Anda di halaman 1dari 10

421569254.

docx ,MK 1, FE Usakti -1-

ManajemenKeuangan 1 – Ed.13-Edited – Sept. 13

Ch.15. WORRKING CAPITAL AND CURRENT ASSET MANAGEMENT


( Lanjutan )

INVENTORY MANAGEMENT (MANAJEMEN PERSEDIAAN)


Oleh: ParlindunganPardosi

1. Pengantar

Komponen pertama dalam Cash Conversion Cycle ( CCC) adalah Average


Age Of Inventory (AAI).Tujuan dari manajemen inventory adalah untuk
mengusahakan agar tingkat perputaran inventory ( Inventory turnover ratio )
dapat setinggi mungkin tanpa menimbulkan kerugian akibat tidak tersedianya
barang untuk di jual (Stockout Loss).

Meski tidak mempunyai kaitan langsung dengan pengendalian inventory,


namun manajer keuangan dapat memberi masukan untuk proses manajemen
persediaan.

Inventory : adalah barang yang disimpan untuk sementara waktu, sebelum


diproses lebih lanjut dan atau di jual.

Pada dasarnya Inventory dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :


a. Material inventory (persediaan Bahan baku ),
b. Work in proses (WIP) Inventory ( Barang dalam proses,BDP )
c. Finished goods (FG) inventory ( persediaan barang jadi )

Dari ke 3 ( tiga ) jenis persediaan tersebut, yang paling sulit dikendalikan


adalah persediaan bahan. Oleh karena itu yang akan dibahas dalam kuliah
(topic) ini adalah Manajemen persediaan bahan (Material inventory
management) saja.

2. Perbedaan Pandangan Para Manager Tentang Besarnya Inventory


a.Financial managermenginginkan inventory rendah
b. Marketing manager  Inventory besar (terutama finished goods)
c. Production manager  material Inventori besar.
d. Purchasing manager  purchasing besar inventory material besar

3. Inventory Sebagai Suatu Investasi


a. Inventory dapat dianggap sebagai suatu investasi, karena sejumlah dana
akan terikat di dalamnya, berarti akan menimbulkan kerugian berupa
opportunity cost.
b. Bila : Inventory naik maka Investasi naikopportunity cost naik
Inventory turun maka Investasi turun opportunity cost turun
c. Dalam merencanakan perubahan dalam tingkat inventory, financial
manager harus mempertimbangkan segi benefit- costnya.
421569254.docx -2-

Contoh
Untuk mengurangi set-up cost (biaya pesanan), PT.Ultimate merencanakan
meningkatkan Average Inventory Invesment dari $200.000 menjadi $300.000.
Peningkatan inventory ini diharapkan dapat menurunkan set-up cost sebesar
$10.000 per tahun (annual reduction in set up cost). Bila opportunity cost
untuk investasi dalam Inventory tsb sebesar 15 %, apakah rencana tersebut
dapat dibenarkan ?.

Jawaban
Annual cost of Additional Inventory = 15% X ($300.000 - $200.000)= $15.000
Penghematan set up cost = $10.000. Jadi rencana tersebut tidak dapat
dibenarkan ( tidak perlu dilaksanakan ).

4. Teknik – Teknik Manajemen Inventory.


a. The A B C system.
Yaitu menggolongkan persediaan ke dalam beberapa kategori (A,B,C,dst)
berdasarkan urutan prioritas (menurut besarnya biaya yang tertanam),
kemudian memberi perhatian mulai dari yang prioritas tersebut.

b. The Two Bin Method.


Yaitu membagi persediaan ke dalam 2 tempat (tabung), kemudian
memenuhinya secara bergantian. Biasanya untuk bahan cairan kimia.

c. Red Line Method


Yaitu membuat garis merah pada tempat (tabung) kemudiaan akan
melakukan pesanan pembelian jika tingkat persediaan sudah menyentuh
garis merah tsb.

d. Economic Order Quantity (EOQ).


Mencoba menentukan besarnya/jumlah pesanan yang paling ekonomis
(Total Cost paling rendah) untuk setiap kali pemesanan (order) material.

e. Material Requirement Planning (MRP) System.


Yaitu system manajemen persediaan yang menggunakan konsep EOQ
dan computer untuk membandingkan kebutukan produksi dan persediaan
yang tersedia serta menentukan kapan pemesanan perlu melakukan
untuk berbagai item pada product’s bill materials.

f. Just In Time (JIT) System.


System manajemen persediaan yang berusaha meminimalkan jumlah
investasi dalam persediaan dengan cara mengusahakan tibanya
persediaan tepat pada saat dibutuhkan untuk produksi.
421569254.docx -3-

4. Economic Order Quantity ( EOQ ) Model.


Adalah salah satu dari model manajemen persediaan (Bahan).
Tujuan :untuk menentukan,
a. Berapakah besarnya jumlah (kuantitas) pesanan yang paling ekonomis
setiap kali memesan (mengorder) bahan? E.O.Q
b. Kapankah sebaiknya bahan tsb di pesan? R.O.P (Re Order Point)

Penjelasan:

a :Economic Order Quantity ( EOQ ).


