift kerja (Rp/shift).

Perhitungan Ongkos Pemindahan Material (OMH) yang dibuat berupa tabel dapat diketahui
beberapa informasi penting yaitu :
❑ Asal suatu material saat dipindahkan
❑ Tujuan suatu material saat dipindahkan
❑ Nomor material dan nama material
❑ Demand yang akan diproduksi baik demand/minggu maupun demand/lot
❑ Volume material dan juga untuk volume material untuk periode produksi
❑ Berat total material yang dipindahkan
❑ Jarak yang perlu ditempuh dalam pemindahan
❑ Jenis transportasi penanganan material
❑ Biaya transportasi untuk sekali angkut dan juga keseluruhan
❑ Biaya material handling secara keseluruhan.

Matriks Ongkos (From-To Chart)


Merupakan matriks penentuan ongkos angkut material. Matriks ongkos merupakan matriks
yang menggambarkan ongkos pemindahan material dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Data
ongkos pemindahan material diperoleh dengan melihat kolom OMH dari tabel OMH (Rp/m)
dan memindahkannya ke sel yang sesuai.

From to Chart mempunyai manfaat sebagai berikut :


❑ Menganalisis perpindahan barang
❑ Perencanaan pola aliran
❑ Penentuan lokasi kegiatan
❑ Pembandingan pola aliran atau tata letak pengganti
❑ Pengukuran efisiensi pola aliran
❑ Penggambaran perpindahan bahan
❑ Menunjukkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain
❑ Menunjukkan volume perpindahan antar kegaiatan

Berdasarkan hasil perhitungan Ongkos Pemindahan Material (OMH) juga dapat dibuat Matriks
Berat, yaitu salah satu From-To Chart yang menggambarkan berat total material (Kg) yang
dipindahkan dari satu departemen ke departemen lainnya, dan dilakukan dengan melihat
perhitungan yang telah dilakukan pada tabel Ongkos Pemindahan Material (kolom Berat Total
(kg) ).

Matriks Aliran (Inflow dan Outflow)


Merupakan matriks yang menggambarkan aliran yang terjadi antar satu workstation dengan
workstation lainnya. Matriks ini dapat dibedakan berdasarkan arah alirannya menjadi matriks
inflow dan matriks outflow. Matriks inflow dibuat dengan menggunakan data OMH dari
stasiun i ke stasiun j dibagi dengan jumlah OMH untuk semua komponen yang masuk ke
stasiun j. Matriks outflow dibuat dengan menggunakan data OMH dari stasiun i ke j dibagi
dengan jumlah OMH untuk semua komponen yang keluar dari stasiun j. Outflow Chart
merupakan suatu diagram yang memperlihatkan berapa flow yang keluar dari suatu
departemen. Nilai koefisien outflow ini diperoleh dengan cara membagi ongkos material yang
diperlukan dengan total ongkos material handling yang keluar dari departemen tersebut.

Matriks Skala Prioritas


Matriks skala prioritas disusun dengan menggunakan acuan matriks outflow. Semua stasiun
tujuan dipetakan pada stasiun asal yang bersesuaian, kemudian stasiun-stasiun tujuan untuk
satu stasiun asal yang sama diurutkan prioritasnya dengan menggunakan kriteria koefisien
outflow. Semakin besar koefisien outflow, maka semakin besar skala prioritas stasiun tujuan
itu. Empat stasiun tujuan dengan koefisien outflow terbesar dimasukkan menjadi prioritas
satu, sedangkan sisanya dimasukkan ke dalam prioritas kedua. Akhirnya dari matriks skala
prioritas inilah dibuat tata letak pabrik awal yang disusun berdasarkan nilai prioritas
pemindahan material tersebut.

