Persediaan
PERSEDIAAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Persediaan bahan baku
Persediaan barang dalam proses
Persediaan barang jadi
BIAYA PERSEDIAAN
Biaya Gudang
Biaya Pemeliharaan
Biaya Asuransi
Biaya Penyusutan/Kerusakan/Keusangan
BIAYA PEMESANAN (Ordering Cost)
Keterangan:
• TIC = Total Inventory Cost
• C = biaya simpan per unit per tahun (rupiah/unit)
• Q = kuantitas (unit)
• F = biaya pesan setiap kali melakukan pemesanan
• S = pembelian/permintaan/kebutuhan per tahun
• P = harga beli untuk setiap unit persediaan
• I = % biaya simpan per tahun
• N = frekuensi pemesanan per tahun
MANAJEMEN PERSEDIAAN
PENGENDALIAN
Dengan mempertimbangkan :
Kemampuan menjual
Biaya Pemesanan
Biaya Pengiriman
Biaya Penyimpanan di Gudang
Lama proses pembelian sampai barang diterima
Harga
MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA MANUFAKTUR
(BAHAN BAKU)
1. Berapakah jumlah kebutuah bahan baku yg harus ada?
Jika jumlah Bahan Baku > kebutuhan bahan baku
Biaya simpan dan biaya bunga tinggi
Jika jumlah Bahan Baku terlalu kecil
Menghambat jalannya proses produksi
Kerugian:
1. Biaya simpan tinggi
2. Perusahaan harus menanggung oportunity cost, karena dananya sudah
terlanjur dibelikan Bahan Baku
Pembelian Bertahap
Keuntungan :
Biaya simpan menjadi kecil
Kerugian:
Biaya pesan menjadi tinggi, karena frekuensi pembelian berulang-ulang
Economical Order Quantity (EOQ)
• Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pembelian
bahan baku yang ekonomis.
2 x1.200 x15.000.000
EQQ 90.000 300 unit
• Ini berarti bahwa cara
0,40pembelian yang paling ekonomis ialah pembelian bahan baku sebanyak 300 unit
x1.000.000
sekali pesanan.
• Frekuensi pemesanan/pembelian selama satu tahun = 1.200/300 = 4 kali pesanan @ 300 unit
• Siklus pembelian/pemesanan/persediaan (asumsi 360 hari) = 360/4 = 90 hari
• Konsumsi bahan baku setiap hari = 300/90 = 3,3 unit
• Rata-rata persediaan = Q/2 = 300/2 = 150 unit
Reorder Point (ROP)
• Reorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi
sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu
tepat pada waktu dimana persediaan di atas safety stock sama dengan nol.
• Dalam penentuan/penetapan Reorder Point harus diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :
Lead Time: waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga
sampai di perusahaan. Lead Time ini akan mempengaruhi besarnya bahan
baku yang digunakan selama masa lead time, semakin lama lead time
maka akan semakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead time.
Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata per satuan waktu tertentu
(Average Usage).
Persediaan pengaman (Safety Stock): jumlah persediaan bahan minimum
yang harus dimiliki oleh perusahaan
Reorder Point (ROP)
• Rumus Reorder Point:
keterangan:
LT = Lead Time
AU = Average Usage (pemakaian rata-rata)
SS = Safety Stock
Reorder Point (ROP)
Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain:
• Dengan menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan
persentase tertentu.
• Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan
penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock.
Persediaan Pengaman (Safety Stocks)
• Persediaan tambahan yang dimiliki untuk berjaga-jaga akibat
perubahan tingkat penjualan atau keterlambatan produksi dan
pengiriman.
• Dalam menentukan besarnya safety stock, faktor-faktor yang jadi
pertimbangan diantaranya:
Faktor pengalaman
Faktor dugaan
Faktor biaya
Faktor keterlambatan
Contoh Soal
1. PT. Demi Tanah Air menetapkan lead time bahan baku A selama 4 minggu,
pemakaian rata- rata sebesar 250 kg per minggu. Tentukan ROP jika:
a. safety stock ditaksir sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 minggu
b. safety stock ditetapkan sebesar 750 kg
Jawab:
a. Jika safety stock ditaksir sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 minggu:
Reorder Point = (LT x AU ) + SS
= (4 x 250) + (2 x 250)
Reorder Point = 1.500 kg
b. Jika safety stock ditetapkan sebesar 750 kg:
Reorder Point = (LT x AU ) + SS
= (4 x 250) + 750
Reorder Point = 1.750 kg
Contoh Soal
2. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama lead time dan ditetapkan
bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan bahan setiap harinya adalah 3 unit. Kapan
pesanan harus dilakukan kembali?
Jawab:
ROP = (6 x 3) + 50% (6 x 3) = 27 unit
ROP = 27 unit, artinya bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal 27 unit.
3. Diketahui kebutuhan safety stock sama dengan kebutuhan bahan selama 4 hari. Lead time 6 hari dan
kebutuhan bahan adalah 3 unit/hari. Kapan pesanan harus dilakukan kembali?
Jawab:
ROP = (6 x 3) + (4 x 3)
ROP = 30 unit
ROP = 30 unit, artinya bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal 30 unit.
Contoh Soal
4. Penggunaan bahan baku per hari rata-rata 15 kg. Berdasarkan pengalaman
diperkirakan bahwa keterlambatan pengiriman bahan baku adalah 10 Hari.
Hitung safety stock!
jawab:
Safety stock = 10 x 15 Kg
= 150 Kg
5. Kebutuhan bahan baku perusahaan A dalam setahun sebanyak 2,6 juta kg terigu.
Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan Rp 400.000,00, biaya penyimpanan 2 %
dari harga beli dan harga beli Rp 10.000/kg. Safety stock ditetapkan 50.000 kg dan
waktu pengiriman pesanan (lead time) 2 minggu.
Tentukan:
a. EOQ
b. Reorder Point
Jawab:
a. EOQ
2 x 400.000 x2.600.000
EQQ 100.000 kg
0,02 x10.000