Anda di halaman 1dari 24

MENGELOLA

PERSEDIAAN
PADA SCM

1
MENGAPA INVENTORY DIPERLUKAN?
• Untuk menjaga independensi operasi
• Untuk memenuhi demand yang bervariasi
• Untuk fleksibilitas jadwal operasi
• Untuk pengaman dari variabilitas pengiriman raw materials
• Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas.
• Untuk Menjaga pengaruh inflasi dan kenaikan harga

2
ALAT UKUR PERSEDIAAN

• Pada prinsipnya kinerja persediaan harus berorientasi pada


efisiensi operasi di satu pihak dan pelayanan terhadap
pelanggan (service level) di pihak lain
• Beberapa ukuran kinerja persediaan :
1. Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate)
2. Inventory days of supply
3. Fill rate

3
INVENTORY TURNOVER RATE
 Seberapa cepat produk/barang mengalir relatif terhadap jumlah yang
rata-rata tersimpan sebagai persediaan
 Semakin besar nilainya, menunjukkan kinerja yang bagus
 Contoh :
 nilai persediaan rata-rata yang dimiliki perusahan Rp. 3 milyar.
 Nilai penjualan dalam setahun Rp. 40 milyar. 25% merupakan marjin.
Nilai persediaan yang terjual Rp. 30 milyar
 Inventory turnover rate-nya = 10 kali

4
INVENTORY DAYS OF SUPPLY
 Rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah
persediaan yang dimiliki
 Dapat digunakan untuk persediaan produk jadi maupun raw material
 Jika IDS panjang maka tingkat perputarannya rendah
rata  rata persediaan
IDS  (hari)
rata  rata demand per hari
 Contoh:
 Seperti kasus sebelumnya. Perusahaan beroperasi selama 300 hari/tahun.
 Nilai persediaan terjual per hari = 30 milyar/300 hari = 0.10 milyar
 IDS = 3 milyar/0.10 milyar = 30 hari

5
FILL RATE
Persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan
Bisa diukur secara individual produk atau secara agregat
Pembedaan target fill rate untuk tiap pelanggan dan tiap item
diperlukan untuk menciptakan SCM yang efektif
Pembedaan target fill rate biasanya mencerminkan strateginya

6
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
2. Berdasar Fungsinya
1. Berdasarkan bentuknya
• Pipeline/transit inventory : Persediaan
• persediaan bahan baku ini muncul karena lead time
(raw materials) pengiriman dari satu tempat ke
tempat lain. Misal : produk yang
• barang setengah jadi tersimpan di truk sewaktu proses
(WIP) pengiriman.  lead time bisa dikurangi
dg mengubah alat/mode transportasi
• produk jadi (finished atau mencari pemasok yang jaraknya
product) lebih dekat
• Cycle stock : punya siklus tertentu
• Safety stock
• Anticipation stock

7
KLASIFIKASI PERSEDIAAN (2)
3. Sifat ketergantungan

Independent demand Dependent demand


Permintaan untuk item yang
Permintaan untuk item yang
tidak bergantung pada item lain
jumlahnya bergantung pada
atau pada produk akhir.
Biasanya berupa produk jasi. produk akhir/item lain.
Biasanya berupa komponen

8
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)
• Model untuk menentukan ukuran pesanan yang ekonomis
dengan permintaan yang relatif stabil
• Mempertimbangkan dua ongkos persediaan, yaitu ongkos
pesan dan ongkos simpan
 Ongkos pesan : ongkos tetap yang keluar setiap kali pemesanan
dilakukan dan tidak tergantung pada ukuran/volume pesanan
 Ongkos simpan : termasuk b. modal, b. gudang, b. kerusakan, b.
keusangan/kadaluarsa, pajak, dan asuransi
• Dibuat dengan sejumlah asumsi
 Asumsi pertama adalah permintaan terhadap suatu item bersifat
kontinyu dengan tingkat yang seragam

9
EOQ MODEL
HOW MUCH TO ORDER?
Annual Cost

Cur ve
C ost e
Total stCur v
Minimum
g Co
din
total cost Hol

Order (Setup) Cost Curve

Optimal Order quantity


Order Quantity (Q*)

10
EOQ
1. Biaya Pesan =Jumlah pesanan x biaya pesan per pesanan
= D/Q x cr
2. Biaya penyimpanan tahunan = Rata-rata tingk. persediaan x Biaya simpan
= Q/2 x ch
3. Biaya total
TC  ( D / Q)cr  (Q / 2)ch

4. Kuantitas pesanan optimal


EOQ  (2cr * D / ch)

Dengan:
D = Demand per year
cr = order cost per order
ch = Holding (carrying) cost
d = Demand per day

11
MODEL PERSEDIAAN DALAM SCM

• Pembeli (Buyer)
EOQ(b)  (2crb D / chb )
• Supplier
EOQ( s)  (2crs D / chs )

• Koordinasi pembeli –Supplier


EOQ  2 D[crs  crb ] /[chs  chb ]

12
CONTOH:
• Pabrik biskuit PT. Rotiku menggunakan 1 ton tepung per hari.
Perusahaan bekerja selama 365 hari dalam setahun.Perusahaan
memesan tepung ke PT Saritepung. Harga per ton tepung 5 juta.
Setiap kali pesan, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp.0.25
juta. Bagian akuntansi memperkirakan biaya simpan sebesar 25%
(1.25 jt) dari harga per ton tepung.
• Pada PT Saritepung, setiap pesanan datang PT Saritepung
menanggung biaya tetap 1 juta dan ongkos simpan sebesar Rp.1.1
juta/ton/th.
• Berapa jumlah pesanan optimalnya?