EOQ adalah kuantitas( jumlah unit) pesanan yang paling ekonomis setiap
kali memesan. Pengertian yang paling ekonomis adalah kuantitas yang
akan menghasilkan biaya persediaan yang paling kecil (Total Inventory
Cost minimum).

Biaya Persediaan (Inventory cost) ada 2 ( dua ) kategori, yaitu :


- Order cost ( Biaya memesan ), dan
- Carryng cost ( biaya menyimpan ).

Order cost ( Biaya pesan ) :adalah biaya untuk memesan bahan,


meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan sejak pesanan diproses hingga
bahan tersebut diterima , dan siap digunakan dalam proses produksi.
Biaya ini bersifat konstan / order. Misalnya Rp.500.000;- /order.

Termasuk ke dalam kategori ini antara lain :

- Biaya komunikasi (surat-menyurat, biaya kurir, biaya telpon, dan


yang sejenisnya ),
- Biaya pengangkutan, termasuk asuransi di jalan,
- Biaya bongkar muat,
- Biaya bunga modal ( jika biaya tersebut dipinjam ),
- Dsb.

Carryng cost ( Biaya simpan ) :adalah seluruh biaya yang dikeluarkan


sejak bahan tersebut diterima hingga abis digunakan dalam proses
produksi. Sifatnya : konstan/unit material/periode. Misal :Rp 2.000/unit
material/ tahun.

Termasuk ke dalam kategoti ini antara lain :


- Biaya sewa gudang ( kalua disewa ),
- Biaya Depresiasi gudang ( kalua milik sendiri ),
- Biaya pengamanan (dari kehilangan, busuk, lapuk, susut, dan
yang sejenisnya ).
- Biaya bunga modal yang tertanam dalam biaya penyimpanan
tersebut.
421569254.docx -4-

Total Inventory Cost = (Total Order Cost) + (Total Carrying Cost)

TIC = TOC + TCC

Misalkan :
S =Quantitas kebutuhan bahan 1 tahun (unit)
O = Ordering cost / transaksi (Rp.)
C = Carrying cost / unit / tahun (Rp.)
Q = Order Quantity / transaksi
N = Number of order / tahun N kali setahun
Q* = Economic Order Quantity( EOQ, atau The optimal order
Quantity / transaksi
N*= The Optimal Number of order / tahun N kali setahun

Q = Order Quantity / order; N= Number of order / year


S S
Q= N=
N Q

A = Average Inventory

Q+ 0 Q
A= = =½Q
2 2

TOC = Total Ordering Cost / tahun.

TOC = N . O = S .O
Q
TCC = Total Carrying Cost / Tahun

TCC = A .C = ½.Q.C

TC = Total Cost /tahun


TC = TOC + TCC
TC = N . O + ½ Q . C
421569254.docx -5-

EOQ, adalah Q yang akan menghasilkan TC minimum, dan TC minimum


tersebut akan diperoleh pada saat TOC = TCC. Dengan demikian maka,

TOC* = TCC*
N . O = ½ Q* . C

Q∗¿ Q∗¿
S .O = 2 .C
¿ ¿

Q*2.C = 2SO

Q* =
√ 2SO
C
unit matrerial.

Contoh :

Diketahui:
S= 3600unit/thn
O= RP.50/transaksi
C= Rp.1/unit/thn

Ditanya: 1). EOQ = ......... ?.


2). TIC = .....?

Jawab :

1). EOQ ( Economic order quqntity, Q* )


Q* =
C√
2SO
unit matrerial.

Q* =
√ 2 x 3.600 x 50
1
unit matrerial

= 600 unit

2. N = S =3600 = 6x /thn
Q 600

3. Total Inventory cost/ thn = TOC + TCC


= N.O + Q . C
2
= (6 x Rp. 50) + ( 600/2 x Rp.1)
= Rp. 300 + Rp. 300
421569254.docx -6-

= Rp. 600/ thn

Note: Dalam keadaan optimal (EOQ), besarnya TOC harus =TCC


Lihat masing-masing = Rp.300.

b. Reorder Point (ROP)


ROP adalah titik (quantitas persediaan ) pada saat mana harus dilakukan
pemesanan (order) bahan, agar nantinya bahan yang dipesan tsb dapat
diterima persis pada saat persediaan habis.

Besarnya R.O.P tergantung pada 3 faktor yaitu sbb:


1). Lead time (L)
Yaitu tenggang waktu antara pemesanan dan penerimaan bahan atau
barang (dalam hari atau minggu)

1/9 10/9
Pesan L=10 hr Terima

2). Daily Usage of Material (D)

Yaitu pemakaian bahan rata-rata per hari (dalam unit material)

Jumlah kebutuhan1 tahun


Daily Usage (D)=
Hari kerja1 tahun

Kalau mingguan,

Jumlah kebutuhan1 tahun


Weekly Usage (W) =
Minggukerja 1 tahun

3). Safety Stock (SS)


Yaitu persediaan penyanggapersediaan minimum bahan yang harus
selalu ada di gudang untuk menghadapi keadaan darurat tidak terduga
sebelumnya.

