Anda di halaman 1dari 9

Tugas TI-1201

Pengantar Teknik Industri

Economic Order Quantity (EOQ), Sistem Pemesanan & Safety Stock

Disusun Oleh :
Anita Silvia Tanuwijaya / 1514021
Reymond Timbuleng / 1514023
Kevin Julian / 1514029
Jason / 1514032

TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA
2014

Economic Order Quantity (EOQ)


Kuantitas pemesan yang ekonomis (Economic Order Quantity) merupakan salah satu
model klasik yang diperkenalkan oleh FW Harris pada 1914. EOQ sendiri merupakan model
yang paling banyak dikenal dalam teknik pengendalian persediaan serta paling sering
diaplikasikan.
Economic Order Quantity merupakan salah satu model persediaan yang bertujuan untuk
menentukan pemesanan ekonomis, yaitu jumlah pemesanan dengan mempertimbangkan biaya
pemesanan dan penyimpanan sehingga diharapkan tidak ada kekurangan persediaan. Salah satu
teknik pengendalian persediaan yang bertujuan untuk meminimalkan biaya persediaan.Dalam hal
ini ada beberapa asumsi dasar yang akan diambil, yaitu :

Biaya yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi kekurangan atau kelangkaan

persediaan (shortage costs) dalam hal ini dianggap = nol.


Tidak ada potongan harga (discount price) untuk barang/ produk yang dipesan meskipun

dalam jumlah besar.


Perhitungan akan dilakukan per item barang/ produk yang akan dilakukan pengendalian

persediaannya.
Biaya pemesanan (ordering costs) dan penyimpanan (holding costs) akan berlaku tetap/

konstan dan diketahui.


Laju pemakaian barang (production rate) dan juga waktu pemesanan sampaidengan

kedatangan barang/ produk yang dipesan (lead time) juga bersifat konstan dan diketahui.
Selanjutnya faktor-faktor produksi yang lain yang berpengaruh secara signifikan serba
teratur, lancar, dan juga diketahui.

Gambar 1.1
Model persediaan EOQ
Beberapa kurva biaya persediaan dapat digambarkan sebagai berikut :
A. Biaya Pemesanan
Total Biaya
Penyimpanan

Biay
a

KuantitasPesanan

Gambar 1.2
Kurva Total BiayaPemesanan
Pada grafik diatas menggambarkan dengan meningkatnya jumlah pesanan, biaya penyimpanan
akan meningkat.
A
Biaya Pemesanan = P Q
Dengan : P

= Biaya pesan untuk setiap kali pemesanan

= Permintaan per periode

= Jumlah pemesanan optimal

B. Biaya Penyimpanan

Biay
a

Total Biaya
Pemesanan

KuantitasPesanan

Gambar 1.3
Kurva Total BiayaPenyimpanan
Pada grafik di atas menggambarkan dengan meningkatnya jumlah pesanan, biaya pemesanan
akan menurun.
Biaya Penyimpan = H
Dengan : H
Q

Q
2

= Biaya penyimpanan per unit / per periode


= Jumlah pemesanan optimal

Biaya
Tahunan

Biaya Total

BiayaPenyimpanan
Biaya Minimum

BiayaPemesanan

Q*

KuantitasPesanan

Gambar 1.4
Kurva Total Biaya Persediaan

Pada grafik, tampak bahwa kurva biaya pemesanan menurun, kurva biaya penyimpanan
naik, serta kurva biaya total yang semula menurun mulai naik ketika menyentuh satutitik.
Kuantitas pesanan yang optimal terjadi pada titik di mana kurva biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan berpotongan.Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan terjadi pada titik
di mana biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan.
Cara menghitung Economic Order Quantity yaitu menggunakan formula :

Q=

2 PR
C

Dimana :
Q= Jumlah pembelian yang paling optimal
P = Biaya persiapan/ pemesanan setiap kali pesan
R = Kebutuhan barang selama satu periode
C = Biaya penyimpanan per unit
Tetapi formula Q ini memiliki beberapa kelemahan yang dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1. Permintaan diasumsikan konstan, sedangkan dalam banyak situasi yang nyata permintaan
bervariasi secara substansial.
2. Biaya unit diasumsikan menjadi konstan, padahal dalam keadaan nyata sering terdapat
potongan kuantitas untuk pembelian dalam partai besar.
3. Bahan dalam partai diasumsikan semuanya sekali diterima. Beberapa kasus menunjukkan
bahan akan ditempatkan dalam persediaan secara kontinyu selama di produksi.
4. Produk diasumsikan produk tunggal, di dalam praktiknya satuan- satuan barang yang
dipesan/ dibeli dari satu pemasok tunggal dan dikirim secara bersamaan.
5. Biaya persiapan yang diasumsikan tetap ternyata sering dapat dikurangi.

Sistem Pemesanan
A.

Sistem Pemesanan dengan Waktu Tetap


Sistem pemesanan dengan waktu tetap adalah sistem manajemen modern dimana
pada saat waktu tetap, variabel permintaan dapat berubah sesuai dengan permintaan yang
diminta oleh konsumen. Oleh karena itu kita perlu membuat reorder point (ROP) atau
titik pemesanan kembali agar dapat menghasilkan angka rata-rata dari sistem pemesanan
dengan waktu tetap.
ROP didapatkan dari formula :
ROP = (Permintaan rata-rata perhari x waktu tetap dalam beberapa hari) + standar
deviasi waktu tetap dalam beberapa hari.