Tata Letak Awal


Untuk pembuatan Tata Letak Awal, perlu dilakukan perhitungan Luas Lantai Pabrik dalam
bentuk jumlah sel. Konversi luas ke dalam bentuk jumlah sel diperlukan karena representasi
tata letak disajikan dalam bentuk diskrit, yaitu ukuran tata letak dibulatkan ke dalam selang
(interval) tertentu. Jadi representasi tata letak tidak berupa gambar kontinu atau gambar
sebenarnya, melainkan tersusun dari kumpulan sel (sel menyatakan satuan ukuran tata letak).

PROSEDUR
Perhitungan Ongkos Pemindahan Material (OMH)
Berdasarkan periode perpindahannya perhitungan Ongkos Pemindahan Material (OMH) pada
modul 4 ini dibagi menjadi dua bagian :

❑ Periode perpindahan per jam


Yang termasuk pada kelompok ini adalah perpindahan :
➢ Perpindahan Rough Lumber (RL) dari gudang bahan baku utama ke bagian prefabrikasi.
➢ Perpindahan Work In Process (WIP)-RL antar mesin di bagian prefabrikasi.
➢ Perpindahan WIP-RL dari bagian prefab ke bagian fabrikasi.
➢ Perpindahan WIP antar mesin di bagian fabrikasi.
➢ Perpindahan WIP dari bagian dabrikasi ke asebly.
➢ Perpindahan WIP dalam bagian asembly.

❑ Periode perpindahan per minggu


Yang termasuk pada kelompok ini adalah perpindahan :
➢ Pemindahan material dari receiving ke gudang bahan baku utama dan gudang bahan
baku pembantu
➢ Perpindahan dari Warehouse ke Shipping

Keterangan mengenai kolom-kolom pada tabel penghitungan ongkos pemindahan material


adalah sebagai berikut :
1. Kolom (1) - No. (nomor)
Kolom ini diisi bila terdapat kombinasi dari pasangan suatu tempat asal dan tempat tujuan
dari perpindahan suatu barang/material.
2. Kolom (2) - From (dari)
Kolom ini diisi dengan tempat asal barang atau material berpindah.
3. Kolom (3) - To (ke)
Kolom ini diisi dengan tempat tujuan perpindahan material.
4. Kolom (4) - Nomor Komponen
Kolom ini diisi dengan kode-kode tentang barang atau material yang dipindahkan.
5. Kolom (5) - Demand/jam (kebutuhan/jam)
Kolom ini diisi dengan jumlah kebutuhan barang tiap jam. Penghitungan ini harus
menggunakan data-data yang ada pada penghitungan sebelumnya di Routing Sheet dan
sebagian pada penghitungan luas lantai.
6. Kolom (6), (7), (8) - Panjang (p), Lebar (l), dan Tinggi/Tebal (t)
Kolom ini diisi dengan ukuran material yang akan dipindahkan. Dalam identifikasi dimensi
material ini dapat ditemui bentuk-bentuk yang spesifik seperti bola, tabung, gallon, dsb.
sehingga kadang-kadang tidak semua kolom harus diisi.
7. Kolom (9) - Volume Komponen
Volume komponen yang dimaksud adalah volume barang atau material yang dipindahkan
berdasarkan data-data dari kolom (6),(7),(8). Satuannya adalah dalam m3.
8. Kolom (10) - Volume / jam
Kolom ini diisi dengan hasil perkalian antara kolom demand / jam dengan kolom volume
komponen untuk mendapatkan volume total dari komponen yang dibutuhkan tiap
jamnya. Kolom (10) = Kolom (5) x Kolom (9)
9. Kolom (11) - BJ (Berat Jenis)
Berat Jenis material adalah berat suatu material tiap satuan volume tertentu (kg/m).
Data-data berat jenis material yang dipindahkan dapat dilihat pada lampiran data teknis.

