Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN PIUTANG

DAGANG
Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang
 Piutang dagang merupakan komponen aktiva lancar yang cukup
penting.
 Secara umum perusahaan lebih suka menjual dgn tunai, karena
menerima kas lebih cepat dan memperpendek siklus kas.
 Karena tekanan persaingan perusahaan bersedia menjual secara
kredit.
 Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi
perusahaan belum menerima kas.
 Kebijakan piutang yang baik adalah kebijakan yang bisa
mengoptimalkan trade-off keuntungan dan resiko (kerugian) dari
piutang tersebut.
 Semakin tinggi piutang dagang, semakin besar biaya yang
berkaitan dgn piutang dagang, Misalnya biaya investasi dan biaya
piutang tidak terbayar.
 Semakin tinggi piutang, semakin besar tingkat penjualan yg
diharapkan
 Manajer keuangan harus menentukan tingkat piutang dagang yg
optimal.
 Tingkat piutang yang kecil secara umum lebih
disukai oleh perusahaan, karena investasi yg
dilakukan perusahaan akan semakin kecil.
 Manajer keuangan harus memonitor posisi
piutang dagang, Jika posisi piutang dagang
lebih besar dr seharusnya, manajer keuangan
perlu melakukan tindakan perbaikan.
 Besarnya piutang dagang tergantung dr
penjualan kredit per periode dan lamanya
periode pengumpulan piutang
 Piutang dagang harus didanai menggunakan
sumber dana tertentu. Jika tingkat keuntungan
(margin) perusahaan adalah 25%, maka 75% dr
piutang dagang harus didanai.
Besar kecilnya dana yg diinvestasikan
kedalam piutang dipengaruhi beberapa faktor
1. Besarnya Volume Penjualan Kredit
 Volume penjualan kredit yg diberikan kepada
pelanggan akan ikut menentukan besar-kecilnya
investasi pd piutang
 Semakin besar volume penjualan kredit akan
semakin besar investasi pd piutang. Demikian
sebaliknya bila volume penjualan kredit sedikit akan
menurunkan investasi pd piutang.
Besar kecilnya dana yg diinvestasikan
kedalam piutang dipengaruhi beberapa faktor
2. Syarat Pembayaran
 Dalam penjualan kredit selalu tertera kapan piutang
tersebut jatuh tempo dan apakah ada diskon yg
diberikan. Misalnya ada sayarat pembayaran 5/10-
n/60
 Semakin panjang waktu kredit yg diberikan semakin
besar investasi pd piutang
Besar kecilnya dana yg diinvestasikan
kedalam piutang dipengaruhi beberapa faktor
3. Plafon Kredit
 Pada sistem penjualan kredit, masing2 pelanggan
akan diberi batas maksimal kredit yg bisa diambil
(plafon kredit). Plafon kredit untuk masing-masing
pelanggan tidak harus sama, tetapi tergantung dari
besarnya usaha yg dimiliki oleh pelanggan dan
tingkat kepercayaan perusahaan terhadap
pelanggan
 Semakin besar plafon kredit yang diberikan utk
pelanggan semakin besar investasi pada piutang.
Besar kecilnya dana yg diinvestasikan
kedalam piutang dipengaruhi beberapa faktor
4. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
Syarat pembayaran biasanya menawarkan diskon
atau potongan bila dibayar lebih awal. Apabila
kebiasaan pelanggan dlm membayar memanfaatkan
masa diskon, maka investasi pd piutang semakin
kecil, tetapi bila kebiasaan pelanggan membayar
saat jatuh tempo investasi pd piutang semakin besar
Besar kecilnya dana yg diinvestasikan
kedalam piutang dipengaruhi beberapa faktor
5. Kebijakan dalam Pengumpulan Piutang
Memberikan piutang jauh lebih mudah dibandingkan
dengan penagihannya, oleh karena itu ada
perusahaan yg menerapkan kebijakan pengumpulan
piutang sangat ketat dan yang longgar
Semakin ketat kebijakan pengumpulan piutang semakin
kecil investasi pada piutang, dan bila longgar
piutangnya juga akan semakin besar.
PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Kredit yg diberikan akan memunculkan piutang dagang,


