Anda di halaman 1dari 9

Laporan Keuangan Konsolidasian

pada Akuntansi Pemerintah

Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Konsolidasi adalah proses penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh


suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, entitas akuntansi dengan entitas
akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai
satu entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan
keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan, atau
entitas akuntansi, sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.

Laporan keuangan untuk tujuan umum dari unit pemerintahan yang ditetapkan
sebagai entitas pelaporan disajikan secara terkonsolidasi menurut Pernyataan Standar ini agar
mencerminkan satu kesatuan entitas. Sedangkan Laporan keuangan konsolidasian pada
pemerintah pusat sebagai entitas pelaporan mencakup laporan keuangan semua entitas
akuntansi, termasuk laporan keuangan badan layanan umum.

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan


Perubahan SAL, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan konsolidasian sebagaimana
dimaksud pada awal paragraf, disajikan oleh entitas pelaporan, kecuali:

a) Laporan keuangan konsolidasian arus kas yang hanya disajikan oleh entitas yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum;

b) Laporan keuangan konsolidasian perubahan saldo anggaran lebih yang hanya


disusun dan disajikan oleh Pemerintah Pusat

Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama


dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dengan
periode sebelumnya. Pemerintah Pusat menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari
semua kementerian negara/lembaga kepada lembaga legislatif dan Pemerintah daerah
menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua entitas akuntansi dibawahnya
kepada lembaga legislatif.
1
Dalam standar ini proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik
(reciprocal accounts). Namun demikian, apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan,
maka hal tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh akun timbal
balik (reciprocal accounts) antara lain sisa uang persediaan yang belum
dipertanggungjawabkan oleh bendahara pengeluaran sampai dengan akhir periode akuntansi.

Entitas Pelaporan
Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Contoh entitas
pelaporan seperti Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, Kementerian dan Lembaga, dan
Satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut
undang-undang satuan organisasi itu wajib menyajikan laporan keuangan.

Suatu entitas pelaporan ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan, yang


umumnya bercirikan:

a. Entitas tersebut dibiayai oleh APBN atau dibiayai oleh APBD atau mendapat
pemisahan kekayaan dari anggaran,

b. Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan,

c. Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau pejabat negara
yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat,

d. Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak langsung


kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran.

Entitas Akuntansi
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,
kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang dianutnya. Entitas akuntansi mengacu pada sebuah
entitas yang dikukuhkan untuk tujuan akuntansi untuk aktivitas-aktivitas tertentu. Entitas
akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan
dengan anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan.
Pengguna anggaran/pengguna barang sebagai entitas akuntansi menyelenggarakan
2
akuntansi dan

3
menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya
yang ditujukan kepada entitas pelaporan.

Setiap unit pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau mengelola barang
adalah entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi, dan secara periodik
menyiapkan laporan keuangan menurut standar akuntansi pemerintahan. Laporan keuangan
tersebut disampaikan secara intern dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka
penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan. Perusahaan negara/daerah pada
dasarnya adalah suatu entitas akuntansi, namun akuntansi dan penyajian laporannya tidak
menggunakan standar akuntansi pemerintahan. Dengan penetapan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku suatu entitas akuntansi tertentu yang dianggap mempunyai
pengaruh signifikan dalam pencapaian program pemerintah dapat ditetapkan sebagai entitas
pelaporan.

Badan Layanan Umum (Blu)/Badan Layanan Umum Daerah(Blud)


Badan Layanan Umum (BLU) menyelenggarakan pelayanan umum, memungut dan
menerima, serta membelanjakan dana masyarakat yang diterima berkaitan dengan pelayangan
yang berkaitan, tetapi tidak berbentuk badan hukum sebagaimana kekayaan negara yang
dipisahkan. Termasuk dalam BLU antara lain adalah rumah sakit, universitas negeri, dan
otorita.

Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD) BLU/BLUD adalah


entitas akuntansi, yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas pelaporan yang
secara organisatoris membawahinya.

Konsolidasi laporan keuangan BLU/BLUD pada kementerian/Lembaga/pemerintah


daerah yang secara organisatoris membawahinya dilaksanakan setelah laporan keuangan
BLU/BLUD disusun menggunakan standar akuntansi yang sama dengan standar akuntansi
yang dipakai oleh organisasi yang membawahinya.