13
TANPA KOORDINASI
Nilai Q = EOQ (b)  ( 2crb D / chb )
= √ (2 x 0.25 juta x 365 ton/th)/1.25jt/ton/th
= 12 ton
• Biaya yang ditanggung oleh PT Rotiku (buyer)=
TCb = (D/Q)*crb + (Q/2)*chb
= (365/12)*0.25 +(12/2)*1.25
= 15,1 juta
• Biaya yang ditanggung PT Saritepung (supplier)=
TCs = (D/Q).crs + (Q/2) . chs
= (365/12)*1 +(12/2)*1.1
= 37.02 juta
Biaya total sistem = 15,1 + 37.02 = 52.12 juta
14
DENGAN KOORDINASI

• EOQ(b,s) = √2.D[(crs+crb)/(chs+chb)]
EOQ(b,s) = √2.365[(0.25 +1)/(1.25+1.1)]
EOQ(b,s) = 20 Ton
• Biaya yang ditanggung oleh PT Rotiku(buyer)=
TCb = (D/Q).crb + (Q/2) . chb
= (365/20).0.25 +(20/2).1.25
= 17.06 juta
• Biaya yang ditanggung PT Saritepung (supplier)=
TCs = (D/Q).crs + (Q/2) . chs
= (365/20).1 +(20/2).1.1
= 29.25 juta
Biaya total sistem = 17.06 + 29.25 = 46.31 juta

15
PERBANDINGAN 2 SISTEM

Tanpa koordinasi Dengan koordinasi


Ukuran pemesanan 12 ton 20 ton
Ekonomis (EOQ)
Total ongkos pembeli 15,10 juta 17.06 juta
Total ongkos pemasok 37.02 juta 29.25 juta
Total ongkos sistem 52.12 juta 46.31 juta

Apa Kesimpulannya????

16
MODEL PERSEDIAAN UNTUK PRODUK DENGAN
PERMINTAAN MUSIMAN

• Mencari keseimbangan antara ongkos kelebihan dan ongkos


kekurangan produk selama suatu musim penjualan
• Misalnya:
– Surat kabar
– Majalah mingguan
– Pakaian di negara dengan 4 jenis musim
– Bakery
MODEL PERSEDIAAN UNTUK PRODUK DENGAN
PERMINTAAN MUSIMAN

Newsboy problem
p
c

Ritel s
• Notasi :
– c : harga beli dari pabrik (supplier)
– p : harga jual normal
– s : harga jual diskon

Co : Ongkos kelebihan satu unit (Overstock cost),


Co = c - s
Cu : Ongkos kekurangan satu unit (Understock cost),
Cu = p - c
PENENTUAN UKURAN PESANAN OPTIMAL

• Ukuran pesanan (Q)


Jika permintaan selama musim jual diketahui berdistribusi normal dengan
rata-rata d dan standar deviasi sd maka
Q = d + Z (SL*) x sd
SL* : service level yang optimal
• Service Level (SL*)
merupakan trade off antara ongkos kelebihan dan ongkos kekurangan
SL* = Cu / (Cu+Co)
• Keuntungan
– Jika Q>D, keuntungan = D . Cu – [(Q – D) Co ]
– Jika Q<D, keuntungan = Q . Cu
Secara umum Profit = Cu min (Q,D) – max (0, Q-D) Co
CONTOH :

• Diketahui :
•Sehingga:
• Sebuah ritel akan memesan
• Bila terjual harga normal,
suatu jenis celana jin dari
keuntungan perusahaan $17,5
pabrik
(juga berarti ongkos jika
• Harga Pabrik: $ 17,5 kehabisan stok)
• Harga normal setiap celana $ • Bila ada stok yang harus
35 dijual dengan harga diskon,
• Jika celana tersisa di akhir perusahaan mengalami
musim jual, harga harus kerugian $ 7,5
didiskon menjadi $ 10 •Diketahui permintaan berdistribusi
normal dengan rata-rata 1000 dan
standar deviasi 300
CONTOH :

SL* = Cu / (Cu+Co)
SL* = 17,5 / (17,5 + 7,5) = 0,7
Z (SL*) = Z(0,7) = 0,524
Q = 1000 + (0,524) 300 = 1157
KOORDINASI DENGAN SUPPLIER

p
v c
Ritel Ritel
s

Sebagai satu sistem

Co : Ongkos kelebihan satu unit (Overstock cost), Co = v - s


Cu : Ongkos kekurangan satu unit (Understock cost), Cu = p - v
• V : ongkos pabrik (memproduksi dan memasok)
VENDOR MANAGED INVENTORY (VMI)
• Secara tradisional, supplier merespon permintaan dari pembeli secara
pasif. Tidak efisien, karena :
• Supplier tidak mendapat “early signal” ttg jumlah & waktu pesanan,
sehingga melakukan peramalan yang mengakibatkan persediaan muncul.
• Pemasok harus melakukan re-scheduling jika ada permintaan dari
pelanggan yang lebih penting
• Pada VMI pembeli tidak lagi memutuskan apa, kapan, dan berapa
pesanan.
• Dibutuhkan infrastruktur komunikasi dan informasi antara supplier
pembeli
• Pembeli cukup menginformasikan Point of sales (POS) dan persediaan
secara real time
• Supplier yang akan membuat keputusan pengiriman ke pembeli
HAMBATAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN DI
SCM

Tidak ada metrik kerja yang jelas

Status Pesanan Tidak akurat

Sistem informasi tidak handal

Kebijakan Persediaan terlalu sederhana dan


mengabaikan ketidakpastian

Biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar

Keputusan SC yang tidak terintegrasi


24

Anda mungkin juga menyukai