B.

Sistem Pemesanan dengan Quantity (Jumlah) Tetap


Sistem pemesanan dengan jumlah tetap adalah jumlah pesanan yang paling
ekonomis, dan pemesanan dilakukan apabila jumlah persediaan menunjukan saat harus
melakukan pemesanan kembali (reorder point), selain itu perusahaan harus menentukan
persedian pengaman (safety stock). Konsekuensinya, penggunaan ini adalah adanya
jangka waktu antara dua pemesanan yang tidak sama.

C.
Gambar Sistem persediaan dengan ukuran pemesanan tetap.
Keterangan gambar :
Q
: tingkat persediaan yang maksimum
RP (Reorder Point) : titik dimana dilakukan pemesanan kembali
SS (Safety Stock)
: titik persediaan pengaman
T
: waktu
ROP didapatkan dari formula :
ROP = (Permintaan perhari x rata-rata waktu tetap dalam beberapa hari) + standar
deviasi waktu tetap dalam beberapa hari.
D.

Hybird Sistem

Sistem hybrid adalah penggabungan dari dua atau lebih sistem dengan tujuan menggabungkan
kelebihan masing-masing sistem. Sistem pemesanan ini merupakan sistem pemesanan dengan
waktu yang tidak tetap dan kuantitas yang tidak tetap juga. Sehingga pihak produsen sendiri
mengalami kesulitan. Namun sistem pemesanan seperti inilah yang seringkali dihadapi oleh
produsen.
Penyebabnya :

Permintaan pasar/konsumen yang tidak menentu


Adanya musim-musim tertentu yang menuntut adanya persediaan lebih seperti saat natal
dan lebaran
Adanya barang-barang musiman

Dalam hal ini dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu berpikir realistis, cermat, dan
kreatif untuk dapat menanggulangi masalah system pemesanan yang tidak menentu.

Safety Stock
Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya
penggunaan bahan baku yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout
cost bagi perusahaan. Akan tetapi akan menimbulkan penambahan carrying cost sebesar
perkalian antara presentase carrying cost terhadap harga atau nilai safety stock. Untuk itu
penentuan safety stock yang optimum sangat diperlukan.
Penentuan besarnya safety stock dapat ditentukan dengan metode pendekatan probablitas
stock out dan pendekatan service level. Biaya persediaan merupakan keseluruhan biaya operasi
atas system persediaan yang meliputi biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan, biaya
kekurangan persediaan. Biaya pembeliaan adalah harga per unit apabila item dibeli dari luar, atau
biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya pengangkutan atau biaya
tenaga kerja, bahan baku, overhead pabrik apabila bahan baku diproduksi dalam perusahaan
harus ditambahkan dalam biaya persiapan (setup cost) apabila bahan diproduksi di dalam
perusahaan.
Biaya pemesanan dapat berupa biaya pembuatan daftar permintaan, menganalisis
supplier, inspeksi bahan, dan pelaksanaan proses transaksi. Biaya simpan adalah biaya yang
dikeluarkan atas inventasi dalam persediaan, pemeliharaan maupun inventasi secara fisik. Biaya
simpan dapat berupa biaya modal, pajak, asuransi, material handling, keuangan semua biaya
yang dikeluarkan atas inventasi dalam persediaan. Biaya kekurangan persediaan adalah
konsekuensi ekonomis atas kekurangan persediaan baik dari luar maupun dari dalam apabila
bahan diproduksi sendiri. Biaya kekurangan persediaan dapat berupa biaya back order, biaya
kesempatan penjualan, biaya kesempatan menerima keuntungan, idle kapasitas dan penurunan
produksi. Untuk mengatasi masalah seperti ini, perusahaan melakukan pembelian darurat
sehingga perusahaan harus menanggung biaya tambahan (extra cost).

Daftar Pustaka
1. Herjanto, Eddy. (2008). Manajemen Operasi (Edisi 3). [Online]. Tersedia:
http://books.google.co.id/books?
id=xGgDqdl5NZEC&pg=PA252&dq=eoq+jumlah&hl=id&sa=X&ei=EtUsVNjuM5GPu
ASPpoD4Aw&ved=0CBkQ6AEwAA#v=onepage&q=eoq%20jumlah&f=false [01
Oktober 2014]
2. Purnomo, H. (2004). Pengantar Teknik Industri (Vol. 2). Yogyakarta: Graha Ilmu.
3. Wignjosoebroto, S. (2003). Pengantar Teknik Industri dan Manajemen Industri. (I. K.
Gunarta, Ed.) Surabaya: Prima Printing.
4. Anonim.(2010). Sistem Pemesanan. From http://www.academia.edu. 12 Oktober 2014
5. Anonim. (2007). digilib.uns.ac.id. 12 Oktober 2014
6. http://sim.constructive-learning.net/?p=2574
7. fe.unila.ac.id/~ivan/Backup/.../MANAJEMEN%20PERSEDIAAN.doc

Anda mungkin juga menyukai