Anda di halaman 1dari 6

Praktikum ke-2:

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

1. Capaian Pembelajaran:
Mampu menyusun perencanaan dan mengendalikan persediaan bahan baku dalam industri
perikanan
2. Kemampuan Akhir yang Diharapkan:
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a) Menyusun perencanaan bahan baku industri perikanan
b) Menyusun pengendalian persediaan bahan baku industri perikanan.
3. Pokok Bahasan:
a) Teknik Pengendalian Persediaan dengan kebutuhan tetap
4. Materi:
EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah pesanan yang dapat meminimumkan total biaya
persediaan, dan pembelian yang optimal. Guna mencari berapa total bahan yang tetap untuk
dibeli dalam setiap pembelian untuk menutup kebutuhan selama satu periode (Yamit, 1999).
Gambaran secara umum mengenai EOQ adalah suatu metode yang bertujuan untuk
mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan perusahaan mengenai persediaan, sehingga perusahaan
mampu menyeimbangkan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Guna mencapai tujuan tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya :
1) Perkiraan Pemakaian
Sebelum kegiatan pembelian persediaan dilaksanakan, manajemen harus membuat perkiraan
persediaan yang akan di simpan untuk proses penjualan.
2) Biaya-biaya Persediaan
Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan sudah selayaknya diperhitungkan, diantaranya:
a. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan per-periode akan semakin besar bila jumlah atau kuantitas bahan yang
disimpan semakin tinggi. Contoh biaya pemeliharaan bahan, biaya asuransi, dan lain-lain.
b. Biaya pemesanan atau pembelian
Biaya pemesanan akan semakin besar bila frekuensi pemesanan semakin besar. Contoh biaya
administrasi
c. Biaya tetap persediaan
Biaya yang jumlahnya tidak terpenuhi baik oleh jumlah unit yang disimpan dalam perusahaan
maupun frekuensi pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan. Contoh biaya gaji.
3) Pemakaian Senyatanya
Pemakaian persediaan yang senyatanya dari periode-periode yang lalu (actual demand)
merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena dipergunakan sebagai salah satu
dasar pertimbangan dalam pengadaan persediaan periode berikutnya.
4) Waktu tunggu
Waktu tunggu (lead time) adalah tenggang waktu yang yang diperlukan antara saat pemesanan
sampai barang siap dijual. Waktu tunggu perlu diperhatikan karena sangat erat hubungannya
dengan penentuan saat pemesanan kembali (reorder point). Dengan waktu tunggu yang tepat
maka perusahaan akan dapat membeli pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan
persediaan atau kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
5) Persediaan pengaman (safety stock)
Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau
menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Selain digunakan untuk menjaga
terjadinya keterlambatan pengiriman.
6) Pemesanan kembali (reorder point)
Reorder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan
kembali, sehingga datangnya pemesanan tersebut tepat dengan habisnya persediaan, khususnya
dengan metode EOQ.
Teknik Pengendalian Persediaan dengan kebutuhan tetap
Kuantitas Pembelian Optimal atau Economic Order Quantity (EOQ) dapar dihitung dengan
menggunakan formula berikut:

2∗𝑆∗𝐷
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻

Dimana:
D : Jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
S : Biaya pemesanan (rupiah/pesanan)
h : Biaya penyimpanan (% terhadap nilai barang)
C : Harga barang (rupiah/unit)
H : h x C → biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun)
Contoh kasus:
PT. Starfood Internasional memiliki permintaan tetap bahan baku ikan kurisi sebanyak 3.000 ton
per tahun dengan harga barang ditetapkan sebesar Rp. 200.000 per ton. Biaya pemesanan (setup
/ ordering cost) sebesar Rp. 180.000 untuk setiap kali pemesanan. Biaya penyimpanan dan
pemeliharaan barang ditetapkan sebesar 15% dari nilai persediaan barang.
Tentukan besarnya kuantitas pemesanan barang yang ekonomis agar biaya persediaan dapat
minimum.
Soal tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan aplikasi QM for Windows
1. Buka Aplikasi QM for Windows
2. Pada Module tree klik inventory, lalu pilih Economic Order Quantity (EOQ) Model
Dikarenakan merupakan perhitungan Pengendalian Persediaan dengan kebutuhan tetap
maka untuk Reorder point pilih No Reorder Point lalu klik OK

3. Isikan data yang didapat kedalam parameter, lalu klik Solve problem
4. Hasil analisis:

Parameter Value Parameter Value


Demand rate(D) 3.000 Optimal order quantity (Q*) 189,74 (pembulatan 190)
Setup/ordering cost(S) Rp 180.000 Maximum Inventory Level (Imax) 189,74 (pembulatan 190)
Holding/carrying cost(H) Rp 30.000 Average inventory 94,87 (pembulatan 95)
Unit cost Rp 200.000 Orders per period (N) 15,81 (pembulatan 16)
Annual Setup cost Rp 2.846.050
Annual Holding cost Rp 2.846.050
Total Inventory (Holding + Setup) Cost Rp 5.692.100
Unit costs (PD) Rp 600.000.000
Total Cost (including units) Rp 605.692.100
Interpretasi:
Hasil analisis Economic Order Quantity di PT. Starfood Internasional menunjukkan bahwa
besarnya kuantitas pemesanan barang yang ekonomis agar biaya persediaan dapat minimum
adalah sebesar 190 Unit dengan frekuensi pemesanan barang dalam 1 tahun sebanyak 16 kali
pemesanan.
Jika mengasumsikan perusahaan beroperasi sebanyak 360 hari kerja dalam 1 tahun, maka jangka
waktu antar tiap pemesanan dapat dihitung dengan cara membagi hari kerja dengan frekuensi
pemesanan, yaitu:
360
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 = = 22,5
16
Hasil analisis menunjukkan bahwa jarak waktu antar pemesanan adalah sebesar 23 Hari
(pembulatan dari 22,5). Total Inventory (Holding + Setup) Cost sebesar Rp. 56.921.000 dengan
Total Cost sebesar Rp. 60.056.920.000.

5. Prosedur Kerja
a) Tambahkan 4 digit NIM terakhir ke dalam tabel di bawah ini:
No. Uraian Jumlah
1. Permintaan bahan baku 3.000 (ton/tahun)
2. Biaya pemesanan 180.000 (Rp/ton)
3. Harga barang 200.000 (Rp/ton)
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan barang ditetapkan sebesar 15% dari nilai persediaan
barang.
b) Analisis Economic Order Quantity Model menggunakan QM Windows
c) Interpretasikan hasil analisis dan grafiknya

Anda mungkin juga menyukai