Anda di halaman 1dari 28

Manajemen

Persediaan
PERSEDIAAN

Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang


tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi,
maupun berupa barang jadi.

Persediaan merupakan elemen modal kerja yang selalu


dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus
mengalami perubahan.
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
PERUSAHAAN DAGANG
 persediaan barang dagangan

PERUSAHAAN MANUFAKTUR
 Persediaan bahan baku
 Persediaan barang dalam proses
 Persediaan barang jadi
BIAYA PERSEDIAAN

Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan


sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan,
yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan
biaya tetap persediaan.
BIAYA PENYIMPANAN (Carrying Cost)

Biaya Gudang

Biaya Modal yang Tertanam dalam Persediaan

Biaya Pemeliharaan

Biaya Asuransi

Biaya Penyusutan/Kerusakan/Keusangan
BIAYA PEMESANAN (Ordering Cost)

Biaya selama proses persiapan pesanan

Biaya pengiriman pesanan

Biaya penerimaan barang

Biaya selama proses pembayaran


TOTAL INVENTORY COST

• TIC = Total Carrying Cost + Total Ordering Cost


• TIC = C ( Q / 2 ) + F ( S / Q )
• TIC = P.I ( Q / 2 ) + F.N

Keterangan:
• TIC = Total Inventory Cost
• C = biaya simpan per unit per tahun (rupiah/unit)
• Q = kuantitas (unit)
• F = biaya pesan setiap kali melakukan pemesanan
• S = pembelian/permintaan/kebutuhan per tahun
• P = harga beli untuk setiap unit persediaan
• I = % biaya simpan per tahun
• N = frekuensi pemesanan per tahun
MANAJEMEN PERSEDIAAN

Kegiatan untuk menentukan jumlah dan komposisi persediaan


sehingga perusahaan dapat menjaga kelancaran produksi dan
penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan
dengan efektif dan efisien, termasuk pengaturan dan
pengawasan atas pelaksanaan pengadaan bahan-bahan/barang-
barang yang diperlukan sesuai jumlah dan waktu yang
dibutuhkan, dengan biaya serendah-rendahnya.
MANAJEMEN PERSEDIAAN

MENGAPA PERSEDIAAN DIKELOLA?


• Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.
• Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.
• Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi
keuangan.
MANAJEMEN PERSEDIAAN

1. Jika persediaan terlalu tinggi maka :


a) Biaya penyimpanan tinggi
b) Biaya bunga tinggi
• Jika investasi dibiayai modal dari luar  biaya bunga
• Jika investasi dibiayai modal sendiri  Opportunity cost
c) Biaya pemeliharaan di gudang tinggi
d) Kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas,
keausan.
e) Memperkecil keuntungan perusahaan
MANAJEMEN PERSEDIAAN

2. Jika persediaan terlalu kecil, maka proses produksi akan


terganggu, akibatnya :
• Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full capasity
• Penjualan turun, akibatnya:
 Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen
 Turunnya laba
MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA
PERUSAHAAN DAGANG

PENGENDALIAN
Dengan mempertimbangkan :
 Kemampuan menjual
 Biaya Pemesanan
 Biaya Pengiriman
 Biaya Penyimpanan di Gudang
 Lama proses pembelian sampai barang diterima
 Harga
MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA MANUFAKTUR
(BAHAN BAKU)
1. Berapakah jumlah kebutuah bahan baku yg harus ada?
 Jika jumlah Bahan Baku > kebutuhan bahan baku
 Biaya simpan dan biaya bunga tinggi
 Jika jumlah Bahan Baku terlalu kecil
 Menghambat jalannya proses produksi

2. Bagaimanakah cara Pengadaan Bahan Baku?


 Jumlah keseluruhan dibeli sekaligus
 Dibeli secara bertahap
 Pembelian dengan EOQ
Pembelian sekaligus
Keuntungan :
1. Frekuensi pembelian kecil, sehingga biaya pembelian dapat minimal
2. Perusahaan tidak kuatir akan kekurangan Bahan Baku
3. Perusahaan mempunyai persediaan yang cukup, sehingga stock persediaan
rendah
4. Proses produksi dapat berjalan lancar

Kerugian:
1. Biaya simpan tinggi
2. Perusahaan harus menanggung oportunity cost, karena dananya sudah
terlanjur dibelikan Bahan Baku
Pembelian Bertahap
Keuntungan :
Biaya simpan menjadi kecil

Kerugian:
Biaya pesan menjadi tinggi, karena frekuensi pembelian berulang-ulang
Economical Order Quantity (EOQ)
• Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pembelian
bahan baku yang ekonomis.

• EOQ adalah jumlah kuantitas bahan baku yang dapat diperoleh


dengan biaya minimal.

