PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Persediaan dikelompokan :
1. Bahan baku
2. Barang dalam proses
3. Barang jadi
Mengapa Perusahaan Memerlukan
Persediaan
Adanya unsur ketidakpastian permintaan
yang mendadak.
Adanya unsur ketidakpastian pasokan dari
para supplier
Adanya unsur ketidakpastian tenggang
waktu pemesanan
Inventory control
Pengontrolan jumlah stok untuk memenuhi
kebutuhan dengan pesanan yang paling
ekonomis.
.
Keuntungan meningkatkan persediaan
Perusahaan dapat
Mempengaruhi ekonomi produksi
Mempengaruhi pembelian
Biaya penyimpanan
Biaya pemindahan
Pengembalian modal yang tertanam
dalam bentuk persediaan
Inventory Systems
Ada dua sistem dasar :
- Reorder level system (continuous review
system/Q system)
- Periodic review system (fixed period
system)
Biaya-biaya Persediaan
1. Biaya Penyimpanan (Holding Cost/Carryink Const)
Biaya-biaya ini bervariasi langsung dengan
kuantitas persediaan, antara lain :
a. Biaya2 fasilitas2 penyimpanan (penerangan,
pemanas, pendingin, dsb)
b. Biaya modal (Opportunity Cost of Capital)
c. Biaya resiko kerusakan
d. Biaya keusangan
e. Biaya asuransi persediaan
Jika biaya fasilitas penyimpanan (gudang)
tidak variabel (tetap), maka tidak
dimasukkan dalam biaya penyimpanan per-
unit. Biaya penyimpanan persediaan
berkisar antara 12% s/d 40% dari biaya /
harga barang Perusahaan
manyfakturing rata-rata 25%
2. Biaya Pemesanan/Pembelian (Ordering
Cost)
a. Pemerosesan pesanan dan biaya
ekspedisi
b. Biaya telefon, surat menyurat
c. Upah
d. Pengepakan
e. Biaya pemeriksaan
f. Biaya pengiriman ke gudang
Umumnya biaya per pesanan tidak naik jika
kuantitas pesanan bertambah besar, tetapi
makin banyak komponen yang dipesan
setiap kali pesan, jlh pesanan per periode
turun. Maka biaya pemesanan total akan
turun.
Biaya pemesanan total per periode
(tahunan) = jumlah pesanan setiap periode
dikalikan dengan biaya setiap kali pesan (jlh
siklus pesanan)
3. Biaya Penyiapan (Manufacturing)
a. Biaya mesin-mesin menganggur
b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung
c. Biaya scheduling
d. Biaya espedisi, dsb
Konsep biaya ini analog dengan biaya
pemesanan (biaya total penyiapan per
periode sama dengan penyiapan dikalikan
dengan jumlah penyiapan per periode)
selanjutnya dipakai istilah biaya
pemesanan (bisa berarti keduanya)
4. Biaya Kehabisan/Kekurangan Bahan
(Shortage Cost)
a. Kehilangan penjualan
b. Kehilangan pelanggan
c. Biaya pemesanan khusus
d. Selisih harga
e. Terganggunya operasi
f. Biaya ekspedisi
g. Tambahan pengeluaran kegiatan
manajerial, dll
Biaya kekurangan bahan ini sulit diukur
dalam praktek, karena sering berupa
opportunity cost yang sulit diperkirakan
objektifitasnya
Total Cost Minimum – EOQ
Total Cost = Holding Cost dan Ordering Cost
Cost/S
Total Cost
Ordering Cost
√2 Co A/iC
S=Co
D=A
H=Ch
Dimana :
D = Permintaan barang dlm periode waktu
tertentu (unit/tahun)
S = Biaya pemesanan tiap kali pesan
(Rp/pesan)
H = Biaya penyimpanan per unit barang per
tahun(Rp/unit-tahun)
Q = Jumlah barang tiap kali pesan (unit/pesan)
Q/2 = Persediaan rata-rata
D/Q = Jumlah (berapa kali) pesanan per periode
waktu (jlh pesanan/tahun)
Rumus EOQ didapat dari
TC = H Q/2 + S D/Q → TC = H/2 – S D/Q2
TC II = 2 SD/Q3
TCI = 0 →H/2 = SD/Q2→Q=√(2 SD/H)
Karena TCI = 2 SD/Q3 > 0, maka
Q =√(2 SD/H adalah minimum
Dari hubungan grafik holding cost dan ordering
cost → H Q/2 = S D/Q, atau Q2 = 2 SD/H, maka
Q = √(2 SD/H) atau Q =√2 Co A/Ch =
Q = √2 Co A/i.c
EOQ Bisa diterapkan bila asumai-asumsi
berikut ini :
Permintaan akan produk seragam,
konstan
Harga per unit produk yang dipesan
konstan
H dan S = Konstan
Waktu tunggu (lead time), L=Konstan
Tidak terjadi kekurangan barang (back
orders)
Fluktuasi Dan Ukurannya
Kebutuhan terhadap bahan tidak tetap.