Tujuan Badan Layanan Umum (BLU)

Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk memajukan


kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas
dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan
praktik bisnis yang sehat.

4
Asas Badan Layanan Umum (BLU)

Asas Badan Layanan Umum (BLU), yaitu:

a) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.

Untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan


kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.

b) BLU tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai


institusi induk.

Dikarenakan BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan


kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah, maka status hukum BLU tidak
terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi
induk. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab
atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang
didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan. Selain
itu, pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh
menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota.

c) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.

Meskipun demikian, BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat


sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa
layanan yang diberikan ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar
perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan
harus mempertimbangkan aspek-aspek: kontinuitas dan pengembangan layanan,
daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, dan kompetisi yang sehat.

Karakteristik BLU/BLUD

Dapat dilihat bahwa ciri karakteristik dari BLU adalah:

a. Berkedudukan sebagai instansi di lingkungan pemerintah;

b. Menyediakan barang dan/atau jasa yang dijual kepada masyarakat;

c. Tidak mengutamakan mencari keuntungan;

d. Didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas;

5
e. Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
(“PNS”) dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan BLU.

Syarat BLU/BLUD

Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (“PPK-BLU”) apabila memenuhi
persyaratan substantif, teknis, dan administratif berikut ini:

A. Persyaratan substantif

Persyaratan substantive terpenuhi apabila instansi pemerintah yang


bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:

1) Penyediaan barang atau jasa layanan umum. Contoh: pelayanan bidang


kesehatan seperti rumah sakit pusat atau daerah, penyelenggaraan pendidikan,
serta pelayanan jasa penelitian dan pengujian.

2) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan


perekonomian masyarakat atau layanan umum. Contoh: otorita dan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet).

3) Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau


pelayanan kepada masyarakat. Contoh: pengelola dana bergulir untuk usaha
kecil dan menengah, pengelola penerusan pinjaman, dan pengelola tabungan
perumahan.

B. Persyaratan Teknis

1) Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan
oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) sesuai dengan kewenangannya.

2) Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana


ditunjukan dalam dokumen usulan penetapan BLU.

C. Persyaratan Administratif

6
Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:

a) Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,


keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;

b) Pola tata kelola;

c) Rencana strategis bisnis;

d) Laporan keuangan pokok;

e) Standar pelayanan minimal; dan

f) Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara


independen.

Prosedur Konsolidasi
Konsolidasi ini dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun
yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya, atau yang
diselenggarakan oleh entitas akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya, dengan
mengeliminasi akun timbal balik.

Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan laporan


keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada dibawahnya. Konsolidasi
dapat dilaksanakan baik dengan mengeliminasi akun-akun yang timbal balik maupun tanpa
mengeliminasinya.

Laporan keuangan BLU/BLUD digabungkan pada kementerian negara/lembaga


teknis pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya dengan ketentuan
sebagai berikut:

i. laporan Realisasi Anggaran BLU digabungkan secara bruto kepada Laporan Realisasi
Anggaran kementerian negara/lembaga teknis pemerintah pusat/daerah yang secara
organisatoris membawahinya.

ii. Neraca BLU digabungkan kepada neraca kementerian negara/lembaga teknis


pemerintah pusar/daerah yang secara organisatoris membawahinya.

7
Pengungkapan
Dalam Catatan atas Laporan Keuangan perlu diungkapkan nama-nama entitas yang
dikonsolidasikan atau digabungkan beserta status masing-masing, apakah entitas pelaporan
atau entitas akuntansi.

Dalam hal konsolidasi tidak diikuti dengan eliminasi akun timbal balik, maka perlu
diungkapkan nama-nama dan besaran saldo akun timbal balik tersebut, dan disebutkan pula
alasan belum dilaksanakannya eliminasi.

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, entitas pemerintah mengungkapkan:

1) Kebijakan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas

2) Penjelasan dan sifat dari tiap akun kas yang dimiliki dan dikuasai pemerintah

3) Rincian dan daftar dari masing-masing rekening kas yang signifikan

4) Kas di Bendahara Pengeluaran yang mencakup bukti-bukti pengeluaran yang


belum dipertanggungjawabkan

5) Jumlah kas yang dibatasi penggunaannya, bila ada;

6) Selisih kas, bila ada;

7) Rincian setara kas, termasuk jenis dan jangka

8
9

Anda mungkin juga menyukai