Rumus ROP:

ROP= (LxD) diatas SS unit material


atau
ROP= (L x D) + SS unit material.

Contoh: (lanjutan kasus diatas)


421569254.docx -7-

Misalkan :
Lead time (L) = 10 hari
Safety Stock (SS) = 70 unit
Hari kerja 1 tahun = 360 hari

Maka:
Daily Usage= Kebutuhan 1 thn
Hari kerja 1 thn
= 3.600 unit
360 hari
= 10 unit /hari.

ROP= (D.L) di atas SS


= (10 hari x 10 unit)
= 100 unit di atas Safety stock

atau,

ROP= (D.L) + SS
= (10 hari x 10 unit) + 70 unit
= 170 unit

Jadi: pesanan akan dilakukan bilamana jumlah persediaan digudang tinggal


170 unit lagi, atau 100 unit di atas Safety stock.

 Tawaran Cash Discount ( Potongan harga )

Ada kalanya pemasok menawarkan potongan harga (cash discount) asalkan


customer bersedia memesan bahan sebesar jumlah tertentu setiap kali
pesan. Karena carrying cost dikaitkan sebesar % tertentu dari harga beli
(purchase price) maka potongan harga tersebut sekaligus akan mengurangi
carrying cost (biaya pemeliharaan) sebesar % yang sama dengan potongan
harga tersebut.

Contoh: lanjutan kasus di atas.


Seandainya pemasok menawarkan potongan harga sebesar 10 % asalkan
pelanggan bersedia memesan bahan dalam jumlah yang lebih besar yaitu
rata-rata 900 unit / order, apakah tawaran tersebut perlu diterima?

Jawab:
421569254.docx -8-

Bila Q’= 900 unit, maka N’= 3600 unit/ 900 unit = 4x

TIC’= N’.O + { 1/2Q x C(1- 0.10)}


= (4 x $.50) + {(1/2 x 900) x $.1 (1- 0.10)}
= $.200 + $.405
= $.605

TIC pada EOQ = $ 600 ( di atas).

Keputusan : Karena TIC makin besar maka tawaran tersebut tidak perlu
diterima.

Soal untuk latihan :

CV. GIZI SEHAT memproduksi roti kaleng rata-rata sebanyak1.200 kaleng per
tahun, dan tiap kaleng roti membutuhkan bahan baku berupa tepung terigu
sebanyak 6 kg. Tepung terigu tersebut dipesan dari pemasok secara berkala
dalam jumlah (kuantitas) yang sama dengan biaya $ 50 setiap kali pesan.
Biaya penyimpanan di gudang rata-rata $ 2/kg/tahun.Lamanya pemesanan
rata-rata 5 hari kerja. Perusahaan menetapkan persediaan penyangga (safety
stock) sebesar kebutuhan 10 hari kerja. Hari kerja dalam setahun dianggap
360 hari.
Berdasarkan keterangan tersebut, ditanya:
a. Berapa besarnya kuantitas pesanan yang paling ekonomis.
b. Berapa Total biaya persediaan ( Total inventory cost ) yang paling
ekonomis ?
c.Berapa besarnya persediaan ketika perusahaan perlu melakukan
pesanan ulang bahan ( Reorder point) ?.
d. Jika pemasok menawarkan potongan harga sebesar 15% asalkan
perusahaan ini bersedia memesan bahan sebesar 800 kg setiap kali
pesan, apakah tawaran tersebut perlu diterima ? Mengapa ?.

----00000---

Diketahui:
421569254.docx -9-

S= 1.200 x 6 = 7.200/kg/tahun 7.200/360= 20


O= Rp 50/transaksi
C= Rp 2/kg/tahun
L= 5 hari kerja
SS= 10 hari kerja = 20x10=200
Hari kerja = 360 hari

a. EOQ

Q* =
√2SO
C
unit matrerial.

Q* =
√ 2 x 7 . 2 00 x 50
2
unit matrerial

= 600 unit

b. N= S = 7.200 = 12x /thn


Q 600

Total Inventory Cost/tahun = TOC + TCC


= N.O + Q . C
2
= (12 x Rp. 50) + ( 600/2 x Rp.2)
= Rp. 600 + Rp. 600
= Rp. 1.200/ thn

c. Daily Usage= Kebutuhan 1 thn


Hari kerja 1 thn
= 7.200 kg
360 hari
= 20 kg /hari

ROP = (D.L) + SS
= (20 kg x 5 hari) + 200 kg
= 300 kg

d. Bila Q’= 800 kg, maka N’= 7.200 kg/ 800 kg = 9x

TIC’= N’.O + { 1/2Q x C(1- 0.10)}


= (9 x $.50) + {(1/2 x 800) x $.2 (1- 0.15)}
= $.450 + $.680
= $.1.130

TIC pada EOQ = $ 1200 ( di bawah).


421569254.docx - 10 -

Keputusan : Karena TIC makin kecil maka tawaran tersebut perlu diterima.

Anda mungkin juga menyukai