10. Kolom (12) - Berat Total (kg)


Kolom ini diisi dengan hasil perkalian antara kolom volume / jam dengan berat jenis
komponennya untuk mendapatkan berat total untuk setiap material yang akan
dipindahkan. Kolom (12) = Kolom (10) x Kolom (11)
11. Kolom (13) - Jumlah berat (kg)
Kolom ini diisi dengan jumlah dari berat total dari komponen-komponen yang mengalami
perpindahan dari tempat asal dan tempat tujuan yang sama.
12. Kolom (14) - Jenis Transportasi
Kolom ini diisi dengan jenis transportasi yang dipakai pada perpindahan itu, yaitu :
❑ 0 - 20 kg → diangkut dengan tenaga manusia
❑ 21 - 60 kg → diangkut dengan walking pallet
❑ < 60 kg → diangkut dengan lift truck

Catatan :
❑ Pemindahan material dari receiving ke gudang bahan baku utama dilakukan per
minggu.
❑ Pemindahan material dari receiving ke gudang bahan baku pembantu dilakukan
per minggu.
❑ Pemindahan material dari warehouse ke shipping dilakukan per minggu.
❑ Pemindahan material pada bagian produksi dilakukan per satu jam.
13. Kolom (15) – Rp / m
Merupakan ongkos perpindahan material tiap meter perpindahan. Kolom ini diisi dengan
ongkos penggunaan alat pemindahan material untuk tiap 1 meter perpindahan sesuai
dengan jenis transportasinya.
Data-datanya adalah sebagai berikut :
❑ tenaga manusia = Rp 500/m.
❑ walking pallet = Rp 5.000/m.
❑ lift truck = Rp 10.000/m.

Matriks Ongkos (From-To Chart)


From-To chart merupakan salah satu peta dalam kegiatan perencanaan tata letak dan
pemindahan di suatu lokasi dimana banyak aliran barang yang terlibat. Chart ini
memperlihatkan aliran suatu material dari suatu departemen ke departemen lainnya. Angka
yang tertulis dalam chart ini merupakan ongkos material handling. Melalui chart ini kita dapat
melihat berapa ongkos material handling (C) yang diperlukan untuk memindahkan suatu
material dari suatu departemen asal (i) ke departemen lain yang dituju (j), yang secara
matematis dapat dinyatakan dengan notasi Cij.

Secara umum, bentuk matriks ongkos adalah sebagai berikut :

To Departemen j TOTAL
From
Departemen i 𝐶𝑖𝑗 ∑𝐶𝑥
Total ∑𝐶𝑦 ∑𝐶𝑖𝑗

Langkah-langkah pembuatan From-To chart:


❑ Gunakan hasil perhitungan ongkos material handling/m sebagai dasar penyusunan from to
chart.
❑ Gambarkan matriks, dengan jumlah baris dan kolom yang sama sesuai dengan jumlah
kegiatan yang ada kemudian tulis kegiatan tersebut pada judul baris dan judul kolom
dengan urutan menurut aliran bahan/kegiatan.
❑ Untuk setiap pemindahan bahan dari satu kegiatan ke kegiatan lain, masukkan ongkos
material handling/m yang bersangkutan.
❑ Jumlahkan setiap baris dan setiap kolom yang ada sehingga diketahui total total biaya
material handling/m keluar dari departemen (total kolom) dan total biaya material
handling dari departemen asal (total baris).
❑ Pengisian matriks ongkos dilakukan dengan melihat pada tabel perhitungan ongkos
pemindahan material biaya transport/m (kolom 15).

Matriks Aliran (Inflow dan Outflow)


Matriks Aliran dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan ada tidaknya aliran material dari
departemen 1 ke departemen lainnya. Selain itu, hasil perhitungannya digunakan untuk
menentukan prioritas kedekatan antar departemen sehingga dihasilkan tata letak awal yang
efisien. Matriks aliran terdiri dari dua tabel yaitu tabel aliran masuk (Inflow) dan aliran keluar
(Outflow).

❑ Matriks Inflow
Matriks Inflow menunjukkan perbandingan antara berat material yang masuk ke suatu
departemen dari departemen lain terhadap total berat material yang masuk ke
departemen tersebut. Nilai dari masing-masing sel pada tabel inflow diperoleh dengan
membagi berat material yang dipindahkan ke suatu departemen dengan total berat
material yang masuk ke departemen tersebut. Nilai ini disebut juga koefisien inflow.