dan piutang dagang tidak ada jaminan undang-
undangnya, sehingga apabila terjadi piutang tdk
terbayar (macet) sulit diselesaikan dipengadilan.
Resiko yg selalu dihadapi oleh perusahaan dlm menjual
produknya secara kredit adalah tdk terbayarnya
piutang
Pengukuran Efisiensi Piutang
 Untuk mengukur efisiensi piutang digunakan dua ukuran :
1. Tingkat perputaran piutang
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang =
Rata2 Piutang
2. Periode Pengumpulan Piutang
360
Periode pengumpulan piutang =
Perputaran piutang
Anggaran Pengumpulan Piutang
 Dalam penjualan kredit, saat penjualan barang
tidak bersamaan waktunya dgn penerimaan kas.
 Atas penjualan kredit perlu dibuat perencanaan
kapan piutang bisa diterima kas.
 Kegiatan perencanaan penerimaan piutang
menjadi uang tunai disebut anggaran
pengumpulan piutang
 Budget pengumpulan piutang dpt disusun
berdasarkan anggaran penjualan kredit dgn
memperhatikan kebiasaan pembayaran
pelanggan dlm melunasi piutang
Contoh
 PT. ABC merencanakan membuat anggaran
pengumpulan piutang utk 6 bln pertama thn 2010.
anggaran penjualan kredit selama 6 bln pertama
thn 2010 adalah sbb :
Januari Rp.100.000.000,- April
Rp.120.000.000,-
Feb 110.000.000,- Mei 105.000.000,-
Mar 115.000.000,- Juni 125.000.000,-
Syarat pembayaran 5/10-n/60. penjualan dianggap
awal bln, penjualan bln Nov. dan Des. 2009
masing2 sebesar Rp. 90.000.000,- dan Rp.
95.000.000,-
Contoh
 Menurut pengalaman, pembayaran piutang
tersebut adalah sbb :
a. 30% dibayar dgn memanfaatkan masa diskon
b. 10% dibayar pd bln penjualan tanpa
memanfaatkan masa diskon
c. 50% dibayar satu bulan setelah bulan penjualan
d. 10% dibayar dua bulan setelah bulan penjualan
Contoh
 Dari contoh tersebut, perlu dihitung besarnya
penerimaan kas dari piutang tersebut, misalnya
utk bln januari 2010, beberapa yg diterima bln
januari, berapa diterima bln februari, dan berapa
diterima bln maret. Pada penjualan bln januari
2010 akan diterima bln januari sebesar 30% dgn
diskon 5% (a) dan 10% (b). Yang diterima bln
februari 50% (c) dan yg diterima bln maret 10%
(d). Dengan demikian dapat dihitung :
Contoh
Penjualan januari 2010 Rp.100.000.000,-
Diterima januari :
30% x 100.000.000 = 30.000.000
diskon 5% x 30.000.000 = 1.500.000
28.500.000
10% x 100.000.000 = 10.000.000
diterima januari 38.500.000
Diterima Februari : 50% x 100 Jt = 50.000.000
Diterima Maret : 10% x 100 Jt = 10.000.000
Anggaran Pengumpulan Kas Jan-Jun 2010
(Ribuan Rupiah)

