Anda di halaman 1dari 37

Riset Operasi

Persediaan

Novita Sari, SE., M.Si


OUTLINE
1. Jenis-jenis persediaan
2. Fungsi-fungsi persediaan
3. Biaya persediaan
4. Model Economic Order Quantity
5. Analisis persediaan ABC
6. Metode Penentuan nilai persediaan
PENGERTIAN

• Persediaan adalah bahan atau barang yang


disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu. Misalnya untuk digunakan dalam
proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan
atau mesin.
• Kebijakan persediaan berkaitan dengan Investasi dan
Pelayanan kepada Pelanggan

• Konflik Kepentingan diantara Fungsi Bisnis :

FINANCE menghendaki tingkat persediaan yang rendah


sedangkan MARKETING dan OPERASI menginginkan tingkat
persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan
kebutuhan produksi dapat dipenuhi.

• SOLUSI : Perlunya Pengaturan jumlah Persediaan, bahan-


bahan produk agar Kebutuhan PROSES PRODUKSI dan
KEBUTUHAN PELANGGAN
Jenis Persediaan
BAHAN MENTAH

• Jumlah bahan mentah yang dikelola oleh


perusahaan akan tergantung kepada :
- Jumlah pemakaian
- Jumlah investasi dalam (nilai) persediaan
- Karakteristik bahan mentah
- Lead time (tenggang waktu antara saat pemesanan
dengan penerimaan barang)
BARANG DALAM PROSES
Karakteristiknya :
• Suatu bentuk “peningkatan nilai”
• Nilainya tergantung kepada : nilai bahan baku, biaya tenaga
kerja, lamanya dan tingkat kerumitan proses produksi

BARANG JADI
• Keberadaannya dipengaruhi oleh :

- Sales forecasting
- Likuiditasnya
- Karakteristik fisiknya.
FUNGSI INVENTORY
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan
baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik
sehingga harus dikembalikan.
3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang
secara musiman atau inflasi
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara
musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika
bahan itu tidak tersedia di pasaran.
Biaya-biaya dalam inventory
CARRYING COST (Biaya Pengelolaan Persediaan)
Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul biaya-biaya karena
perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti :
biaya yang tertanam dalam persediaan,
biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang
tertanam dalam persediaan)
sewa gudang TCC = C x P x ( Q/2)
biaya administrasi pergudangan
gaji pegawai pergudangan
biaya asuransi
biaya pemeliharaan persediaan
biaya kerusakan/kehilangan
STOCK OUT COST (Biaya akibat kehabisan
persediaan)
Apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya akibat
kekurangan persediaan. Misal :
Mahalnya harga karena membeli dalam partai kecil
Terganggunya proses produksi
Ada kapasitas mesin yang tidak terpakai
Pesanan tidak dapat terpenuhi

TOC = F (S/Q)
ORDERING COST
Biaya pemesanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
kegiatan pemesanan sejak penempatan pesanan sampai tersedianya
bahan/barang di gudang. Misal :
Biaya telepon
Biaya surat menyurat
Biaya adminisrasi dan penempatan pesanan
Biaya pemilihan pemasok
Biaya pengangkutan dan bongkar muat
Biaya penerimaan dan
Pemeriksaan bahan/barang.

TSS = C X P X Safety Stock


MODEL PERSEDIAAN
Model persediaan digunakan utk menentukan kapan
pesanan suatu barang dilakukan dan berapa banyak
barang yang dipesan.

Model persediaan Economic Order Quantity (EOC)


Model persediaan dengan pemesanan tertunda
Model persediaan dengan potongan kuantitas
Model persediaan dengan penerimaan bertahap
KUALITAS PEMESANAN YANG OPTIMAL
METODA EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

Dalam penentuan persediaan yang optimal dapat


digunakan model kuantitas pemesanan yang
ekonomis : Economic Ordering Quantity Model =
EOQ

EOQ adalah model suatu rumusan untuk


menentukan Kuantitas persediaan yang
optimal/yang menyebabkan biaya persediaan
mencapai titik terendah
Dua Dasar Keputusan Dalam Model EOQ
 Replenishment Cycle
Berapa jumlah bahan mentah yang harus
dipesan pada saat bahan tersebut perlu
dibeli kembali
 Reorder Point
Kapan perlu dilakukan pembelian kembali
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam
EOQ
• Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam
• Kebutuhan/permintaan brg adalah konstan dan diketahui
• Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan adalah konstan dan
diketahui
• Barang yang dipesan segera dapat tersedia dan tidak ada
pesanan tertunda (diterima dalam satu batch)
• Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang
dipesan (tidak ada potongan kuantitas)
• Waktu tenggang (lead time) diketahui dan konstan
Notasi yang digunakan:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
EOQ = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan
H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun

Dengan menggunakan notasi diatas, maka penentuan rumus


EOQ adalah:

2DS
Q
H
Menentukan Besarnya Safety Stock
• Faktor pengalaman
• Faktor dugaan
• Biaya
• Keterlambatan

Contoh :
Penggunaan per hari 15 Kg
Keterlambatan pengiriman 10 Hari
Maka besarnya safety stock
= 10 x 15 Kg
= 150 Kg
Contoh Kasus
Contoh 1
Perusahaan A memiliki permintaan tahunan terigu
2,6 juta kg terigu, biaya pemesanan $ 5000, biaya
penyimpanan 2 % dari harga beli dan harga beli
$ 5 /kg. Persediaan pengaman 50.000 kg dan
waktu pengiriman 2 minggu
Besarnya EOQ
• EOQ = 2DS
H

=  ( 2 x 2600000x5000) / (0.02 x 5 )
= 509902 Kg
= 510.000 Kg
Pemesanan Ulang
• Penggunaan per minggu

= ( 2.600.000 / 52 ) = 50.000 Kg
• Titik pemesan ulang

= Waktu pengiriman + safety stock


= (2 minggu x 50.000) + 50.000
= 100.000 + 50.000
= 150.000 Kg
Total Biaya Persediaan
• Contoh-2 :

Sharp Inc. sebuah perusahaan yang memasarkan jarum suntik


steril ke berbagai rumah sakit, ingin mengurangi biaya
persediaannya dengan menentukan jumlah persediaannya dengan
menentukan jumlah jarum suntik per pesanan yang optimal, jika
diketahui :

- Permintaan tahunan (D) = 1000 unit

- Biaya pemesanan (S) = Rp 10 per pesanan

- waktu pengiriman 2 minggu

- Safety stock 20 unit

- Biaya penyimpanan (H) = Rp 0,5 per unit per

tahun
• Penyelesaian :
a. EOQ (jumlah pemesanan optimal) :
2DS 2(1000)(10)
EOQ    40.000  200 Unit
H 0,5

b. Jumlah (kali) pemesanan :


D 1000
N   5 kali pemesanan per tahun
EOQ 200
c. Waktu antar pemesanan :
Jumlah hari kerja per tahun 250
T   50 hari diantara pesanan
Jumlah (kali) pemesanan 5
d. Total Biaya Persediaan
Total Biaya = Biaya Penyimpanan + BiayaPemesanan + Biaya Safety Stock

Biaya Penyimpanan = 0.5 (200/2) = 50

Biaya Pemesanan = 10 (1000/200) = 50

Biaya Safety Stock = 0.5 x 20 = 10

Total Biaya = 50 + 50 + 10 = 110

e. Reorder point :
Pemakaian perminggu = 1000 / 52 minggu =19.23

Titik pemesan ulang= Penggunaan selama leadtime + safety stock

= (2 minggu x 19.23) + 20

= 58,5 = 58 unit
Klasifikasi ABC dalam Persediaan
Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai
cara, antara lain dengan menggunakan analisis nilai
persediaan.
• Dalam analisis ini, persediaan dibedakan berdasarkan
nilai investasi yang terpakai dalam satu periode.
• Biasanya, persediaan dibedakan dalam tiga kelas, yaitu
A, B, dan C berdasarkan atas nilai persediaan.
• Yang dimaksud dengan nilai dalam klasifikasi ABC bukan
harga persediaan per unit, melainkan volume persediaan
yang dibutuhkan dalam satu periode (biasanya satu
tahun) dikalikan dengan harga per unit.
Lanjutan…

Kriteria masing-masing kelas dalam klasifikasi ABC, sebagai


berikut :

①Kelas A – Persediaan yang memiliki volume tahunan rupiah


yang tinggi. Kelas ini mewakili sekitar 70% dari total persediaan,
meskipun jumlahnya hanya sedikit, biasa hanya 20% dari seluruh
item. Persediaan yang termasuk dalam kelas ini memerlukan
perhatian yang tinggi dalam pengadaannya karena dalam kelas ini
memerlukan perhatian tinggi dalam pengadaannya karena
berdampak biaya yang tinggi. Pengawasan harus dilakukan secara
intensif.
Lanjutan…

② Kelas B – Persediaan dengan nilai volume tahunan


rupiah yang menengah. Kelompok ini mewakili
sekitar 20% dari total nilai persediaan tahunan,
dan sekitar 30% dari jumlah item. Di sini
diperlukan teknik pengendalian yang moderat.
③ Kelas C – Barang yang nilai volume tahunan
rupiahnya rendah, yang mewakili sekitar 10% dari
total nilai persediaan, tetapi terdiri dari sekitar
50% dari jumlah item persediaan. Di sini
diperlukan teknik pengendalian yang sederhana,
pengendalian hanya dilakukan sesekali saja.
Lanjutan…

Nilai persentase di atas tidak mutlak,


namun tergantung dari kebijakan
perusahaan.
Demikian pula jumlah kelas, tidak terbatas
pada tiga kelas, tetapi dapat dilakukan
untuk lebih dari tiga kelas atau kurang.
Lanjutan…

Contoh :
Suatu perusahaan dalam proses produksinya menggunakan 10 item bahan
baku. Kebutuhan persediaan selama satu tahun dan harga bahan baku per
unit seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1. Data Item Persediaan
Lanjutan…
Untuk membagi kesepuluh jenis persediaan tesebut dalam tiga kelas A, B, C
dapat dilakukan sebagai berikut :
Tabel 2 Klasifikasi ABC dalam Persediaan
Lanjutan…

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui


bahwa :
①Kelas A memiliki volume tahunan rupiah sebesar
70,0% dari total persediaan, yang terdiri dari 2 item
(20%), yaitu item H-109 dan H-107.
②Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah
sebesar 19,9% dari total persediaan, yang terdiri dari
item 3 (30%) persediaan.
③Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah
sebesar 10,1% dari total persediaan, yang terdiri dari 5
item (50%) persediaan
Lanjutan…
LATIHAN SOAL
Kerjakan latihan soal dibawah ini

Anda mungkin juga menyukai