Koefisien Inflow = Wij/C(y=j)


Dimana :
Wij = berat material yang dipindahkan dari departemen i ke departemen j.
W(y=j) = total berat material yang masuk ke departemen j

atau

Inflow dari A ke B = Jumlah berat material yang pindah dari departemen A ke B


Total jumlah berat material yang masuk ke departemen B

To
Dept 1 Dept 2 Dept 3 ….. Dep j TOTAL
From
Dept 1 W11 W12 W13 ….. W1j Wx=1
Dept 2 W21 W22 W23 ….. W2j Wx=2
Dept 3 W31 W32 W33 ….. W3j Wx=3
….. …..
Dept i Wi1 Wi2 Wi3 ….. Wij Wx
TOTAL Wy=1 Wy=2 Wy=3 ….. Wy Wij
Langkah-langkah pembuatan Matriks Inflow :
❑ Gunakan hasil perhitungan matriks aliran sebagai dasar penyusunan inflow chart.
❑ Buat matriks yang sama dengan matriks aliran, kemudian untuk setiap sel isi dengan
koefisien inflow sesuai dengan rumus di atas.

❑ Matriks Outflow
Matriks Outflow menunjukkan perbandingan antara berat material yang dipindahkan ke
suatu departemen tertentu terhadap total berat material yang keluar dari departemen
tersebut. Hasil dari outflow chart ini selanjutnya digunakan untuk penyusunan skala
prioritas. Nilai dari masing-masing sel pada tabel outflow diperoleh dengan membagi berat
material handling yang dengan total berat material handling yang keluar dari departemen
tersebut. Nilai ini disebut juga koefisien outflow.

Koef. Outflow = Wij/W(x=j)

Dimana :
Cij = berat material handling yang diperlukan untuk memindahkan material dari
departemen i ke departemen j.
C(x=j) = total berat material handling yang keluar dari departemen j (total OMH per shift
pada baris j )

atau

Outflow dari A ke B = Jumlah berat material yang pindah dari departemen A ke B


Total jumlah berat material yang keluar dari departemen B

To
Dept 1 Dept 2 Dept 3 ….. Dep j TOTAL
From
Dept 1 W11 W12 W13 W1j Wx=1
Dept 2 W21 W22 W23 W2j Wx=2
Dept 3 W31 W32 W33 W3j Wx=3
…..
Dept i Wi1 Wi2 Wi3 Wij Wx
TOTAL Wy=1 Wy=2 Wy=3 Wy Wij

Langkah-langkah pembuatan Outflow Chart:


❑ Gunakan hasil perhitungan matriks aliran sebagai dasar penyusunan outflow chart.
❑ Buat matriks yang sama dengan matriks aliran, kemudian untuk setiap sel isi dengan
koefisien outflow sesuai dengan rumus di atas.

Matriks Skala Prioritas


Skala prioritas adalah suatu pendekatan guna mengetahui urutan prioritas departemen-
departemen lain terhadap suatu departemen tertentu yang pada gilirannya akan menentukan
posisi relatif antar departemen. Dengan demikian skala prioritas akan menjadi dasar dalam
penyusunan perencanaan tata letak. Tinggi rendahnya prioritas suatu departemen tergantung
nilai koefisien outflow. Semakin tinggi koefisien outflow, semakin tinggi pula prioritasnya.

Proses penyusunan skala prioritas akan diuraikan di bawah ini :


Prioritas
Nama 1 2 3 4
No
dept koef. no koef. no koef. no koef. no
dept dept dept dept
Outflow dept Outflow dept Outflow dept Outflow dept

Langkah-langkah pembuatan matriks Skala Prioritas :


❑ Urutkan semua koefisien outflow di setiap baris (dari matriks outflow), mulai dari koefisien
terbesar hingga koefisien terkecil.
❑ Jika terjadi konflik pemilihan karena koefisien outflow mempunyai nilai yang sama, maka
lihat koefisien inflow. Koefisien inflow yang lebih besar diprioritaskan untuk berdekatan
dengan lokasi tersebut.

Pembuatan Tata Letak Awal


Tata Letak Awal digunakan untuk mengetahui rancangan tata letak pabrik awal seperti
penempatan stasiun-stasiun kerja beserta ruangan lain yang saling berkaitan dengan proses
produksi berdasarkan pergerakan material yang terjadi antar departemen serta luasnya
seperti gudang bahan baku utama, gudang bahan baku pembantu, receiving, shipping, dan
warehouse.

Langkah-langkah pembuatan Tata Letak Awal :


❑ Tata letak awal akan dibuat dalam bentuk sel-sel dengan ukuran 3m x 3m. Sebelum
dilakukan penggambaran tata letak awal, dibuat dahulu tabel luas lantai pabrik (sel) yang
terdiri dari :
➢ Luas lantai
Kolom ini diisi dengan data-data yang terdapat pada ringkasan luas lantai di
perhitungan luas lantai.
➢ Luas departemen (sel)
Kolom ini diisi dengan hasil pembagian luas lantai dengan sel yang berukuran 9m 2.
hasil pembagian ini kemudian dibulatkan ke atas.

❑ Luas departemen diambil dari perhitungan Luas Lantai Pabrik pada Tugas Modul 3.
❑ Luas departemen (jumlah sel) = luas departemen / luas sel
❑ Minimal tebal sel untuk departemen non mesin (contoh : GBBU) adalah 2 sel, namun untuk
departemen dengan mesin (prefabrikasi, fabrikasi, assembly) maka tebal sel minimal 3 sel.
Tidak berlaku jika jumlah sel yang dibutuhkan untuk departemen tersebut kecil sekali.
❑ Luas sel = 3 x 3 m2
❑ Aturan tambahan peletakan sel :
➢ Spray Both, Oven, Receiving, dan Shipping diletakkan pada sisi luar pabrik.

❑ Penggambaran tata letak awal disusun berdasarkan beberapa syarat tertentu, yaitu :
➢ Sel-sel pada departemen yang sama disusun dengan bentuk kotak atau L
➢ Peletakan sel-sel berdasarkan prioritas kedekatan yang didapat pada matriks prioritas
➢ Untuk stasiun kerja oven, harus ada 2 sisi bebas
➢ Untuk stasiun kerja spray booth, harus ada 1 sisi bebas
➢ Untuk receiving dan shipping terletak pada salah satu sisi bebas.

DATA TEKNIS
❑ Data-data berat jenis material yang dipindahkan adalah sebagai berikut (dalam kg/m)

No Bahan Massa Jenis


1 Kayu 500 kg/m3
2 Kertas 400 kg/m3
3 Plastik 450 kg/m3
4 Besi 2.250 kg/m3
5 Karton 410 kg/m3
6 karton linear 450 kg/m3
7 gamed tape 330 kg/m3
8 Lem 1.250 kg/m3
9 Benang 100 kg/m3
10 Lacquar 1.000 kg/m3
11 sand paper 750 kg/m3
12 disc sand 750 kg/m3
13 lacquar thinner 1.000 kg/m3

❑ Terdapat ketidaklogisan antara dimensi Carton dan Carton Linear pada modul 3
sebelumnya. Untuk itu pada modul 4 ini dan selanjutnya dimensi Carton dan Carton Linear
diubah menjadi :

Karateristik Unit
Karakteristik Bahan
Nama Bahan Received
P(in) L(in) T(in) P(in) L(in) T(in)
Carton 40 38 40 12 28 0.5
Carton Linear 48 44 18 12 20 0.06

LAPORAN
❑ Format laporan tabel perhitungan Ongkos Pemindahan Material (OMH)
Volume / Masa
Demand Volume Berat
Nama P L T Lead Jenis Jumlah Jenis OMH
No From To / Lead Komponen Total
Bahan (inch) (inch) (inch) Time (kg/m3) Berat (kg) Transport (Rp/m)
Time (m3) (kg)
(m3)

