Pengertian Persediaan: Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Contoh Persediaan misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk
dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa
bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Fungsi Persediaan
Fungsi economic lot sizing adalah fungsi perusahaan untuk mengadakan penyimpanan
persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya diskon atas pembelian bahan,
diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam proses konversi, serta didukung oleh kapasitas
gudang yang memadai.
Fungsi antisipasi merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan
jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan dari pemasok atau laveransir.
Fungsi Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
Jenis persediaan dikelompokkan berdasarkan jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan
pengerjaan produk adalah:
a). Persediaan bahan mentah (raw material inventory) yaitu persediaan bahan yang belum
memasuki proses pabrikasi.
b). Persediaan barang setengah jadi (work in process inventory) yaitu barang barang yang
diperlukan dalam prose produksi, tetapi bukan merupakan komponen barang jadi.
c). Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai
diproses atau telah melewati tahap akhir dan siap untuk dijual kepada pelanggan.
Biaya-Biaya Persediaan
Pada dasarnya unsur-unsur biaya yang terdapat dengan adanya persediaan terdiri dari biaya
pemesanan (Ordering Cost), biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying cost),
biaya kekurangan persediaan (out of stock), dan biaya yang berhubungan dengan kapasitas
(capacity assciated cost).
Carrying Cost atau biaya penyimpanan atau holding cost adalah biaya yang terjadi karena
adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai
akibat perusahaan menyimpan persediaan.
TCC = %CC x P x A
PT Hazmat melakukan pemesanan satu kali dalam satu tahun sebesar 6000 unit barang dengan
harga per unit barang adalah Rp 100. Dengan persentase carrying cost dari biaya investasi
persediaan adalah 24 persen.
Pertanyaaan:
Berapa rata rata persediaan per tahun berapa nilai investasi persediaan
Jawab:
A = Q/2
Rata rata nilai investasi persediaan dapat dinyatakan dengan rumus berikut
IP = A x P
IP = 3000 x 100
IP = 300.000 rupiah
Jika dalam satu tahun dilakukan dua kali pemesanan dengan jumlah dua kali 3000 unit, maka
rata rata persediaan dalam setahun adalah
Besarnya Biaya Pengelolaan atau Pemeliharaan Carrying Cost dapat dinyatakan dengan
persama-an berikut
TCC = %CC x P x A
Jika pemesanan persediaan dua kali, maka total biaya pengelolaan atau pemeliharaannya adalah
Ordering cost (OC) atau biaya pemesanan atau Procurement Cost adalah biaya yang timbul
sebagai akibat pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari penjual, sejak pesanan dibuat
dan dikirim ke penjual sampai barang tersebut dikirim dan diserahkan ke gudang.
Biaya-biayanya meliputi:
a). Proses pesanan (surat menyurat).
b). Sarana komunikasi (telepon, fax, internet,dll).
c). Pengiriman barang.
d). Pemeriksaan barang.
Jika biaya pesanan, pengiriman dan penerimaan PT Hazmat adalah Rp 500, sedangkan jumlah
order yang ditempatkan N sebesar 30, dengan pemakaian atau penggunaan tahunan 6000 unit
dan A = 1500 unit.
Pertanyaan
Biaya total pemesanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan berikut
TOC = OC x N
OC = ordering cost
N = order yang ditempatkan
TOC = 500 x 30
TOC = 15.000 rupiah
Biaya Persediaan Total, Total Inventory Cost (TIC)
Biaya Total Persediaan atau Total Inventory Cost adalah jumlah biaya persediaan yang harus
dikeluarkan perusahaan. Atau penggabungan dari biaya total pemeliharaan TCC dengan biaya
total pesanan TOC. Dapat dirumuskan dengan persamaan berikut
CC = %CC x P
N = D/Q
Atau
atau
Q = [(2 x D x OC)/CC]0,5 atau
Q = √[(2 x D x OC)/CC]
atau
Q = [(2 x 6000 x 500)/24]0,5
Q = [6.000.000/24]0,5
Q = √(250.000)
Q = 500 unit per satu kali pesan
Macam-macam perhitungan yang ada di dalam pengendalian dan analisis persediaan antara lain:
EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah unit barang atau bahan yang harus dipesan
setiap kali mengadakan pemesanan agar biaya-biaya yang berkaitan dengan pengadaan
persediaan minimal dan berarti pula jumlah unit pembelian yang optimal.
Artinya setiap kali memesan bahan baku, perusahaan mendapat biaya yang paling rendah.
Tujuan Economic Order Quantity adalah agar kuantitas persediaan yang dipesan baik dan total
biaya persediaan dapat diminimumkan sepanjang periode perencanaan produksi.
Asumsi-asumsi yang harus diperhatikan dalam penggunaan EOQ (Economic Order Quantity)
adalah sebagai berikut:
a). Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui (deterministik).
b). Harga per unit produk adalah konstan
c). Biaya penyimpanan per unit per tahun (CC) adalah konstan.
d). Biaya pemesanan per pesanan (OC) adalah konstan.
e). Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima (lead time, LT) adalah konstan.
f). Tidak terjadi kekurangan barang atau “back orders”.
atau
EOQ = [(2 x D x OC)/CC]0,5 atau
EOQ = √[(2 x D x OC)/CC]
PT Hazmat membutuhkankan barang 6000 unit per tahun dengan biaya pemesanan Rp 1000 per
unit sedangan biaya penyimpanan adalah Rp 1200 per unit.
Pertanyaan
Hitung pesanan yang paling ekonomis untuk perusahaan PT Hazmat
Jawab
atau
Besar Total Inventory Cost (TIC) dapat dinyatakan dengan rumus persamaan berikut:
Dengan demikian pesanan paling ekonomi diperoleh ketika jumlah yang dipesan adalah 100 unit
sekali pesan dengan biaya persediaan adalah 120.000 rupiah.
Safety Stock adalah persediaan pengaman apabila penggunaan persediaan melebihi dari
perkiraan. Salah satu metode untuk mengurangi resiko kehabisan persediaan adalah menyimpan
unit unit tambahan dalam persediaan, persediaan seperti ini biasanya disebut persediaan
pengaman.
Persediaan pengaman merupakan suatu persediaan yang dicadangankan sebagai pengaman dari
kelangsungan proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan karena dalam
kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat
seperti yang direncanakan.
Persediaan Pengaman (Safety Stock), digunakan untuk menjaga apabila kebutuhan bahan baku
untuk proses produksi tidak sesuai dengan yang telah direncanakan misalnya seperti adanya
kenaikan permintaan terhadap sebuah produk karena sangat laku dipasaran sehingga melampaui
target penjualan, maka dibutuhkan adanya safety stock, untuk menghitung safety stock adalah
sebagai berikut:
SS = PM – PR + LT
SS = Safety Stock
PM = Pemakaian maksimum
PR = Pemakaian rata-rata
LT = Lead Time
Reorder Point adalah titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan, sehubungan
dengan adanya lead time dan safety stock.
Reoder point merupakan saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan
bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar
yang dibeli, khususnya dengan metode
Pemesanan Kembali (Reorder Point), digunakan untuk mencapai tujuan ketiga yaitu kapan
perusahaan akan melakukan pemesanan ulang, untuk menghitung reoder point, adalah sebagai
berikut:
ROP = SS + (d x LT)
PT Hazmat setiap hari membutuhkan 200 unit bahan baku dengan safety stock sebanyak 2000
unit. Kebutuhan ini diantar atau dikirim oleh pemasok 10 hari setelah PT Hazmat memesan
melalui telephone.
Pertanyaan:
Kapan PT Hazmat harus memesan lagi bahan bakunya?
SS = 2000 unit
LT = 10 hari
d = 200 unit / hari
Ini artinya, PT Hazmat harus memesan lagi bahan bakunya ketika persediaan tinggal tersisa 4000
unit lagi.
Waktu tunggu (lead time) adalah tenggang waktu yang diperlukan (yang terjadi) antara saat
pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri. Waktu tunggu ini perlu
diperhatikan karena sangat erat hubungannya dengan penentuan saat pemesanan kembali
(reorder point). Dengan waktu tunggu yang tepat maka perusahaan akan dapat membeli pada
saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau kekurangan persediaan dapat
ditekan seminimal mungkin.
PT Hazmat menetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama “lead time”,
dan ditetapkan bahwa “lead time”nya adalah 4 minggu, sedangkan kebutuhan material setiap
minggunya adalah 60 unit.
SS = 50% x (d x LT)
SS = 50% (60 x 4)
SS = 120
ROP = SS + (d x LT)
Out of stock adalah biaya sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil daripada jumlah
yang diperlukan.
Contoh Soal:
1. PT Hazmat adalah perusahaan dibidang alat kesehatan, selama masa pandemic Covid-19
mendapatkan pesanan baju hazmat sebanyak 60.000 unit per tahun dengan biaya
pemesanan Rp 500.000 per unit, sedangan biaya penyimpanan adalah Rp 20.000 per unit.
Berapa unit baju hazmat yang dipesan oleh PT Hazmat setiap kali melakukan pemesanan
dan berapa kali PT Hazmat melakukan pemesanan dalam satu tahun, setiap berapa hari
PT Hazmat melakukan pemesanan (satu tahun 360 hari).
Jawab :
2 x 60.000 x 20.000
EOQ =
√ 500.000
EOQ (Q) = 1.732,05 ≈ 1.733 unit baju hazmat setiap kali melakukan pemesanan
D
Frekuensi =
Q
60.000
= = 34.62 ≈ 35 kali pesan dalam satu tahun
1.733
Setiap berapa hari PT Hazmat melakukan pemesanan (satu tahun 360 hari):
360
= 10.285 ≈ 10 hari sekali
35
Jawab :
Dengan demikian pesanan paling ekonomis diperoleh ketika jumlah yang dipesan adalah
1.733 unit baju hazmat untuk sekali pesan dengan biaya persediaan adalah 34,641,021.35
rupiah.
3. PT Hazmat menetapkan bahwa safety stock sebesar 30% dari penggunaan selama “lead
time”, dan ditetapkan bahwa “lead time”nya adalah 10 hari, sedangkan kebutuhan
material setiap hari adalah 174 unit. Maka tentukan berapa Safety Stocknya dan Berapa
unit baju hazmat yang ada ditempat penyimpanan jika perusahaan akan melakukan
pemesanan Kembali.
Jawab :
ROP = SS + (d x LT)
ROP = 522 + (d x LT)
ROP = 522 + (174 x 10)
ROP = 2.262 unit baju hazmat