 EOQ terjadi pada saat :


biaya pemesanan = biaya penyimpanan
(ordering cost ) = (carrying cost)
Asumsi Model EOQ
• Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan lebih
dahulu secara pasti untuk penggunaan selama satu tahun atau
satu periode..
• Penggunaan bahan baku selalu pada tingkat yang konstan secara
kontinyu
• Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan
nol atau diatas safety stock.
• Harga konstan selama periode tersebut
Dua Dasar Keputusan Dalam Model EOQ

• Berapa jumlah bahan yang harus dipesan pada saat


bahan tersebut perlu dibeli kembali (Replenishment cycle)
• Kapan perlu dilakukan pembelian kembali (Reorder
point)
MENGHITUNG EOQ
2.F .S 2.F .S
EOQ  EOQ 
C P.I
EOQ = Economic Order Quantity
F = Biaya tetap untuk melakukan pemesanan
S = Jumlah penjualan/pembelian/permintaan/kebutuhan per tahun
C = Biaya simpan per unit per tahun
P = Harga beli/nilai persediaan per unit
I = % biaya simpan per tahun
CONTOH SOAL
• Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku di gudang adalah 40 % dari nilai persediaan di gudang.
Biaya pemesanan adalah Rp 15.000.000,- setiap kali pesan. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama
setahun sebanyak 1.200 unit dengan harga Rp 1.000.000,- per unitnya.

2 x1.200 x15.000.000
EQQ   90.000  300 unit
• Ini berarti bahwa cara
0,40pembelian yang paling ekonomis ialah pembelian bahan baku sebanyak 300 unit
x1.000.000
sekali pesanan.
• Frekuensi pemesanan/pembelian selama satu tahun = 1.200/300 = 4 kali pesanan @ 300 unit
• Siklus pembelian/pemesanan/persediaan (asumsi 360 hari) = 360/4 = 90 hari
• Konsumsi bahan baku setiap hari = 300/90 = 3,3 unit
• Rata-rata persediaan = Q/2 = 300/2 = 150 unit
Reorder Point (ROP)
• Reorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi
sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu
tepat pada waktu dimana persediaan di atas safety stock sama dengan nol.
• Dalam penentuan/penetapan Reorder Point harus diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :
 Lead Time: waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga
sampai di perusahaan. Lead Time ini akan mempengaruhi besarnya bahan
baku yang digunakan selama masa lead time, semakin lama lead time
maka akan semakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead time.
 Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata per satuan waktu tertentu
(Average Usage).
 Persediaan pengaman (Safety Stock): jumlah persediaan bahan minimum
yang harus dimiliki oleh perusahaan
Reorder Point (ROP)
• Rumus Reorder Point:

Reorder Point = Kebutuhan Lead Time + Kebutuhan Safety Stock


= (LT x AU) + SS

keterangan:
LT = Lead Time
AU = Average Usage (pemakaian rata-rata)
SS = Safety Stock
Reorder Point (ROP)
Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain:
• Dengan menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan
persentase tertentu.
• Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan
penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock.
Persediaan Pengaman (Safety Stocks)
• Persediaan tambahan yang dimiliki untuk berjaga-jaga akibat
perubahan tingkat penjualan atau keterlambatan produksi dan
pengiriman.
• Dalam menentukan besarnya safety stock, faktor-faktor yang jadi
pertimbangan diantaranya:
Faktor pengalaman
Faktor dugaan
Faktor biaya
Faktor keterlambatan
Contoh Soal
1. PT. Demi Tanah Air menetapkan lead time bahan baku A selama 4 minggu,
pemakaian rata- rata sebesar 250 kg per minggu. Tentukan ROP jika:
a. safety stock ditaksir sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 minggu
b. safety stock ditetapkan sebesar 750 kg
Jawab:
a. Jika safety stock ditaksir sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 minggu:
Reorder Point = (LT x AU ) + SS
= (4 x 250) + (2 x 250)
Reorder Point = 1.500 kg
b. Jika safety stock ditetapkan sebesar 750 kg:
Reorder Point = (LT x AU ) + SS
= (4 x 250) + 750
Reorder Point = 1.750 kg
Contoh Soal
2. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama lead time dan ditetapkan
bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan bahan setiap harinya adalah 3 unit. Kapan
pesanan harus dilakukan kembali?
Jawab:
ROP = (6 x 3) + 50% (6 x 3) = 27 unit
ROP = 27 unit, artinya bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal 27 unit.

3. Diketahui kebutuhan safety stock sama dengan kebutuhan bahan selama 4 hari. Lead time 6 hari dan
kebutuhan bahan adalah 3 unit/hari. Kapan pesanan harus dilakukan kembali?
Jawab:
ROP = (6 x 3) + (4 x 3)
ROP = 30 unit
ROP = 30 unit, artinya bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal 30 unit.
Contoh Soal
4. Penggunaan bahan baku per hari rata-rata 15 kg. Berdasarkan pengalaman
diperkirakan bahwa keterlambatan pengiriman bahan baku adalah 10 Hari.
Hitung safety stock!
jawab:
Safety stock = 10 x 15 Kg
= 150 Kg

5. Kebutuhan bahan baku perusahaan A dalam setahun sebanyak 2,6 juta kg terigu.
Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan Rp 400.000,00, biaya penyimpanan 2 %
dari harga beli dan harga beli Rp 10.000/kg. Safety stock ditetapkan 50.000 kg dan
waktu pengiriman pesanan (lead time) 2 minggu.
Tentukan:
a. EOQ
b. Reorder Point
Jawab:

a. EOQ

2 x 400.000 x2.600.000
EQQ   100.000 kg
0,02 x10.000

 Penggunaan rata-rata bahan baku per minggu


= ( 2.600.000 / 52 ) = 50.000 Kg

 Titik pemesan ulang (Reorder Point)


= (lead time x average usage) + safety stock
= (2 minggu x 50.000) + 50.000
= 100.000 + 50.000
= 150.000 Kg

Anda mungkin juga menyukai