❑ Data perhitungan Ongkos Pemindahan Material (OMH)


No From To No komponen
Roughlumber 1/4"
Roughlumber 1/2"

Gudang bahan baku Roughlumber 3/4"


1 Receiving
utama Roughlumber 2"
Fn Rd Stk.1.5 D
Fn Rd Stk.0.75 D
900 Wheel Axle
905 Washer Flat
910 Joint
925 String
930 Wheel
935 Carton

Gudang bahan 936 Carton linier


2 Receiving
pembantu 937 Label
940 Gummed Tape
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner
960 Glue
965 Sand paper
970 Sand disc
120 Boiler
121 Stack
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
3 Warehouse Shipping 431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
900 Wheel Axle
905 Washer Flat
910 Joint
925 String
930 Wheel
935 Carton
936 Carton Linier
937 Label
940 Gummed Tape
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner
960 Glue

No From To No komponen

4 C.O Saw (Prefab) Roughlumber 1/4"


Roughlumber 1/2"
Roughlumber 3/4"
Gudang bahan Roughlumber 2"
baku utama
Jointer (Fab) 120 Boiler

Circ. Saw (Fab) 121 Stack

965 Sand paper


Disc. Sand (Fab)
970 Sand disc

Bench I (assy) 960 Glue

965 Sand paper


Disc. Sand (assy)
970 Sand disc
951 Lacquar
Spray Booth (assy)
954 Lacquar Thinner

Gudang Bahan 900 Wheel Axle


5
Pembantu
905 Washer Flat
Bench II (assy) 910 Joint
925 String
930 Wheel
935 Carton
936 Carton Linier
Bench III (assy)
937 Label
940 Gummed Tape
Roughlumber 1/4"
Circ. Saw (Prefab)
Roughlumber 1/2"
6 C.O. Saw (Prefab)
Roughlumber 3/4"
Planner (Prefab)
Roughlumber 2"
Roughlumber 1/4"
Planner (Prefab) Roughlumber 1/2"
Roughlumber 2"

Jointer (Prefab) Roughlumber 3/4"

131 Side Cab


133 Front Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
Jointer (Fab)
7 Circ. Saw (Prefab) 231 Side Gondola
233 End Gondola
431 Side Caboose
433 End Caboose
135 Roof Cab
335 Roof Box Car
435 Roof Caboose
Circ. Saw (Fab)
110 Chassis Engine
210 Chassis Gondola
410 Chassis Caboose
Roughlumber 1/4"
Roughlumber 1/2"
Circ. Saw (Prefab)
8 Planner (Prefab) Roughlumber 3/4"
Roughlumber 2"
Jointer (Fab) 330 Body Box Car

No From To No komponen

9 Jointer (Prefab) Circ. Saw (Prefab) Roughlumber 3/4"


131 Side Cab
133 Front Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
231 Side Gondola
10 Jointer (Fab) Circ. Saw (Fab)
233 End Gondola
431 Side Caboose
433 End Caboose
120 Boiler
330 Body Box Car
135 Roof Cab
335 Roof Box Car
435 Roof Caboose
110 Chassis Engine
Disc. Sand (Fab) 210 Chassis Gondola
410 Chassis Caboose
121 Stack
120 Boiler
11 Circ. Saw (Fab) 330 Body Box Car
131 Side Cab
Drill Press (Fab)
431 Side Caboose
133 Front Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
Bench I (assy)
231 Side Gondola
233 End Gondola
433 End Caboose
110 Chassis Engine
210 Chassis Gondola
Drill Press (Fab) 410 Chassis Caboose
330 Body Box Car
12 Disc. Sand (Fab) 120 Boiler
121 Stack
135 Roof Cab
Bench I (assy)
335 Roof Box Car
435 Roof Caboose
120 Boiler
110 Chassis Engine
210 Chassis Gondola
13 Drill Press (Fab) Bench I (assy) 410 Chassis Caboose
131 Side Cab
330 Body Box Car
431 Side Caboose

