MANAJEMEN PERSEDIAAN
A. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST-IN-CASE
• Keterangan:
• TC = Biaya pemesanan atau pengesetan dan biaya penyimpanan total
• P = Biaya memesan dan menerima pesanan atau biaya pengesetan suatu production run
• D = Jumlah yang diminta tahunan
• Q = Jumlah unit dipesan setiap kali suatu pesanan dipesan atau ukuran lot produksi
• C = Biaya penyimpanan suatu unit persediaan selama satu tahun
Sebagai ilustrasi berikut ini data yang relevan untuk penentuan biaya
persediaan pada suatu perusahaan reparasi barang-barang elektronik. Suku
cadang yang dibutuhkan dibeli dari luar perusahaan. Data yang diperoleh
disajikan berikut ini.
D = 20.000 unit
Q = 2.000 unit
P = Rp1.000 per pesanan
C = Rp40 per unit
Perhitungan:
1. Banyaknya pemesanan per tahun = D/Q = 20.000 unit/2.000 unit = 10
kali pemesanan.
2. Biaya pemesanan total = (D/Q) × P = 10 × Rp1.000 = Rp10.000.
3. Persediaan rata-rata = Q/2 = 2.000 unit/2 = 1.000 unit.
4. Biaya penyimpanan total = (Q/2) × C = 1.000 unit × Rp40 = Rp40.000.
5. Biaya persediaan total = Rp10.000 + Rp40.000 = Rp50.000.
• Pemilihan jumlah unit dipesan sebanyak 2.000 unit yang
menimbulkan biaya persediaan Rp90.000 belum tentu merupakan
pilihan yang terbaik, karena belum tentu merupakan jumlah unit
dipesan yang menimbulkan biaya persediaan yang terendah.
• Oleh karena tujuan manajemen persediaan adalah meminimalkan
biaya persediaan, maka model EOQ diperlukan. Model EOQ
merupakan suatu contoh push system. Dalam push system,
pemerolehan persediaan dipicu oleh antisipasi terhadap jumlah
yang diminta pelanggan pada masa mendatang, bukan reaksi
terhadap jumlah yang diminta pelanggan sekarang. Dengan
demikian, prediksi terhadap jumlah unit diminta (D) menjadi sangat
penting dalam analisis ini.
Apabila jumlah yang dipesan = Q = 1.000 unit maka:
1. banyaknya pemesanan per tahun = D/Q = 20.000 unit/1.000 unit = 20
kali pemesanan.
2. biaya pemesanan total = (D/Q) × P= 20 × Rp1.000 = Rp20.000.
3. persediaan rata-rata = Q/2 = 1.000 unit/2 = 500 unit.
4. biaya penyimpanan total = (Q/2) × C = 500 unit × Rp40 = Rp20.000.
5. biaya persediaan total = Rp20.000 + Rp20.000 = Rp40.000.
Jika jumlah unit dipesan sebanyak 1.000 unit, maka total biaya persediaan
adalah minimal yang ditandai dengan besaran biaya pemesanan
(Rp20.000), atau sama dengan biaya penyimpanan (Rp20.000).
Reorder Poin
• Titik pemesanan kembali (reorder point) adalah tingkat
persediaan yang sebaiknya pemesanan kembali
dilakukan oleh perusahaan.
• Reorder point dipengaruhi oleh tingkat persediaan
minimal, EOQ, dan waktu tunggu (lead time). Waktu
tunggu adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menunggu datangnya EOQ sejak pemesanan dilakukan.
• Berikut ini penentuan reorder point jika perusahaan
menetapkan persediaan minimal.
Reorder point = Persediaan minimal + (Tingkat penggunaan
bahan rata-rata per hari × Waktu tungggu dalam hari).
• Persediaan minimal diperlukan untuk mengantisipasi
fluktuasi jumlah yang diminta oleh pelanggan. Persediaan
minimal dapat ditentukan dengan mengalikan kelebihan
tingkat penggunaan maksimum di atas tingkat penggunaan
rata-rata dengan waktu tunggu.