Misal kebutuhan bahan per periode
tertentu adalah D1, D2,…..Dn.
a. Rata-rata jumlah D
n
∑ Di
i=1
___________________
D =
n
Fluktuasi Dan Ukurannya
b. Variance/Penyimpangan harga D
n -
∑ Di - D)2
i=1
___________________
Var =
n-1
Fluktuasi Dan Ukurannya
c. Standar Deviasi/Penyimpangan
n -
∑ Di - D)2
i=1
___________________
σ =
σ var
n-1 =
Misal :
Produk I :
500,470,510,480,530,500,490,520,470,530,
510,490
Produk II :
500,300,750,400,600,350,600,450,700,350
Unit
500
Waktu
Jawab :
1. Besarnya M tergantung dr besarnya SS
utk mengatasi ketidakpastian demand
2. Besarnya Q dipilih agar order cost dan
holding cost minimal maka Q=EOQ
a. SS= k.σd.√L
Dimana :
k = safety factor yg besarnya
tergantung pd servis level, misal
k = 1, bila service level = 84.1%
k = 2, bila service level = 97,7%
k = 3, bila service level = 99.37%
k = 2,3, bila service level = 99%
σd = standart deviasi demand periode
L = Lead time (dlm periode)
b. Reorder Level (M)
M = L.D + SS
c. Order Quantity
EOQ = (2 Co A/Ch)
Karena Ch = i C, maka:
EOQ = (2 Co A/ I C)
Dimana :
A = demand/tahun,dlm unit/tahun
Co = Ordering cost/order, dlm Rp/order
Ch = Holding cost/unit/thn, dlm
Rp/unit/thn
i = Holding cost/thn, dalam persen %
kali harga barang
C = unit cost, dalam Rp/unit
d. Inventory Level Rata-Rata (I)
I = SS + ½ Q
1/2Q
= SS + 1/2 Q = I
SS
E. Rata-rata Total Inventory Cost (TC)
Bila harga barang (item cost) akan
dimasukkan pula dalam total inventory
cost, maka :
TC = demand.C + jumlah order. Co + Rata-
rata Inventory level . Ch
TC = A. C + (A/Q) Co + I . Ch
Contoh Soal
Demand/bulan 500, 500, 500, 470, 510,
480, 530, 500, 490, 520, 470, 530
Lead time (L) : 2 bulan
(konstan)
Unit cost (C) : Rp. 20.000/unit
Ordering cost (Co) : Rp. 40.000/order
Holding cost (i) : 20%/thn = 0.20/thn
Bila digunakan reorder level system, hitung :
Contoh Soal
1. Safety stock untuk service level k = 2,3
2. Reorder level (M)
3. Order Quantity supaya TC minimum (EOQ)
4. Rata-rata jumlah order tahun (A/Q)
5. Inventory level rata-rata (I)
6. Rata-rata total inventory cost/tahun
7. Bagan yang menunjukkan kapan harus
melakukan pesanan
Bagan yg Menunjukkan dilakukan pemesanan
Pemesanan Datang
ROP= 166,28
SS=66,28
0 Lead Time
Waktu