No From To No komponen
120 Boiler
121 Stack
14 Bench I (assy) Rack (assy)
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
120 Boiler
121 Stack
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
15 Rack (assy) Disc Sand (assy)
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
120 Boiler
121 Stack
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
16 Disc. Sand (assy) Spray Booth (assy) 210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose

No From To No komponen

Spray Booth 120 Boiler


17 Oven (assy)
(assy) 121 Stack
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner
120 Boiler
121 Stack
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
18 Oven (assy) Spray Booth (assy)
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner

No From To No komponen
120 Boiler
Spray Booth
19 Oven (assy) 121 Stack
(assy)
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner
120 Boiler
121 Stack
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
20 Oven (assy) Bench II (assy)
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner

No From To No komponen
120 Boiler
121 Stack
21 Bench II (assy) Bench III (assy)
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner
900 Wheel Axle
905 Washer Flat
910 Joint
925 String
930 Wheel
120 Boiler
121 Stack
110 Chassis Engine
131 Side Cab
133 Front Cab
135 Roof Cab
141 Side Tender
144 Back Tender
210 Chassis Gondola
231 Side Gondola
233 End Gondola
330 Body Box Car
335 Roof Box Car
410 Chassis Caboose
21 Bench III (assy) Warehouse 431 Side Caboose
433 End Caboose
435 Roof Caboose
960 Glue
951 Lacquar
954 Lacquar Thinner
900 Wheel Axle
905 Washer Flat
910 Joint
925 String
930 Wheel
935 Carton
936 Carton Linier
937 Label
940 Gummed Tape

❑ Format Pembuatan From-To Chart untuk Matriks Ongkos, Matriks Berat, dan Matriks Aliran
(Inflow dan Outflow)
To Prefabrifikasi Fabrikasi Assembly

Gudang BBU

Gudang BBP

Warehouse
Receiving

Shipping
Spray Booth
Drill Press
Disc Sand

Disc Sand
Circ. Saw

Circ. Saw
C.O. Saw

Bench III
Bench II
Planner

Bench I
Jointer

Jointer

Oven
Rack
From Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Receiving 1
Gudang BBU 2
Gudang BBP 3
C.O. Saw 4
Planner 5
Prefabrifikasi
Circ. Saw 6
Jointer 7
Circ. Saw 8
Jointer 9
Fabrifikasi
Disc Sand 10
Drill Press 11
Disc Sand 12
Bench I 13
Rack 14
Assembly Spray 15
Oven 16
Bench II 17
Bench III 18
Warehouse 19
Shipping 20
Total

❑ Format Matriks Prioritas


Stasiun yang berhubungan

Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas …-n


Nama Nama Nama
No Nama Stasiun OutFlow No OutFlow No OutFlow No
Stasiun Stasiun Stasiun
1 Receiving

2 GBBU

3 GBBP

4 Prefab-C.O.Saw

5 Prefab-Planner
Pre-Fabrikasi
6 Prefab-Circ.Saw

7 Prefab-Jointer

8 Fab-Circ.Saw

9 Fab-Jointer
Fabrikasi
10 Fab-DiscSand

11 Fab-DrillPress

12 Ass-DiscSand

13 Ass-Bench I

14 Ass-Rack

15 Assembly Ass-SprayBooth

16 Ass-Oven

17 Ass-Bench II

18 Ass-Bench III

19 Warehousing

20 Shipping

❑ Format Pembuatan Tata Letak Awal

Luas Departemen
Departemen Luas Departemen
(Sel)
Receiving
Gudang Bahan Baku Utama
Gudang Bahan Baku Pembantu
Cut off saw
Planner
Prefabrikasi
Circular saw
Jointer
Circular saw
Jointer
Fabrikasi
Disc sand
Drill press
Disc sand
Bench 1
Racks
Assembly Spray booth
Oven
Bench 2
Bench 3
Warehouse
Shipping
Total

Anda mungkin juga menyukai