Bulan Piutang Diterima Bulan


Jan Feb Mar Aprl Mei Jun
Nov 90.000 9.000 - - - - -
Des 95.000 47.500 9.500 - - - -
Jan 100.000 38.500 50.000 10.000 - - -
Feb 110.000 - 42.350 55.000 11.000 - -
Mar 115.000 - - 44.275 57.500 11.500 -
Aprl 120.000 - - - 46.200 60.000 12.000
Mei 105.000 - - - - 40.425 52.500
Jun 125.000 - - - - - 48.125
95.000 101.850 109.275 114.700 111.925 112.625
Analisis Kebijakan Piutang
 Dalam analisis kebijakan piutang perlu dicari
dan dibandingkan antara manfaat yg
diperoleh dgn pengorbanan yg akan
ditanggung perusahaan.
 Sejauh mana manfaat yg didapat lebih
besar dibanding dengan pengorbanannya,
maka kebijaksanaan pemberian piutang
dapat dibenarkan secara financial
Contoh
 Perusahaan ABC semula hanya menjual barangnya dgn
sistem tunai. Penjualan yg mampu dihasilkan selama
setahun dgn penjualan tunai sebesar 4 milliar. Kemudian
perusahaan merencanakan utk mengubah sistem
penjualannya dgn sistem kredit dgn n/60, artinya pembeli
harus membayar paling lambat selama 60 hr. Dengan
penjulan kredit diharapkan penjualan meningkat menjadi
5.400.000.000. Profit margin atau keuntungan diperkirakan
20% dan biaya dana 22% per thn.
 Apakah kebijakan kredit perusahaan secara financial
layak?
Manfaat dan Pengorbanan
Manfaat :
Tambahan laba karena kenaikan penjualan :
= 20% x (5.400.000.000 – 4.000.000.000) = 280.000.000
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360 : 60 = 6x
Rata2 Piutang = 5.400.000.000 : 6
= 900.000.0000,-
Dana investasi pd piutang :
= 900.000.000 (1-0,2)
= 720.000.000
Biaya dana utk investasi pd piutang :
= 22% x 720.000.000 =
158.400.000
Tambahan Manfaat Bersih =
121.600.000
Misalkan perusahaan mempertimbangkan utk memberikan
diskon sebesar 2% bila membayar paling lambat 20 hr atau 2/20-n/60.
apakah kebiajkan pemberian diskon menguntungkan ? Atas kebijakan tsb
diperkirakan 50% akan memanfaatkan diskon dgn pembayaran 20 hr dan
50% akan dibayar sesuai jatuh tempo
Manfaat :
Rata2 pembayaran piutang = 0,5 (20) + 0,5 (60) = 40 hr
Perputaran piutang = 360 : 40 = 9x
Rata2 piutang = 5.400.000.000 : 9 = 600.000.000,-
Investasi pd Piutang = 600.000.000 x (1-0,2) = 480.000.000
Penurunan Biaya Dana
= 22% x (720.000.000 – 480.000.000,- ) = 52.800.000
Pengorbanan :
Diskon yg diberikan
= 2% x 5.400.000.000 = 108.000.000
Manfaat Bersih =
(55.200.000)
Sering dgn kebijakan penjualan kredit mengakibatkan adanya
piutang tak tertagih. Dalam analisis kebijakan kredit piutang
tak tertagih harus diperhitungkan sbg pengorbanan. Misalnya
piutang tdk dpt ditagih sebesar 1% dr total penjualan. Maka
analisisnya adalah :
Manfaat
Tambahan laba karena kenaikan penjualan :
= 20% x (5,4 Milliar – 4 milliar) = 280.000.000
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360 : 60 = 6x
Rata2 piutang = 5,4 milliar : 6 = 900.000.000
Dana investasi pd piutang :
= 900.000.000 (1-0,2)
= 720.000.000
Biaya dana utk investasi pd piutang
= 22% X 720.000.000,- = 158.400.000
Kerugian piutang tdk tertagih
= 1% x 5,4 milliar = 54.000.000
Total tambahan biaya = 212.400.000
Tambahan Manfaat Bersih = 67.600.000
Analisis Kebijakan Kredit
 Informasi yang bisa dipakai untuk
menentukan apakah perusahaan layak beri
pinjaman kredit atau tidak.
 Laporan Keuangan
 Bank
 Asosiasi Perdagangan
 Pengalaman Perusahaan
Analisis Kualitatif Kebijakan Kredit
 Pendekatan Tradisional lebih subyektif yaitu 5 C:
1. Charakter ; kemampuan calon penerima membayar
utang-utangnya. Karakter tidak memperhitungkan
kemampuan ekonomis, tetapi niat baik.
2. Capacity; melihat kemampuan ekonomis seseorang atau
perusahaan
3. Capital; pihak dengan modal yang baik mempunyai
kemampuan melunasi utang yg lebih baik
4. Collateral; perusahaan yg memberikan jaminan dgn aset
tertentu akan beresiko semakin kecil. Jika perusahaan tdk
bisa melunasi, brg yg dijaminkan bisa dijual dan pakai utk
melunasi kewajibannya
5. Conditions; kondisi ekonomi akan menentukan
kemampuan perusahaan melunasi hutangnya.
Menetapkan Kebijakan Penagihan
 Prosedur yg diikuti perusahaan utk menagih piutang usaha
:
 Surat Tagihan bisa dikirimkan kepada pelanggan yg
menunggak 10 hr,
 Surat Teguran yang diikuti pembicaraan lewat telepon, bisa
diberikan jika pembayaran belum diterima dalam 30 hr,
 Piutang bisa dialihkan kepada perusahaan penagih
(collection agency) setelah 90 hr, proses pangihan cukup
mahal dlm pengertian biaya yg harus dikeluarkan maupun
dlm pengertian kehilangan hubungan baik dengan
pelanggan
Analisis Skoring (pemberian skor) dlm Analisis
Kredit

 Model dgn Teknik Statistik Diskriminan :


Y = 0,23 + 0,2 (Usia) + 0,003 (Pendapatan)
+ 500 (Kepemilikan rumah)

Kepemilikan rumah merupakan variabel


dummy, yg bernilai satu jika memiliki rumah,
dan 0 jika tidak.
Analisis Skoring (pemberian skor) dlm Analisis
Kredit
 Misal seorang pelamar kartu kredit mempunyai
usia 30 thn, pendapatan Rp.5 juta per bln, dan
mempunyai rumah sendiri.
Dengan menggunakan teknik statistik diskriminan
berapa org tersebut mempunyai skor?
Y = 0,23 + 0,2 (30) + 0,003 (5juta) + 500 (1) =
15.500,29
Misal perusahaan mempunyai batas skor sebesar
10.000 , maka pantas diberikan kartu kredit, skor
pelamar kartu kredit lebih tinggi dibandingkan dgn
batas minimal.
Analisis Skoring (pemberian skor) dlm Analisis
Kredit

Untuk calon penerima kredit yang merupakan


perusahaan, model diatas dapat dimodifikasi sbb :
Y = 5 (Coverage Biaya Tetap) + 20 (Rasio Quick) +
500 (Usia perusahaan)

Kemudian perusahaan mempunyai pengelompokan


kelas risiko yaitu Risiko rendah jika skor diatas 50,
Risiko menengah jika skor diantara 25 dan 50,
dan Risiko tinggi jika skor dibawah 25
Jenis Risiko Skor Kebijakan
Risiko Rendah >50 Kredit langsung diberikan
Risiko Menengah 25 < = skor Kredit diberikan terbatas,
<=50 dgn laporan keuangan
diberikan setiap setengah
tahun
Risiko Tinggi <25 Kredit tidak diberikan

Misal perusahaan mempunyai data coverage by tetap = 4,


rasio Quick = 1, usia perusahaan = 10 thn, skor calon tsb :
Y = 5 (4) + 20 (1) + 1,5 (10) = 55
Rasio Quick = Aktiva lancar-persediaaan dibagi dengan hutang
lancar
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai